Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR

(Pertemuan 1)

Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.7 Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video,
dan/atau animasi

Bahan Motivasi:
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-
celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut[1103]? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui.
(Q.S An-Naml:61)
Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi siklus hidrologi.
3.7.2 Mengklasifikasikan jenis perairan di bumi

Uraian Materi:

A. Siklus Hidrologi
1. Siklus pendek
Siklus ini terjadi jika air laut mengalami penguapan oleh sinar
matahari, uap air tersebut naik dan membentuk awan kemudian
mengalami kondensasi.Karena tidak dapat menahan beratnya
sendiri, maka titik-titik air turun sebagai hujan yang terjadi dilaut.
Gambar : Siklus Pendek
Sumber: Ani Anjayani. Geografi X BSE
2. Siklus sedang
Siklus ini terjadi jika air laut mengalami penguapan oleh sinar
matahari.Angin membawa uap air tersebut kearah daratan.Pada
ketinggian tertentu uap air mengalami kondensasi sehingga terjadilah
hujan di darat. Air hujan yang jatuh akan meresap kedalam tanah dan
kembali kelaut.

3. Siklus Panjang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, uap air atau
awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan
tinggi.Karena pengaruh suhu, uap iar berubah menjadi Kristal-kristal
es atau salju kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang Gambar : Siklus Sedang
membentuk gletser, mengalir masuk kesungai, dan akhirnya kembali Sumber: Ani Anjayani. Geografi X BSE
kelaut.

Proses terjadinya siklus hidrologi


 Evaporasi, yaitu penguapan benda abiotik dan meru-
pakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Pengua-
pan di bumi 80 % berasal dari penguapan air laut.
 Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tum-
buh2an melalui stomata atau mulut daun.
 Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evapo-
rasi dan transpirasi.
 Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air men-
jadi air akibat pendinginan. Gambar : Siklus Panjang
 Sublimasi adalah proses berubahnya uap air menjadi bu- Sumber: Ani Anjayani. Geografi X BSE
tir2 es atau salju.
 Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es,
dan hujan salju.
 Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
 Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah secara vertikal.
 Perkolasi, yaitu perembesan atau pergerakkan air ke dalam tanah melalui pori tanah secara horizontal.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


Gambar: Siklus Hidrologi
(Sumber:https://www.BioFar.id)

B. Jenis Perairan di bumi


Perairan di bumi terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1) Perairan darat terdiri atas Sungai, Danau, Rawa, dan Air tanah.
2) Perairan Laut

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


BAHAN AJAR
(Pertemuan 2)

Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.7 Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video,
dan/atau animasi

Indikator:
3.7.3 Mengidentifikasi jenis-jenis perairan darat, sebaran dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.
3.7.4 Menjelaskan konservasi air tanah dan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Ringkasan Materi:

A. Perairan Darat
a. Jenis-jenis perairan darat
1. Air permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan), atau air hujan yang
mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air. Mata air yang muncul di
permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan. Air hujan yang tidak mengalami peresapan, dan mata
air yang muncul di permukaan bumi akan membentuk aliran permukaan yang menjadi sungai serta genangan
air berupa rawa-rawa atau danau.

Sungai dan DAS (Daerah Aliran Sungai)


Sungai
Sungai adalah bagian muka bumi yang lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya, miring berupa alur tempat
air tawar mengalir menuju sungai induk atau ke laut.
Jenis-jenis Sungai
1) Berdasarkan arah alirannya, sungai
terdiri dari:
a. Sungai konsekuen, adalah sungai yang
mengalir searah dengan kemiringan batuan
daerah yang dilaluinya.
b. Sungai subsekuen, adalah sungai yang
mengalir tegak lurus pada sungai
konsekuen. Gambar : Arah aliran sungai
c. Sungai obsekuen, adalah sungai yang Sumber:https://berbagaireviews.com
alirannya berlawanan dengan kemiringan
lapisan batuan daerah itu, merupakan anak sungai subsekuen.
d. Sungai resekuen, adalah sungai yang alirannya ke bawah, arahnya sama dengan sungai konsekuen yang
asli.
e. Sungai insekuen, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata; sungai ini
mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendrites;
2) Berdasarkan pola aliran sungai:
a. Pararel adalah pola aliran yang
terdapat pada suatu daerah yang luas
dan miring sekali, sehingga gradient
dari sungai itu besar dan sungainya
dapat mengambil jalan ke tempat yang
terendah dengan arah yang kurang
lebih lurus. Pola ini misalnya dapat
terbentuk pada suatu coastal plain
(dataran pantai) yang masih muda
yang lereng aslinya miring sekali
Gambar : Pola Aliran Sungai
kearah laut.
Sumber: https://roboguru.ruangguru.com
b. Rektangular adalah pola aliran yang
terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau
hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


