Halaman 0
Daftar Isi
Pendahuluan.............................................................................................. 3
1.
1.1 ANCHOR
3
1.2 WINDLASS
4
1.2.1
Tipe Windlass...............................................................................5
1.2.2
1.2.3
Referensi.................................................................................................... 9
5.
Deskripsi Perhitungan................................................................................9
5.1 Perhitungan Anchor (Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat)
9
5.2 Perhitungan Windlass11
5.2.1
Gaya Tarik Angkat Jangkar (Tcl)..................................................11
5.2.2
Mcl =
Tcl x Dcl
[Kg.m]............................................................................11
2 x cl
5.2.3
5.2.4
5.2.5
5.3.3
5.3.4
L A M P I R A N................................................................................................24
1.
2.
3.
2.3
2.4
2.5
Halaman 1
3.3
4.
5.
6.
Halaman 2
31
1. Pendahuluan
Permesinan bantu adalah semua peralatan
dengan tenaga penggerak yang umumnya
berlokasi diluar ruang permesinan kapal, dan
tidak ada hubungannya dengan pembangkit
propulsi utama. Contoh permesinan bantu
adalah steering gear, anchor windlasses,
berbagai macam winch, cranes, capstan, semua
jenis peralatan akses cargo, bow thrusters,
rudders, serta fin stabiliser.
ANCHOR
Pada kapal yang sedang tertambat pada
jangkar, bekerja gaya-gaya sebagai berikut:
1. Gaya oleh arus pada dasar kapal
2. Gaya oleh angin pada bagian atas kapal
3. Gaya inersia akibat pitching dan rolling.
Jangkar dan sistem penjangkaran akan
menahan gaya-gaya tersebut sehingga kapal
berada pada posisi yang stasioner.
Peralatan penambat meliputi;
Jangkar Kapal dan Peralatannya
Jangkar (anchor)
Rantai jangkar (anchor chain)
Lubang masuk dan keluar jangkar dan rantainya (hawspipe holes)
Stopper
Peralatan penarik jangkar (anchor handling equipment)
Kapal biasanya dilengkapi dengan tiga macam jangkar;
1. Jangkar haluan (bower anchor)
2. Jangkar arus (stream anchor)
Kedua macam jangkar tersebut berguna untuk menahan posisi
haluan atau buritan.
3. Jangkar cemat (kedges anchor), untuk menarik kapal jika terjadi
bahaya.
Halaman 3
Tipe-tipe Jangkar
Pengaturan jangkar harus mampu;
Melepaskan jangkar secara cepat sampai kedalaman yang
disyaratkan dan dapat menghentikan gerak rantai dengan halus.
Mengangkat rantai beserta jangkarnya
Dapat menahan kapal pada posisi penjangkaran
Siap untuk menyimpan jangkar dan rantainya.
Mesin untuk mengangkat jangkar disebut windlass dan anchor capstans.
Berdasarkan penggeraknya mesin jangkar dapat digolongkan menjadi;
manual
steam
elektrik
internal combustion engine.
WINDLASS
Kegunaan utama dari windlass adalah sebagai penghubung atau penarik
tali (rantai) jangkar. Windlass mempunyai kemampuan untuk mengangkat
jangkar pada kecepatan rata-rata 5-6 fathoms/menit dari kedalaman 30-60
fathoms.
Pemilihan windlass dilihat dari segi ukurannya tergantung dari beberapa
hal antara lain ;
- Ukuran kapal
- Service dari kapal
- Berat jangkar dan rantai jangkar
- Losses akibat gelombang air
- Losses akibat gesekan dari hawspipe (30%-40%)
Pada beberapa kapal, windlass digunakan sebagai alat emergency dan
dapat dikombinasikan dengan mooring winch dan warping head pada
kapal container, tanker, ro-ro, dan kapal penumpang.
1.2.1
Tipe Windlass
1. Horizontal windlass
Adalah type windlass yang mempunyai poros (poros dari wildcat,
gearbox utama, dan gypsy head) yang horizontal dengan deck
kapal. Windlass horizontal digerakan oleh motor hidrolis dan
motor listrik ataupun oleh mesin uap. Windlass jenis ini lebih
murah dalam pemasangannya tapi dibutuhkan perawatan yang
lebih sulit karena permesinannya yang berada diatas deck dan
terkena langsung dengan udara luar dan gelombang.
Halaman 4
2. Vertikal windlass
Vertikal windlass adalah type windlass yang mempunyai sumbu
poros dari wildcat yang arahnya vertikal terhadap deck kapal.
Biasanya motor penggerak dilengkapi gigi, rem dan permesinan
lain yang letaknya dibawah deck cuaca dan hanya wildcat dan
alat control saja yang berada diatas deck cuaca. Hal itu
memberikan keuntungan, yaitu terlindunginya permesinan dari
cuaca. Keuntungan lainnya adalah mengurangi masalah dari
relative deck defleksion dan menyerdehanakan instalasi dan
pelurusan dari windlass. Untuk mneggulung
tali tambat
(warping), sebuah capstan disambungkan pada poros utama
diatas windlass. Windlass vertikal mempunyai fleksibilitas yang
tinggi dalam menarik jangkar dan pengaturan mooring.
1.2.2
Halaman 5
Halaman 6
kapalnya, sebagai contoh pada kapal tanker yang membawa muatan yang
mudah terbakar tentu dibutuhkan sebuah sistem yang memiliki perilaku
yang tidak menimbulkan hal-hal yang dapat menyebabkan percikan api,
panas, dan hal-hal lainya yang dapat menyebabkan kebakaran, dalam hal
ini sebuah system termasuk steering system yang meminimalkan resiko
terjadinya kebakaran sangatlah penting dipilih, untuk keperluan tersebut
dapat dipilih tipe hydraulic steering gear. Contoh lainnya misalnya pada
kapal yang memakai tenaga uap untuk pendorong utamanya, maka steam
steering system lebih cocok digunakan karena tenaga uap sudah tersedia
sehingga efisiensi yang optimal dapat dicapai.
Untuk sistem kontrolnya juga dipilih yang sesuai dan efisien, sistem
kontrol elektrik banyak dipakai pada kapal karena kesederhanaanya,
fleksibilitasnya yang tinggi, dan transmisi yang mudah, sehingga
keunggulan-keunggulan tersebutlah yang membuat ia cocok dipasangkan
dengan berbagai tipe steering gear sehingga munculah istilah electrohydraulic steering gear, electro-mechanical steering gear, dan lain
sebagainya. Jadi hal yang sangat penting untuk pemilihan type steering
system adalah pertimbangan efisiensi, kecocokan dengan jenis kapal, dan
pertimbangan-pertimbangan lain yang mendukung.
CAPSTAN
Halaman 7
Halaman 8
k1
k2
k3
kt
Qe
Vc
Ht
Q
Wst
Wo
Wd
Wr
Wmt
Wres
LWT
4. Referensi
o ABS 2010
o M, Khetagurov. Marine Auxiliary Machinery And System. Halaman 401
o Principal Shipbuilding B, 1957
o Rumus Watson, RINA 1977
o Practical Ship Design, chapter 4.5 halaman 107-111
o Practical Ship Design, chapter 4.6.3 halaman 114
o Trika Pitana Lecturer for Design III
5. Deskripsi Perhitungan
Perhitungan Anchor (Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat)
Peralatan jangkar, rantai jangkar, kawat seling, tali temali ditentukan
berdasarkan ABS Part 3 Chapter 5 yang dihitung berdasarkan nilai Z
yaitu:
Z = 2/3 + 2.h.B + A/10
Dimana :
Halaman 9
Maka :
= . air laut (ton)
h = a + hi
a
= H T (m)
hi = (m x level (Superstructure/deck house))
A = m2 (hasil dari luasan penampang samping
superstructure, dan houses)
Sehingga
Z=
Dari nilai Z yang didapat, maka melalui tabel ini, akan didapat:
a. Jangkar
Halaman 10
lambung,
Jumlah jangkar
Berat Jangkar
b. Rantai Jangkar
Panjang rantai
Diameter rantai
c. Tali Tarik
Panjang
Beban putus
d. Tali Tambat
Jumlah
Panjang
Beban putus
= ... mm
= ... m
= ... kN
= ... buah
= ... m
= ... kN
Perhitungan Windlass
Tcl x Dcl
[Kg.m]
2 x cl
Mcl
[kg.m]
Ia x a
Halaman 11
Dimana:
a = effisiensi total peralatan
= 0.7-0.85, diambil ...
Ia = perbandingan putaran poros
putaran poros kabel lifter
ia
motor
windlass
dengan
x Nm x Dcl
60 x Va
19,1xVw
[RPM]
Dw dw
Twbx ( Dw dw)
[kg.m]
2 xiwx w
Halaman 12
Mmxnm
[HP]
716,2
(Principal Shipbuilding B,1957)
1,75 xLxT
[m2]
100
dimana :
c1
= Faktor untuk tipe kapal
= 1,0 untuk kapal umum
c2
= Faktor untuk tipe kemudi
= 0,9 untuk semi balansir
c3
= Faktor untuk profil daun kemudi yang digunakan
= 1,0 untuk NACA Profile
c4
= Faktor dari peletakkan daun kemudi
= 1,0 untuk kemudi pada aliran arus propeller
5.1.6.3 Dimensi utama daun kemudi
Untuk daun kemudi pada kapal dengan single propeller
meiliki luasan di depan sumbu poros daun kemudi (balansir)
50% A
Maka Luas Balansir:
A = 0,5 A [m2]
Sedangkan persyaratan dalam perancangan ukuran
daun kemudi adalah sebagai berikut :
Halaman 13
c=
x1 x 2
A
; b=
c
2
dimana,
c = lebar dari daun kemudi
[m]
b = tinggi dari daun kemudi
[m]
x1 = lebar bawah daun kemudi [m]
x2 = lebar atas daun kemudi
[m]
A = luasan daun kemudi
[m2]
Af = bagian dari luasan kemudi yang terletak di depan pada
batang poros kemudi
= ... m2 (berdasarkan perencanaan)
5.1.7 Perhitungan Gaya dan Torsi Yang Bekerja Pada Kemudi
5.1.7.1 Perhitungan Gaya Pada Daun Kemudi
Bahwa perhitungan gaya pada daun kemudi ditentukan
berdasarkan rumusan sebagai berikut :
2
Cr = 132 A v k1 k 2 k 3 k t [N]
dimana :
V = kecepatan maju kapal 13,5 knot
k1 = koefisien berdasarkan aspek rasio
k1 = ( + 2) /3
Halaman 14
k2
k3
kt
= b2 / At
= koefisien yang tergantung tipe kemudi dan profil
kemudi (mengacu Tabel 14.1)
= 1,1 untuk NACA-00 series gottinger profiles
= Koefisien yang tergantung dari lokasi kemudi
= 1,0 untuk kemudi di aliran propeller
= Koefisien tergantung pada koefisien thrust
= 1,0 untuk kondisi normal
A1
[N]
A
Cr2 = Cr
A2
[N]
A
Halaman 15
Q R k r [mm]
235
ReH
kr =
Dt
Mmax = 4,2
kr
[Nm]
Q R rs
[HP]
75
180
N rs
[HP]
SG
Halaman 16
Qe / Vc [mm]
Dimana : Qe
= Debit Pompa
= Vol.COT / t [m3/jam]
Vc = Kecepatan aliran jenis muatan, Vc diambil ... [m/s]
Halaman 17
No
item
nxk
Filter
...
...
...
Tee joint
...
...
...
Elbow 90
...
...
...
Gate valve
...
...
...
total
...
Halaman 18
No
item
nxk
Filter
...
...
...
Tee joint
...
...
...
Elbow 90
...
...
...
Gate valve
...
...
...
total
...
Halaman 19
[m3/jam]
6. Kesimpulan
6.1 Perhitungan Anchor (Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat)
Satuan
Simb
Nilai
ol
Jangkar
1
Jumlah Jangkar
Berat Jangkar
5250
buah
kg
Rantai Jangkar
1
Panjang rantai
577,5
Diameter rantai
73
mm
meter
Tali Tarik
1
Panjang
220
Beban Putus
1024
meter
kN
Tali Tambat
1
Jumlah
Panjang
190
Beban Putus
363
Buah
Meter
kN
UNIT
SIMB
OL
NILAI
SATUAN
Tcl
41393
kg
Mcl
22579,66
Kg.m
Mm
115,991
Kg.m
161,95
HP
3759,3
kg
Capstan
Gaya Tarik
Twb
Halaman 20
Nw
29,8
RPM
Mm
8,3
Kg.m
Daya Motor
NC
14
HP
UNIT
SIMB
OL
NILAI
SATUAN
17,65
m2
Luas Balansir
4,06
m2
x1
3,1
x2
3,1
17,65
m2
AF
4,06
m2
3,1
5,637
Cr
1004,61
kN
QR
314,58
kNm
10
Dt
284,92
mm
11
NST
228,65
HP
Halaman 21
Halaman 22
Halaman 23
LAMPIRAN
DOCUMENT III
Doc. No.3 09 42 09 069 AM
Perhitungan Permesinan Bantu (Anchor, Windlas, Daun Kemudi,
Sistem Bongkar Muat)
Halaman 24
= 3 buah (1 cadangan )
= 5250 kg
= 577,5 m
= 73 mm
= 220 m
= 1024 kN
= 5 buah
= 190 m
= 353 kN
Halaman 25
dc = diameter rantai = 73 mm
0,0218 dc2 = 116,172
100 m
density material jangkar = 7750 kg / m3
density air laut
= 1025 kg / m3
Pa
La
a
w
=
=
=
=
Tcl
TclxDcl
2 x cl
Mcl =
Dcl
cl
Mcl
Mcl
=
=
=
=
13,6 dc = 13,6 x 73
992,8 mm = 0,9928 m
effisiensi kabel lifter
0,92
441393 x 0,9928
=
2 x 0,92
= 22.579,66 kg.m
Mcl
(kgm)
Iax a
Dimana:
a
= effisiensi total peralatan
= 0.8
xNmxDcl
60 xVa
Ia
Nm
Va
ia
x1000 x 0,76
60 x 0.2
=243,33
Mm
22579,6
243,3 x 0.8
= 115,991 kg.m
=
Mmxnm
716.2
115,991x1000
716,2
= 161,954Hp
=
Halaman 26
2.1.7
19,1xVw
; RPM
Dw dw
Dimana:
Vw
= kecepatan tali capstan = 0,25 m/s
dw
= diameter tali = 0,02 m
Dw
= diameter penggulung tali = ( 5-8) dw
Diambil 7 dw = 7 x 0,02 = 0,14 m
19,1x 0,25
Nw
=
0,14 0,02
= 29,8 RPM
2.1.8
Twbx ( Dw dw)
; kg.m
2 xiwx w
Dimana :
w
= effisiensi motor penggulung capstan = 0,9
iw
= nm / Nw
nm
= putaran motor capstan jenis electric = diambil 1200 RPM
iw
= 1200/29,84 = 40,2
sehingga :
Mm
= 8,3 kg.m
Halaman 27
2.1.9
Mmxnm
716,2
8,3 x1200
716,2
= 14 Hp
=
A c1 c2 c3 c4
1,75 L T
100
dimana :
c1
= Faktor untuk tipe kapal
= 1,0 untuk kapal umum
c2
= Faktor untuk tipe kemudi
= 0,9 untuk semi balansir
c3
= Faktor untuk profil daun kemudi yang digunakan
= 1,0 untuk NACA Profile
c4
= Faktor dari peletakkan daun kemudi
= 1,0 untuk kemudi pada aliran arus propeller
Sehingga diperoleh Luasan minimum daun kemudi sebagai berikut :
Halaman 28
A' =
A' =
A' =
h/b =
A=
23% x A
35% x b
75% x T
1.8.(1)
b x h (2)
dari substitusi pers. 1 dan 2 lebar daun kemudi (b) diperoleh adalah
sebagai berikut :
b (1,8
A=
b)
A=
1,8 b2
b=
(A/1.8)1/2
Maka ,
B = (17.650/1.8)1/2
= 3,1 m
h = 1,8 b
= 1,8 x 3,1
= 5,637 m
Halaman 29
2.
dimana :
V
= kecepatan maju kapal 14knot
k1
= koefisien berdasarkan aspek rasio
dimana :
Halaman 30
235
ReH
0 , 75
kr =
235
420
0 , 75
0,647
M max
Dt
4,2
kr
Nm
Q R rs
75
Dimana :
Halaman 31
rs =
180
N ST
dimana SG
diambil 0,5
N rs
SG
= Efisiensi stering gear ( 1,0 0,35 )
182,924
0,8
= 228,65 HP
N ST
Halaman 32