Anda di halaman 1dari 18

SURVEY DAN INSPEKSI KAPAL (A)

Jangkar dan Rantai Jangkar

Oleh :
Kelompok 4
1. Ardany Wahyu S (4214100051)
2. Linggar Palang Aras RFC (4214100055)
3. Sulfia Anizar A S (4214100059)
4. Dwiky Bayu H (4214100061)
5. Raka Sukma P (4214100063)
6. Gria Madya S (4215106008)

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3

1.3 Batasan Masalah...................................................................................3

1.4 Tujuan dan Manfaat..............................................................................4

1.5 Metode Penulisan..................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Jangkar....................................................................................5

2.2 Perencanaan dan Perhitungan Jangkar .....................7

2.3 Proses Penurunan dan dan penarikan jangkar reparasi ..9

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Jangkar.................................11

2.5 Survey dan pengecekan Jangkar..........................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................15

3.2 Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya teknologi transportasi laut yang menjadi pilihan


beberapa orang melakukan perdangangan ataupun digunakan sebagai salah satu sarana
untuk berlibur dan ,sebagai alat transportasi umum untuk manusia. Kapal harus
memenuhi persyaratan dan perlengkapan kapal seperti multisistem yang saling berkaitan
dalam menunjang operasional kapal baik pada saat berlayar, berlabuh, maupun bongkar
muat. Salah satu item tersebut adalah jangkar dan rantai jangkar.
Jangkar merupakan salah satu dari fasilitas keselamatan dan keamanan kapal yang
umum dan standar, dan setiap kapal harus memiliki fasilitas tersebut. Fungsi dari jangkar
itu sendiri yaitu digunakan ketika kapal berlabuh di dermaga. Seiring dengan
perkembangan tahun, klasifikasi-klasifikasi mengenai jangkar sendiripun semakin ketat
demi terciptanya keselamatan transportasi itu sendiri. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang apa yang perlu direparasi dan dicek pada jangkar dan rantai jangkar.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa itu jangkar dan bagaimana sistem kerja jangkar ?

2) Apa saja faktor yang dapat merusak jangkar ?

3) Apa saja survey dan bagaimana cara pemeliharaan jangkar?

1.3 Batasan Masalah

1. Definisi jangkar dan pengertian mendasar.

2. Faktor yang dapat merusak jangkar

3. Survey dan cara pemeliharaan jangkar

3
1.4 Tujuan dan Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti definisi dari jangkar beserta sistem
kerjanya

2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor perusak jangkar dan bagaimana cara


perawatanya

3. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai macam survey dan pemeliharaan pada


jangkar

1.5 Metode Penulisan

Penulis memakai kajian literature dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku,melainkan dari media lain
seperti website dan media massa yang diambil dari internet.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Jangkar

Jangkar adalah perangkat penambat kapal ke dasar perairan, di laut, sungai ataupun
danau sehingga tidak berpindah tempat karena hembusan angin, arus ataupun
gelombang. Jangkar dihubungkan dengan rantai yang terbuat dari besi ke kapal dan
dengan tali pada kapal kecil (perahu). Jangkar didesain sedemikian sehingga dapat
tersangkut di dasar perairan. Jangkar biasanya dibuat dari bahan besi cor.

Gerakan kapal diakibatkan oleh :

1. Dorongan akibat arus air dibagian bawah garis air kapal

2. Dorongan angin terhadap bagian kapal diatas garis air

3. Dorongan akibat pergerakan pitching dan rolling karena gelombang

Dorongan tersebut secara umum akan ditahan oleh sistem jangkar lengkap dengan
perlengkapan mesin jangkar yang kadang kala didaerah tertentu juga ditambah dengan
tali tambat lain (mooring rope) supaya kapal benar-benar tidak berubah posisinya.
Jangkar dirangkaikan dengan rantai jangkar yang pergerakan turun dan naik diatur
dengan menggunakan Mesin Jangkar (Anchor windlass) yang dipasang diatas forecastle
deck.

Prinsip Kerja Mesin Jangkar

Jangkar yang diturunkan kedasar laut menggigit dasar laut seperti ditunjukkan dalam
gambar berikut. Penting sekali bahwa jangkar beserta rantainya cukup berat untuk bisa
tertancap di dasar laut dan tidak akan terlepas dari dasar laut kecuali ditarik ke atas
kapal.

