Anda di halaman 1dari 8

SEDIMENTASI PANTAI

Progradasi (sedimentasi) adalah proses perkembangan gisik, gosong atau bura ke arah laut
melalui pengendapan sedimen yang dibawa oleh hanyutan litoral (Setiyono, 1996). Bentuk-
bentuk endapan yang utama dari gelombang dan arus sepanjang pantai adalah: beach, bars, spits,
tombolo, tidal delta, dan beach ridges.

Ketika gelombang menghempas (swash) merupakan kekuatan pukulan untuk memecahkan


batuan yang ada di pantai. Butiran-butiran halus dari pecahan batuan (material klastis), seperti
kerikil atau pasir, kemudian diangkut sepanjang pesisir (shore, zona pasang-surut), yaitu bagian
yang terkadang kering dan terkadang berair oleh gerak pasang-surut atau oleh arus terbimbing
sepanjang pesisir (long shore currents). Proses erosi dan pemindahan bahan-bahan penyusun
pantai (beach) yang terangkut disebut beachdrift, yaitu penggeseran-penggeseran pasir atau
kerikil oleh gelombang (swash dan backwash) sampai diendapkan dan membentuk daratan baru,
misalnya, endapan punggungan pasir memanjang yang disebut off shore bars atau spit.

Adanya endapan seperti misalnya spit yang berbentuk memanjang di depan teluk ataupun
tombolo yang menghubungkan pulau dengan daratan utama, menunjukkan adanya bagian laut
yang tenang. Tenangnya gelombang karena perlindungan tanjung dan merupakan medan
pertemuan dua arah massa arus laut yang saling melemahkan; yaitu arus dari kawasan laut luar
yang memutar di dalam teluk. Di bagian air yang tenang di situlah terjadi pengendapan (Hallaf,
2006).

Adapun bentuklahan yang terbentuk karena peristiwa sedimentasi antara lain:

1) Beach

Banyak bahan-bahan yang dikikis dari tanjung-tanjung tidak terbawa keluar dan masuk ke dalam
air yag lebih dalam, tetapi dihanyutkan oleh arus pasang yang datang ke bagian head (tanjung)
dan sides (sisi) teluk sehingga terbentuk “Bay Head Beach” dan “Bay Side Beach”. The long
shore current mengalir, terutama menghindari ketidakberaturan pantai, sehingga mengalir
memotong di mulut teluk. Head Land Beach; terbentuk kalau materi-materi itu diendapkan di
muka tanjung-tanjung (Hallaf, 2006).

2) Bars
Bar adalah gosong-gosong pasir penghalang gelombang yang terbentuk oleh endapan dari
gelombang dan arus. Bar merupakan bagian dari beach, yang tampak pada saat air surut. Di
Tomia disebut “kénté”, orang Maluku menyebutnya “méti”. Bar diberi nama sesuai dengan
tempat terjadinya. Bay Mouth Bar ialah bar yang terbentuk dan berpangkal dari tanjung yang
satu ke tanjung yang lain di mulut teluk. Arus yang berhasil masuk ke dalam teluk membentuk
Bay Head Bar dan Mid Bay Bar.

Cuspate Bar dan Looped Bar; adalah bar yang berbukit yang juga dibangun oleh arus. Sebuah
Cuspate Foreland menyerupai Cuspate Bar, hanya di situ tidak mempunyai lagoon, karena semua
materi-materi mengendap membentuk beach.

Off Shore Bars yang berbeda-beda di dalam jumlahnya, biasanya hanya merupakan suatu lajur
(gosong) pasir yang muncul di atas permukaan laut pada saat laut surut. Di suatu daerah yang
luas off shore bars terdiri dari dua atau tiga mil, dipisahkan oleh bukit-bukit pantai (beach ridges)
dan bukit-bukit pasir (sand dunes).

A.K.Lobeck berpendapat bahwa material pembentuk spit atau bar berasal dari hasil kerukan
gelombang di dasar laut di depan bar itu, dan ditambahkan juga dengan material yang terbawa
dari tempat lain oleh arus laut sepanjang pantai di mana erosi cliff aktif bekerja; dan gelombang
belum berhasil mencapai daratan di tempat di mana bar itu terbentuk.

G.K.Gilbert telah memikirkan kejadian tersebut. Ia adalah pendukung “Shore-drift Theory”.


Tetapi de Beaumont, Davis dan Shaler percaya bahwa material pembentuk bar diangkut dari
dasar laut di depan pantai. Johnson berkesimpulan bahwa teori Beaumont dkk dapat diikuti
karena memang ternyata bahwa permukaan bar yang mengarah ke laut lebih diperdalam.

