Anda di halaman 1dari 33

Makalah Perlengkapan Kapal

Halaman Judul

Oleh :

MARCEL URUILAL (201969001)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Perlengkapan Kapal ini
dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Penulis sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Perlengkapan Kapal. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun yang membacanya. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.

Ambon, 11 November 2020

Penulis

2
Daftrar isi

Halaman Judul.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftrar isi...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
1. Sistem Labuh dan Tambat.............................................................................................................5
2. Sistem Tunda [Towing system]....................................................................................................18
3. Alat Keselamatan.........................................................................................................................22
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................33
A. Kesimpulan..................................................................................................................................33
B. Daftar Pustaka.............................................................................................................................33

3
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah kapal yang siap untuk berlayar pasti dilengkapi oleh beberapa alat perlengkapan kapal. Alat-
alat tersebut bisa berupa alat bongkar muat, tutup palkah, sistem labuh dan tambat, alat
keselamatan kapal, dll. Pada penulisan makalah ini saya akan membahas tentang sistem labuh
tambat dan alat keselamatan kapal. Tujuannya selain untuk mengetahui apa saja sistem labuh
tambat dan alat keselamatan kapal, penulisan makalah ini juga untuk memenuhi nilai tugas akhir
mata kuliah “Perlengkapan Kapal”.

B. Rumusan Masalah
- pengertian sistem labuh dan tambat

- apa saja yang termasuk kedalam sistem labuh dan tambat

- pengertian alat keselamtan kapal

- apa saja alat keselamatan kapal

C. Tujuan dan Manfaat


- Mengetahui pengertian sistem labuh dan tambat

- Mengetahui apa saja yang termasuk kedalam sistem labuh dan tambat

- Mengetahui pengertian alat keselamtan kapal

- Mengetahui apa saja alat keselamatan kapal

4
BAB II

PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN

1. Sistem Labuh dan Tambat


1.1 Pengertian

Penjangkaran dan penambatan pada kapal adalah salah satu kriteria dalam desain kapal yang
diisyaratkan oleh suatu Biro Klasifikasi Kapal. Penjangkaran dan penambatan kapal mempunyai
fungsi utama ,yaitu:

a. Untuk membuat kapal stabil di saat berhenti.

b. Untuk melawan gaya external pada kapal dan untuk menahan kapal pada posisi tetap.

Berlabuh : keadaan di mana kapal menambatkan jangkar di laut [pada air dangkal].

Bersandar : keadaan di mana kapal menambatkan tali ke dermaga[ daratan].

Perlengkapan jangkar dan alat-alat tambat terdiri dari:

a. Jangkar [Anchor]

b. Rantai Jangkar [Anchor Chain]

c. Bak Rantai [Chain Locker]

d. Tabung Jangkar [Hawse Pipe]

e. Pipa Rantai [Chain Pipe]

f. Tali Temali [Mooring Ropes/Rigging]

g. Bollard dan Fairlead

h. Windlass,Warping Winch dan Capstan

1.1.1 Jangkar

Jangkar adalah salah satu komponen kapal yang berguna untuk membatasi olah gerak kapal agar
tetap pada posisinya walaupun mendapat tekanan angin, arus dan gelombang pada waktu berlabuh.

a. Jangkar Tongkat(Stock Anchor)

5
b. Jangkar Tanpa Tongkat (Stockless Anchor)

c. Mushroom Anchor

1.1.2. Rantai Jangkar

•Standar panjang rantai jangkar adalah 15 fathomsetara dengan panjang 25 m.

•Susunan mata rantai dalam 15 fathom terdiri dari : segel penghubung , mata rantai ujung , mata
rantai besar , ordinary linkdan seterusnya sampai kembali kemata rantai besar, mata rantai ujung
dan terakhir segel penghubung. Besarnya diameter mata rantai biasa juga ditentukan berdasarkan
angka penunjuk . Dimensi mata rantai yang lain tergantung pada diameter mata rantai biasa.

• Berat rantai jangkar

6
Berat rantai jangkar dapat dihitung dengan rumus :

W = 2,08 d2

di mana : d = diameter rantai yang tergantung grade [K1, K2, K3]

SWIVEL SHACKLE

1.1.3. Tabung Rantai Jangkar (Hawse pipe)

Tabung jangkar adalah tabung yang dilalui rantai jangkar,terletak di lambung depan kapal sampai ke
geladak. Tabung jangkar juga berguna untuk melindungi lambung kapal dari gesekan rantai jangkar.

• Diameter dan tebal tabung rantai jangkar tergantung pada diameter mata rantai biasa, dan bahan
yang digunakan untuk tabung rantai jangkar (besi tuang, baja tuang atau plat baja).

• Panjang tabung rantai jangkar disesuaikan dengan kebutuhan yang tergantung pada peletakkan
kemiringan tabung rantai jangkar agar gesekan rantai dengan ujung tabung sekecil mungkin dan
dirancang demikian agar jangkar saat diturunkan atau dinaikan tidak sampai menggeser lambung
haluan.

• Sudut antara rantai dengan geladak kurang atau sama 20o, sudut antara sumbu tabung dengan
sumbu tegak yang ditarik pada pusat lubang tabung rantai bagian atas sebesar 35o sampai 45o, dan
sudut antara sumbu tabung dengan center line kapal kurang atau sama dengan 10o.