Gambar 1 . Prinsip kerja jangkar

5
Macam- macam segel pada rantai jangkar (Anchor Chain)

1. Segel D / SHACKLE

Gambar 2 . Anchor Chain Segel D

2. Segel Canter / KANTER SHACKLE

Gambar 3 . Anchor Chain Segel Canter

3. Segel Swivle / PILI PILI

Gambar 4 . Anchor Chain Segel Swvivel

6
2.2 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN JANGKAR DAN RANTAI JANGKAR
KAPAL
Menurut BKI edisi 2014 vol II, section 18 jenis jangkar yang digunakan adalah
stockless. Ukuran jangkar, rantai jangkar dan tali tambat didapat dari tabel 18.2 dengan
menggunakan angka petunjuk Z (Equipment Number) :
Equipment Number (Z)= 2/3 + 2. B.H + A/10

Dimana :

: Displacement Kapal pada sarat penuh kapal (ton)

B: Lebar kapal maksimal (m)

H: Tinggi freeboard (tinggi kapal tidak tercelup air) yang diukur dari garis
muat sampai puncak teratas rumah geladak (m)

A: Luas proyeksi lambung kapal bangunan atas rumah geladak diatas garis
muat musim panas dalam batas L (m2)

Didapatkan :

= 17572 ton

H = Tinggi kapal dikurangi Tinggi sarat kapal + Tinggi bangunan atas

= 18.277 m

A = luas penampang badan kapal, bangunan atas dan rumah geladak(lebar


> B/4), diatas garis muat musim panas, pada panjang L hingga
ketinggian h)

= 977.800 m2

Sehingga didapatkan Z (Equipment Number) = 1599.807. Dengan equipment number


tersebut, digunakan untuk membaca table equipment number dibawah ini:

7
8
Dari perhitungan diatas, maka direncanakan kapal menggunakan peralatan Jangkar,
Rantai Jangkar dan Tali Tambat sebagai berikut :

a) Jumlah jangkar : 2 buah


b) Berat jangkar : 4890 kg
c) Rantai jangkar :
Panjang : 550 m
Diameter d1 : 70 mm untuk ordinary quality
d2 : 62 mm untuk special quality
d3 : 54 mm untuk extra special quality

d) Tali tarik :
Panjang minimal : 220 m
Beban putus : 940 kN

e) Tali Tambat :
Jumlah : 5 buah
Panjang minimal
@ : 190 m
Beban putus : 335 kN

2.3 Proses Penurunan dan Penarikan pada Reparasi Jangkar

A) Proses Penurunan Jangkar

Penurunan Jangkar dimulai ketika kapal sudah berada dalam griving dock, kapal
dalam keadaan mati (listrik dan segala aktivitasnya) . tahap penurunnya adalah sbb :

1) Untuk menghubungkan capstain dengan mesin jangkar (windlass) maka


masukkan gigi pada mesin.

2) Kemudian kendurkan rem yang terletak pada hand brake.

3) Hidupkan mesin windlass dengan seksama dan teliti.

4) Bukalah Chain Stopper secara manual.

5) Penuruan jangkar dapat dilakukan.

6) Ketika jangkar sudah menyentuh dasar dari griving dock maka segel (shackle)
yang terletak paling dekat dengan dasar dilepas.

7) Selanjutnya, proses reparasi kapal khususnya penurunan jangkar dapat


dilakukan.

9
B) Proses Penarikan Jangkar

Setelah proses reparasi (pengecekan diameter rantai jangkar, pergantian rantai


jangkar, pengecatan rantai jangkar, dsb) selesai maka langkah selanjutnya adalah
pengembalian ke posisi awal rantai jangkar yang harus diletakkan pada bak rantai
(chain locker). Biasanya dapat dilakukan dengan windlass jika mesin windlass dalam
keadaan baik atau tidak rusak. Tetapi, jika mesin windlass dalam keadaan rusak, maka
dapat dilakukan dengan bantuan mesin mesin crane yang terletak disamping kanan
kiri griving dock. Tahap penarikan jangkar dan rantainya ketika mesin windlass dalam
kondisi rusak adalah sebagai berikut :

1) Gunakan tambang kapal yang sesuai untuk memancing rantai kapal yang
kemudian ditembuskan/ dimasukkan ke dalam bak rantai (anchor chain)
melalui lubang hawse pipe.

2) Mengikat ujung rantai pada dasar bak rantai dengan menggunakan kabel baja.
3) Setelah terpasang maka dilakukan reparasi windlass untuk langkah selanjutnya
menarik rantai menuju bak rantai.
4) Ketika mesin windlass selesai diperbaiki, maka masukkan gigi pada windlass.
5) Penarikan jangkar dapat dilakukan, usahakan penarikan jangkar dengan
seksama agar tidak terjadi kesalahan teknis dalam penarikan jangkar itu
sendiri.
6) Sisakan space antara 2 meter sampai 3 meter rantai menggantung di mulut
hawse pipe yang dipergunakan untuk pemasangan jangkar.
7) Jangkar dipasang, teknisnya adalah :
- pemasangan jangkar berada pada sisi dock (jangkar sudah pada posisi)
- ketika jangkar sudah terpasang dengan bak rantai, maka proses penarikan
dapat dibantu menggunakan mesin bantu crane untuk mengangkat
jangkar.
- bentuk rantai ini seperti mengendur, dimaksudkan agar penarikan jangkar
dengan bantuan crane lebih mudah, juga digunakan untuk menghindari
adanya benturan antara jangkar dengan lambung kapal.
- tarik secara bersamaan antara windlass dengan crane agar tidak terjadi
tahanan.
- Ketika jangkar sudah terletak pada tempatnya, maka direm menggunakan
chain stopper untuk menahan berat jangkar.
- proses penarikan jangkar selesai dilakukan