Adalah lumrah bila diketemukan dua atau lebih dari dua bars berkembang sejajar dengan pantai.
Bars yang lebih dalam terbentuk pertama kali oleh gelombang yang lemah yang dapat maju lebih
jauh ke arah (bagian) laut yang lebih dangkal (Hallaf, 2006).

3) Spit

Biasanya arus yang masuk ke dalam sebuah teluk lebih kuat daripada arus yang keluar menuju
ke laut. Akibatnya ujung spit yang pada laut terbuka (pada mulut teluk) menjadi melengkung
masuk arah ke teluk. Spit yang demikian disebut “Recurved Spit”. Spit yang melengkung, yang
terbentuk pertama, biasanya mempunyai lengkungan yang lebih hebat daripada spit melengkung
yang terbentuk berikutnya.

Complex Spit dihasilkan dari perkembangan spit kecil atau spit sekunder yang menumpang pada
ujung dari spit yang utama. Cape Cod dan Sandy Hook, kedua-duanya adalah Complex Spit yang
sebaik dengan Compound-spit (Hallaf, 2006).

4) Tombolo

Tombolo ialah bar yang menghubungkan sebuah pulau dengan daratan utama. Tombolo itu ada
yang single, double, triple; dan ada pula yang berbentuk huruf “V”, yaitu apabila pulau
dihubungkan dengan daratan oleh dua bar. Kompleks tombolo terbentuk bila beberapa pulau
dipersatukan dengan yang lain dan dengan daratan oleh sederetan bars (Hallaf, 2006).

5) Tidal Inlet dan Tidal Delta

Tidal Inlets. Kebanyakan off shore bars (spit) tidak mempunyai sifat yang bersambungan, tetapi
diantarai atau diselingi oleh terusan-terusan yang dikenal sebagai “tidal inlets”. Tidal inlets ini
merupakan pintu-pintu tempat keluar dan masuknya air laut antara laut bebas dengan lagoon
sesuai dengan gerak pasang-surut. Jumlah dan tempat inlets atau teluk-teluk dapat memberi
hubungan langsung dengan long shore currents karena arus ini adalah tetap membawa muatan
material untuk membangun bars.

Dalam perkembangan lanjut (mature stage), jumlah dari inlets atau teluk-teluk lambat laun
bertambah jauh dari lokasi sumber di mana arus memperoleh muatan material. Tidak hanya
gelombang-gelombang yang kurang keras untuk memberi arus itu dengan muatan material yang
berasal dari runtuhan, tetapi bar itu sendiri yang lebih kecil dan lebih mudah dilalui oleh
gelombang dan air pasang.

Pada kebanyakan teluk, lagoon lebih mudah ditumbuhi rumput-rumput rawa. Kondisi ini terjadi
karena keadaan yang sesuai dengan kadar garam yang tetap dipertahankan oleh adanya hubungan
langsung dengan lautan. Lagoon-lagoon yang besar dan terpisah dari lautan (tanpa inlets), airnya
tidak dapat ditumbuhi oleh tumbuhan marine.

Tidal Deltas. Arus pasang-surut yang keluar-masuk pada tidal inlets membawa pasir masuk ke
dalam lagoon dan juga pasir ke luar laut. Arus yang masuk itu kemudian mengendapkan material
muatannya ke dalam lagoon di mulut inlets dan membentuk delta; dan disebut “Tidal Delta”.
Hampir semua bars menahan sebuah deretan delta yang terbentuk pada sisi dari lagoon.

Bahan-bahan yang tererosi oleh gelombang laut akan diangkut dan diendapkan pada dua bagian
kawasan. Sebagian diendapkan ke arah darat (coastal) ketika terjadi swash; dan sebagian lainnya
lagi diangkut oleh arus balikan yaitu backwash untuk selanjutnya diteruskan oleh arus
kompensasi untuk diendapkan ke bagian dasar yang lebih dalam (Hallaf, 2006).

6) Beach Ridges

Beach ridge (punggung / bukit-bukit tepi pantai) menggambarkan kedudukan yang dicapai dari
majunya garis pantai. Tekanan-tekanan atau depression yang terjadi antara bukit-bukit atau
ridges dikenal sebagai Swales, Slashes or furrows. Ridges dan swales dapat terjadi pada
sembarang pantai.