Tabung rantai dengan jangkar

Ukuran tabung jangkar dapat dihitung sebagai berikut:

Panjang tabung jangkar : LHP = √3 W x 185 ….(mm)

7
di mana : W = berat jangkar (kg)

Diameter tabung jangkar: DHP=√3 W x 33 ……(mm)

1.1.4. Pipa Rantai Jangkar (Chain Pipe)

Pipa rantai adalah saluran masuk /keluar rantai jangkar pada bak rantai. Ujung bawah pipa
rantai yang menghadap dasar bak rantai harus dipasang setengah besi bulat [half round
bar]. Ujung atasnya di pasang mencuat sampai ke pondasi windlass [windlass bed].

Besarnya diameter pipa tergantung pada diameter mata rantai biasa, panjang pipa ini
disesuaikan pada kebutahan minimal sama dengan tinggi dari bangunan akil, dan pada
ujung-ujung pipa bagian atas dan bawah harus dipertebal pada bagian bibirnya.

Pipa Rantai Jangkar

1.1.5. Lemari Rantai Jangkar

•Volume tergantung pada diameter mata rantai dan panjang rantai yang disimpan dan ditambah
dengan volume lapisan kayu dan volume untuk rantai agar mudah meloncat saat ada tarikan rantai
keluar dari lemari rantai. Volume tersebut dapat juga dicari dengan menggunakan grafik hubungan
antara diameter rantai biasa dengan volume lemari rantai jangkar untuk panjang rantai 100 fathom.

•Perletakan lemari rantai jangkar dapat dipasang pada bagian depan sekat tubrukan.

8
Chain Locker

Bak rantai mempunyai 2 bentuk ,yaitu :

1. Berbentuk silinder

2. Berbentuk segi empat

Namun banyak dipakai bentuk bak rantai segi empat.

Volume bak rantai : S = 1.d.L/100.000

di mana :

S = volume chain locker (m2)

d = diameter chain (mm)

L = total length of chain (m)

1.2 Mesin Jangkar (Windlass)

Windlassmampu mengangkat jangkar pada kecepatan 5 - 6 fathoms/menit dari kedalaman 30 – 60


fathoms.

Mesin yang dipakai untuk menarik kapal ke pelabuhan, menambatkan dan mengikat pada operasi
penambatan disebut warping winch.

Mesin jangkar digunakan untuk menarik atau menurunkan jangkar pada saat lego jangkar.

• Tipe mesin jangkar menurut pengaturan penempatan pada geladak ada dua tipe yaitu horisontal
wind lass yang kebanyakan dipasang pada kapal barang dan tanker, dan vertikal wind lass yang
dipasang pada kapal penumpang & kpl perang.

• Macam-macam penggerak mesin jangkar menurut sumber tenaga ada tiga yaitu:

• Windlass dengan penggerak tenaga uap.

Macam wind lass ini dapat digunakan pada kapal tanker kanena kapal ini dilengkapi boiler bantu
untuk menghasilkan uap. Penggerak ini sangat menguntungkan karena uap mempunyai resiko
kebakaran kecil, dan uap juga dapat dipakai sebagai pemadam kebakaran dan pembersihan tangki.

9
Namun instalasi pipa dan peletakkan mesin penggerak membutuhkan banyak tempat di geladak
akhir dan kerjanya bersuara berisik.

Peralatan mesin terdiri dari spur gear, poros horisontal dengan dua sumber mesin, dua pasang alat
penarik rantai (wild cat) yang dipasang pada poros horisontal yang diputar oleh adanya spur gear,
disamping itu dilengkapi juga alat pengunci untuk melepas dari hubungan poros horisontal.
Kecepatan rantai jangkar dapat dikontrol oleh mesin pengurang kecepatan dan juga dilengkapi alat
penggulung tali tambat dihaluan.

1.2.1 Windlass dengan penggerak tenaga listrik

Banyak digunakan pada kapal-kapal modern kecuali kapal-kapal yang mengangkut muatan yang
mudah terbakar atau meledak akibat percikan api dari listrik. Peralatan ini kerjanya tidak berisik dan
tidak memakan tempat di geladak akil dan geladak dalam kondisi bersih.Mesin ini ada dua macam
yaitu :

 Windlass berporos horisontal (seperti windlass bertenaga uap).

Peralatan terdiri dari motor listrik berarus searah, wild cat dimana kecepatannya dapat diatur,
dilengkapi alat pemutus arus bila terjadi beban lebih agar motor listrik tidak terbakar, juga dilengkapi
kepala penggulung tali tambat dan alat untuk mendukung kecepatan dengan menggunakan arus
searah dan kecepatan penuh, dan seperempat kecepatan dilengkapi dengan arus bolak balik.

Wild cat/tromol= penggulung rantai yang melewatinya.

10
Windlass listrik horisontal

1.2.2. Windlass berporos vertikal

Kerjanya windlass ini sama dengan windlass berporos horisontal dan alat pengunci wild cat
menggunakan tenaga tangan (manual). Mesin ini banyak digunakan pada kapal perang karena mesin
mudah dipelihara, kontrol rantai saat diturunkan mudah.

Peralatan terdiri dari spur gear dan worm gear yang digunakan untuk memutar wild cat motor listnik
biasa diletakkan di bawah geladak, kepala penggulung tali tambat dan roda untuk mengontrol rem
dan tenaga dipasang berdasarkan geladak.

11
Windlass listrik vertikal

1.2.3. Windlass dengan penggerak electrohydrolic

Penggerak windlass yang menggunakan mesin hidrolik dipakai arus bolak balik. Mesin ini diletakkan
pada geladak di bawah windlass. Tenaga diisi dengan motor listrik berkecepatan tetap.

Peralatan terdiri dari motor listrik, pompa torak hidrolik, motor hidrolik, poros dan roda gigi, kepala
penggulung tali tambat, wild cat, pompa pengeluaran minyak hidrolik, roda tangan dan katup relief.

Besarnya tenaga tank wind lass tergantung pada grade bahan dan rantai (k1, k2, k3) untuk
menentukan tenaga tarik nominal pada kecepatan minimum 0,15 m/s digunakan minus Z = 37.5 D2
(grade k1), Z = 42.5 D2 (grade k2) dan Z = 47.5 D2 (grade k3) dimana Z adalah tenaga tank (N), D
adalah diameter rantai besar (mm) untuk tenaga tank steern wind lass didasarkan pada berat
jangkar dan diameter rantai besar untuk grade k3.

Windlass elektro hidrolik horisontal.

1.2.4. Persyaratan Umum Mesin Jangkar

• Mesin jangkar harus mampu menarik/mengangkat jangkar dari dasar laut, pada kecepatan tidak
kurang dari 5 atau 6 fathom per menit (30 atau 36 fpm) dari kedalaman 30; 60 fathom atau lebih.

• Mesin jangkar harus cukup tenaga dan sesuai untuk rantai jangkar, dan cukup tenaga untuk
menarik/mengangkat tiap-tiap jangkar dan 60 fathom rantai jangkar pada kecepatan rata-rata tidak
kurang dari 30 fathom per menit, juga menurunkan tiap-tiap jangkar tanpa tenaga dengan memutar
balik putaran mesin dan dengan gravitasi dibawah kontrol alat rem yang dioperasikan dengan
tangan.

12
• Menurut klasifikasi Germanizer Lloyd kemampuan mengangkat rantai jangkar 100 m pada
kecepatan 10 m per menit. Kecepatan dapat divariasi mulai 0.5 m per menit untuk kekuatan tarik
maksimum, dan untuk kondisi tanpa beban kecepatannya 10 m per menit sampai 12 m per menit.

• Kecepatan pengangkatan satu jangkar tergantung pada kedalaman dasar laut, dan untuk
kecepatan 12 m per menit kedalaman dasar laut (l) adalah sebagai berikut :

l = 80 m bila berat jangkar masing-masing £ 1000 kg.

l = 90 m bila berat jangkar masing-masing antara 1500 – 3000 kg.

l =100 m bila berat jangkar masing-masing antara 3000 – 6000 kg.

Ukuran windlass menurut kapasitasnya :

1.3 Capstan

Capstan adalah peralatan yang digunakan untuk memutar kepala penggulung tali (hawser) dimana
kedudukan penggulung tali vertikal dan motor penggeraknya ada yang diletakkan di atas geladak dan
di bawah geladak (motor diatas geladak harus kedap air/cuaca). Pada geladak akil (forecastle deck)
kepala penggulung tali sudah menempel jadi satu kesatuan dengan mesin jangkar. Mesin penggerak
capstand dapat digunakan dengan motor listrik atau motor hidrolis.

Capstan manual Capstan Listrik

1.4 Warping Winch

13
Selain capstan ada juga yang dikenal dengan nama Warping winch yang berfungsi seperti pada
capstan hanya berbeda konstruksinya yaitu terdiri dari drum yang diletakkan honisontal sebagai
penggulung tali dan diputar dengan mesin penggerak motor listrik.

Hand Winch

1.5 Bitt/Bolder/Bollard

Berfungsi sebagai pengikat tali tambat dan dipasang pada geladak akil, geladak cuaca (sekitar lubang
palkah) dan geladak timbul.

Bitt

Jenis-jenis bollard dan boulder


Tipe bollard :

a. Bollard yang berdiri vertikal.

b. Bollard yang berdiri miring

1.6 Chock

Dipasang pada geladak atau kubu-kubu berbentuk oval dan berfungsi sebagai memperlancar
gerakan dan mengarahkan tali. Ada dua tipe chock yaitu fix chock dan rollerchock berbentuk open
atau close.

14
Chock

1.7 Roller deck fairlead

Untuk mengarahkan tali menuju warping winch atau capstan. Tipe lain dari fair lead ini adalah
universal fair lead.

Roller deck fair lead

1.8 Tackle

Tackle dikenal juga dalam istilah “Takal”, “Katrol” atau “Pulley” adalah mesin ringkas yang terdiri dari
:

- Roda beralur [grooved wheel] atau Blok

- Poros/gandar [axe]

- Bibir roda [rims of the wheel]

- Tali [rope]

Takal adalah mesin ringkas yang berputar pada poros [gandar].Takal lebih banyak dipakai untuk
mengangkat beban ke tempat yang lebih tinggi.

Ada 3 jenis takal :

1. Fixed Pulley [takal tetap] di mana gandarnya tidak bergerak

2. Movable Pulley [takal bergerak] di mana gandarnya bebas bergerak

3. Compound Pulley [takal kombinasi] yang terdiri dari gandar diam dan gandar bergerak

Daya tarik/angkat dari takal dapat dihitung dengan rumus :

K = W/N

15
Di mana : K = daya angkat/tarik takal

W = berat beban

N = jumlah tali ulang pada blok [roda beralur]

Berbagai jenis tackle sudah umum digunakan. Dalam mempelajari setiap jenis yang diilustrasikan,
perhatikan arah di mana anak panah menunjuk untuk tekel khusus itu. Tujuan dari panah adalah
untuk menunjukkan urutan dan arah di mana bagian naik dari turun bergerak. Gun yackel terdiri dari
dua blok katrol tunggal. Tekel ini dinamakan “ald day” dan digunakan terkait senjata muzzle-loading
kembali ke baterai setelah senjata telah ditembakkan dan dimuat ulang. Seperti yang telah
disebutkan, senapan mesin memiliki keunggulan mekanis 2. Satu penguncian luff terdiri atas dua dan
satu blok. Tipe ini memiliki keunggulan mekanis 3. Pembelian dua kali lipat terdiri dari dua blok
ganda, seperti yang diilustrasikan. Ini memiliki keunggulan mekanis .

1.9 Wire Rope (Tali Kawat)

Tali kawat adalah tali yang memiliki kekuatan tarik [tensile strength] yang tinggi.

Tali kawat terdiri dari 2 macam :

a. Iron Wire Rope [kabel kawat besi].

Terbuat dari bahan dengan tensile strength : 40 – 45 kg/mm2 dan 60 – 70 kg/mm2

b. Steel Wire Rope [kabel baja].

Terbuat dari bahan dengan tensile strength : 130 – 140 kg/mm2, 150 – 160 kg/mm2 dan 170 – 180
kg/mm2.

Beberapa hal yang perlu dipelajari:

•Perlengkapan berupa tali tambat dimana diameter dan panjang tali dapat ditentukan berdasarkan
pada angka penunjuk (Z).

• Macam-macam tali tambat tergantung pada bahan yang digunakan dan fungsinya, sehingga kita
kenal tali baja, nilon, cotton dan serat serabut. Tali kawat baja lebih diandalkan dari pada rantai
tetapi kurang fleksibel. Untuk meningkatkan fleksibilitasi tali tersebut diberi inti dari bahan serat
yang mengandung minyak.

16
• Tali kawat baja dibuat dari pintalan kawat dan pintalan ini disebut strand.Strand-strand ini ada
yang berinti dan tidak berinti. kemudian beberapa strand dipintal menjadi tali, dan tali ini dapat
berinti atau tidak. Tali kawat baja pada kapal umumnya digalvanis agar tidak korosi, dan digunakan
untuk tali bongkar muat dan tali tambat. Tali kawat baja tidak digunakan pada kapal tanker.

• Macam-macam tipe konstruksi tali baja:

(a). 6 x 7 dengan inti tali

(b). 6 x 12 dengan inti tali dan inti strand

(c). 6 x 19 dengan inti tali

(d). 6 x 24 dengan inti tali dan inti strand

(e). 6 x 30 dengan inti tali dan inti strand

(f). 6 x 37 dengan inti tali. Angka 6 menunjukkan jumlah strand pada tali. Angka 7, 12, 19, 24, 30, dan
37 adalah jumlah kawat baja untuk masing-masing strand.

• Kekuatan tali berdasarkan kerja aman (SWL), dimana SWL maksimum tali adalah kekuatan putus
minimum dibagi dengan faktor keamanan. Untuk tali ikat baja faktor keamanan diambil 5 - 6 dan
untuk tali serat 7 - 10.

•Ada beberapa nama tali tambat untuk kapal yang sedang sandar pada posisi secara lambung yaitu
tali haluan, tali spring, tali breast dan tali buritan. Pada penambatan didermaga tidak semua tali
digunakan tergantung pada besar kecilnya kapal dan kondisi perairan dipelabuhan berarus atau
tidak.

Jenis jenis Wire Rope

Tipe tali berdasarkan strand, kawat dan inti

17
1.10 Artificial Fibre (Tali Sintetis)

Tali sintetis terbuat dari serat sintetis. Terdiri dari: nylon, dacron, polyolefin, polyester, ,copolymer
[serat campuran], fiber, polyethylene dan polypropylene. Dewasa ini tali sintetis lebih banyak
digunakan dalam perkapalan.

Keuntungan tali nylon dibandingkan dengan tali manila:

- Tidak mudah rusak oleh air laut dan tahan kelembaban.

- Tidak mudah mengerut walaupun lama di dalam air.

- Lebih kuat dan lebih aman.

- Kedap minyak dan bensin.

- Bisa dibuat dalam ukuran kecil samapai besar.

TALI MANILA TALI SISAL

POLYOLEFIN ROPE

2. Sistem Tunda [Towing system]


2.1 Pendahuluan

Suatu amandemen dibuat untuk Konvensi SOLAS Bab II yang menyatakan bahwa semua kapal
penumpang dan kargo dibangun pada atau sebelum 1 Januari 2010 harus dilengkapi dengan
prosedur penarik darurat khusus kapal. Pembacaan rinci dari amandemen memberi petugas kapal
gagasan yang kuat tentang risiko yang terlibat dan cara untuk mencegahnya. 10 Point Penting dalam
Prosedur Towing adalah aspek pertama dan utama saat melaksanakan setiap tugas di atas kapal.
Khususnya berbicara dalam hal ini, Ketua Mate harus berhubungan dengan Bridge setiap saat.

18
Semua LSA / PPE harus dipasangkan dan kru harus ditekan untuk mengikuti panduan keselamatan di
setiap langkah. Tali / kabel di bawah tegangan bisa menjadi bencana dan karenanya para kru harus
menyingkir ke zona aman ketika hal yang sama terjadi. Selalu lebih baik untuk memiliki jumlah
minimum orang yang diperlukan di dek pada saat itu untuk menghindari keributan dan kebingungan.
Fungsionalitas mereka harus diperiksa sebelum mereka harus dioperasikan.

Sebelum pelayaran, integritas kedap air dari berbagai bukaan harus diperiksa. Mungkin yang paling
penting dari semuanya adalah stabilitas. Towed vessel harus memiliki stabilitas yang cukup terhadap
semua kondisi yang akan terjadi selama perjalanan. Bersamaan dengan itu, ruang mesin harus
diinformasikan dengan baik terlebih dahulu untuk menjaga poros baling-baling agar tidak berputar.

Informasi harus diperoleh dengan ketepatan yang paling mendekati tentang keadaan cuaca dan laut
yang diharapkan, jauh sebelum pelayaran. Semua referensi seperti VTS, melalui komunikasi VHF
dengan stasiun pantai, Admiralty Publications, perangkat lunak kapal pesanan, dll harus digunakan
untuk mendapatkan informasi spesifik tentang hal yang sama. Meskipun buku kecil ini hanya dapat
digunakan untuk tujuan yang lebih sugestif daripada paksaan, buku itu harus dirujuk karena buku itu
memberikan informasi spesifik dengan gambar-gambar yang sesuai dan pengaturan penarik lainnya.
Tak ketinggalan, beban kerja yang aman dari semua fitting harus dipatuhi sepanjang waktu.

Salah satu hal terpenting yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa situasi darurat apa pun selama
proses penarikan hampir tidak menyisakan waktu untuk tindakan korektif. Para kru harus teliti
dengan seluruh prosedur, dimana mereka dengan jelas dan terang-terangan menunjuk setiap tugas
untuk menghindari kebingungan. Evaluasi harus dilakukan sebelum waktu penarikan yang
diharapkan. Karena penarik merupakan bagian dari kode ISM, orang harus memahami bahwa, dalam
hal apapun, keselamatan selalu sangat penting.

2.2 Perlengkapan Towing

Towing bridles adalah system anyaman dari tali penarik pada tongkang

Shackle

tongkang

Chain

Shackle

Gbr.5.1. Towing Bridle

19
Gbr.5.2. Towing Plate

Towing hook : alat pengait tali tarik yang dipasang pada tug boat

hook

pengikat towing hook

Towing arch : busur pengaman tali tari pada saat towing

Towing winch

Derek penarik datang dalam desain dan ukuran yang berbeda dan cara kerja mesin derek
seharusnyadimengerti oleh mereka yang menggunakannya. Manual pabrikan harus selalutersedia di
papan untuk merujuk. Jika tarikan diberikan dengan tambahan derek sekunderini juga harus
dimasukkan dalam PMS.

Towing hook

Pemeliharaan kait penarik harus dimasukkan dalam PMS dan dengan demikian diperiksa

secara teratur dan visual sebelum setiap derek. Mekanisme pelepasan kait penarik seharusnyadiuji
dan dicatat untuk memastikan bahwa kait terlepas dengan benar.

Kerusakan pada kait penarik (atau peralatan penting lainnya) harus dilaporkan dan tidak
digunakansampai kerusakan diperbaiki.Umumnya tidak dianggap sebagai praktik yang baik untuk
memanfaatkan kait pengait untuk jalur laut.

Bollards, fairleads, dan sheaves

Pengecekan harus mencakup:

• Pemeriksaan rutin untuk keausan, korosi dan pemborosan yang berlebihan.

• Inspeksi untuk patahan terhadap lasan dan struktur pendukung.

• Memastikan bahwa semua berkas gandum yang berputar sudah diminyaki dan bebas.

Towlines, wire and synthetic ropes

Perawatan kawat dan tali sintetis, termasuk tandu, adalah bagian penting dari PMS. Panduan formal
tentang cara memeriksa, menyimpan, dan memelihara tali dan kabel harus disediakan. Masalah
utama adalah mencoba memaksimalkan masa pakai tali dan tetap menjaga keselamatan. Semua
tarikan awak dek harus dilatih dalam pemeriksaan tali dan mengukur ketika tali rusak dan tidak lagi
sesuai dengan tujuan dan aman untuk digunakan.

20
Beban pemutusan minimum kawat derek tidak boleh melebihi pemutusan beban

menghubungkan titik atau peralatan. Aturan umum yang disarankan adalah kawat derek dan pegas

dan penarik kait harus memiliki Beban Kerja Aman (SWL) minimal 2,5 kali (beberapa

menyarankan 3 kali) tarik tonggak tarikan.

Shackles.

Kegagalan belenggu sering menjadi penyebab kecelakaan dan cedera pribadi. Sistem misalnya
warnapengkodean belenggu adalah cara yang baik untuk melacak dan memonitor peralatan ini.

Sebelum menggunakan belenggu itu harus diperiksa secara visual. Tugs harus dilengkapi dengan
belenggu penarik yang cukup dan tautan penghubung. Sebagai panduan di setidaknya enam
belenggu penarik harus di atas kapal. The belenggu penarik harus memiliki MBL setidaknya 110%
dari MBL kawat derek; beberapa administrasi mengharuskan ini setidaknya 1,5 kali MBL dari kabel
derek.

Perlengkapan tambahan

Peralatan penarik tambahan, seperti pelindung kawat penarik dan bidal harus secara teratur
diperiksa dan membentuk bagian dari PMS. Pelindung kawat derek yang memadai harus berada di
papan untuk mencegah kabel derek dari berlebihan dongkol. Itu metode yang lebih sederhana untuk
pelayaran penarik singkat hanya dengan membungkus bagian chaffing dari derek tali dengan
sepotong hawser atau gantline dan lapisi dengan sedikit lemak. Tarikan harus dilengkapi dengan
perangkat peluncuran yang memadai untuk menurunkan kapal dalam kondisi laut terbuka.

Navigation lights and shapes

Saat menarik, harus membawa lampu-lampu yang diperlukan oleh Peraturan Internasional untuk
Mencegah Tabrakan di Laut. Ini juga dianjurkan untuk menerangi derek.

PENENTUAN TOWING BITT

Penentuan towing bitt sesungguhnya adalah penentuan seberapa besar beban tarik yang dikenakkan
pada bollard/bitt.

Bollard /Bitt pull = [(D^2/3 * v^3)/7200 + (Cmv*B*D1)]*K ….. [tons]

Di mana

D = Displacement of the tow (t)

v = Towing speed (knots)

Cmv = coefficient for the mean wind speed

B = Width of the tow (m), (transverse to movement)

D1 = Height of the wind facing area above water level, including deck cargo (m)

K = Factor 3 – 8, depending to the circumstances

21
3. Alat Keselamatan
3.1 Pengertian

Kapal ini harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang diperlukan untuk memenuhi
peraturan keselamatan jiwa di laut. Alat keselamatan ini harus dilengkapi dengan sertifikat yang
berlaku.

Perlengkapan keselamatan jiwa dapat dikelompokan dalam beberapa macam , antara lain:

a. Sekoci Penolong

Sekoci penolong adalah sekoci yang terbuka dengan lambung tetap dan di dalamnya terdapat daya
apung cadangan (kotak udara).Sekoci penolong digunakan untuk menyelamatkan jiwa orang yang
dalam keadaan bahaya sewaktu orang tersebut meninggalkan kapal. Bentuk muka belakang sekoci
penolong pada umumnya lancip yang disebut “whaleboat“ dan dasarnya rata (flat bottom)
sehingga mudah meluncur maju maupun mundur mempunyai cukup keseimbangan dan lambung
timbul yang cukup besar. Sekoci penolong berbentuk perahu kecil yang biasanya terbuat dari
fiberglass.

Sekoci semi tertutup

Sekoci tertutup

Sekoci terbuka

22
Sekoci pada dewi dewi

b. Rakit Penolong

Rakit penolong kembung

Rakit penolong tegar

c. Jaket Penolong (life jacket)

Sumber : Internet
. . 2014.
Gambar jaket Penolong

d. Pelampung Penolong

23
)

Sumber : Internet . . 2014.


Gambar Pelampung Penolong

e. Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus).

Alat keselamatan diatas kapal berikutnya adalah roket pelempar tali atau yang biasa disebut dengan
line throwing appliances. Fungsinya adalah alat penghubung pertama antara survivor dengan
penolong yang mempermudah proses pendekatan, bisa juga dipakai untuk kepentingan lainnya. Alat
pelempar tali ini harus bisa melempar tali paling dekat sejauh 230 meter.

f. Signalling apparatus

Terdiri dari Signal dan Radio. Tipe signal meliputi Life buoy light,Life buoy smoke signal, Parachute
signal, Signal rocket, Red flare, Floatable smoke signal, Water electric torch, Signalling mirror dan
Search light. Sedangkan tipe Radio yaitu Motor boat radio, Portable radio dan Automatic rescue
signal transmitter.

g. Pemadam Kebakaran

Alat-alat pemadam kebakaran merupakan alat yang berfungsi untuk memadamkan kebakaran.

Secara umum sistim pemadam kebakaran harus dilengkapi sebagai berikut: pada:

1.Ruang muat

Sistim pemadam dengan CO2. sistim pemadam dengan air laut dan sistim deteksi asap.

2.Ruang mesin

24
Sistim pemadam dengan air laut. pemadam kebakaran jinjing dan sistem deteksi asap.

3. Ruang akomodasi dan gudang

Sistim pemadam dengan air laut. pemadam kebakaran jinjing dan sistim deteksi asap untuk koridor.
anak tangga dan loronglorong.

Di atas sistem pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan lain sesuai
persyaratan pemadam kebakaran antara lain:

a.Fire Hose Box

Fire hose box adalah tempat untuk menaruh fire hose dan selang kebakaran agar dapat dengan
mudah dilayani dan selain itu agar tidak mengganggu kerja dikapal.

Fire Hose Box

b.Fire Hose

Fire hose adalah selang kebakaran yang materialnya terbuat antara lain terpal. karet dan nylon.
Kapal Tanker tentunya harus siap dengan segala kondisi yang ada saat berlayar. Hal ini pun
mempengaruhi perlengkapan pemadam diman sering terjadi musibah kebakaran di laut.

Gambar Fire Hose

c.Springkler System

Alat ini termasuk alat pemadam kebakaran dengan menggunakan air.

25
Gambar Springkel System

d.Fireman Outfit

Fireman outfit adalah perlengkapan yang dipergunakan oleh ABK untukmemadamkan kebakaran
yang terjadi pada kapal. Fireman outfit harus disimpan ditempat yang telah ditentukan dan harus
dengan cepat dan mudah digunakan.

Gambar Fireman Outfit

e.Fire Extinguisher

Fire extinguisher adalah alat pemadam kebakaran yang kecil atau yang berbentuk tabung yang dapat
dibawa. Jenis dari pada fire extingusher ini berbeda-beda sesuai dengan bahan yang di isi dalan
tabung tersebut.

Gambar Fire Extinguishers


26
f.Hydrant

Hydrant adalah alat pemadam kebakaran yang terhubung dari beberapa saluran air yang mencukupi.
Tiap hydrant memiliki satu atau lebih penghubung selang kebakaran. Biasanya diletakkan di main
deck,forecastle deck dan bridge deck

Gambar Hydrant

g.Foam Extinguisher

Bahan pemadam busa ini efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak. solar dan cairnya).
untuk memadamkan kebakaran benda padat (Kelas A) kurang baik seperti diketahui bahwa
pemadam kebakaran dengan bahan busa adalah dengan cara isolasi yaitu mencegah masuknya
udara dalam proses kebakaran (api). dengan menutup/menyelimuti permukaan benda yang terbakar
sehingga api tidak mengalir.

Gambar Foam Extinguisher

3.2. Peluncur Sekoci/Dewi-Dewi (Davits)

Dewi-dewi merupakan peralatan pasangan yang berfungsi untuk menurunkan sekoci dari kapal
menuju permukaan perairan. Kekuatan dari davit dan perlengkapannya pada kapal harus tersedia
faktor keamanannya berdasarkan tegangan tarik maksimumnya (ultimate tensile stess) dari material
yang digunakan. Perlengkapan utama dewi –dewi seperti, batangdewi-dewi(rod), block, falls, winch
dan tangga embarkasi (embarkation ladder). j Dewi –dewi harus memiliki faktor keamanan tertentu.
Sehingga mampu meluncurkan sekoci dengan kondisi kapal mengalami list 15o dengan trim 10o.

a. Dewi-Dewi Radial

27
Tipe ini lebih tradisionil dan sekoci menggantung pada satu atau dua buah davit. Untuk menurunkan
yang kita perlu memutar davit searah jarum jam dan kemudian pada posisi tertentu kedua davit
berputar berlawanan artinya davit yang satu melanjutkan perputarannya dan davit yang lain
berputar berlawanan dari arah semula. Sistem operasi ini agak sulit bila kondisi kapal list, sehingga
type ini sesuai untuk peluncuran sekoci kerja dan tidak sesuai untuk meluncurkan sekoci penolong,
karena alasan diatas dan waktu pengoperasian cukup lama atau sesuai untuk kapal-kapal yang
berlayar diair tenang.

Gambar 6.3 Radial Davit

b. Luffing Davit atau Swing Out Type atau Dewi-Dewi tipe mekanik

Sering disebut Mechanical Davit terdiri dari dua macam yaitu crescent dan pivot type, dan straight
boom type davit.Davit mampu meluncurkan sekoci dalam waktu 4 menit dan kapal pada kondisi list
baik list star board atau list port side 150. Mechanical davit dituang secara manual dengan cranks,
kerja ulir, gear satau peralatan mekanik lain; meskipun satu type dari pivot davit hanya memerlukan
pengangkatan handle rem winch, untuk meletakan davit dalam operasi setelah gripes atau pegangan
dilepas. Crecsent dan pivot type davit yang mana life boat dituang pada lengan berbentuk lengkung
dan penyimpanannya relatif tinggi, yang mana memberikan penambahan perlindungan life boat
terhadap kerusakan dari pukulan air laut bila dibandingkan dengan type davit mekanik lain. Winch
dan tangga embarkasi menggunakan crescent davit yang umumnya diletakan pada geladak diluar
ujung sekoci, sedangkan pivot davit, pemakaian suatu torque tube atau pipa putar untuk memutar
winch drums secara terus menerus (simultaneously) pada masing-masing davit frames, juga
mempunyai tangga embarkasi-debarkasi diletakan tepat depan sesudah davit. Straight-boom type
davit diletakan diluarujung life boat sehingga boat dapat mengayun diantara davit. Sekoci atau boat
disimpan dalam chock pada geladak dan diletakan untuk meluncur dengan kerja suatu sheath screw
yang melekat pada tiap-tiap davit.

28
Crescent davits

Luffing Davit dan Straight Boom Davit

c. Gravity Davit

Tipe ini banyak digunakan pada kapal besar karena mudah beroperasi dan mampu bekerja pada
kondisi kapal list star board atau port side 20o, dan penempatannya tidak perlu dekat dengan tepi
geladak utama sehingga lebih ekonomis penggunaan space. Davit umumnya terdiri dari arms rolling
pada track ways atau arms dengan satu atau lebih pivoting links, dan dapat dipakai meskipun berat
sekoci dan perlengkapan melampui 5000 lb, dan digunakan pada kapal tanker pelayaran
intemasional. Davit dipasang sekitar panjang sekoci, dan winch dihubungkan memakai tali baja
dengan davit, yang diletakan dibawah salah satu track way. Juga dilengkapi tangga naik-
turun(embarkation-debarkation) yang diletakan tepat depan sesudah davit.

29
Gravity Davit.

f. Prosedur Penurunan Sekoci

Cara penurunan sekoci dari kapal ke air juga harus diperhatikan. Berikut ini merupakan cara
penurunan sekoci dengan baik dan benar.

Contoh Penurunan Sekoci

1. Pain ternya masih terikat dengan benar di sekoci dari railing kapal, dan tidak kencang atau tegang
tertambat di railing agar penurunan sekoci nantinya tidak tertahan

2. Lepaskan pengunci Hand Brake pada Boat Winch dengan cara mencabut Toggle Pinnya

30
3. Semua awak kapal naik dan masuk ke dalam sekoci kecuali orang yang memiliki tugas untuk
menurunkan sekoci

4. Berdiri dengan benar pada Stage untuk melepaskan Cradle Stopper Handle dari penahannya
dengan cara mencabut Toggle Pin

5. Lepaskan Trigger Line dan Lashing Line dari Release Hook terhadap badan sekoci agar tidak
tersangkut

6. Orang yang bertugas menurunkan sekoci selanjutnya naik dan masuk kedalam sekoci, kemudian
menutup semua pintu sekoci

7. Tarik tali Remote Control Wire dari dalam sekoci untuk memutar keluar dan menurunkan sekoci.
Dalam penarikan tali Remote Control Wire harus dilakukan dengan hati-hati dengan menariknya
secara perlahan karena hal ini akan menyebabkan terjadi oleng pada sekoci. Akibatnya dapat
membahayakan orang yang berada dalam sekoci tersebut.

8. Ketika sekoci hampir mencapai permukaan laut, orang yang bertugas menarik tali Remote Control
Wire harus mengurangi kecepatan penurunan dengan cara sedikit mengendurkan tarikan terhadap
tali Remote Control Wire hingga sekoci bersentuhan langsung dengan permukaan laut secara
perlahan

9. Setelah sekoci sudah berada di atas permukaan laut segera lepaskan tali Remote Control Wire dari
dalam sekoci

10. Lepaskan sekoci dari kedua Boat Hooknya dan lepaskan juga sekoci dari Painternya

g.Syarat penggunaan dewi-dewi

Pemakaian dewi-dewi di kapal pada prinsipnya dapat dikategorikan sebagai berikut :

* Untuk 2¼ tons (2300 kg) dipergunakan luffing atau grafity davits dalam kondisi menggantung
keluar tanpa penumpang (turning out condition).

* Untuk sekoci penolong yang beratnya diatas 2¼ tons (2300 kg) dipergunakan gravity davits pada
kondisi –kondisi menggantung keluar tanpa penumpang (turning out condition).

h. Diameter dewi-dewi

Diameter batang dewi-dewi dapat dihitung sbb:

D= 3 LxBxD(h+4a) : C

di mana:

d = diameter dewi-dewi (inch)

31
L = panjang sekoci (feet)

B = lebar sekoci (feet)

D = tinggi sekoci (feet)

H = tinggi dewi-dewi di atas tumpuan B (feet)

a=jarakbentangdewi-dewi(feet)

C= konstanta, dimana :

C = 144 untuk dewi-dewi yang terbuat dari besitempa (wrought iron)denganjumlah penumpang
yang cukup di dalam sekoci pada saat diluncurkan

C = 174 untuk dewi-dewi yang terbuat dari baja tempa (wrought ingot steel) dengan elongation
strength (dayamulur) 27-32 ton/m2 atau 4300-5000kg/cm2

C = 86 untuk dewi-dewi yang terbuat dari besi tempa dengan jumlah penumpang maximum pada
saat diluncurkan

C = 104 untuk dewi-dewi yang terbuat dari baja tempa dengan daya mulur 27-32 ton/inch2 atau
4300-5000 kg/cm2

32
BAB III

PENUTUP

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyaknya alat pelengkap kapal tergantung pada besar dan jenis kapal itu sendiri, berikut adalah
beberapa alat untuk sistem labuh dan tambat kapal :

a. Jangkar [Anchor]

b. Rantai Jangkar [Anchor Chain]

c. Bak Rantai [Chain Locker]

d. Tabung Jangkar [Hawse Pipe]

e. Pipa Rantai [Chain Pipe]

f. Tali Temali [Mooring Ropes/Rigging]

g. Bollard dan Fairlead

h. Windlass,Warping Winch dan Capstan

selain sistem labuh dan tambat, alat keselamtan pada sebuah kapal juga sangat penting. Pada
umumnya alat keselamat kapal semunya sama, namun kembali disesuaikan dengan kebutuhan kapal
itu sendiri. Berikut bebrapa alat keselamatan yang terdapat pada kapal :

a. sekoci penolong

b. rakit penolong (inflatable liferaft)

c. jaket penolong (life jacket)

d. pelampung penolong

e. pelempar tali penolong 9line throwing apparatus)

f. signalling apparatus

g. alat pemadam kebakaran, seperti fire extinguisher, hydrant, dll.

B. Daftar Pustaka
1. Materi kuliah Sistem Labuh dan Tambat

2. Materi kuliah Alat Keselamatan Kapal

3. Materi kuliah Davits (alat untuk menurunkan sekoci).

33

Anda mungkin juga menyukai