Anda di halaman 1dari 36

Materi 3a

Hidrolika Sungai

Yusron Saadi, ST., MSc., PhD.


Program Studi Teknik Sipil Universitas Mataram
PRINSIP DASAR & FAKTOR HIDRAULIK (1)

Adanya bangunan dalam arah melintang atau arah


memanjang sungai memerlukan penilaian faktor-faktor
yang membentuk aliran sungai dan kondisi sungai
disekitar lokasi bangunan

Pada persilangan sungi analisis hidrologi meliputi


penetapan hubungan aliran puncak dengan frekuensi dan
suatu hidrograf aliran dengan waktu yang mungkin
diperlukan

Hubungan banjir dengan frekuensi umumnya


didefinisikan berdasarkan analisis regional terhadap
catatan banjir, analisis stasiun pencatat atau keduanya
PRINSIP DASAR & FAKTOR HIDRAULIK (2)

Hubungan banjir dengan frekuensi pada lokasi yang ditinjau


ditetapkan dari catatan stasiun yang jumlahnya cukup
mewakili populasi total dari kejadian banjir pada sungai
tersebut

Apabila estimasi banjir dengan analisis regional berbeda


dari estimasi dengan analisis stasiun, faktor-faktor seperti
lama periode pencatatan stasiun dan kesesuaian analisis
regional pada lokasi tersebut harus dipertimbangkan,
termasuk informasi tinggi air maksimum, data banjir dan
informasi banjir pada bangunan melintang yang ada
disungai (misalnya jembatan)
PRINSIP DASAR & FAKTOR HIDRAULIK (3)
Faktor-faktor paling signifikan terkait dengan tikungan,
pertemuan sungai, alinyemen dan profil sungai adalah
sebagaiman ringkasan berikut :
PRINSIP DASAR & FAKTOR HIDRAULIK (4)
PRINSIP SUNGAI STABIL (1)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari


kestabilan sebuah sungai, yaitu :

• Sungai merupakan salah satu sub-sistem dari suatu


sistem daerah pengaliran, sehingga perilaku sungai
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pada daerah
pengaliran
• Sistem sungai bersifat dinamik dan berperilaku sangat
kompleks
• Kondisi batas geomorfik (Geomorphic threshold) ada dan
bila hal ini dilampaui dapat menimbulkan perubahan-
perubahan yang kadang-kadang sulit dibayangkan
(absurd), dan
• Analisis geomorfik memberikan gambaran tentang
perubahan-perubahan di masa lalu dan dimasa datang.
PRINSIP SUNGAI STABIL (2)

Konsep dasar geomorfologi aluvial : sungai cenderung


menuju ke keadaan seimbang dimana input massa dan
energi ke suatu sistem tertentu sama dengan output
dari sistem yang sama

Istilah keseimbangan sungai : mengacu pada kestabil-


an relatif sistem sungai dan kemampuannya menjaga
karakteristik morfologisnya selama suatu periode
waktu dan rentang kondisi aliran
PRINSIP SUNGAI STABIL (3)

Dalam kenyataannya, keseimbangan sempurna tidak


ada pada sungai-sungai alam

Meski demikian, sungai alam cenderung mengembang-


kan ukuran dan bentuk sungai untuk mengakomodasi
besar debitnya sendiri dan sifat serta kuantitas
sedimen yang disuplai oleh daerah pengaliran sungai

Sungai-sungai ini dikatakan berada dalam keadaan


kira-kira seimbang

Sungai merespon perubahan kecil pada sistem (seperti


perubahan rezim hidrologi akibat aktivitas manusia)
dengan memodifikasi ukuran, bentuk dan profilnya
KONDISI BATAS GEOMORFIK (1)

Keadaan tidak seimbang jangka pendek sering timbul


bila kondisi batas geomorfik (geomorphic thresholds)
terlampaui

Kondisi batas geomorfik : suatu kondisi batas


kestabilan bentuk tanah (landform) yang terlampaui
oleh perubahan intrinsik lanskap itu sendiri, atau oleh
perubahan bertahap suatu variabel eksternal (Schumm,
1977)

Contoh klasik dari kondisi batas geomorfik adalah


pencapaian tegangan geser kritis dalam suatu sungai
selama debit naik, bila tegangan geser kritis
terlampaui, gerakan sedimen mulai terjadi dan
kemudian terjadi angkutan sedimen
KONDISI BATAS GEOMORFIK (2)

Kondisi batas geomorfik meliputi :


• Kondisi batas ekstrinsik : terlampaui dengan membe-
rikan suatu gaya atau proses eksternal, seperti peru-
bahan suplai sedimen atau debit
Perubahan bertahap gaya eksternal menyebabkan
perubahan fisik sistem yang tajam
Contoh gaya-gaya yang berhubungan dengan kondisi batas
ekstrinsik : fluktuasi iklim, perubahan tataguna lahan, dan
perubahan elevasi dasar
• Kondisi batas intrinsik : terlampaui bila perubahan
sistem terjadi tanpa perubahan variabel eksternal ;
kemampuan untuk berubah adalah intrinsik dalam
sistem dan dipertimbangkan sebagai variabilitas alami
sistem
Kondisi batas intrinsik dapat dicapai bila tikungan
meander yang buruk menjadi tidak stabil, mengakibat-
kan terbentuknya sudetan dan pengurangan sinusitas
KONDISI BATAS GEOMORFIK (3)

Faktor penentu paling signifikan pada stabilitas sungai


selama suatu periode tahunan atau dasawarsa :
• tanaman
• rezim
• suplai sedimen

Jika faktor penentu ini berubah (baik secara bertahap


ataupun tiba-tiba), sungai dapat melewati kondisi batas
dan mengalami perubahan

Dua tipe umum perubahan sungai yang melibatkan


kondisi batas geomorfik :
• Avulsi sungai (pembentukan sungai baru pada
bantaran banjir)
• Degradasi sungai (penurunan bersama elevasi
dasar sungai rezim)
KONDISI BATAS GEOMORFIK (4)

Avulsi dan degradasi sungai bukan satu-satunya cara


dimana sungai merespon kombinasi unik dari faktor-
faktor penentu yang bekerja padanya

Dalam arah horizontal terdapat perpindahan lateral


(meandering), pelebaran sungai, penyempitan dan
avulsi sungai

Dalam arah vertikal, sungai mengalami degradasi dan


agradasi
SUNGAI ALUVIAL & NON-ALUVIAL(1)

Sungai aluvial adalah sungai yang seluruh materialnya


berupa aluvium (endapan lempung, lanau, pasir, dan
kerikil) sehingga mudah tergerus dan mudah berubah
dimensi, bentuk, pola dan kemiringan sebagai akibat
perubahan kemiringan, suplai sedimen ataupun debit

Sungai non-aluvial adalah sungai yang material dasar


dan tebing sungainya terdiri dari batuan atau butiran
sangat kasar seperti kerakal (cobbles) dan bongkahan
batu besar (boulders) yang tidak akan terbawa oleh
aliran kecuali pada kondisi aliran sangat besar
SUNGAI ALUVIAL & NON-ALUVIAL(2)

Sungai aluvial secara alamiah bersifat dinamik,


artinya sungai selalu berubah baik posisi maupun
bentuknya karena selalu terjadi proses gerusan,
pengangkutan dan pengendapan (deposition)
sedimen sebagai akibat gaya-gaya hidraulik yang
bekerja pada dasar maupun tebing sungai

Sedimen yang terangkut oleh aliran dapat berasal dari


material hasil gerusan di daerah pengaliran dan
bantaran banjir yang masuk ke sungai maupun
material hasil gerusan dasar dan tebing sungai sendiri

Secara umum sungai aluvial tidak stabil karena


potensi kelongsoran tebing dapat terjadi akibat
perubahan-perubahan sungai dalam arah lateral
maupun arah vertikal
SUNGAI ALUVIAL & NON-ALUVIAL(3)

Bangunan yang dibangun disisi atau melintang sungai


aluvial berpotensi menghadapi bahaya kerusakan
akibat kelongsoran tebing sungai

Jembatan yang dibangun melintang sungai aluvial


juga menghadapai masalah penggerusan di sekitar
pilar dan abutment dan hal ini dapat membahayakan
keamanan jembatan

Secara umum, sungai non-aluvial relatif stabil dan


oleh karenanya bangunan yang dibangun disisi
ataupun melintang sungai non-aluvial relatif aman,
namun kajian kestabilan sungai perlu dilakukan
secara hati-hati terutama pada kondisi aliran besar
atau banjir
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (1)

Geometri sungai mempunyai empat komponen utama :


• Bentuk datar (planform)
- Sungai lurus
- Sungai berjalin
- Sungai bermeander

• Penampang melintang (cross section)


- Lebar sungai
- Bantaran banjir
- Tanggul alam

• Kemiringan dasar (slope)

• Konfigurasi dasar (bed topography)


GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (2)

• BENTUK DATAR (PLANFORM)


Bentuk datar sungai dapat berupa sungai lurus
(staight), berjalin (braided) dan bermeander
(meandering) dengan variasi yang lebih luas dapat
dijumpai di alam

Sungai dikatakan lurus bila sinusitas (sinuosity)


aliran atau besarnya
perbandingan antara
panjang thalweq, yaitu
bagian terdalam dari
aliran terhadap panjang
lembah < 1,05
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (3)

Derajat sinusitas sungai

Sungai lurus mempunyai nilai sinusitas kecil pada


kondisi air penuh (bank full stage), namun pada
kondisi air rendah, sungai akan membentuk gosong-
gosong pasir (sand bars) secara berselingan
(alternate), sedangkan thalweg mengitari gosong-
gosong pasir
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (4)

Sungai-sungai lurus dianggap sebagai tahapan


transisi (transitional state) menuju bentuk meander
(meander), karena sungai-sungai lurus hanya stabil
bila muatan sedimen, kemiringan dasar, kecepatan
dan variasi aliran rendah, serta perbandingan antara
lebar dan kedalaman relatif rendah

Ruas sungai lurus dengan panjang lebih dari 10 kali


lebar sungai sangat jarang dijumpai di alam.

Gosong berselingan (alternate bars) pada sungai lurus


GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (5)

Sungai berjalin (braided stream) terdiri dari beberapa


sungai yang berjalin (interlocking), dengan kemiringan
dasar umumnya relatif curam
Ketika dasar sungai semakin curam, kecepatan
meningkat dan sungai berganda (multiple channel)
terbentuk terutama akibat terbentuknya gosong pada
sungai utama sehingga menyebabkan sungai melebar
Karena sungai tidak stabil, bangunan disekitar sungai
berjalin mungkin menghadapi beberapa kesulitan
karena alinyemen sungai dapat berubah dengan cepat
menjadi sangat lebar dan dangkal walaupun pada
kondisi banjir, dan biasanya sulit diprediksi
Lobang-lobang gerusan dalam dapat terbentuk dihilir
gosong atau pulau dimana aliran dari dua alur bertemu
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (6)

Sungai bermeander terdiri dari kelokan atau tikungan


(bend) berbentuk S yang berselingan dan antara dua
kelokan dihubungkan oleh crossing berupa ruas
pendek hampir lurus
Ciri utama sungai bermeander adalah terjadi proses
penggerusan dan pembentukan lubuk-lubuk (deep
pools) di sekitar tikungan luar akibat kecepatan aliran
yang relatif besar di daerah ini
Sebagian besar sedimen hasil penggerusan di
tikungan luar dibawa ke hilir dan kemudian
diendapkan pada daerah crossing maupun di sekitar
tikungan dalam pada kelokan sebelah hilir dan
membentuk gosong-gosong setempat (point bar)
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (7)

Bentuk bidang dan penampang sungai disekitar tikungan


GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (8)

Gaya sentrifugal ditikungan menyebabkan terjadi


kemiringan muka air dalam arah tranversal dan
terjadi aliran helicoidal dengan kecepatan didasar
menjauh dari tebing tikungan luar menuju gosong
setempat

Kecepatan-kecepatan tranversal ini memperkuat


pembentukan gosong dengan membawa sedimen
disekitar dasar yang konsentrasinya lebih besar
menuju tebing cembung di tikungan dalam dimana
selanjutnya material ini diendapkan membentuk
gosong setempat

Besar arus tranversal dapat mencapai sekitar 15 %


dari kecepatan rata-rata di sungai.
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (9)

Kondisi muka air rendah

Kondisi muka air tinggi

Gerusan di tikungan luar dan gosong di tikungan dalam Sungai Musi


GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (10)
• PENAMPANG MELINTANG (CROSS SECTION)
Penampang melintang sungai mencerminkan
tampilan sungai dua dimensi, yang biasanya
ditampilkan dalam arah hilir
Titik-titik yang dikumpulkan dari penampang yang
diamati sedikitnya harus meliputi elevasi bantaran
banjir, bagian atas tebing, kaki tebing, kedalaman
alur penuh, batas bawah tanaman, elevasi muka air
dan thalweg
Dimensi yang biasa diukur dari penampang sungai
meliputi lebar atas dan lebar alur penuh, tinggi
tebing, kemiringan tebing dan kedalaman sungai
Menurut konvensi, tebing kanan dan kiri
mencerminkan sisi-sisi sungai seperti dilihat dalam
arah hilir
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (11)

Penampang melintang sungai


GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (12)

Lebar sungai adalah jarak tegak lurus yang diukur dari


tebing ke tebing seberangnya dan terkadang sulit
diidentifikasi di lapangan, karena kesulitan menentukan
batas definitif garis tebing, terutama didaerah tikungan
Pada sisi tikungan luar batas tebing terlihat dengan
jelas karena tebing cenderung curam dan hampir tegak,
namun tebing pada sisi tikungan dalam mempunyai
kemiringan landai dan meningkat perlahan dari dasar
sampai elevasi banjir
Posisi garis dimana terdapat tanaman yang tumbuh
dengan kokoh (permanen) dapat dipakai sebagai acuan
untuk menentukan batas tebing
Pada sungai menikung (sinuous) dan bermeander lebar
sungai diukur pada ruas yang lurus atau pada lokasi
perubahan (inflection) meander
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (13)

Untuk aliran pada sungai berganda (multiple channel)


lebarnya adalah jumlah masing-masing sungai yang
tidak ditumbuhi tanaman
Variasi lebar dapat menerangkan kestabilan lateral
sungai berdasarkan pada laju pertumbuhan gosong
setempat, jika tebing tikungan luar tergerus perlahan,
gosong setempat tumbuh perlahan dan tanaman akan
dapat tumbuh kokoh digosong tersebut dan bagian
gosong yang tidak ditumbuhi tanaman akan tampak
seperti bulan sabit sempit
Sebaliknya, jika tebing tergerus dengan cepat akan
terjadi pertumbuhan gosong yang cepat dengan
bagian yang tidak ditumbuhi tanaman lebih lebar dan
lebih menyolok mata
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (14)
Laju gerusan lateral mungkin tinggi di ruas sungai dimana
lebar daerah gundul pada gosong-gosong setempat
melebihi lebar rata-rata
Namun pada daerah-daerah dimana tanaman dapat
tumbuh kokoh dengan cepat, potongan tebing (cut bunks)
pada tikungan mungkin merupakan indikasi yang lebih
layak digunakan untuk meninjau ketidakstabilan lateral
sungai dibandingkan lebar daerah bebas tanaman pada
gosong setempat
Bantaran banjir didefinisikan sebagai daerah hampir datar
yang membatasi sungai dan tergenang oleh luapan air
sungai pada waktu banjir dan terdapat di daerah bawah
suatu sungai alluvial
Definisi lain bantaran banjir adalah daerah yang tergenang
limpasan air sungai pada kondisi banjir dengan periode
ulang 2 - 5 tahun atau disebut juga debit penuh (bankfull
discharge)
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (15)

Tanggul alam terbentuk akibat sedimen yang terbawa oleh


aliran banjir terendapkan di bantaran banjir karena terjadi
pengurangan kecepatan
Tanggul alam dapat terbentuk dengan baik disepanjang
sungai di daerah rendah atau pada daerah dimana bantaran
banjir tergenangi air selama beberapa minggu atau bulan
dalam setahun
Pada sisi dekat dengan sungai ukuran butiran material
tanggul alam lebih besar dengan kemiringan lereng lebih
curam karena material dasar mengendap (drops out) lebih
cepat
Pada sisi lebih jauh dari sungai, kemiringan lereng tanggul
lebih landai dengan material lebih halus
Di belakang tanggul alam biasanya dijumpai rawa (swamp)
Sungai dimana tanggul alam terbentuk dengan baik
cenderung lebih konstan lebarnya dan laju pergerakan
lateral lebih rendah
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (16)

• KEMIRINGAN DASAR (SLOPE)


Kemiringan dasar sungai lebih rendah dibandingkan
dengan kemiringan lembah kecuali pada sungai-sungai
lurus
Dalam banyak kasus profil memanjang mencerminkan
kondisi keseimbangan jangka panjang suatu sungai
Kemiringan dasar sungai secara perlahan berkurang
dari lokasi sumber di daerah pegunungan sampai ke
muara
Namun, kelainan (anomaly) bersifat lokal bisa saja
terjadi karena adanya kontrol geologi dan faktor-faktor
lain, misalnya kemiringan datar terbentuk diudik suatu
hambatan berupa batu besar yang berfungsi sebagai
bendung (sill) dan kemiringan dasar curam terbentuk
di bawah anak-anak sungai yang membawa material
kasar
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (17)

Profil memanjang sungai di sepanjang daerah pengaliran


GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (18)

• KONFIGURASI DASAR (BED TOPOGRAPHY)


Pada sungai-sungai dengan diameter material dasar
kurang dari 4 cm, corak dasar (bed form) bervariasi,
mulai dari berbentuk riak kecil (ripple) dengan tinggi
beberapa centimeter, gelombang (dune) dengan
ketinggian dapat mencapai beberapa meter, hingga
gosong-gosong
Tahanan hidraulik sungai merupakan kombinasi
kekasaran butiran dan kekasaran bentuk, corak dasar
dan kekasaran bergantung pada kondisi aliran
Konfigurasi dasar dan kekasaran hidraulik sungai-
sungai alam umumnya bervariasi disepanjang sungai
dan juga terhadap kondisi aliran
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (19)

Tahanan hidarulik total dihasilkan oleh kombinasi


kekasaran butiran dan kekasaran bentuk dimana
kekasaran bentuk dapat dihasilkan oleh
ketidakteraturan bentuk penampang dan dasar, dan
perubahan bentuk bidang
Sumber lain kekasaran adalah pepohonan dan semak-
semak, struktur pelindung tebing, hambatan pada
daerah bantaran banjir, tikungan dan lubang-lubang
gerusan dan perubahan besar pada sungai
Sungai-sungai yang terbentuk oleh sedimen kasar
mempunyai konfigurasi dasar yang lebih stabil
dibandingkan dengan sungai dengan dasar pasir
GEOMETRI DAN BENTUK SUNGAI (20)
Pada sungai dengan dasar kerikil, konfigurasi dasar cenderung
berfluktuasi antara lubuk (pool) dan meriak (riffle): lubuk
dicirikan oleh kemiringan lokal yang curam dan material dasar
halus, sedang meriak oleh kemiringan lokal lebih landai dengan
material kasar

Lubuk (pool) dan meriak (riffle)

Bila tersedia material diameter besar maka pada dasar sungai


dapat terbentuk lapisan armor, yaitu lapisan atas yang lebih
besar dari pada lapisan dibawahnya, lapisan armor melindungi
gerusan material dasar akibat aliran rata-rata
Sungai dengan lapisan armor cenderung lebih stabil terhadap
pergeseran vertikal, kecuali untuk kondisi air besar/banjir
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai