Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

RANCANGAN ELEMEN MESIN

DESIGN KOPLING PLAT GESEK


“TOYOTA MOBIL AVANZA”

DAYA : 67 PS
PUTARAN ( n ) : 6400 Rpm

OLEH :

NAMA : ZAKIA
NURKHALIFA NPM : 19052005

PROGRAM STUDI TEKNIK


INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
LUWUK
TAHUN AJARAN 2020/2021

NO WA 082291352611
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia_Nya penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan ini.Adapun isi
pembuatan tugas rancangan ini adalah mengenai Rancangan “Kopling Toyota
AVANZA”. Tugas rancangan ini penulis sajikan sedemikian rupa sehingga para
pembaca dapat mempelajari dan memahaminya.

Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang dapat ditambahkan
untuk melengkapi tugas ini,maka dari itu peulis perlu adanya saran dan tanggapan
dari pembaca demi kelancaran dan kesempurnaan dari tugas ini.Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Tomi,ST,S.pd,MM,selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas rancangan ini.
Akhir kata,semoga tugas ini dapat menjadi pedoman dan pembanding untuk
tugas-tugas yang sejinisnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................
1.2. Tujuan.............................................................................................................
1.3.Manfaat............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kopling .........................................................................................
2.1.1.Kopling tetap ................................................................................................
2.2.2. Kopling Tidak Tetap....................................................................................
2.2 Poros ................................................................................................................
2.3 Spline...............................................................................................................
2.4 Plat gesek.........................................................................................................
2.5 Pegas................................................................................................................
2.5.1.peges kejut .................................................................................................
2.5.2.pegas matahari ...........................................................................................
2.6 Paku keling ......................................................................................................
2.7 Baut..................................................................................................................
2.8 Bantalan...........................................................................................................
BAB III KOPLING YANG DIRANCANG
3.1 Gambar kopling yang dirancang .....................................................................
3.2 Cara kerja kopling ...........................................................................................
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMRIKSAAN
4.1 Poros ................................................................................................................
4.2 Seplain .............................................................................................................
4.3 Paku keling ......................................................................................................
4.4 Pegas................................................................................................................
4.5 Baut..................................................................................................................
4.6 Pegas matahari.................................................................................................
4.7 Bantalan...........................................................................................................
4.8 flywheel ...........................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1. Latar Belakang


Tugas rancangan Elemen Mesin 1 merupakan kewajiban yang harus
diselesaikan oleh mahasiswa prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Luwuk.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengambil
tugas tersebut,yang berkaitan erat dengan kopling kendaraan.

Pada pergerakan mesin diperlukan suatu komponen yang bisa memutuskan dan
menghubungkan daya dan putaran. Komponen ini adalah kopling di mana putaran
yang dihasilkan oleh poros input akan dihubungkan ke poros output.

Dalam hal ini diusahakan supaya tidak terjadi slip yang dapat merugikan atau
mengurangi efisiensi suatu mesin.Sebelum ditemukannya kopling untuk
menghentikan putaran mesin, kita harus terlebih dahulu mematikannya. Hal ini
adalah sangat tidak efektif. Efisiensi

suatu mesin menjadi bertambah setelah ditemukan kopling yang digunakan


untuk memindahkan dan memutuskan daya dan putaran suatu mesin ataupun
motor.Maka boleh disimpulkan bahwa kopling adalah salah satu komponen mesin
yang memiliki peranan penting dalam pengoperasiannya.

1.2. Tujuan
Untuk merancang ulang sebuah kopling untuk tenaga maksimum 67 Ps pada
putaran 6400 Rpm.Adapun tujuan dari tugas rancangan kopling ini adalah :

a. Untuk menegetahui dan memahami ukuran-ukuran utama dari kopling


b. Untuk mengetahui dan memeahami bahan-bahan dari komponen utama
kopling
c. Untuk mengetahui dan memahami gambar asembling dan oberdetail

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari tugas rancangan kopling ini adalah :
a. Untuk memperoleh kopling yang lebih efisien dan tahan lama
b. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai cara kerja
koplinh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kopling


Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus daya dan
putaran dari poros penggerak ke poros yang di gerakkan secara pasti ( tanpa
terjadi slip ), dimana kedudukan kedua poros tersebut terletak pda suatu garis
sumbu yang lurus atau sedikit berbeda sumbunya. Berbeda dengan kopling tak
tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila di perlukan, maka kopling tetap
selalu dalam keadaan terhubung. Secara umum kopling dapat di bagi menjadi :
1. Kopling tetap
2. Kopling tidak tetap

2.1.1. Kopling tetap


Kopling tetap adalah penerus daya dan putaran yang dapat dilakukan pada
saat kopling bekerja dengan baut pengikat. Pemindahan daya dan putaran kopling
ini adalah secara pasti atau tidak terjadi slip dan kedua sumbunya harus
segaris.Kopling tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengizinkan
sedikit ketidaklurusan sumbu poros dan kopling universal digunakan bila kedua
poros membentuk sudut yang cukup besar.kopling tetap terbagi atas :

A. Kopling kaku
Kopling ini tidak mengizinkan sedikit pun lurusan sumbu kedua poros serta tidak
mengurangi tumbukan dan getaran transmisi
Contoh
a. Kopling bus
Kopling bus terdiri atas sebuah selongsong bus dan baut-baut yang
dibenamkan.sering juga di pakai berupa pasak yang ditanamkan pada
ujung-ujung poros.

b. Kopling flens kaku


Kopling ini terbuat dari besi cor atau baja cor dan dipasang pada ujung
porors dengan diberi pasak serta diikatdengan baut.Kopling ini tidak
mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua poros serta tidak
dapat mengurang tumbukkan getaran
transmsi
c. Kopling flens tempa
Pada kopling ini masing-masing ujung poros terdapat flens yang dilas atau
ditempa dan kedua flens diikat dengan baut –baut.pada kopling ini momen
dipindahkan melelui pergeseran baut atau pergeseran antara kedua flens

B. Kopling Luwes
Kopling ini digunakan apabila kedudukan yang baik antara kedua ujung
poros satu sama lain tidak dapat diharapkan sehingga kedua ujung poros
itu disambungkan sedemikian rupa sehingga dapat bergerak satu sama
lain.
Contoh
a. Kopling felns luwes
Meeilki bentuk yang hampir sama dengan kopling flens kaku,hanya saj
yang membedakannya adalah bus karet atau kulit yang terdapat pada
kopling tersebut.

b. Kopling karet ban


Pada kopling ini momon dipindahkan leat sebuah elemen yang berbentuk
iklan dari karet.
c. Kopling karet bintang
Kopling ini terdiri daridua paruh yang identik dilengkapi dengan pena
penggerak dan lubang dalam jumlah sama.

d. Kopling rantai

e. Kopling gigi
Kopling gigi terdiri dari sebuah bubungan yang bagian dalamnyaberbentuk
lurus dan tabung bagian luarnyajuga berbentuk lurus
C. Kopling Universal
Pada kopling ini penghubung poros kopling ini digunakan kopling silang
contohnya :
a. kopling universal hook
b. kopling kecepatan tetap
Hal penting dalam perencanaan kopling tetap yaitu antara lain :
1. Pemasangan yang mudah dan tetap
2. Ringkas dan ringan
3. Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan yang kecil
4. Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menonjol
5. Dapat mencegah pembebanan yang berlebihan
6. Getaran aksial pada poros sedikit mungkin sebab pada waktu panas
7. terjadi pemuaian

2.2.2. Kopling Tidak Tetap


kopling tidak tetap adalah suatu elemen yang menghubungkan poros yang di
gerakkan dengan poros penggerak. Dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan diam maupun pada saat poros berputar.Jenis-jenis kopling tidak
tetap :
A. Kopling Cakar
Kopling cakar ini dapat meneruskan moment dengan kontak positif (tanpa
perantara Gerakan) sehingga tidak terjadi slip.Ada dua bentuk kopling cakar
antara lain :
a. Kopling cakar persegi
Konstruksi kopling ini paling sederhana dari antara kopling tidak tetap yang
lainnya, dan kopling cakar persegi ini dapat meneruskan moment dalam dua arah
tetap, tidak dapat di hubungkan dalam berputar, dengan demikian sepenuhnya
berfungsi sebagai kopling tetap.
b. Kopling cakar spiral
Baik dalam satu putaran saja, karena timbulnya tumbukan yang besar
jikadihubungkan dalam keadaan berputar, maka cara menghubungkan semacam
ini
hanya dilakukan jika poros penggerak mempunyai putaran kurang dari 50 rpm
kopling ini dapat dihubungkan dalam keadaan berputar
B. Kopling plat
kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan suatu plat atau lebih yang di
pasang di antara kedua poros, serta membuat kontak dengan poros tersebut
sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antar sesamanya. Konstruksi
kopling cukup sederhana dimana dapat di hubungkan atau di lepas dalam keadaan
berputar.kopling ini dapat dibagi atas :
1. Kopling Plat Tunggal
2. Kopling Plat Banyak
Menurut cara kerjanya dan pelayananya kopling ini dibagi atas :
kopling basah dan kopling kering. Kopling kering yaitu apabila plat-plat bekerja
dalam keadaan kering, sedangkan kopling basah adalah apabila gesekan bekerja
dalam keadaan basah atau dilumasi minyak pelumas dan ini semua dipilih
tergantung pada tujuan kondisi kerja lingkungan dan sebagainya.

C. Kopling Kerucut
kopling kerucut adalah suatu kopling yang menggunakan bidang gesek
berbentuk kerucut dan mempunyai keuntungan, dimana dengan gaya aksial yang
kecil dapat di transmisikan momen yang besar. Kopling macam ini dahulu banyak
di pakai, tetapi sekarang tidak lagi, karena daya yang di teruskan tidak seragam.
dan ada kemungkinan terkena minyak, kopling kerucut sering lebih
menguntungkan.

D. Kopling Friwil
kopling friwil merupakan kopling yang di perlukan agar dapat di lepas dengan
sendirinya bila poros mulai berputar dengan lambat atau dengan arah yang
berlawanan dari poros yang digerakkan, seperti yang terlihat pada
berbentuk sedemikian rupa, sehingga poros penggerak (bagian dalam) berputar
searaha jarum jam, maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol-rol atau
bola-bola akan tejepit dalam poros penggerak dengan cincin luar,
bersamaan poros yang di gerakkan akan berputar meneruskan daya Jika poros
penggerak berputar melawan arah jarum jam atau jika poros digerakkan berputar
lebih cepat maka bola-bola atau rol-rol akan lepas dari jepitan sehingga tidak
terjadi meneruskan moment lagi. Kopling ini sangat banyak digunakan
dalam otomatis mekanis.
E. Kopling Macam Lainnya
Termasuk dalam golongan ini adalah misalnya kopling fluida kering atau
kopling seerbuk, yang meneruskan momen dengan perantara gaya sentripugal
pada buturan-butiran baja di dalam suatu rumah, dan kopling fluida yang bekerja
atas daya sentripugal pada minyak pengisian. Karena kopling tersebut tidak dapat
dilepaskan hubungannya pada waktu berputar, maka dapat digolongkan
dalam kopling tetap

2.2 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley,
flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
1. Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti
cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan
roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros
dukung yang berputar, yaitu poros roda keran pemutar gerobak.
2. Macam - Macam Poros Berdasarkan Pembebanannya
1. Poros Transmisi (Transmission Shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan
mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-
duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley,
sprocket rantai, dll.
2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur.
3. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.

2.3 Spline
Spline merupakan sambungan poros berupa profil yang berbentuk
bintang. Digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup
besar dan arah kerja putarannya bolak balik. Umumnya digunakan untuk
poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga putar besar, seperti pada
mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan. Sambungan jenis
Spline ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe
lainnya. Karena beban yang diterima di bagi secara merata.Semakin
banyak jumlah giginya maka beban yang bisa di terima akan bertambah
besar.
Jenis seplai berdasarkan jenis geraknya terhadaporos :
 Seplain fleauble : dimana bagian yang dihubungkan dengan
poros dapat bergeser secara aksial.
 Seplain tetap : diman bagian yang dihubungkan berkunci
pada poros
Jenis seplin dibedakan berdasarkan bentuk yaitu :
 Seplain persegi : jenis ini membuat air dan gigi bebentuk
persegiporos ini umumnya mempunyai jumlah seplain : 4,6,10
dan 16 buah seplain
 Seplain involut : jenis ini mempunyai gigi ( spline ) yang
berbentuk sudut-sudut tertentu
2.4 Plat gesek
plat gesek adalah suatu platyang digunakan sebagai medium gesekan antar
plat penekan dan flywheel dalm meneruskan putaran dan daya pada
mekanisme kopling.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peranan plat
gesek yaitu :
1. Bahan plat gesek harus tahan arus dan terhadap suhu yang tinggi
2. Kekuatan plat gesek
3. Koefisien plat gesek

2.5 Pegas
pegas adalah suatu elemen yang dapat meredam getaran dan tumbukkan
dengan memanfaatkan sifat elastisitasnya.jenis-jenis pegas yaitu :
a. Pegas tekan
b. Pegas tarik
c. Pegas punter
d. Pegas daun
e. Pegas poring
f. Pegas batang
g. Pegas spiral
h. Pegas matahari ( diagfragma )

2.5.1. peges kejut


Pegas kejut berfungsi untuk meredam kejutan dan tumbkkan pada
waktu kopling bekerja.Dalam hal ini pegas kejut termasuk jenis pegas
tekan.

2.5.2. pegas matahari


Prinsip kerja pegas ini pada dasarnya berbeda dengan pegas yang
biasa digunakan.Defleksi yang terjadi pada pegas ini diakibatkan oleh
gaya yang diberikan oleh bantalan penekan

2.6 Paku keling


Paku keling digunakan untuk penyambung dua plat atau lebih yang
banyak sekali dijumpai pada konstruksi mesin,misalnya pada ketal uap
tangki pipa dan konstruksi mobil

v
2.7 Baut
Baut merupakan elemen mesin yang berfung sebagai antara dua buah
kompenen.Baut dibagi menurut bentuk kepalanya yaitu :
1. Baut segi enam
2. Baut suket segi enam
3. Baut bentuk kepala persegi
Baut dibagi menurut prinsip kerjanya yaitu :
1. Baut tembus
2. Baut tab
3. Baut tanam

2.8 Bantalan
Bantalan adalh suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai tumpuan untuk
poros berbeban,sehingga putaran atau gerakkan bolak-baliknya
berlangsung secra halus,aman dan tahan lama.
Jenis bantalan menurut pembebanan yaitu :
1. Bantalan gelinding,terdiri atas dua jenis yaitu :
a. Bantalan pelum
b. Bantalan rod
2. Bantalan lumur,jenis bantalan menurut pembebanan yaitu :
a. Bantalan radial :arah bantalan tegak lurus terhadap sumbu
poos
b. Bantalan aksial : arah bantalan sejajar terhadap sumbu
poros
c. Bantalan gelinding khusus : arah beban tegak lurus
dan sejajr dengan sumbu poros
BAB III
KOPLING YANG DIRANCANG
3.1. Gambar kopling yang dirancang

1. roda gigi flywheel


2. flywheel
3. plat gesek
4. poros penggerak
5. baut pengikat flywheel dengan poros penggerak
6. bantalan radial
7. seplain
8. naf
9. plat pembawaplat gesek
10.paku keling pengikat plat gesek
11.baut pengikat tutup kopling
12.tutup kopling
13. plat penekan
14. plat penahan pegas
kejut 15.pegas kejut
16.poros yang digerakkan
17.sleeve
18. bantalan axial
19. pegas matahari ( diagfragma )
20. paku kelinh pengikat tutup kopling dengan pegas
matahari 21.paku keling
22.paku keling pengikat kedua plat penahan pegas kejut
3.2. Cara kerja kopling
Cara kerja kopling dapat ditinjaudari dua keadaan yaitu :
1. Koping dalam keadaan terhbung ( pedal kopling tidak di tekan )
Poros penggerak yang berhubung dengan motor meneruskan
daya dan putaran ke flyweel ( roda penerus ) melalui baut
pengikat daya dan putaran ini diteruskan ke plat gesek yang
ditekan oleh plat karenaadanya tekanandari pegas matahari
akibat ptaran dari paltgesek,poros yang digerakkan ikut berputar
dengan perantaraan spline dan naf
2. Kopling dalam keadaan tidak terhubung ( pedal kopling ditekan
) bantalan pembebas menekan pegas matahari sehingga gaya
yang dikerjakannya pada plat penenkan tertarik kearah luar
sehingga plat gesek berada dalam bebas diantara plat penekan
dan flywheel pada saat ini tidak terjadi transmisi daya dan
putaran
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMRIKSAAN
3.1. Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap
mesin.Mesin menggunakan poros sebagai penerus tenaga dan
putaran.
 Perhitungan poros ;
Daya ( P ) : 67 Ps
Putaran ( n ) : 6400 Rpm
Untuk mencari daya yang di transmisikan ( pd )dignakan rumus
berikut :
Pd = fc x P
Dimana :
Pd = daya yang di transmisikan
Fc = faktor koreksi
P = daya nominal keluaran mesin
Jika daya ( P ) masih dalam satuan Ps maka harus dikalikan dengan
0,735 supaya mendapatkan daya dalam satuan Kw.sehingga
P = 67 Ps x 0,735
= 49,245 Kw
 fc yang dipilih adalah 1,1 untuk daya normal.maka,
Pd = fc x P
Pd = 1,1 x 49,245 Kw
Pd =54,16 Kw
 Bila suatu poros berputar,maka poros tersebut akan
mengalami momen puntir.
Momen puntir ( T ) = 9,74 x
( kgmm )
T = 9,74 x x 0,008 T
= 8242,475 kgmm
Jika bahan poros yang dipakai adalah batang bajaJIS G4501
dengan lambang S55c,maka kekuatan tarknya b = 66 kg/
 Tegangan geser b dalam satuan kg/

Sf1 = faktor keamanan untuk pegaruh massa dari bahan S-C


dengan harga = 6,0
Sf2 = faktor keamanan kedua akibat pengaruh konsentrasi tegangan
cukup besar dengan harga ( 1,3 – 3,0 )
7,69

 Diameter poros
Ds = ( )
Dimana :
Kt = faktor koreksi untuk puntiran
 ( 1,0 – 1,5 ) jikabeban dikenakan secara halus
 ( 1,5 – 3,0 ) jika beban dikenakan dengan kejutan
Cb = faktor koreksi untuk lenturan ( 1,2 – 2,3 )
Maka dipilih :
Kt = 2
Cb = 1,5

Sehingga Ds = ( )

Ds = ( )
Ds = 28,4094 mm
Jika diameter poros adalah 28,4094 mm,maka diameter poros yang
diambil adalah 30 mm

 Menghitung tegangan geser yang terjadi pada poros


digunakan rumus :

( )

= 1,55691 kg
4.3 plat gesek
Plat gesek adalh suatu plat yang digunakan sebagai media gesekan antara plat
penekan dengan flywheel dalam meneruskan daya/putaran pada mekanisme
kopling.

Keterangan :
F = tekanan pada plat gesek ( kg )
D1 = diameter dalam plat gesek ( mm )
D2 = diameter luar plat gesek ( mm )
D3 = diameter rata-rata plat gesek ( mm )
T = tebal plat gesek ( mm )
h = tebal plat pembawa ( mm )
b = lebar plat gesek ( mm )
perhitungan plat gesek yang direncanakan adalah dibuat dari abses ( ditenun )
yang bergesek dengan besi cor.Koefisien gesek dan tekanan tekanan yang
diijinkan untuk bahan abses dan besi cor pada kondisi kering adalah :
 μ = 0,35 – 0,65 : diambil harga diantaranya yaitu 0,4
 Pa = 0,007 – 0,07 kg/ : diambil harga 0,0184 kg/

Untuk perencanaan plat gesek perbandingan D1 dan D2 sebesar 0,6. Dengan


memasukkan harga yang diketahui maka diperoleh gaya F yang dinyatakan dalam
D.
F = π/4 (D 2 – D 2) P
2 1
F = π/4 (D 2 – D 2) Pa
2 1
F = π/4 (D 2 - 0,6D 2) 0,0184 kg/
2 1

F = x ( 0,6 ) x ( 0,0184 kg/ )

F = ( 0,785 ) x ( 0,4 ) x ( 0,0184 kg/ F


= 0,00864 D22
Jari-jari rata-rata ( Rm ) =

()
( Rm ) = = 0,4 D2
Diameter luar plat gesek ( D2 ) dapat dihitung dengan rumus :
T = μ . F . Rm
T = ( 0,4) x ( 0,00864D22 ) x ( 0,4 D 2)
0,00237 kgmm = 0,0013824 D 23
3
2 D =

D2 = √

D2 = √
D2 = 3,92759 mm
Dari hasil perhitungan D2 maka ,
D1 = 0,6 D2
D1 = 0,6 x 3,92759
D1 = 2,35654 mm
Lebar bidang plat gesek ( Wg ) :

Wg =

Wg =

Wg = 0,392 mm2
Luas plat gesek (A) :
(A ) = ( D 2 –2 D 2 )1

(A ) = ( ( ) 2 – ( )2 )
(A ) = (0,785) x (15,425 - 5,532 )
(A ) = 11,8238 mm2
Besar tekanan pada permukaan plat gesek ( F )
F = π/4 (D 2 – D 2) Pa
2 1
F = x ( ( )2 – ( )2 ) x( 0,0184 kg/ )

F = ( 0,785 ) x (9,893) x ( 0,0184 kg/ )F


= 15,417 kg
Diketahui bahwa apabila yang dipilih kopling plat tunggal kering dengan
pelayanan elektromagnetik dengan nomor 40 maka diperoleh volume dari plat
adalh 91 cm3 atau 91000 mm3,maka V = A x t.sehingga,
9100 mm3 = 19232,5 mm2 x t

t=
t = 4,7 mm ( untuk satu plat )
jarak antara paku keling pada plat gesek
 Diameter rata-rata (D3 )
=

(
=

= = 5,10586 mm

 Keliling rata-rata
= π x drata-rata
= 3,14 x 5,10586 mm
= 7,627 mm

 Jarak antara paku keling


=

= 1,202 mm
4.4 Paku Keling
paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap dari dua
buah plat atau lebih.Dari perhitungan sebelumnya momen puntir ( T ) = 2,79975
kg.bahan yang digunakan paku keling pada perencanaan ini adalah S40C dengan
kekuatan tarik 55 kg/mm2 dengan faktor keamanan 7.antara lain :
 4.4.1 Paku keling pengikat kedua plat gesek dengan plat pembawa

Keterangan :
d = diameter paku keling
D = diameter kepala paku keling
d ' = diameter lubang paku
keling h = tinggi paku keling
R = jarak sumbu paku keling dengan sumbu poros
Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
 Jumlah paku keling, n = 16 buah
 Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 67,5 mm
 Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 55 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅̅̅
̅ = 0,8 . 55 kg/mm2
̅̅̅
̅ = 44 kg/mm2

d) Diameter paku keling


(d)=√
̅̅ ̅
̅

(d)=√
(d)=√
( d ) = 0,167

e) Gaya tagensial yang terjadi pada setiap paku keling


T = F. R. n
F=

F=
F = 0,0056 kg

 4.4.2 Paku keling pengikat plat pembawa dengan plat penahan

Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
 Jumlah paku keling, n = 16 buah
 Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 60 mm
 Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 58 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅̅̅
̅ = 0,8 . 58 kg/mm2
̅ ̅̅
̅ = 46,4 kg/mm2

d) Diameter paku keling


(d)=√
̅̅ ̅
̅

(d)=√
(d)=√
( d ) = 0,162 mm

e) Gaya tagensial yang terjadi pada setiap paku keling


T = F. R. n
F=

F=
F = 0,00632 kg

 4.4.3 Paku keling pengikat kedua plat penahan pegas kejut

Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
 Jumlah paku keling, n = 4 buah
 Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 50 mm
 Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 58 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅̅̅
̅ = 0,8 . 58 kg/mm2
̅̅̅
̅ = 46,4 kg/mm2

d) Diameter paku keling


(d)=√
̅̅ ̅
̅
(d)=√

(d)=√
( d ) = 0,325mm

e) Gaya tagensial yang terjadi pada setiap paku keling


T = F. R. n
F=

F=
F = 0,00873 kg

 4.4.4 Paku keling pegas matahari dengan tutup kopling

Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
 Jumlah paku keling, n = 12 buah
 Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 62 mm
 Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 58 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅ ̅̅
̅ = 0,8 . 58 kg/mm2
̅ ̅̅
̅ = 46,4 kg/mm2

d) Diameter paku keling


(d)=√
̅̅ ̅
̅

(d)=√

(d)=√
( d ) = 0,187 mm

e) Gaya tagensial yang terjadi pada setiap paku keling


T = F. R. n
F=

F=
F = 3,185 kg
4.5 Pegas Kejut
Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan/kompresi yang berfungssi
meredam kejutan

Dimensi perancangan
Jumlah lilitan yang aktif (n) = 5 buah
Diameter kawat (d) = 4 mm
Diameter luar pegas (D2) = 20 mm
Diameter dalam pegas (D1) = 12 mm

Perhitungan Pegas Kejut


Jumlah pegas kejut yang direncanakan adalah 4 buah. Gaya yang terjadi pada
pegas kejut adalah :
P=
Dimana :
P = gaya yang bekerja pada satu pegas kejut
n = jumlah pegas kejut
R = jarak sumbu pegas kejut dengan sumbu poros, diambil 40 mm

Maka :
P=

P=

P=

P = 1,481 kg

Tegangan geser yang terjadi pada pegas kejut


Tg =

Diman :
k = konstanta pegas, dipilih 1,4
D = diameter gulungan
d = diameter kawat pegas
P = gaya yang terjadi pada setiap pegas kejut
Sehingga :

Tg =

Tg = ( )

Tg =
Tg = 1,320 kg/mm2
Tegangan geser ijin ( ̅g )
( ̅g ) =

( ̅g ) = ( )

( ̅g ) =
( ̅g ) = 3,325 kg/mm2
Faktor tegangan wahl ( k )

(k)=,

Dimana c = indeks pegas yg dipilih 4, maka

(k)=

(k)=
(k)=

( k ) = 1,25 +0,15
( k ) = 1,4
c = D/d
Dimana :
D1 = diameter lilitan rata-rata
d = diameter kawat = 4 mm
maka,
D1 = c.d
D1 = 4 x 4
D1 = 16 mm
Diameter pegas (D0)
D0 = D1 + d
D0 = 16 + 4
D0 = 20mm

Panjang pegas ulir yang mengalami tekanan (l1) dimana : n = jumlah gulungan
yang aktif = 6 buah.maka :
l1 = ( n + 1,5) d
l1 = ( 6 + 1,5) 4
l1 = ( 7,5 ) 4
l1 = 30 mm

Konstanta pegas ( k )

k= , Dimana ; G = modulus geser ( 3,8 x 103 kg/ mm3 )


sehingga :

()
k= ()

k=
k = 0,61
Lendutan pegas ( )

( )

( )
2,976 mm

4.6 Baut
Baut didefinisiskan sebagai pengikat.baut didalamkopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat penutup kopling
dengan flywheel.Dimensi baut yang dipilih antara lain :
 4.6.1 Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel

Baut yang direncanakan adalah :


 Tipe baut : M8
 Jumlah baut ( n ) : 8 buah
 Panjang baut : 21 mm
 Jarak sumbu baut kesumbu poros ( R) : 133 mm
Untuk tipe baut M6 diperoleh data dari tabel sebagai berikut
:
 Diameter luar ( d ) : 8 mm
 Diameter dalam ( d1 ) : 6,647 mm
 Diameter efekktif ( d2 ) : 7,188 mm
 Jarak bagi ( p ) : 125 mm
 Tinggi kaitan ( h ) : 0,677 mm
Bebaban tarik aksial pada baut ( w )
Untuk mencari w dengan menggunaan persamaan berikut ini :

D √ maka √

untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon (0,2 – 0,3) %, kg/mm2 bila
difinis tinggi. maka
d
1 √ maka,
6,644 mm √

( 6,6 mm )2 =

44,182mm2 =

w =
w = 132,546 kg

Tegangan geser yang terjadi ( )


=

()

= 3,821 kg/ mm2

Gaya yang terjadi pada setiap paku keling ( F )


T = F. R. n
F=

F=
F = 0,000142 kg
Jumlah ulir ( z )

Dimana qa tekanan permukaan yg diizinkan adalah baja liat dengan qa = 3 kg/mm2


sehingga :

8,675
Tekanan kontak pada permukaan ulir ( q )
q=

q=

q=

q = 0,94 kg/ mm2

 4.6.2 Baut pengikat flywheel dengan poros penggerak

Baut yang direncanakan adalah :


 Tipe baut : M8
 Jumlah baut ( n ) : 4 buah
 Panjang baut : 31 mm
 Jarak sumbu baut kesumbu poros ( R) : 133 mm

Untuk tipe baut M6 diperoleh data dari tabel sebagai berikut :


 Diameter luar ( d ) : 10 mm
 Diameter dalam ( d1 ) : 8.376 mm
 Diameter efekktif ( d2 ) : 9,026 mm
 Jarak bagi ( p ) : 1,5 mm
 Tinggi kaitan ( h ) : 0,812 mm

Bebaban tarik aksial pada baut ( w )


Untuk mencari w dengan menggunaan persamaan berikut ini :

D √ maka √
untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon (0,2 – 0,3) %, kg/mm2 bila
difinis tinggi. maka
d
1 √ maka,

8,376 mm √

( 8,376 mm )2 =

70,157mm2 =

w =
w = 210,472 kg

Tegangan geser yang terjadi ( )


=

( )

= 3,822kg/ mm2

Gaya yang terjadi pada setiap paku keling ( F )


T = F. R. n
F=

F=
F = 7,127 kg
Jumlah ulir ( z )

Dimana qa tekanan permukaan yg diizinkan adalah baja liat dengan qa = 3 kg/mm2


sehingga :
3,048
Tekanan kontak pada permukaan ulir ( q )

q=

q=

q=

q = 3,00 kg/ mm2

4.7 Pegas matahari


Pegas matahari adalh pegas yang berfungsi untuk menarik plat penekan dalam
arah menjauhi plat gesek untuk pemutusan hubungan.Hal ini akan menyebabkan
plat gesek dalam keadaan bebas,diantara plat penekan dan flywheel tidak lagi
diteruskan keporos yang digerakkan.

Keterangan :
L1 = 45 mm
L2 = 20 mm
F1 = gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (kg)
F2 = gaya tekan yang dikerjakan oleh pegas matahari (kg)
n ( jumlah daun pegas matahari) = 12
h ( tebal plat pegas matahari = 2 mm
Di ( diameter dalam pegas matahari) = 50 mm

Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (Da) sama
dengan diameter luar plat gesek, jadi Da = 210 mm.Besar gaya yang pada setiap
daun pegas matahari (F2) : Dari perhitungan sebelumnya telah didapat bahwa
besar tekanan yang diterima oleh Permukaan plat gesek ( F ) adalah 18132,74
kg.sehingga :
F2 =

F2 =

F2 =1511061 kg
Besar gaya tekan yang dikejakan oleh bantalan pembebas ( F1 ) :
∑m
( F1 x L1 ) – ( F2 x L2 )
( F1 x 45 mm ) – (18132,74 kg x 20 mm )
( F1 x 45 mm ) – ( 362654,8 kgmm )
F1 x 45 mm 362654,8 kgmm

F1

F1 8058,95 kg
4.8 Bantalan
Bantalan adalah salah satuelemen mesin yang menumpu poros terbeban sehingga
putaran atau gesekkan bola-balknya dapat berlangsung secara halus dan
aman.Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya dapat bekerja dengan baik.Perhitungan bantalan antaralain :
 4.8.1 Bantalan aksial

Untuk diameter dalam bantalan ( d ) 35 mm, dengan jenis bantalan terbuka dan
nomor 6007 yang diperoleh dari tabel.
Dari tabel diperoleh :
 Diameter dalam (d) : 35 mm
 Diameter luar (D) : 62 mm
 jari-jari fillet (r) : 1,5 mm
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 1250 kg
 Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 915 kg
 Tebal bantalan (B) : 14 mm

Beban ekivalen :
Pa = X x Fr + Y x Fa
dimana:
Pa = beban ekivalen dinamik ( kg )
X = faktor radial, untuk bantalan bola radial beralur dalam
baris tunggal, besarnya adalah 0,1
V = faktor putaran, untuk kondisi cincin dalam berputar
besarnya 1,0
Fr = gaya radial, yaitu sebesar 1,404 N

Y = faktor aksial, untuk bantalan bola radial beralur dalam baris


tungal besarnya adalah nol
Fa = gaya aksial, untuk bantalan pendukung poros ini
besarnya adalah nol

Dimana Fa dari perhitungan sebelumnya adalah 8058,95 kg sehingga,

= 8,807 kg

Dari tabel diperoleh X = 0,56 dan Y = 1,45 dan Fr = 0 , maka :


Pa = X . 0 + Y . Fa
Pa = 0,56 x 0 + 1,45 x 8058,95
Pa = 11685,47 kg
Faktor kecepatan ( fn )

fn = √ ,dimana n adalah putaran mesin dalam rpm

fn = √

fn = 0,213
faktor umur ( fh )

fh = f n x

fh = 0,213 x

fh = 0,0227
umur nominal ( Lh )
Lh = 500 ( fh )3
Lh = 500 ( 0,0227 )3
Lh = 0,0058
 4.8.2 Bantalan radial

Untuk bantalan radial kita pilih diameter yang lebih kecil dari bantalan aksial
yang telah dihitung sebelumnya karea menumpu bahan yang cukup kecil.Dalam
perancangan bantalan ini dipakai nomor 6004 yang diperoleh dari tabel.
Dari tabel diperoleh :
 Diameter dalam (d) : 20 mm
 Diameter luar (D) : 42 mm
 jari-jari fillet (r) : 1 mm
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 735 kg
 Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 465 kg
 Tebal bantalan (B) : 12 mm

Beban ekivalen :
Pa = X x V x Fr + Y x Fa
dimana:
Pa = beban ekivalen dinamik ( kg )

X = faktor radial : 0,56


V = faktor rotasi : 1

Y = faktor aksial : 0
Fa = beban aksial : 0
Fr = faktor beban radial : 6 kg
maka :
Pa = X x V x Fr + Y x Fa
Pa = 0,56 x 1 x 6 + 0 x 0
Pa = 3,36 kg
Faktor kecepatan ( fn )

fn = √ ,dimana n adalah putaran mesin dalam rpm

fn = √

fn = 0,213
faktor umur ( fh )

fh = f n x

fh= 0,213 x

fh = 79,241
umur nominal ( Lh )
Lh = 500 ( fh )3
Lh = 500 ( 79,241 )3
Lh = 3,561

4.9 Flywhell
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunkan sebagai media
penyimpanan tenaga atau energi dalam mesin.jika kecepatan dari mesin
ditambah,maka tenaga akan tersimpan dalam flywheel dan jika kecepatan
dikurangi tenaga akan dikeluarkan oleh flywheel

.
Ukuran – ukuran yang direncanakan :
 D0 = 300 mm
 D1 = 286 mm
 D2 = 210 mm
 D3 = 130 mm
 D4 = 42 mm
Kecepatan Sudut Flywheel Rata - rata (w) : Misalnya diameter rata – rata (D)
adalah 210 mm = 0,21 m

Kecepatan Flywheel (V)


V= dimana n adalah Putaran mesin (n) dalam rpm = 6600 rpm.maka ,

V=

V=
V = 72,534 m/s
Keliling rata-rata ( k )
(k)=
(k)=
( k ) = 0,66 m
Maka kecepatan sudut flywheel rata-rata ( W ) adalah :
W=

W=
W = 109,9 putaran/s
W = 690,5207 rad/s

Anda mungkin juga menyukai