Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER K3

NAMA :DWI ABRAR ISANG


NPM :20052026

1. Dalam implementasinya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki cukup


banyak fungsi dan manfaat, baik untuk perusahaan maupun bagi pekerja.

Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:

 Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi, menilai risiko dan bahaya untuk


keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja
 Membantu memberikan saran tentang perencanaan, proses pengorganisasian,
desain tempat kerja, dan implementasi pekerjaan
 Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan pekerja di
lingkungan kerja
 Memberikan saran tentang informasi, pendidikan, serta pelatihan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
 Sebagai pedoman dalam menciptakan desain, metode, prosedur, dan program
pengendalian bahaya
 Sebagai referensi dalam mengukur efektivitas langkah-langkah pengendalian bahaya
dan program pengendalian bahaya

Dari penjelasan dan definisi para ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu hal
penting yang harus diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan
amanat Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 87.

Implementasi K3 di area kerja ditujukan untuk melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Fungsi K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua perusahaan yang
menjadi area kerja untuk sekelompok orang memiliki kewajiban untuk memastikan
bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang
waktu.

Adapun tujuan dari K3 secara khusus adalah sebagai berikut.

 Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja


 Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui promosi K3
 Menjaga status kesehatan para pekerja pada kondisi yang optimal
 Menciptakan sistem kerja yang aman
 Mencegah terjadinya kerugian (loss) baik moril maupul materil akibat terjadinya
kecelakaan kerja, dan
 Melakukan pengendalian terhadap resiko yang ada di tempat kerja

Tujuan K3

Menurut Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mencegah kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi sehingga dapat
digunakan secara efektif.

Sementara itu, fungsi K3 secara khusus adalah sebagai berikut.

 Sebagai alat untuk mengidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap resiko dari
bahaya keselamatan di tempat kerja
 Sebagai alat untuk memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian
dalam praktik kerja, termasuk juga desain area kerja
 Sebagai alat dalam memberikan informasi, pelatihan, dan edukasi terkait kesehatan
kerja dan Alat Pelindung Kerja (APD)
 Dan sebagai alat dalam mengelola Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan serta
tindakan darurat lainnya.

Baca juga: K3 Karyawan Dalam Perusahaan Minyak dan Gas (Migas

Peran K3 dalam Perusahaan

Berikut ini adalah beberapa peran K3 dalam lingkungan kerja:

 Setiap tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan untuk kesehatan
dan keselamatan demi kesejahteraan hidup
 Setiap orang yang berada di lingkungan kerja harus dijamin aman
 Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman
 Merupakan tindakan antisipatif dan preventif dari perusahaan dalam upaya
mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Maka, dalam hal ini program Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki
suatu peranan penting dalam kemajuan sebuah perusahaan dan meningkatkan
keterampilan para pekerjanya untuk lebih profesional.

2. Wajib.

3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG


KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional; b.
bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya; c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan
secara aman dan effisien; d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala
daya-upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja; e. bahwa pembinaan
norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-
ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi; Mengingat : 1. Pasal-pasal 5, 20
dan 27 Undang-Undang Dasar 1945; 2. Pasal-pasal 9 dan 10 Undang-undang No.
14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 No. 55, Tambahan Lembaran
Negara No. 2912); Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 - 1. Mencabut : Veiligheidsreglement Tahun
1910 (Stbl. No. 406), 2. Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG
KESELAMATAN KERJA. BAB I. TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam
Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan : (1) "tempat kerja" ialah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam
pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut; (2) "pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas memimpin
langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri; (3) "pengusaha"
ialah : a. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri
dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; b. orang atau badan hukum
yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk
keperluan itu mempergunakan tempat kerja; c. orang atau badan hukum, yang di
Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jikalau
yang diwakili berkedudukan di luar Indonesia. (4) "direktur" ialah pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang ini;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3 - (5) "pegawai pengawas" ialah pegawai


teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja; (6) "ahli keselamatan
kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-
undang ini. BAB II. RUANG LINGKUP Pasal 2. (1) Yang diatur oleh Undang-undang
ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia. (2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1)
tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana : a. dibuat, dicoba, dipakai atau
dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan; b.
dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang : dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi; c. dikerjakan pembangunan, perbaikan,
perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan
lainnya, termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah
dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan; d. dilakukan usaha :
pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau
hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;

e. dilakukan ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 4 - e. dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak
atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara; g. dikerjakan
bongkar-muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air; i.
dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan; j.
dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah; k.
dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting; l. dilakukan
pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang; m. terdapat atau menyebar suhu,
kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara atau getaran; n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah
atau limbah; o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar,
televisi atau telepon; p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan
atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis; q. dibangkitkan, dirubah,
dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air; r.
diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik

(3) Dengan ...


