MORFOLOGI
dan
REKAYASA SUNGAI
Indratmo Soekarno
Kelompok Keahlian
Teknik Sumber Daya Air FTSL-ITB
19 Maret 2020
Indratmo Soekarno
DAFTAR ISI
I. Morfologi Sungai
1.1 Pengertian
1.2 Planform
1.3 Klasifikasi Sungai
1.4. Pola Sungai
2. Gerakan Air Pada Sungai
2.1 Umum
2.2 Persamaan Dasar Aliran
2.3 Hidraulika Sungai
3. Survei Sungai
4. Perekayasaan Sungai Untuk Kehidupan
5. River Training
1. MORFOLOGI SUNGAI
1.1 Pengertian:
Morfologi Sungai adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran),
jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek
perubahannya dalam matra ruang dan waktu;
dengan demikian menyangkut sifat dinamik sungai
dan lingkungannya yang saling terkait. Didalam kajian
ini dipelajari perilaku sungai dan proses
pembentukan sungai.
Sketsa suatu Wilayah Sungai
Beberapa masalah yang masuk dalam
kajian morfologi Sungai:
• Pengkikisan (denudation): baik secara fisik (bahan-
bahan angkutan) maupun secara kimiawi (perusakan
oleh zat-zat kimia yang ada atau yang dilarutkan);
• Hidraulika aliran air sungai;
• Pemasokan dan angkutan endapan;
• Mekanisme penggerusan sungai;
• Topologi sungai:geometri sungai dan pola alur (channel
pattern)
• Dampak morfologi sungai terhadap manusia dan
sebaliknya.
Sungai suatu sistem pengaliran dibatasi oleh
garis sepadan
Sungai: sistem
pengaliran air
secara alami dari mata
air sampai muara
dengan dibatasi kiri
kanannya sepanjang
alirannya dengan garis
Tampak atas: S. Citarum, pertemuannya
sepadan dengan S. Cisangkuy di daerah Dayeuh Kolot
Kabupaten Bandung
Kajian Morfologi Sungai:
• Dinamika sungai
• Konsep regime
• Debit pembentuk alur
• Geometri hidraulis
• Meandering
• Degradasi/agradasi,dsb.
1.2 Planform Sungai
P = Po e-ax
• Distribusi butiran:
D = Do e-(a/3)x
Potongan memanjang sungai
Korelasi Erosi, sedimen dan hujan
Data debit sungai terbesar didunia dan
beberapa data sedimen
Bentuk dasar saluran dan aliran
2.GERAKAN AIR PADA SUNGAI
2.1. UMUM
Banyak peristiwa/kejadian di sungai seperti gerakan air
dan gerakan sedimen yang sangat variatif terhadap
waktu dan tempat. Gerakan air dan sedimen sangat
penting dipelajari potensi dan karakter sungai serta
memecahkan problema yang terjadi di sungai. Dalam
memcahkan persoalan dengan model mathematik,
tingkat kesulitannya akan sangat tergantung dimensi
dan variabel yang digunakan.
• Pengetahuan tentang struktur aliran tiga
dimensi pada sungai masih sangat terbatas.
Untungnya tidak semua persoalan harus
dipecahkan dengan cara itu. Banyak
diantaranya pemecahan persoalan dengan
mengambil harga rata-rata suatu parameter
atau variabel cukup memadai.
CONTOH:
Untuk aliran 2-dimensi, maka kecepatan dapat diambil
rata-rata terhadap kedalaman (depth-averaged
velocity), namun masih bervariasi dalam arah
memanjang dan melintang.
Dalam situasi lain (misalnya dalam suatu sungai yang
lurus dan sangat lebar), naka distribusi kecepatan
arah melintang dianggap konstan (uniform), namun
bervariasi terthadap kedalaman dan memanjang.
Kondisi lebih ekstrim adalah dalam aliran 1-D,
yaitu dengan membuat aliran rata-rata untuk
suatu penampang. Kecepatan tersebut hanya
tergantung pada arah memanjang
(longitudinal coordinate)
2.2 Persamaan Dasar Aliran
Persamaan d dimensi dari gerakan air digambarkan sebagai
Konservasi massa dan konservasi momentum (Hukum
Newton II).
Beberapa anggapan dalam persamaan tersebut yakni:
ρ = kerapatan massa air dianggap konstan; hal ini
sebenarnya tidak selalu tepat, karena adanya sedimen
layang (suspended load) yang dapat mengubah
kerapatan fluida.
Percepatan geostrophic akibat rotasi bumi telah diabaikan
(ini dapat dibenarkan jika sungai tidak lebar, berapa
lebarnya perlu kajian lebih lanjut).
Beberapa komponen yang mengandung
viskositas (kekentalan) telah dihilangkan.
Persamaan momentum dalam arah vertikal
diabaikan (ini benar jika percepatan fluida
dalam arah vertikal adalah sangat kecil
dibandingkankan dengan percepatan gravitasi.
Distribusi Tegangan geser
• Tegangan geser adalah gaya persatuan luas dalam
arah aliran.
τ = γ (D- z) S
dimana tegangan geser meningkat terhadap Jika
aliran 3-D tegangangeser rata-rata pada bidang batas
τ0 dapat diperoleh dengan pendekatan yang serupa,
diperoleh: