Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

REKAYASA SUNGAI DAN KONSERVASI DAS

Disusun oleh :

Nama : Charina Dwi Putri Toripa

Stambuk : F11120073

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL ( S-1 )

UNIVERSITAS TADULAKO

Palu – Sulawesi Tengah

2021/2022
Sungai adalah salah satu sumber air yang penting untuk manusia. Hal ini pula yang
menyebabkan banyak peradaban manusia dimulai di pinggir sungai.
 Pembentukan Sungai
Sungai terbentuk dari air hujan yang meresap masuk ke tanah. Air yang masuk ini
nantinya mencapai lapisan tanah yang kedap air atau tidak dapat ditembus dengan air. Air
yang meresap ini akhirnya sebagian menjadi air tanah yang muncul kembali ke bagian
permukaan yang lebih rendah, membentuk aliran yang bergerak menuju laut. Itulah sungai.
 Tipe sungai
Berdasarkan morfologinya sistem sungai dikelompokan menjadi 4 tipe sungai, yaitu:
1. Sungai Lurus (Straight) umumnya berada pada daerah bertopografi terjal
mempunyai energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada
intensitas erosi vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi
mendatarnya. Kondisi seperti itu membuat sungai jenis ini mempunyai
kemampuan pengendapan sedimen kecil.
2. Sungai Kekelok (meandering) adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau
berbelok-belok. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga
pengendapan sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi
vertikal, perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan
aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar.[2]
3. Sungai Teranyam (braided) umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi
arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan
debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran
dengan mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama.
4. Sungai Anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-
cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali pada
titik dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran.
Energi alir sungai tipe ini rendah. Ada perbedaan yang jelas antara sungai
teranyam dan sungai anastomosing. Pada sungai teranyam, aliran sungai
menyebar dan kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam lembah sungai
tersebut yang lebar.
 Karakteristik DAS
Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh
parameter yang berkaitan dengan keadaan suatu DAS. Karakteristik Sub DAS Gunggung
yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah karakteristik meteorologi/klimatologi,
karakteristik morfologi dan karakteristik morfometri.
 KONSEP KESEIMBANGAN DALAM MORFOLOGI SUNGAI
Keseimbangan dalam perkembangan morfologi sungai dapat dibedakan menjadi 4
(empat) macam, yaitu keseimbangan statis, keseimbangan dinamis, keseimbangan seragam,
dan keseimbangan dinamis metastabil. Gambar di bawah ini menunjukkan keempat jenis
keseimbangan tersebut.
Keseimbangan menurut Chorley & Kennedy (1971)

1. Keseimbangan statis, yaitu kondisi yang kekal. Padanya tidak ada perubahan sama
sekali dalam kurun waktu yang tak terbatas. Di dunia ini tidak ada satupun
perkembangan statis termasuk pada morfologi sungai. Namun terdapat perkembangan
statis temporer (dalam waktu yang relatif pendek). Perkembangan statis ini dapat
ditemukan dalam perkembangan seragam dan dinamis metastabil.
2. Keseimbangan seragam, yaitu keseimbangan di mana ada satu atau lebih faktor
penyusun kondisi memiliki tendensi statis. Contoh dalam masalah sungai adalah base
flow (aliran dasar). Aliran dasar selalu berada pada suatu angka dasar tertentu dengan
fluktusi dinamis sekitar angka dasar tersebut. Namun aliran dasar juga bisa
mengalami kesetimbangan dinamis, misalnya pada kondisi DAS rusak atau membaik
dengan fungsi waktu.
3. Keseimbangan dinamis, yaitu keseimbangan yang berbagai faktor penyusun suatu
kondisi berubah secara bersama-sama. Perubahan dinamis ini sifatnya masih secara
terus-menerus tanpa mengalami stagnasi, sehingga di dalam perkembangan dinamis
tidak ditemukan perkembangan statis sama sekali. Sebagai contoh perkembangan
dinamis di suatu morfologi sungai adalah keseimbangan dasar sungai. Setiap
gangguan yang mengenai formasi dasar sungai akan mendapatkan respon oleh
komponen aliran dan sedimen. Respon yang kuat adalah bahwa aliran dan sedimen
akan kembali ke kondisi semula (Ahnert, 1973). Keseimbangan dinamis untuk
kualitas air sungai mudah dijumpai, misalnya keseimbangan dinamis perubahan ph
(Potential of Hydrogen). BOD (Biological Oxygen Demand), dan COD (Chemical
Oxygen Demand) Sungai Code di Yogyakarta antara tahun 1972 - 2000 yang
ditunjukkan pada gambar di bawah. PH, BOD, dan COD Sungai Code berfluktuasi
sekaligus menunjukkan tendensi naik. Fungsi yang ditunjukkan pada gambar tersebut
adalah fungsi regresi dan trend kenaikan ph dan BOD serta penurunan COD.
4. Keseimbangan dinamis metastabil seragam, yaitu keseimbangan di mana berbagai
faktor berfluktuasi secara dinamis seragam serta berubah ekstrim secara kontinyu,
sehingga terlihat keseimbangan ini merupakan perubahan menuju suatu kondisi baru
secara dinamis dan ekspansif namun kontinyu. Sebagai contoh keseimbangan ini
adalah keseimbangan pada formasi dune atau bar (gundukan pasir) di dasar sungai.
Pada kondisi keseimbangannya, dune dan bar akan mengalami perubahan tinggi dan
jarak antar dune atau bar secara fluktuaatif dinamis. Kemudian suatu saat akan terjadi
gangguan yang ekstrim yang dapat meghancurkan formasi dune atau bar tersebut.
Akibat hancurnya dune atau bar maka aliran kemudian merespon dengan membentuk
dune atau bar yang baru. Sehingga di sini akan terjadi keseimbangan dinamis
metastabil seragam berupa pembentukan dune atau bar, tererosi, dan terbentuk
kembali.
 Jenis – Jenis Bangunan Persungaian
1. Bendungan (Dam)
Bendungan atau dam ini berupa bentuk fisik atau bangunan yang dibuat untuk
menghalangi atau menahan aliran air. Air yang ditahan ini akan terkumpul dalam satu
tempat penampungan air yang ukurannya besar. Inilah yang disebut dengan waduk.
Bendungan biasanya dilengkapi dengan pintu air yang berukuran raksasa, yang
fungsinya untuk mengendalikan air yang keluar dari waduk.
2. Bendung
Fungsi bendung ini mirip dengan bendungan (dam), hanya saja ukurannya
lebih kecil dibandingkan dengan bendungan. Bendung digunakan untuk menghalangi
aliran air agar permukaannya naik hingga di ketinggian tertentu, sesuai dengan ukuran
bendung.
Tujuannya adalah agar air dapat mengalir lebih jauh dari daerah yang lebih
tinggi ke daerah yang lebih rendah. Bendung tidak memiliki pintu air seperti
bendungan (dam), sehingga air yang ada dibiarkan meluap dan mengalir dari bagian
atas bendung. Bendung digunakan dalam irigasi pertanian, mengetahui debit air, serta
menghambar laju kecepatan aliran air.
3. Tanggul
Tanggul adalah salah satu infrastruktur persungaian yang dibuat untuk
menahan debit banjir sungai. Tanggul umumnya dibuat dari material pasir dan tanah,
serta merupakan bangunan hidraulik yang selalu terkena gerusan atau infiltrasi akibat
aliran air sungai.
4. Perkuatan tebing ( revetment )
Revetment merupakan salah satu bangunan yang difungsikan sebagai break
water atau dinding pantai. Kegunaannya adalah sebagai pemisah antara perairan yang
ada di pantai dengan daratan. Selain itu, keberadaannya bisa sekaligus melindungi
pantai dari pengikisan dan limpasan pada gelombang menuju daratan. Tempat daerah
terlindung merupakan daratan berada di belakang bangunan.
Perencaanan revetment memerlukan perhatian dengan adanya kemungkinan
terjadinya pengikisan di bagian bawah atau kaki bangunan. Tingkat keparahan erosi
yang mungkin terjadi ini bergantung pada bentuk sisi pada bangunan. Selain itu,
keadaan gelombang dan sifat tanah dasar juga turut berpengaruh.
Dalam perencanaannya, maka terdapat beberapa kebutuhan data. Beberapa
diantaranya meliputi data angin, peta bathimetri dan data informasi mengenai pasang
surut. Penggunaan setiap data tersebut meliputi :
a) Data Angin
Data ini memiliki manfaat untuk mengetahui detail informasi berkaitan dengan
tingkat kecepatan angin yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya gelombang dan
lamanya waktu gelombang berada di lokasi.
b) Peta Bathimetri
Peta jenis ini dimanfaatkan sebagai informasi gambaran spasial untuk mengetahui
kondisi tingkat kedalaman laut yang berada di lokasi pusat pembangunan bangunan
pelindung.
c) Data Pasang Surut
Pemanfaatan data pasang maupun surut air laut untuk mengetahui nilai ketinggian air
paling tinggi dan terendah untuk perencanaan bangunan terutama pelindung pantai.
Hasil analisis dari peta ini dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan dimensi pada
revetment yang tepat dengan keadaan di tempat.
Peranan revetment sendiri adalah sebagai bangunan untuk menghindarkan
pantai dari kerusakan akibat abrasi maupun membatasi energi pada gelombang yang
sampai ke daerah pantai.
5. Sudetan
Sudetan, adalah alur sungai yang diperpendek yang dibuat dengan penggalian
alur sungai baru untuk meluruskan trase alur sungai yang berbelok-
belok (meandering)
6. Suplesi
Bangunan Suplesi adalah bangunan yang berfungsi mengalirkan air dari
saluran suplesi ke saluran pembawa atau ke sungai.

Anda mungkin juga menyukai