10
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Jangkar

Diantaranya seperti :

1. Pencucian jangkar yang kurang sempurna dan masih mengandung senyawa


senyawa kimia yang membuat rantai jangkar mengalami pelapukan

2. Digunakan terus menerus tanpa adanya rekonstruksi/ perawatan kapal (aus)

3. Karena pengaruh korosi yang dapat mengkikis permukaan anchor chain yang
semakin lama semakin bersifat merusak

Perawatan rantai jangkar (Anchor Chain), diantaranya :

1. Pencucian rantai jangkar baik dengan air tawar maupun air laut.

Air laut Air tawar


+ didapatkan dengan cost murah + tidak menciptakan percepatan korosi
- percepatan korosi - pemborosan cost karena mahal

2. Pencucian rantai jangkar dengan pasir atau sunblasting, kelebihannya dapat


membersihkan kerak-kerak rantai jangkar karena hewan laut dengan baik (khususnya
pasir besi) tetapi mempunyai kekurangan dari segi biaya sunblasting yang masih
relative mahal.

2.5 Pemerikasaan Jangkar dan rantai jangkar

Bagian rantai yang akan diukur dipilih secara random atau acak berdasarkan tingkat
pengkaratan (korosif) rantai, sebab diameter rantai akan berkurang karena berkarat. Cara
yang paling baik adalah memilih mata rantai (ordinary link) yang memiliki tingkat korosif
yang paling tinggi atau memilih mata rantai yang diameternya dianggap lebih kecil dari yang
lain. Gunakan alat ukur jangka sorong atau dapat juga menggunakan micrometer.

Semua bagian rantai berdasarkan class GL setiap panjang 1 segel rantai 15 fattom yaitu 25 m
yang juga digunakan oleh BKI dan berdasarkan class LR setiap panjang 1 segel rantai 15
fattom adalah 27,45 m baik rantai jangkar yang kanan maupun kiri harus diukur semua. Cara
pengukuran diameter rantai yaitu sebagai berikut :

11
Gambar 5. Pengukuran Gambar 6 . Pengukuran
secara melintang secara membujur

Ukuran diameter rantai yang didapat dari hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran
diameter rantain yang masih orisinil atau ukuran mula-mula dari rantai saat kapal baru dibuat,
bila terjadi pengurangan diameter sebesar 12% atau lebih maka rantai jangkar harus diganti
dengan yang baru.

Berdasarkan klasifikasi (Bureau Veritas). Formula yang dipakai untuk menghitung nilai
minimum diameter rantai adalah :

D = 0,88 D original

Dimana ; D = diameter rantai

D original = diameter original rantai.

Contoh :

Diameter original rantai = 17,5 mm

D = 0,88 x 17,5 mm

= 15,4 mm

Sehingga bila hasil pengkuran diameter rantai jangkar menghasilkan nilai 15,4 mm atau lebih
kecil dari 15,4 mm maka rantai jangkar harus diganti dengan yang baru dengan diameter
sebesar 17,5 mm. Dalam satu rangkaian rantai, rantai memiliki rangkaian ; 1 kanter + 1
endlink + 1 largelink + beberapa ordinary link + 1 largelink + 1 endlink. Pemeliharaan juga
dilakukan terhadap kenter shackle dan swivel jangkar, untuk swivel jangkar apabila bagian
yang berputas mengalami keausan, dan diameter poros atau lubang porosnya maka
direkomendasikan untuk diganti

12
Berat Jangkar diukur dengan timbangan atau crane scale apabila hasil pengukuran pada
berat jangkar yang diakukan kurang dari 10% atau lebih maka jangkar tidak harus
diganti dengan yang baru. Namun bisa diberi lapisan atau ditambal dengan besi cor
hingga beratnya mencukupi seperti berat jangkar sesuai spesifikasinya. Hal ini dapat
terjadi karena gerusan air laut dan korosi sehingga jangkar mengalami penurunan
berat.Contoh :

Berat jangkar original 4890 kg

Pengurangan = 10% x 4890 kg = 489 kg

Berat jangkar menjadi = 4401 kg

Jadi jika hasil pengukuran jangkar seperti pada contoh diatas atau berkurang 10% maka
jangkar wajib diganti

2.5.1 Identifikasi dan verifikasi anchor dan chain pada pembangunan kapal baru :

Bertujuan untuk mengetahui kelengkapan data spek maker sertifikat pengujian serta
disesuaikan dengan kesamaan visual check di lapangan.

Gambar 7 a,b,c,d. Identifikasi dan Verifikasi jangkar

13
2.5.2 Perawatan jangkar dan rantai jangkar

Metode perawatan :

Cara manual : meghilangkan kotoran dan karat yang menempel pada jangkar dan rantai
jangkar dengan menggunakan palu dan sikat kawat. Pengecatan jangkar hanya
menggunakan kuas dan dengan cara mencelupkan rantai jangkar kedalam wadah berisi
cat.

Sandblasting : cara menghilangkan kotoran dan karat yang menempel pada jangkar dan
rantainya menggunakan metode sand blasting yaitu dengan menyemprotkan pasir
bertekanan tinggi dan pengecatan menggunakan spray.

Proses Perawatan :

Langkah-langkah perawatan rantai jangkar ;

Rantai diturunkan perlahan ke darat.

Shackle/segel pengikat rantai jangkar dalam chain locker dibuka.

Rantai jangkar diurai memanjang dalam beberapa baris.

Rantai dibersihkan dari kotoran dan karat yang menempel

Sebelum pengecatan rantai dibilas dengan air tawar untuk menghilangkan sisa-sisa
garam.

Setelah kering, dilakukan pengecatan terhadap rantai dengan cat khusus (bitumastic
paint)

2.5.2 Peraturan penarikan jangkar

Penarikan jangkar dilakukan oleh windlass. Sehingga penentuan kecepatan penarikan yang
terhadap jangkar dapat ditentukan dari kecepatan Tarik windlass yang terpasang.
Berdasarkan peraturan BKI Volume III Section 14 Part D Windlasses Ch. 4.1.1
diterangkan bahwa :

Gambar 8 BKI Volume III Section 14 Part D Windlasses Ch. 4.1.1

Berdasarkan grade dari rantai jangkar dan anchor depth, windlasses harus dapat memenuhi
gaya Tarik nominal Z pada kecepatan paling lambat 0,15 m/z

Dimana, Z = d2 + (f +0,218.(h-100) [N]

Keterangan : d = diameter of anchor chain [mm]

14
h = anchor depth [mm]

f = nominal full factor

Gambar 9 nominal full factor

Selain itu, pada peraturan BKI Volume III Section 14 Part D Windlasses Ch. 4.1.1
diterangkan bahwa :

Namun pada windlass yang di operasikan secara manual, dapat dilakukan penarikan
dengan memastikan bahwa jangkar ditarik pada kecepatan rata-rata 0,033 m/s dengan
besarnya gaya Tarik sesuai Ch. 4.1.1

Gambar 10 BKI Volume III Section 14 Part D Windlasses Ch. 4.1.1

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kapal sebagai salah satu alat transportasi mempunyai beberapa fasilitas. Fasilitas
yang tidak bisa dilupakan adalah fasilitas keamanan dan keselamatan kapal. Fasilitas ini
harus mendapat perhatian lebih karena menyangkut dengan manusia, kapal, bisnis,
ekonomi.

Salah satu fasilitas keamanan dan keselamatan kapal adalah jangkar. Perencanaannya
harus dilakukan secara matang ketika kapal berlabuh atau berlayar. Jangkar digunakan
saat kapal berlabuh dengan fungsi menahan kapal dari berbagai guncangan yang
membuat kapal tidak stabil (oleng). Selain mengandalkan alat saja, sebelum kapal
berlayar, kapal harus benar-benar dipastikan keselamatannya. Hal ini untuk
mengantisipasi adanya kerusakan yang tidak terdeteksi yang berpotensi membuat kapal
bermasalah. jangkar pun harus sesuai standar yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang seperti kelas di Indonesia yaitu BKI (BIRO KLASIFIKASI INDONESIA).

3.2 Saran

Dengan diselesaikannya tugas ini penulis berharap bahwa materi yang terdapat pada
uraian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna peningkatan kualitas dalam
penulisan laporan ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indonesia Vol. III Rules for machinery

BUREAU VERITAS Rules for the Classification of the steel ship Section 4

EQUIPMENT

http://id.wikipedia.org/wiki/Jangkar

http://www.maritimeworld.web.id/2011/03/apa-yang-dimaksud-dengan-jangkar-
kapal.html

http://masilh4m.wordpress.com/

http://smithship.blogspot.co.id/2016/10/jangkar-dan-rantai-jangkar.html

17
18

Anda mungkin juga menyukai