Rai Atrasina
270110140137
Kelas D
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TAHUN 2016
Pola Pengaliran Sungai Paralel
Pola pengaliran sungai paralel adalah pola pengaliran sungai yang
alirannya relatif memiliki kesejajaran antara cabang-cabang anak sungai dan
memiliki sudut yang lancip saat bertemu dengan sungai utama. Kesejajaran
tersebut disebabkan oleh elevasi dan kemiringan lereng dari anak-anak sungai dan
sungai besar tersebut seragam, yaitu pada elevasi sedang sampai elevasi agak
curam. Pada umumnya pola pengaliran sungai ini berkembang pada daerah
bentuklahan perbukitan yang memanjang. Perbukitan memanjang tersebut secara
struktur geologi merupakan lipatan (monoklin atau homoklin), tetapi ada juga
yang merupakan daerah sesar yang saling sejajar dengan jarak antar sesar yang
dekat. Pada umumnya pada pola pengaliran sungai paralel ini di kontrol oleh
batuan yang memiliki tekstur halus dan homogen.
Dilihat dari aspek kebencanaan, pada umumnya pola pengaliran ini
memiliki kebencanaan yang disebabkan oleh pergeseran tanah, karena pola
pengaliran paralel di kontrol oleh struktur lipatan dengan kemiringan yang relatif
agak curam, dengan adanya intensitas tektonik dan intensitas hujan yang tinggi
dapat membuat daerah mengalami longsor. Jadi, apabila terjadi hujan yang deras,
mengakibatkan volume air sungai akan meningkat, dan dengan kemiringan relatif
curam membuat kecepatan aliran relatif cepat, membuat erosi terhadap sisi sungai
semakin besar dan dapat mengakibatkan pererakan tanah atau longsor. Dalam sisi
geologi teknik, karena pola pengaliran ini dikontrol oleh struktur lipatan, pada
daerah tertentu pasti banyak terdapat kekar yang dapat dihitung dengan RMR, dan
kemiringan lereng yang relatif agak curam dengan menggunakan SMR. Dengan
demikian, dapat dibuat mitigasi bencana berupa daerah zonasi pergerakan tanah,
untuk mengurangi dampak apabila terjadi longsor atau dapat juga dibuat rekayasa
geologi teknik untuk mengurangi bahaya tersebut.
Pola Pengaliran Sungai Trellis
Pola pengaliran sungai trelis adalah pola pengaliran yang anak-anak
sungainya memiliki kesejajaran tetapi relatif tegak lurus terhadap sungai
utamanya. Pola pengaliran ini biasanya terdapat pada bentuklahan perbukitan dan
lembahan yang memanjang. Sungai utama pada umumnya mengikuti jurus
perlapisan yang pada faktanya mengikuti lembahan. Sedangkan anak-anak sungai
berasal dari sisi-sisi punggungan disekitar sungai utama, yang bergerak relatif
tegak lurus dengan arah perlapisan batuan. Pola pengaliran sungai trelis dikontrol
oleh lipatan yang membentuk punggungan dan lembahan pada suatu daerah.
Umumnya terbentuk pada daerah yang memiliki kondisi batuan dengan resistensi
rendah dan tinggi. Resistensi rendah pada bagian sisi lembahan, batuan sedimen
dengan resistensi rendah yang kemudian mudah tererosi akan membentuk pola
anak-anak sungai trelis dibandingkan batuan dengan resistensi tinggi disekitarnya,
yang kemudian bermuara pada sungai utama di lembahan.
Pola pengaliran sungai ini dalam segi kebencanaan dapat menyebabkan
kebencanaan berupa longsor serta banjir. Longsor tersebut dapat disebabkan oleh
lereng-lereng perbukitan yang memiliki resistensi rendah secara besar akan mudah
mengalami pergeseran tanah dan menyebabkan longsor. Terlebih parah lagi,
apabila longsor pada zona lemah menghambat sungai utama, sehingga terjadi
pemampatan volume air sungai, pada suatu waktu apabila tidak cepat ditanggapi
akan menyebabkan volume tersebut tumpah dan mengakibatkan banjir bandang di
hilir sungai. Dari segi geologi teknik, pada anak-anak sungai diperlukan kajian
lebih apabila ingin membuat infrastruktur jalan, karena anak sungai merupakan
daerah yang dikontrol oleh batuand dengan resistensi rendah, sehingga akan
membuat jalan-jalan yang dibuat akan cepat rusak.
Pola Pengaliran Sungai Rektangular
Pola pengaliran sungai rektangular adalah anak-anak sungai dan sungai
utama memiliki sudut yang relatif saling tegak lurus satu sama lain. Saling tegak
lurus diakibatkan oleh struktur yang mengontrol adalah kekar atau sesar yang
teratur. Serta memiliki ciri lain yaitu pengaliran ini tidak menerus, dikarenakan
pola ini hanya terjadi pada daerah yang memiliki kontrol tektonik tersebut, apabila
sudah tidak terdapat struktur yang mengkontrol, aliran sungai akan mengikuti
kemiringan daerah atau menjadi pola aliran sungai lain.
Dari segi geologi teknik, daerah ini sangat di kontrol oleh sesar dan kekar,
sehingga sudah pasti pada daerah ini sangat banyak terdapat kekar. Kekar tersebut
dapat mengakibatkan daerah ini memiliki kestabilan yang rendah. Sehingga butuh
adanya rekayasa geologi teknik apabila ingin membuat infrastruktur pada daerah
pola pengaliran sungai ini.