Dosen Pengampu :
(760020007)
Disusun Oleh :
(191910701023)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Umum.........................................................................................................................................3
2.2 Fixed Platform...........................................................................................................................3
2.3 Struktur Jacket..........................................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................................8
Kesimpulan............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya bangunan lepas pantai memiliki umur operasi selama kurang lebih 20
tahun. Namun, di lain sisi banyak struktur lepas pantai yang telah beroperasi melebihi dari umur
operasi yang ditentukan. Dari total 223 struktur lepas pantai yang dimiliki hanya 5% dari
jumlahnya yang merupakan platform baru dengan usia kurang dari 10 tahun, dan sebanyak 15%
untuk usia 11-20 tahun (Solland, 2011). Ketika bangunan lepas pantai telah beroperasi melebihi
umur operasi yang ditentukan, maka akan dilakukan life extend pada struktur agar struktur dapat
beroperasi melebihi batas waktu yang ditentukan namun sesuai dengan standard dan codes yang
telah ditentukan. Ada lebih dari 7500 bangunan lepas pantai di dunia untuk industri minyak dan
gas, dan 85% dari jumlahnya akan membutuhkan assessment lebih lanjut terkait dengan usianya
(Shen, 2015). Perkembangan industri offshore selama ini sangat tergantung dengan
perkembangan industry minyak dan gas. Kenaikan harga minyak/gas pada tahun 1973 telah
mendorong pertumbuhan industry offshore termasuk usaha mencari ladang-ladang minyak/gas
baru di perairan yang lebih dalam dengan kondisi laut yang semakin ganas. Dengan demikian,
meningkatnya harga minyak dunia dari satu segi telah mendorong bertambahnya aktivitas di
lepas pantai, dan tentunya juga bertambahnya kebutuhan bangunan-bangunan laut yang baru.
Bangunan lepas pantai (Offshore Platform) adalah suatu struktur bangunan dengan
peralatan pengeboran yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau
eksploitasi bahan tambang maupun mineral alam. Fungsi utama struktur anjungan lepas pantai
(offshore platform) adalah mampu mendukung bangunan atas beserta fasilitas operasionalnya
diatas air laut selama waktu operasi dengan aman. Terlepas dan jenis operasionalnya, gerakan
horizontal dan vertikal suatu struktur offshore platform merupakan kriteria penting yang sangat
menentukan perilaku anjungan tersebut diatas air.
Pembangunan struktur offshore merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk dapat
mengeksplorasi kekayaan alam yang berada di kawasan perairan, struktur tersebut dapat berupa
fixed platform dan floating platform. Struktur yang terletak pada perairan kepulauan Natuna
merupakan struktur fixed platform yang menggunakan jacket sebagai struktur penopang beban,
akan tetapi letak Indonesia yang berada pada pertemuan lempeng tersebut membuat daerah –
1
daerah di Indonesia menyimpan kekuatan gempa yang besar pula dan hal tersebut berpengaruh
langsung pada struktur fixed platform. Dari beberapa jenis anjungan lepas pantai, di Indonesia
paling banyak adalah jenis fixed platform. Fixed platform adalah struktur anjungan lepas pantai
yang terdiri dari 2 (dua) bagian utama yaitu jacket dan topside.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, tujuan pada makalah ini
adalah sebagai berikut :
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Umum
Jenis struktur lepas pantai yang digunakan sekarang ini sangat banyak, namun sebagian
besar struktur lepas pantai yang ada pada saat ini digunakan untuk eksplorasi dan eksploitasi
minyak bumi dan gas alam. Di Indonesia, jenis struktur lepas pantai didominasi oleh tipe jacket
platform. Sebagai contoh struktur anjungan lepas pantai terpancang ialah jacket steel platform,
gravity platform, monopod, triangle. dll. Struktur anjungan terpancang sebagian besar digunakan
sebagai fasilitas produksi/pengolahan minyak/gas maupun sebagai fasilitas anjungan pendukung
produksi (supporting structure).
Dalam dua dekade terakhir, katagori dari fixed platform berkembang dengan pesat
dimulai dari tambang di teluk Mexico kemudian berkembang menjadi tipe concrete gravity yang
berada di laut utara Mexico dan tipe platform yang ketiga adalah the tension leg platform yang
sedang berkembang pada saat ini dimana bangunan tersebut mengapung dengan kabel yang
berada dibawah bangunan tersebut yang mempunyai fungsi menarik bangunan apung agar tidak
goyang. Perencanaan bangunan lepas pantai (offshore) mempunyai beberapa bagian dalam
operasionalnya yaitu eksplorasi, eksplorasi pengeboran, pengembangan pengeboran, operasi
produksi, serta transportasi.
Jacket fixed platform merupakan salah satu bangunan lepas pantai terpancang yang
berfungsi sebagai eksplorasi atau pengeboran dan produksi minyak dan gas. Platform ini
merupakan jenis anjungan lepas pantai yang paling umum digunakan dalam aktivitas eksplorasi
minyak dan gas (Adibhakti, 2010). Sampai saat ini jenis platform memiliki jumlahnya lebih 400
di perairan indonesia. Tipe bangunan lepas pantai ini digunakan pada perairan dangkal sampai
dengan kedalaman 400 meter di bawah permukaan laut.
3
Anjungan tipe ini digunakan untuk beroperasi di perairan laut dangkal dan perairan laut
sedang yang mempunyai dasar tebal, lunak, dan berlumpur. Terdapat 3 bagian utama yaitu deck,
jacket, dan pile. Offshore jacket structure terdiri dari jacket leg structure dan deck structure.
Jumlah kaki (jacket leg) dapat terdiri dari 3, 4, 6, 8 jumlah kaki dan hal ini tergantung beban
yang ditopang (deck load). Pada konstruksi terpancang, beban vertikal, beban horizontal, dan
moment dapat ditransformasikan oleh konstruksi kaki-kakinya melalui pondasi ke dasar laut.
Ukuran pondasi menentukan distribusi beban ke dasar laut dan ukuran struktur secara
keseluruhan. Bagian ini merupakan bagian yang tercelup di dalam air yang berfungsi sebagai
selubung untuk guidance pile dan penahan gaya lateral bertujuan untuk menjaga kestabilan
konstuksi (Joavina, 2017). Di samping itu, berfungsi sebagai penyangga bagi beberapa peralatan
seperti riser, caissons, boat landing, dan lain-lain.
Struktur Jacket merupakan bagian utama jacket platform yang berfungsi menopang
banggunan atas (deck) sehingga mampu melakukan kegiatan pengeskplorasian sesuai dengan
yang direncanakan. Menurut Hastanto (2000), struktur jacket merupakan bentuk struktur
terpancang (fixed Structure) yang terdiri atas beberapa komponen utama yaitu:
a. Deck / Geladak Merupakan bagian paling atas dari struktur yang berfungsi sebagai bagian
utama selama masa operasi. Bagian ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan
equipment-equipment yang digunakan dalam proses produksi dan tempat beraktifitas crew
yang sedang bertugas. Deck memiliki beberapa bagian, yaitu main deck, cellar deck, sub
cellar deck, dan mezzanine deck.
b. Template / Jacket adalah komponen terletak di bawah deck dan menjadi sambungan turbular
antara kaki-kaki jacket. Sesuai dengan letaknya, salah satu fungsi jacket adalah sebagai
penyokong kekuatan untuk deck. Selain itu, komponen juga sebagai pelindung riser dari
beban eksternal dan penyokong beberapa sub-struktur seperti boat landing.
c. Pile / Pondasi merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pondasi dari struktur
tersebut. Pile terletak di dalam jacket dan terpancang di dasar laut. Secara 11 umum, terdapat
2 tipe pile yang sering digunakan pada anjungan lepas pantai, yaitu Pile Through Leg
(Conventional Pile) dan Skirt Pile. Perbedaan keduanya terletak pada saat instalasinya di
jacket leg. Pada instalasi conventional pile, pile dimasukkan ke dalam jacket leg, sedangkan
skirt pile dipasang di luar dan sekitar jacket leg.
5
Gambar 2.2 (Komponen Utama Jacket)
Selain itu juga ada subkomponen dari masing – masing komponen utama dari jacket yaitu:
a. Subkomponen dari struktur geladak antara lain: skid beam, plat geladak deck beam, kaki
geladak, longitudinal trusses dan wind girders.
b. Subkomponen dari jacket antara lain : legs, horizontal dan vertical bracing, launch runner
dan detail element (boat landing, barge bumpers dan walkways).
Beberapa sistem jacket yang ada di dunia, mempunyai perbedaan utama mengenai jumlah
kaki, konfigurasi sistem bracing serta fungsinya. Jumlah kaki pada setiap jacket bervariasi dari
satu hingga delapan kaki dengan membentuk konfigurasi tertentu. Demikian juga dengan sistem
konfigurasi bracingnya dari yang sederhana sampai yang kompleks (McClelland, 1986)
6
Gambar 2.4 (Detail Struktur Jacket)
a. CG (Conductor Guide)
Adalah Conductor Guide atau bisa juga disebut sebagai Riser Guide.
b. HB (Horizontal Brace)
c. DB (Diagonal Barce)
d. CB (Center Barce)
e. CB1 (Center Barce Connector)
f. RI (Riser)
g. JLA (Jacket Leg)
Adalah Jacket Leg yang merupakan kaki jacket atau bisa disebut juga sebagai chord.
h. JLB (Bottom/Top)
Adalah Bottom/Top dan can Jacket Leg yang merupakan sambungan dari jacket leg
pada bagian atas, dasar laut dan pada setiap sambungan.
7
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
1. Fixed Platform adalah struktur anjungan lepas pantai yang terdiri dari 2 (dua) bagian utama
yaitu jacket dan topside yang memiliki konstruksi terpancang, beban vertikal, horizontal dan
moment dapat ditransformasikan oleh konstruksi kaki melalui pondasi ke dasar laut.
2. Komponen utama Fixed Platform yaitu, Deck, Jacket dan Pile. Deck berfungsi sebagai
penunjang seluruh kegiatan, tempat fasilitas dan tempat bekerja para personel. Jacket
berfungsi sebagai penerus beban baik beban vertikal dari geladak maupun beban lateral dari
angin, gelombang, arus dan boat impact ke pondasi. Pile berfungsi untuk meneruskan beban
dari jacket ke tanah.
3. Subkomponen dari dek antara lain, skid beam, plat geladak deck beam, kaki geladak,
longitudinal trusses dan wind girders. Sedangkan subkomponen dari jacket antara lain, legs,
horizontal dan vertical bracing, launch runner dan detail element.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adibhakti, W. 2010. Analisis Struktur Anjungan Lepas Pantai Tripod. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Ayu, M. D. 2018. Analisis Kekuatan Sisa Struktur Bangunan Lepas Pantai yang Terkorosi.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Joavina. 2017. Stress state reassessment of Romanian offshore structures taking into account
corrosion influence. Rome: IOP Publishing.
Shen, J. E. 2015. Assessment of the damages occurring between two adjacent measurements for
an aging offshore platform. China: Elsevier.
Solland, G. 2011. Life Extension and Assessment of Existing Platform. Society of Petroleum
Engineers.