Ada tiga cara terbentuknya Beach Ridges ini, yaitu:

a) Menurut Gilbert, bahan-bahan dari pasir yang dihanyutkan oleh arus dilemparkan oleh
gelombang dari arah laut pada sisi-sisi dari beach. Adanya bukit-bukit itu menunjukkan adanya
angin ribut yang luar biasa.

b) Menurut Beaumont dan Davis; materi-materi itu dihanyutkan dari dasar laut, di mana
dasar laut telah diperdalam; kemudian ridges itu lebih banyak tergantung pada kekuatan dan
keaktifan gelombang.

c) Sederetan bukit-bukit dapat terbentuk pada ujung dari sebuah Compound recurved spit oleh
tambahan dari spit yang berhasil berkembang ke samping – arah ke laut.

Tetapi Johnson mempertahankan bahwa Beach Ridge tidaklah selalu dapat dikorelasikan dengan
individu angin badai. Beach Ridge lebih banyak berfluktuasi dalam jumlah pasir yang dibawa
oleh long shore current; yang harus diperiksa adalah ada tidaknya erosi gelombang pada tempat-
tempat yang lain. Di mana terdapat persediaan materi yang berlimpah, beach ridge dapat
bertambah dengan cepat, terutama pada ujung Recurved spit. Dalam 23 tahun, ada 5 (lima)
ridges terbentuk pada ujung dari Rockway Beach, dekat New York City. Ujung spit bertambah
kurang lebih 200 kaki dalam setahun (Hallaf, 2006).
JENIS

Transport sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh
gelombang dan arus yang dibangkitkannya, gerakan tersebut disebabkan oleh proses abrasi dan
erosi juga pengendapan lumpur di muara sungai. Transport sedimen pantai dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu :

1. Transport sedimen menuju dan meninggalkan pantai (Cross-shore sediment transport)

Disebut juga onshore-offshore sediment transport yaitu angkutan sediment yang tegak lurus
dengan garis pantai, dipengaruhi oleh gelombang, ukuran butir material, kemiringan pantai, hal
ini sering dikaitkan dengan storm waves Untuk daerah pantai yang memiliki tidal range yang
tinggi dengan kemiringan pantai yang kecil akan mempertimbangkan volume sedimen yang
dipindahkan oleh aliran arus menuju dan meninggalkan pantai selama pasang surut. Untuk
daerah pantai yang memiliki tidal ranges yang tinggi dengan kemiringan pantai yang rendah
akan mempertimbangkan volume sedimen yang dipindahkan oleh aliran arus menuju dan
meningalkan pantai selama pasang surut.

2. Transport sedimen sepanjang pantai (long-shore sediment transport)

Longshore Sediment transport adalah angkutan pasir sepanjang pantai. Terjadi apabila pasir
terangkat oleh turbulensi yang disebabkan oleh gelombang pecah, hal ini dipengaruhi oleh
gelombang ataupun arus pasang surut. Sedimen transport sejajar dengan pantai dipengaruhi oleh
arah gelombang dan sudut wave crest dengan garis pantai. Longshore sedimen transport dapat
menyebabkan terjadinya erosi dan akresi. Ada terdapat dua jenis sedimen yang ditransportasikan
yaitu cohesive dan non cohesive. Sedimen transport cohesive sering dinamakan suspended load
transport karena sifatnya yang melayang di air, sedangkan non cohesive dinamakan beadload
transport (Komar,1978).

PROSES SEDIMENTASI

Proses sedimentasi adalah pengendapan butiran sedimen dari kolam air ke dasar perairan. Di
perairan proses ini meliputi pelepasan (detachment) dalam bentuk tersuspensi (suspension),
melompat (saltasion), berputar (rolling) dan menggelinding (sliding). Selanjutnya butiran-butiran
tersebut akan mengendap bila aliran air tidak dapat mempertahankan gerakannya (Rifardi, 2008).

Pada daerah pantai yang memiliki karakteristik sedimen pasir halus, proses sedimentasi
dipengaruhi oleh aktivitas oseanografi berupa arus, gelombang dan pasang surut (Putra, 2010).
Perpindahan sedimen pantai dapat diakibatkan oleh arus sungai, gelombang, arus pasang surut,
angin dan penambangan pasir di sekitar pantai. Sedimen yang berasal dari erosi sungai, tebing
pantai dan dasar laut kemungkinan akan diangkut ke lepas pantai oleh rip current. Sedangkan
sedimen dari lepas pantai ke garis pantai akan diangkut oleh arus gelombang (mass tranport) dan
longshore current (Komar 1998 in Stiady dan Faturachman 2007).

MEKANISME GERAKAN SEDIMEN

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan
maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan
larutan (suspension) seperti gambar berikut ini.

untuk sedimen halus (D < 63 – 88 μm) terjadi suspensi lebih bebas daripada terjadi transportasi.
lanau dan tanah liat, karena itu, akan dihentikan segera setelah mereka menjadi tetap dan tidak
akan cenderung diangkut sebagai sedimen yang merayap. Untuk pasir, bagaimanapun, terjadinya
transport lebih bebas daripada terjadinya suspensi, dan mereka akan mengangkut karena
keduanya tersuspensi dan transpor sedimen.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN

Kecepatan endap butir sedimen juga penting dalan mempelajari mekanisme transpor sedimen
terutama untuk sedimen suspensi. Untuk sedimen non kohesif seperti pasir kecepatan endap
dapat dihitung dengan rumus stokes yang tergatung pada rapat massa sedimen dan air, viskositas
air, dimensi dan bentuk partikel sedimen. Gambar 1.5. menunjukkan kecepatan endap butir
kwarsa berbentuk bola di air sebagai fungsi ukuran butir dan temperatur air (Bonnefille R, 1980).
Dalam gambar tersebut Rw adalah angka Reynolds butiran yang berbentuk :

…………………………………………………(1.1)
Dengan

D adalah diameter butir,

W adalah kecepatan endap dan

v adalah kekentalan kinematik air

apabila butir pasir tidak berbentuk bola, seperti kebanyakan pasir yang terdapat di alam, maka
perlu diperhitungkan bentuk butiran yang dinyatakan dengan faktor bentuk yang berikan berikut
ini.

………………………………………….(1.2)

Dengan

D1,D2 DAN D3 adalah panjang sumbu-sumbu terpendek,menengah dan terpanjang. Gambar 1.6.
menunjukkan pengaruh faktor bentuk terhadap kecepatan endap.

Untuk sedimen kohesif kecepatan endap dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
konsentrasi sedimen suspensi, salinitas dan diameter partikel. Konsentras suspensi adalah
parameter paling penting dalam proses plokasi yang berarti juga pada kecepatan endap. Gambar
1.7. adalah contoh variasi kecepatan endap W dengan konsentrasi suspensi C (Thorn dalam
Meta, 1984). Salinitas juga berpengaruh terhadap kecepatan endap seperti ditunjukkan dalam
gambar 1.8. (Migniot, 1968). Kecepatan endap meningkat cepat dengan salinitas sampai 2 o/00
dan kemudia konstan. Diameter butir sedimen berpengaruh terhadap proses plokasi. Plokasi
berkurang dengan bertambahnya dimensi partkel karena kohesi berkurang.
ANALISIS IMBANGAN

Analisa imbangan sedimen pantai digunakan untuk mmengevaluasi sedimen yang masuk dan
yang keluar dari suatu pantai yang ditinjau. Analisa imbangan sedimen pantai didasarkan pada
hukum kontuinitas atau kekelan masa sedimen. Dengan analisa ini dapat di perkirakan daerah
pantai yang mengalami erosi atau akresi. Pendekatan yang dilakukan mengevaluasi berbagai
macam sedimen yang masuk da yang keluar dan kemudian membandingkannya untuk
mengetahui apakah suatu ruas pantai yang ditinjau mengalami erosi dan akresi. Imbangan
sedimen pantai adalah banyaknya sedimen yang masuk dikurangi dengan yang keluar. Apabila
nilai imbangannya nol maka pantai dalam kondisi stabil, jika nilai positif pantai mengalami
akresi dan sebaliknya untuk nilai imbangan negatif pantai mengalami erosi.

Sedimen yang masuk didaerah pantai yang ditinjau melalui suplai sedimen dari sungai, material
yang berasal dari erosi tebing, angkutan sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus pantai
(onshore transport) yang masuk ke ruas yang ditinjau dan penimbunan pantai (beach
nouishment) . Sedangkan sedimen yang keluar adalah angkutan sedimen sepanjang pantai dan
tegak kurus pantai (offshore transport) yang keluar dari ruas pantai yang ditinjau dan
penambangan pasir pantai.

Dalam analisis imbangan sedimen pantai,daerah pantai di bagi menjadi beberapa


ruas. Setiap ruas mempunyai semua unsur dari sedmen yang masuk dan yang keluar. Dengan
mengevaluasi imbangan sedimen di masing-masing sel maka kondisi daerah sepanjang pantai
dapat diketahui dengan baik. Analisis imbangan sedimen pantai dapat digunakan untuk
memperkirakan pengaruh pembuatan bangunan pantai terhadap pantai dapat disekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai