KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Defenisi, Jenis, dan Konsep Dasar Bangunan Laut” tepat pada waktunya
yang diberikan.
ii
DEFENISI, JENIS, & KONSEP DASAR 2019
BANGUNAN LAUT
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Guyed tower...........................................................................................11
2. Articulated tower....................................................................................12
1. Semi submersible...................................................................................13
2. Drilling ship...........................................................................................15
1. Kedalaman Laut.....................................................................................19
2. Subsea structures....................................................................................20
iii
DEFENISI, JENIS, DAN KONSEP DASAR 2019
BANGUNAN LAUT
BAB I
PENDAHULUAN
anjungan minyak di zona pasang surut di sepanjang pantai teluk Texas dan
Louisiana. Ladang minyak Goose Creek dekat Baytown, Texas adalah salah
satunya dari contoh tersebut. Pada tahun 1920-an pengeboran dilakukan dari
anjungan beton di danau Maracaibo, Venezuela.
BAB II
JENIS BANGUNAN LAUT
C. Menurut Fungsinya
a) Bangunan eksplorasi, digunakan untuk pengeboran minyak atau gas
alam.
b) Bangunan produksi, digunakan untuk pengambilan minyak atau gas
alam dari sumur minyak yang ditemukan.
c) Bangunan hibrid, digunakan untuk pengeboran maupun pengambilan
minyak atau gas alam.
Proses ini termasuk tahap awal yang cukup kritis, karena stabilitas wahana
angkutnya harus diperhitungkan dengan cermat setelah ada beban di atasnya.
Selain itu juga harus dilakukan proses pengikatan sementara (tiedown) selama
dalam transportasi, dengan cara yang tepat sesuai dengan disainnya. Kegagalan
pada proses ini dapat mengakibatkan jatuhnya struktur ke dalam laut selama
pengangkutan dan tidak menutup kemungkinan kegagalan tersebut bisa terjadi
pada saat proses loadout. Selama proses transportasi, biasanya beberapa kapal
tunda (tug boat) ikut mendampingi hingga lokasi akhir.
BAB III
FIXED STRUCTURES
Ket:
Ket:
Flare stack adalah pemantau emisi.
Quarters adalah tempat tinggal para pekerja.
Drilling & production equiptment adalah
Columns adalah tiang penyangga yang berbentuk pipa.
Caisson bermanfaat untuk menjaga stabilitas pada saat operasional
BAB IV
COMPLIANT STRUCTURES
Konstruksi dan jenis anjungan ini pada umumnya selain ditopang di dasar
laut juga memiliki daya apung (Bouyancy). Kelebihan jenis anjungan ini ialah
posisi geladak yang tetap berada diatas air dan gerakan vertikal struktur yang
dapat dieliminasi, sedang kekurangannya konstruksi compliant biasanya sangat
besar karena untuk perairan dalam.
1. Guyed Tower
Guyed Tower adalah konstruksi rangka langsing yang ditopang oleh
beberapa mooring lines disisi-sisinya dan sekitar permukaan air hingga dasar
laut. Dengan demikian beban horizontal dan momen melalui mooring lines
ditransformasikan ke dasar laut. Konstruksi pada dasar laut dapat fixed
structure atau juga konstruksi engsel. Pada daerah sekitar permukaan air guyed
tower biasanya dilengkapi dengan struktur apung.
2. Articulated Tower
Articulated Tower mirip dengan guyed tower hanya tidak dilengkapi
dengan mooring lines. Konstruksi penopang antara struktur dengan dasar laut
biasanya berupa sambungan engsel. Articulated Tower dilengkapi dengan
struktur apung yang cukup besar.
BAB V
FLOATING STRUCTURES
Struktur jenis ini akan bergerak apabila ada gaya luar yang bekerja
padanya. Hal ini disebabkan karena kekakuannya tidak besar. Struktur ini
biasanya diikatkan pada dasar laut. Yang termasuk di dalam jenis anjungan
terapung adalah semi submersible, jack up platform, drilling ship, dll. Anjungan
terapung biasanya digunakan sebagai anjungan pengeboran (drilling), anjungan
pendukung operasi (support vessel), fasilitas pendukung pemasangan pipa (pipa
layer), sebagai fasilitas akomodasi dan juga dapat dipakai sebagai anjungan
produksi terutama untuk ladang marginal yang waktu operasinya tidak terlalu
lama.
1. Semi Submersible
Semi-submersible rig : sering hanya disebut “semis” merupakan rig jenis
mengapung.
Desain : Eksplorasi dan produksi, struktur terapung, diderek ke situs,
swabalast dan tertambat (berlabuh), kolom vertikal besar terhubung ke ponton
besar, kolom mendukung struktur geladak dan peralatan. Kedalamannya : ± 90-
1000 m
Kelebihan :
Mobile dengan kecepatan transit tinggi (~ 10 kts)
Stabil – minimal respon terhadap aksi gelombang
Daerah dek besar
Kekurangan :
Biaya awal dan operasi yang tinggi
Deck beban terbatas (apung cadangan yang rendah)
Kelelahan struktural
Mahal untuk memindahkan jarak yang besar
Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar
posisinya tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam
baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara
dinamis.
Ket:
Helicopter pad adalah tempat helicopter mendarat karena untuk menuju ke
lokasi rig dengan menggunakan helicopter membutuhkan waktu yang
lebih singkat.
Crew quarter adalah tempat tinggal para kru rig.
Anchor racks adalah tempat jangkar
Moonpool adalah menara yang bagian bawahnya terbuka ke laut
Drill pipe racks adalah tempat pipa pemboran disusun.
Columns adalah kaki penyangga rig menuju ke pontoons.
Pontoons adalah pemberat sebagai penyimbang
Mooring adalah penyetel/pengikat antara jangkar dengan tali
jangkar(lines)
lines adalah penhubung jangkar dengan rig permukaan(tali jangkar).
2. Drilling Ship
Drill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan dilengkapi dengan
propeler sendiri. Karena sifatnya mengapung sehingga sangat dipengaruhi oleh
arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar
seperti submarsible. BOP dipasang di dasar laut.
Desain merupakan eksplorasi, lambung kapal disesuaikan untuk
mengakomodasi peralatan pengeboran, pengeboran bagian tengah kapal derek
dengan pembukaan "moonpool" terletak di bawah derek, fleksibel anak tangga
dengan terputus, self-propelled, memanfaatkan positioning system dinamis
untuk mempertahankan kapal di atas lokasi pengeboran (komputer dikontrol
pendorong, lingkungan sensor, posisi menentukan peralatan). Sistem Mooring
turret memungkinkan kapal untuk kepala ke angin / gelombang mengurangi
efeknya, Kedalamannya : ± 2500 m
Keuntungan :
Mengurangi melintasi samudra waktu transit
Biaya mobilisasi rendah,
Biaya awal & operasional yang rendah,
Kelayakan superior dan kemampuan survival
Kekurangan :
miskin stabilitas di laut kasar
daerah dek minimal
freeboard rendah
Ket:
Blowout prevention system: peralatan untuk mencegah blowout (
meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur).
Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas
berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
Drill ship adalah merupakan tempat rig berdiri dan peralatan pemboran.
Well head adalah sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing
head untuk masing-masing casing. Masing-masing casing head
mempunyai "HUG" yaitu tempat untuk memasang hydraulic connector
dan mempunyai ulir kiri untuk menyambungkan dengan running tool pada
waktu menurunkan casing dan juga untuk penemenan
Acoustic positioning beacons adalah sebagai sensor agar posisi untuk
pemboran dari rig pas pada dasar laut.
Riser adalah mengalirkan fluida lumpur ke permukaan dalam proses
pemboran serta memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran
seperti pahat, kedalaman lubang bor.
Keuntungan :
stabil - gerak vertikal minimal
biaya kenaikan rendah dengan peningkatan kedalaman
biaya pemeliharaan rendah
Kekurangan :
biaya penyimpanan awal yang tinggi
tinggi biaya
kelelahan kaki ketegangan
pemeliharaan sistem bawah laut sulit
Ket:
Derrick adalah menara rig, fungsi utamanya untuk memberikan ruang
kerja yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan drill collar serta
casing string. Oleh sebab itu tinggi dan kekuatannya harus sesuai dengan
keperluan.
Crane adalah tempat fasilitas penyimpanan suplai air, udara bertekanan
dan listrik, ruang kantor, pusat komunikasi
Tension legs (pipes) adalah kaki dari rig tersebut yang berbentuk pipa.
Tension leg foundations adalah pondasi dari tension leg platform
BAB VI
SUBSEA SYSTEM
1. Kedalaman Laut
a) Laut Dangkal
Kedalaman laut tidak lebih dari 300 meter
Jack up rigs dan fixed offshore structure digunakan
Penyelaman layak dilakukan
b) Laut Dalam
Kedalaman air lebih dari 300 meter
Kapal pengeboran terapung dan platform minyak apung digunakan
ROV diperlukan sebagai pengganti penyelam
c) Laut yang lebih dalam lagi
Kedalaman laut lebih dari 1500 Meter
Bagian dari proses pengeboran lepas pantai
2. Subsea Structure
a) Subsea Xmas Tree System
Xmas tree adalah gabungan pipa, valve, dan berbagai mekanisme pengaman
yang digunakan untuk mengendalikan sumur minyak. Xmas tree dipasang
di atas kepala sumur. Secara singkat, X-mas tress merupakan katup
pengontrol dan pengaman sumur minyak. Katup ini menahan berbagai
tekanan tinggi dari dalam sumur. Bagian Xmas tree dan sumur kebawah
adalah drilling.
BAB VII
ATURAN KLASIFIKASI OFFSHORE
Domestik:
Klas (BKI) sebagai Perusahaan Jasa Inspeksi Teknis (PJIT) dan konsultan
teknik untuk memverifikasi instalasi migas dalam pemenuhan keselamatan
operasi dan lindungan lingkungan seperti yang disyaratkan oleh
Pemerintah dalam SKPI dan SKPP.
Aturan Klas sebagai PJIT mengacu pada Peraturan Pemerintah seperti
Kep. Dirjen Migas No.84.K/38/DJM/1998tanggal 19 Agustus 1998
tentang “Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas
Instalasi Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan dalam Usaha
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas
Bumi.
Indonesia sebagai salah satu pelopor kegiatan offshore di Asia, banyak
menggunakan klas ABS sejak 1970an.
Internasional:
International Association of Classification Society (IACS) merupakan
badan internasional non pemerintah yang diakui untuk IMO untuk
melakukan klasifikasi, verifikasi, manajemen risiko, dan sebagai konsultan
teknis terhadap desain dan operasi suatu fasilitas offshore agar handal,
aman, dan tidak merugikan lingkungan.
Peran Det Norske Veritas (DNV) Klas Norwegia sangat dominan dalam
operasi fasilitas offshore di Laut Utara. American Berau of
Shipping (ABS) dominan digunakan di Gulf Mexico, Amerika Selatan,
dan Asia.