DAYA : 67 PS
PUTARAN ( n ) : 6400 Rpm
OLEH :
NAMA : ZAKIA
NURKHALIFA NPM : 19052005
NO WA 082291352611
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia_Nya penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan ini.Adapun isi
pembuatan tugas rancangan ini adalah mengenai Rancangan “Kopling Toyota
AVANZA”. Tugas rancangan ini penulis sajikan sedemikian rupa sehingga para
pembaca dapat mempelajari dan memahaminya.
Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang dapat ditambahkan
untuk melengkapi tugas ini,maka dari itu peulis perlu adanya saran dan tanggapan
dari pembaca demi kelancaran dan kesempurnaan dari tugas ini.Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Tomi,ST,S.pd,MM,selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas rancangan ini.
Akhir kata,semoga tugas ini dapat menjadi pedoman dan pembanding untuk
tugas-tugas yang sejinisnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................
1.2. Tujuan.............................................................................................................
1.3.Manfaat............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kopling .........................................................................................
2.1.1.Kopling tetap ................................................................................................
2.2.2. Kopling Tidak Tetap....................................................................................
2.2 Poros ................................................................................................................
2.3 Spline...............................................................................................................
2.4 Plat gesek.........................................................................................................
2.5 Pegas................................................................................................................
2.5.1.peges kejut .................................................................................................
2.5.2.pegas matahari ...........................................................................................
2.6 Paku keling ......................................................................................................
2.7 Baut..................................................................................................................
2.8 Bantalan...........................................................................................................
BAB III KOPLING YANG DIRANCANG
3.1 Gambar kopling yang dirancang .....................................................................
3.2 Cara kerja kopling ...........................................................................................
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMRIKSAAN
4.1 Poros ................................................................................................................
4.2 Seplain .............................................................................................................
4.3 Paku keling ......................................................................................................
4.4 Pegas................................................................................................................
4.5 Baut..................................................................................................................
4.6 Pegas matahari.................................................................................................
4.7 Bantalan...........................................................................................................
4.8 flywheel ...........................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
BAB I
PENDAHULUA
N
Pada pergerakan mesin diperlukan suatu komponen yang bisa memutuskan dan
menghubungkan daya dan putaran. Komponen ini adalah kopling di mana putaran
yang dihasilkan oleh poros input akan dihubungkan ke poros output.
Dalam hal ini diusahakan supaya tidak terjadi slip yang dapat merugikan atau
mengurangi efisiensi suatu mesin.Sebelum ditemukannya kopling untuk
menghentikan putaran mesin, kita harus terlebih dahulu mematikannya. Hal ini
adalah sangat tidak efektif. Efisiensi
1.2. Tujuan
Untuk merancang ulang sebuah kopling untuk tenaga maksimum 67 Ps pada
putaran 6400 Rpm.Adapun tujuan dari tugas rancangan kopling ini adalah :
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari tugas rancangan kopling ini adalah :
a. Untuk memperoleh kopling yang lebih efisien dan tahan lama
b. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai cara kerja
koplinh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kopling kaku
Kopling ini tidak mengizinkan sedikit pun lurusan sumbu kedua poros serta tidak
mengurangi tumbukan dan getaran transmisi
Contoh
a. Kopling bus
Kopling bus terdiri atas sebuah selongsong bus dan baut-baut yang
dibenamkan.sering juga di pakai berupa pasak yang ditanamkan pada
ujung-ujung poros.
B. Kopling Luwes
Kopling ini digunakan apabila kedudukan yang baik antara kedua ujung
poros satu sama lain tidak dapat diharapkan sehingga kedua ujung poros
itu disambungkan sedemikian rupa sehingga dapat bergerak satu sama
lain.
Contoh
a. Kopling felns luwes
Meeilki bentuk yang hampir sama dengan kopling flens kaku,hanya saj
yang membedakannya adalah bus karet atau kulit yang terdapat pada
kopling tersebut.
d. Kopling rantai
e. Kopling gigi
Kopling gigi terdiri dari sebuah bubungan yang bagian dalamnyaberbentuk
lurus dan tabung bagian luarnyajuga berbentuk lurus
C. Kopling Universal
Pada kopling ini penghubung poros kopling ini digunakan kopling silang
contohnya :
a. kopling universal hook
b. kopling kecepatan tetap
Hal penting dalam perencanaan kopling tetap yaitu antara lain :
1. Pemasangan yang mudah dan tetap
2. Ringkas dan ringan
3. Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan yang kecil
4. Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menonjol
5. Dapat mencegah pembebanan yang berlebihan
6. Getaran aksial pada poros sedikit mungkin sebab pada waktu panas
7. terjadi pemuaian
C. Kopling Kerucut
kopling kerucut adalah suatu kopling yang menggunakan bidang gesek
berbentuk kerucut dan mempunyai keuntungan, dimana dengan gaya aksial yang
kecil dapat di transmisikan momen yang besar. Kopling macam ini dahulu banyak
di pakai, tetapi sekarang tidak lagi, karena daya yang di teruskan tidak seragam.
dan ada kemungkinan terkena minyak, kopling kerucut sering lebih
menguntungkan.
D. Kopling Friwil
kopling friwil merupakan kopling yang di perlukan agar dapat di lepas dengan
sendirinya bila poros mulai berputar dengan lambat atau dengan arah yang
berlawanan dari poros yang digerakkan, seperti yang terlihat pada
berbentuk sedemikian rupa, sehingga poros penggerak (bagian dalam) berputar
searaha jarum jam, maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol-rol atau
bola-bola akan tejepit dalam poros penggerak dengan cincin luar,
bersamaan poros yang di gerakkan akan berputar meneruskan daya Jika poros
penggerak berputar melawan arah jarum jam atau jika poros digerakkan berputar
lebih cepat maka bola-bola atau rol-rol akan lepas dari jepitan sehingga tidak
terjadi meneruskan moment lagi. Kopling ini sangat banyak digunakan
dalam otomatis mekanis.
E. Kopling Macam Lainnya
Termasuk dalam golongan ini adalah misalnya kopling fluida kering atau
kopling seerbuk, yang meneruskan momen dengan perantara gaya sentripugal
pada buturan-butiran baja di dalam suatu rumah, dan kopling fluida yang bekerja
atas daya sentripugal pada minyak pengisian. Karena kopling tersebut tidak dapat
dilepaskan hubungannya pada waktu berputar, maka dapat digolongkan
dalam kopling tetap
2.2 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley,
flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
1. Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti
cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan
roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros
dukung yang berputar, yaitu poros roda keran pemutar gerobak.
2. Macam - Macam Poros Berdasarkan Pembebanannya
1. Poros Transmisi (Transmission Shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan
mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-
duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley,
sprocket rantai, dll.
2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur.
3. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
2.3 Spline
Spline merupakan sambungan poros berupa profil yang berbentuk
bintang. Digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup
besar dan arah kerja putarannya bolak balik. Umumnya digunakan untuk
poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga putar besar, seperti pada
mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan. Sambungan jenis
Spline ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe
lainnya. Karena beban yang diterima di bagi secara merata.Semakin
banyak jumlah giginya maka beban yang bisa di terima akan bertambah
besar.
Jenis seplai berdasarkan jenis geraknya terhadaporos :
Seplain fleauble : dimana bagian yang dihubungkan dengan
poros dapat bergeser secara aksial.
Seplain tetap : diman bagian yang dihubungkan berkunci
pada poros
Jenis seplin dibedakan berdasarkan bentuk yaitu :
Seplain persegi : jenis ini membuat air dan gigi bebentuk
persegiporos ini umumnya mempunyai jumlah seplain : 4,6,10
dan 16 buah seplain
Seplain involut : jenis ini mempunyai gigi ( spline ) yang
berbentuk sudut-sudut tertentu
2.4 Plat gesek
plat gesek adalah suatu platyang digunakan sebagai medium gesekan antar
plat penekan dan flywheel dalm meneruskan putaran dan daya pada
mekanisme kopling.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peranan plat
gesek yaitu :
1. Bahan plat gesek harus tahan arus dan terhadap suhu yang tinggi
2. Kekuatan plat gesek
3. Koefisien plat gesek
2.5 Pegas
pegas adalah suatu elemen yang dapat meredam getaran dan tumbukkan
dengan memanfaatkan sifat elastisitasnya.jenis-jenis pegas yaitu :
a. Pegas tekan
b. Pegas tarik
c. Pegas punter
d. Pegas daun
e. Pegas poring
f. Pegas batang
g. Pegas spiral
h. Pegas matahari ( diagfragma )
v
2.7 Baut
Baut merupakan elemen mesin yang berfung sebagai antara dua buah
kompenen.Baut dibagi menurut bentuk kepalanya yaitu :
1. Baut segi enam
2. Baut suket segi enam
3. Baut bentuk kepala persegi
Baut dibagi menurut prinsip kerjanya yaitu :
1. Baut tembus
2. Baut tab
3. Baut tanam
2.8 Bantalan
Bantalan adalh suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai tumpuan untuk
poros berbeban,sehingga putaran atau gerakkan bolak-baliknya
berlangsung secra halus,aman dan tahan lama.
Jenis bantalan menurut pembebanan yaitu :
1. Bantalan gelinding,terdiri atas dua jenis yaitu :
a. Bantalan pelum
b. Bantalan rod
2. Bantalan lumur,jenis bantalan menurut pembebanan yaitu :
a. Bantalan radial :arah bantalan tegak lurus terhadap sumbu
poos
b. Bantalan aksial : arah bantalan sejajar terhadap sumbu
poros
c. Bantalan gelinding khusus : arah beban tegak lurus
dan sejajr dengan sumbu poros
BAB III
KOPLING YANG DIRANCANG
3.1. Gambar kopling yang dirancang
Diameter poros
Ds = ( )
Dimana :
Kt = faktor koreksi untuk puntiran
( 1,0 – 1,5 ) jikabeban dikenakan secara halus
( 1,5 – 3,0 ) jika beban dikenakan dengan kejutan
Cb = faktor koreksi untuk lenturan ( 1,2 – 2,3 )
Maka dipilih :
Kt = 2
Cb = 1,5
Sehingga Ds = ( )
Ds = ( )
Ds = 28,4094 mm
Jika diameter poros adalah 28,4094 mm,maka diameter poros yang
diambil adalah 30 mm
( )
= 1,55691 kg
4.3 plat gesek
Plat gesek adalh suatu plat yang digunakan sebagai media gesekan antara plat
penekan dengan flywheel dalam meneruskan daya/putaran pada mekanisme
kopling.
Keterangan :
F = tekanan pada plat gesek ( kg )
D1 = diameter dalam plat gesek ( mm )
D2 = diameter luar plat gesek ( mm )
D3 = diameter rata-rata plat gesek ( mm )
T = tebal plat gesek ( mm )
h = tebal plat pembawa ( mm )
b = lebar plat gesek ( mm )
perhitungan plat gesek yang direncanakan adalah dibuat dari abses ( ditenun )
yang bergesek dengan besi cor.Koefisien gesek dan tekanan tekanan yang
diijinkan untuk bahan abses dan besi cor pada kondisi kering adalah :
μ = 0,35 – 0,65 : diambil harga diantaranya yaitu 0,4
Pa = 0,007 – 0,07 kg/ : diambil harga 0,0184 kg/
()
( Rm ) = = 0,4 D2
Diameter luar plat gesek ( D2 ) dapat dihitung dengan rumus :
T = μ . F . Rm
T = ( 0,4) x ( 0,00864D22 ) x ( 0,4 D 2)
0,00237 kgmm = 0,0013824 D 23
3
2 D =
D2 = √
D2 = √
D2 = 3,92759 mm
Dari hasil perhitungan D2 maka ,
D1 = 0,6 D2
D1 = 0,6 x 3,92759
D1 = 2,35654 mm
Lebar bidang plat gesek ( Wg ) :
Wg =
Wg =
Wg = 0,392 mm2
Luas plat gesek (A) :
(A ) = ( D 2 –2 D 2 )1
(A ) = ( ( ) 2 – ( )2 )
(A ) = (0,785) x (15,425 - 5,532 )
(A ) = 11,8238 mm2
Besar tekanan pada permukaan plat gesek ( F )
F = π/4 (D 2 – D 2) Pa
2 1
F = x ( ( )2 – ( )2 ) x( 0,0184 kg/ )
t=
t = 4,7 mm ( untuk satu plat )
jarak antara paku keling pada plat gesek
Diameter rata-rata (D3 )
=
(
=
= = 5,10586 mm
Keliling rata-rata
= π x drata-rata
= 3,14 x 5,10586 mm
= 7,627 mm
= 1,202 mm
4.4 Paku Keling
paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap dari dua
buah plat atau lebih.Dari perhitungan sebelumnya momen puntir ( T ) = 2,79975
kg.bahan yang digunakan paku keling pada perencanaan ini adalah S40C dengan
kekuatan tarik 55 kg/mm2 dengan faktor keamanan 7.antara lain :
4.4.1 Paku keling pengikat kedua plat gesek dengan plat pembawa
Keterangan :
d = diameter paku keling
D = diameter kepala paku keling
d ' = diameter lubang paku
keling h = tinggi paku keling
R = jarak sumbu paku keling dengan sumbu poros
Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
Jumlah paku keling, n = 16 buah
Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 67,5 mm
Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 55 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅̅̅
̅ = 0,8 . 55 kg/mm2
̅̅̅
̅ = 44 kg/mm2
(d)=√
(d)=√
( d ) = 0,167
F=
F = 0,0056 kg
Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
Jumlah paku keling, n = 16 buah
Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 60 mm
Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 58 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅̅̅
̅ = 0,8 . 58 kg/mm2
̅ ̅̅
̅ = 46,4 kg/mm2
(d)=√
(d)=√
( d ) = 0,162 mm
F=
F = 0,00632 kg
Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
Jumlah paku keling, n = 4 buah
Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 50 mm
Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 58 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅̅̅
̅ = 0,8 . 58 kg/mm2
̅̅̅
̅ = 46,4 kg/mm2
(d)=√
( d ) = 0,325mm
F=
F = 0,00873 kg
Perhitungan :
a) Dimensi perancangan
Jumlah paku keling, n = 12 buah
Paku keling ditempatkan pada jari-jari R = 62 mm
Bahan paku keling adalah S40C
b) Tegangan tarik diijinkan
̅
̅
̅ ̅= 58 kg/mm2
c) Tegangan geser diijinkan
̅̅̅
̅ = 0,8 . ̅ t
̅ ̅̅
̅ = 0,8 . 58 kg/mm2
̅ ̅̅
̅ = 46,4 kg/mm2
(d)=√
(d)=√
( d ) = 0,187 mm
F=
F = 3,185 kg
4.5 Pegas Kejut
Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan/kompresi yang berfungssi
meredam kejutan
Dimensi perancangan
Jumlah lilitan yang aktif (n) = 5 buah
Diameter kawat (d) = 4 mm
Diameter luar pegas (D2) = 20 mm
Diameter dalam pegas (D1) = 12 mm
Maka :
P=
P=
P=
P = 1,481 kg
Diman :
k = konstanta pegas, dipilih 1,4
D = diameter gulungan
d = diameter kawat pegas
P = gaya yang terjadi pada setiap pegas kejut
Sehingga :
Tg =
Tg = ( )
Tg =
Tg = 1,320 kg/mm2
Tegangan geser ijin ( ̅g )
( ̅g ) =
( ̅g ) = ( )
( ̅g ) =
( ̅g ) = 3,325 kg/mm2
Faktor tegangan wahl ( k )
(k)=,
(k)=
(k)=
(k)=
( k ) = 1,25 +0,15
( k ) = 1,4
c = D/d
Dimana :
D1 = diameter lilitan rata-rata
d = diameter kawat = 4 mm
maka,
D1 = c.d
D1 = 4 x 4
D1 = 16 mm
Diameter pegas (D0)
D0 = D1 + d
D0 = 16 + 4
D0 = 20mm
Panjang pegas ulir yang mengalami tekanan (l1) dimana : n = jumlah gulungan
yang aktif = 6 buah.maka :
l1 = ( n + 1,5) d
l1 = ( 6 + 1,5) 4
l1 = ( 7,5 ) 4
l1 = 30 mm
Konstanta pegas ( k )
()
k= ()
k=
k = 0,61
Lendutan pegas ( )
( )
( )
2,976 mm
4.6 Baut
Baut didefinisiskan sebagai pengikat.baut didalamkopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat penutup kopling
dengan flywheel.Dimensi baut yang dipilih antara lain :
4.6.1 Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel
D √ maka √
untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon (0,2 – 0,3) %, kg/mm2 bila
difinis tinggi. maka
d
1 √ maka,
6,644 mm √
( 6,6 mm )2 =
44,182mm2 =
w =
w = 132,546 kg
()
F=
F = 0,000142 kg
Jumlah ulir ( z )
8,675
Tekanan kontak pada permukaan ulir ( q )
q=
q=
q=
D √ maka √
untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon (0,2 – 0,3) %, kg/mm2 bila
difinis tinggi. maka
d
1 √ maka,
8,376 mm √
( 8,376 mm )2 =
70,157mm2 =
w =
w = 210,472 kg
( )
= 3,822kg/ mm2
F=
F = 7,127 kg
Jumlah ulir ( z )
q=
q=
q=
Keterangan :
L1 = 45 mm
L2 = 20 mm
F1 = gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (kg)
F2 = gaya tekan yang dikerjakan oleh pegas matahari (kg)
n ( jumlah daun pegas matahari) = 12
h ( tebal plat pegas matahari = 2 mm
Di ( diameter dalam pegas matahari) = 50 mm
Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (Da) sama
dengan diameter luar plat gesek, jadi Da = 210 mm.Besar gaya yang pada setiap
daun pegas matahari (F2) : Dari perhitungan sebelumnya telah didapat bahwa
besar tekanan yang diterima oleh Permukaan plat gesek ( F ) adalah 18132,74
kg.sehingga :
F2 =
F2 =
F2 =1511061 kg
Besar gaya tekan yang dikejakan oleh bantalan pembebas ( F1 ) :
∑m
( F1 x L1 ) – ( F2 x L2 )
( F1 x 45 mm ) – (18132,74 kg x 20 mm )
( F1 x 45 mm ) – ( 362654,8 kgmm )
F1 x 45 mm 362654,8 kgmm
F1
F1 8058,95 kg
4.8 Bantalan
Bantalan adalah salah satuelemen mesin yang menumpu poros terbeban sehingga
putaran atau gesekkan bola-balknya dapat berlangsung secara halus dan
aman.Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya dapat bekerja dengan baik.Perhitungan bantalan antaralain :
4.8.1 Bantalan aksial
Untuk diameter dalam bantalan ( d ) 35 mm, dengan jenis bantalan terbuka dan
nomor 6007 yang diperoleh dari tabel.
Dari tabel diperoleh :
Diameter dalam (d) : 35 mm
Diameter luar (D) : 62 mm
jari-jari fillet (r) : 1,5 mm
Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 1250 kg
Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 915 kg
Tebal bantalan (B) : 14 mm
Beban ekivalen :
Pa = X x Fr + Y x Fa
dimana:
Pa = beban ekivalen dinamik ( kg )
X = faktor radial, untuk bantalan bola radial beralur dalam
baris tunggal, besarnya adalah 0,1
V = faktor putaran, untuk kondisi cincin dalam berputar
besarnya 1,0
Fr = gaya radial, yaitu sebesar 1,404 N
= 8,807 kg
fn = √
fn = 0,213
faktor umur ( fh )
fh = f n x
fh = 0,213 x
fh = 0,0227
umur nominal ( Lh )
Lh = 500 ( fh )3
Lh = 500 ( 0,0227 )3
Lh = 0,0058
4.8.2 Bantalan radial
Untuk bantalan radial kita pilih diameter yang lebih kecil dari bantalan aksial
yang telah dihitung sebelumnya karea menumpu bahan yang cukup kecil.Dalam
perancangan bantalan ini dipakai nomor 6004 yang diperoleh dari tabel.
Dari tabel diperoleh :
Diameter dalam (d) : 20 mm
Diameter luar (D) : 42 mm
jari-jari fillet (r) : 1 mm
Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 735 kg
Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 465 kg
Tebal bantalan (B) : 12 mm
Beban ekivalen :
Pa = X x V x Fr + Y x Fa
dimana:
Pa = beban ekivalen dinamik ( kg )
Y = faktor aksial : 0
Fa = beban aksial : 0
Fr = faktor beban radial : 6 kg
maka :
Pa = X x V x Fr + Y x Fa
Pa = 0,56 x 1 x 6 + 0 x 0
Pa = 3,36 kg
Faktor kecepatan ( fn )
fn = √
fn = 0,213
faktor umur ( fh )
fh = f n x
fh= 0,213 x
fh = 79,241
umur nominal ( Lh )
Lh = 500 ( fh )3
Lh = 500 ( 79,241 )3
Lh = 3,561
4.9 Flywhell
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunkan sebagai media
penyimpanan tenaga atau energi dalam mesin.jika kecepatan dari mesin
ditambah,maka tenaga akan tersimpan dalam flywheel dan jika kecepatan
dikurangi tenaga akan dikeluarkan oleh flywheel
.
Ukuran – ukuran yang direncanakan :
D0 = 300 mm
D1 = 286 mm
D2 = 210 mm
D3 = 130 mm
D4 = 42 mm
Kecepatan Sudut Flywheel Rata - rata (w) : Misalnya diameter rata – rata (D)
adalah 210 mm = 0,21 m
V=
V=
V = 72,534 m/s
Keliling rata-rata ( k )
(k)=
(k)=
( k ) = 0,66 m
Maka kecepatan sudut flywheel rata-rata ( W ) adalah :
W=
W=
W = 109,9 putaran/s
W = 690,5207 rad/s