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 5 - (3) Dengan peraturan perundangan dapat
ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya
yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja dan atau
yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut
dalam ayat (2). BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA. Pasal 3. (1)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan; b. mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran; c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; d.
memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya; e. memberi pertolongan pada kecelakaan; f.
memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; g. mencegah dan
mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; h.
mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan; i. memperoleh penerangan yang cukup
dan sesuai; j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik; k.
menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; l. memelihara kebersihan,
kesehatan dan ketertiban; m.memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya; n. mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;

o. mengamankan ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 6 - o. mengamankan dan memelihara segala


jenis bangunan; p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang; q. mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya; r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. (2) Dengan peraturan
perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-
pendapatan baru di kemudian hari. Pasal 4. (1) Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknik dan aparat produksi
yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. (2) Syarat-syarat
tersebut memuat prinsip-prinsip teknik ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang disusun secara teratur,jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi,
bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian
dan pengesyahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tandatanda
pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan umum. (3) Dengan peraturan perundangan dapat
dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2) : dengan peraturan
perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syaratsyarat keselamatan tersebut.

4. Tindakan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja tidak
harus mahal. Namun, seperti perbaikan dalam operasional atau penjualan, hal itu
perlu dilakukan sebagai komitmen jangka panjang oleh para pekerja, manajer dan
perwakilan mereka. Hal ini tidak bisa hanya ditangani dalam seminggu sebelum
inspeksi pabrik atau kunjungan oleh Pengawasan Ketenagakerjaan. Juga tidak bisa
diabaikan begitu saja karena resesi. Pencegahan gangguan kesehatan kerja yang
terkait cedera, sakit dan kematian adalah bagian kontinuitas dari hari-hari kegiatan
usaha. Selain membutuhkan perhatian yang terus menerus, tindakan efektif pada
keselamatan dan kesehatan kerja menuntut komitmen bersama dari pekerja dan
pengusaha. Pekerja dan pengusaha harus siap untuk menghormati prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja yang diakui dengan baik. Mereka juga harus
menjaga, mengikuti dan terus mengevaluasi kebijakan dan praktek-praktek yang
ditetapkan. Tingkat komitmen hanya dapat dibangun jika pekerja, supervisor dan
manajer bekerja sama untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kerja yang mereka mengerti dan percaya. Meninjau kembali Modul 1, Kerjasama di
Tempat Kerja - Dasar keberhasilan bisnis, untuk memperbaharui pengetahuan
tentang kerjasama yang baik antara pengusaha/pengurus dan pekerja untuk
meningkatkan produktivitas dan layanan. Modul ini akan memberikan pengetahuan
dan pemahaman yang dibutuhkan untuk membuat dan mendapatkan manfaat dari
sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Modul ini dibagi menjadi lima bab: Bab 1: Mendefinisikan Potensi
Bahaya dan Risiko Di Tempat Kerja; Bab 2: Sistim Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja; Bab 3: Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Bab 4:
Pelaksanaan Kebijakan K3; Bab 5: Mengukur Pencapaian Penerapan SMK3

5. Membentuk safety officer


Membentuk P2K3
Agenda kerja ( task list ) K3
Budget
Kepatuhan terhadap standar K3
SSSSSS
6. Daftar Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja (APD K3)
 Helm Pengaman (Safety Helmet)
 Penutup Telinga (Ear Muffs)
 Penyumbat Telinga (Ear Plug)
 Kacamata Pengaman (Safety Glasses)
 Masker
 Respirator
 Pelindung Wajah (Face Shield)
7. Alat pemadam api ringan
Alat pendeteksi api

Anda mungkin juga menyukai