c. Angular adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o.
di sini masih kelihatan bahwa sungai-sungai masih mengikuti garis-garis patahan.
d. Radial Sentrifugal adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium
muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan.
e. Radial Sentripetal adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi
atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut.
f. Trellis adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu
bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
g. Annular adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai
stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
h. Dentritik adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu-batu-
annya homogen, dan lereng-lerengnya tidak begitu terjal, sehingga sungai2nya tidak cukup mempunyai
kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.
3) Sungai berdasarkan sumber airnya
a. Sungai gletser, yaitu sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair. Contoh: bagian hulu Sungai
Memberamo (Irian).
b. Sungai hujan, yaitu sungai yang mendapatkan air dari hujan. Sebagian besar sungai-sungai di Indonesia
adalah sungai hujan.
c. Sungai campuran, yaitu sungai gletser yang alirannya mendapat campuran air hujan. Contoh: bagian hilir
Sungai Memberamo dan Sungai Digul.
4) Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan atas:
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini
adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri
di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim
kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan
Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta
serta sungai Brantas di Jawa Timur.
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya
banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai
jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum
tentu banyak.
5) Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur
geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus
batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan
yang menutupinya.
Sungai dapat dimanfaatkan sebagai sarana:
- irigasi/pengairan sawah-sawah,
- pembangkit tenaga listrik (PLTA),
- lalu lintas air,
- budi daya perikanan darat, dan
- rekreasi dan olahraga air.

DAS (Daerah Aliran Sungai)


Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu daerah
yang dibatasi atau dikelilingi oleh garis ketinggian di
mana setiap air yang jatuh di permukaan tanah akan
dialirkan melalui satu outlet.
Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu: Gambar : Daerah Aliran Sungai
1. Bagian Hulu Sungai, yaitu bagian sungai yang dekat Sumber: https//pojokcerdas.com
dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium
muda, dengan ciri-ciri:
 Pengikisan kearah dalam atau vertikal
 Aliran airnya deras
 Tebingnya curam
 Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi
 Belum terdapat teras2 sungai.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


2. Bagian Tengah Sungai, yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewas,
dengan ciri-ciri:
 pengikisan ke arah dalam dan samping
 Alirannya kurang begitu jelas
 Banyak terjadi pengendapan
 Terdapat teras2 sungai.
 Terbentuknya pola aliran yang berkelok-kelok atau disebut meander.
3. Bagian Hilir Sungai, yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri-ciri:
 Pengikisan tidak terjadi
 Aliran air tenang
 Banyak terjadi pengendapan
 Teras2 sudah tidak jelas
 Sungai banyak berkelok-kelok
 Terdapat beting2 pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta.

Beberapa tindakan yang menyebabkan penurunan dan kerusakaan DAS.


1) Penebangan Hutan yang Berlebihan
Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan akan disimpan dalam
tanah sebagai cadangan air tanah. Jika hutan-hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan air tersebut
banyak yang ditebang akan berakibat kerusakan DAS.
2) Penutupan Danau dan Kantong-Kantong Air Lainnya
Dengan adanya danau dan kantong-kantong air lainnya, hujan yang jatuh tidak langsung mengalir ke bawah,
tetapi akan masuk dan mengisi cekungan-cekungan di dalam DAS, sehingga kesempatan air untuk meresap ke
dalam tanah lebih besar dan lebih lama. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika danau dan kantong-kantong air
di daerah hulu tersebut ditutup untuk kepentingan perluasan permukiman, industri, dan lain sebagainya.
3) Berubahnya Saluran Drainase dan Sungai
Saluran drainase dan sungai dapat berubah karena adanya pengendapan hasil-hasil erosi dan pembuangan
sampah oleh masyarakat ke saluran tersebut.Bentuk perubahan saluran drainase dan sungai dapat berupa
pendangkalan saluran, yang menyebabkan kapasitas penampungan air menjadi berkurang.
4) Pembuangan Limbah Berbahaya
Limbah-limbah yang mengandung bahan kimia bisa berasal dari limbah domestik, limbah industri, pengolahan
lahan, dan lain sebagainya, dapat menurunkan kualitas air sungai dan berbahaya bagi makhluk hidup yang
memanfaatkan air sungai tersebut.
Upaya pelestarian DAS
Upaya mencegah banjir harus dilakukan secara terpadu di seluruh daerah aliran sungai adalah:
1) Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah-wilayah yang telah gundul. Upaya ini dilakukan untuk
mempertinggi kapasitas peresapan air dan memperkecil kapasitas pengaliran air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi.
2) Pembuatan teras-teras dan petakan pada lahan miring untuk mencegah terjadinya erosi. Erosi di daerah aliran
sungai akan menyebabkan proses sedimentasi di lembah-lembah sungai dan dapat memperdangkal lembah
tersebut. Akibatnya air sungai mudah meluap pada musim hujan dan banjir pun terjadi.
3) Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada musim hujan.
4) Pembuatan bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun. Air yang dis-
alurkan melalui irigasi akan mengurangi kapasitas air yang mengalir di sungai.
5) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal,
nonformal, maupun melalui media massa.

Danau
Danau adalah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau
mendapat air dari sungai, curah hujan, mata air, dan air tanah, sedangkan pengaliran danau dapat terjadi
karena penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran.
Berdasarkan jenis airnya, danau dapat dibedakan atas berikut:
a. Danau Air Tawar, Sumber air dari danau air tawar adalah air hujan. Danau air tawar banyak terbentuk di
daerah-daerah bercurah hujan tinggi atau humid (basah).
b. Danau Air Asin, danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid. Penguapan yang terjadi sangat kuat, dan
tidak memiliki aliran keluaran. Danau ini mempunyai kadar garam yang tinggi, sehingga jika danau tersebut
kering, akan tertinggal lapisan garam di dasar danau misalnya, Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar
18,6% dan Laut Mati (Israel), kadar garamnya 32%.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


Danau berdasarkan proses terjadinya:
a. Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi
proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami ambles (subsidence)
dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contohnya
danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau
Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
b. Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan
gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan
bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut membentuk sebuah danau. Contoh: danau Kelimutu
di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di
Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.
c. Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan
proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan
merosot membentuk cekungan.Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau
jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
d. Danau Karst. disebut juga Doline, yaitu danau yang
terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini
terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu
kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan
cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
e. Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya
erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi
cekungan-cekungan yang dilewati sehingga
terbentuk danau. Contoh: di perbatasan antara Gambar : Danau Ayamaru, Papua Barat (Danau Karst)
Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, Sumber: https//travelingYuk.com
danau Michigan dan danau Ontario.
f. Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya
berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening,
Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di JawaTengah.

Manfaat danau antara lain sebagai berikut.


1) Sebagai pengatur air sehingga tidak terjadi banjir.
2) Sebagai persediaan air yang penting untuk irigasi.
3) Tempat rekreasi dan objek pariwisata.
4) Sebagai sumber tenaga listrik (PLTA).
5) Tempat pemeliharaan ikan air tawar.
6) Sebagai sarana olahraga air.

Rawa
Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa
berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:
a) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, ciri-ciri:
 Tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang.
 Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanamandan tidak dapat
dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
 Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuhtumbuhan)yang hidup.
 Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
b) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
 memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti.
 Airnya tidak terlalu asam.
 Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhanrawa seperti eceng
gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
 Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

Manfaat rawa sebagai berikut.


1) Sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


2) Bila rawa dapat mengalami pergantian air maka dapat digunakan untuk lahan persawahan dan perikanan.

2. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada
pada lapisan di bawah permukaan
tanah. Kedalaman air tanah tidak sama
pada setiap tempat. Hal itu tergantung
pada tebal tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapisan air
tanah tersebut.

Ada dua jenis lapisan tanah, yaitu:


a. Lapisan Kedap Air
(Impermeable), kadar pori lapisan
ini sangat kecil sehingga
Gambar : Lapisan Air Tanah
kemampuan untuk melewatkan air juga kecil. Kadar pori adalah
Sumber: https//rimbaKita.com
jumlah ruang pada celah butir-butir tanah yang dinyatakan dengan
bilangan persen. Daerah-daerah yang lapisan tanahnya kedap, pada
umumnya mempunyai keadaan sebagai berikut.
1) Terdapat banyak jaringan aliran sungai.
2) Kandungan air tanahnya kecil.
3) Permukaan tanahnya mudah terkikis.
4) Daerah sungai mudah dilanda banjir.
b. Lapisan Tak Kedap Air (Permeable), Kadar pori lapisan tak kedap air cukup besar maka kemampuan untuk
melewatkan air juga besar. Air hujan yang jatuh akan terus meresap ke bawah dan berhenti di suatu tempat
yang telah tertahan oleh lapisan kedap.

Pengelompokan air tanah berdasarkan letak kedalaman :


1. Air tanah dalam (Artesis)
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada dibawah lapisan air tanah dangkal dan diantara dua lapisan
impermeable. Air tanah dalam merupakan akuifer bawah yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum
penduduk kota, perhotelan, perkantoran, dan industri. Air tanah dalam yang bertekanan besar dapat
memancar ke permukaan tanah melalui patahan atau retakan batuan secara alami, sumber air ini disebut
air artesis. Apabila tanah digali atau dibor ke dalam mencapai akuifer bertekanan, maka air memancar
melalui lubang sumur yang disebut sumur artesis.
2.  Air tanah dangkal (freatis)
Air tanah dangkal adalah air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan diatas batuan impermeable.
Air tanah dangkal merupakan akuifer atas yang disebut pula air freatis. Air tanah dangkal dimanfaatkan
sebagai air untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dengan membuat sumur rumahan.
Pengelompokan air tanah berdasarkan jenisnya :
1. Meteoric water (vadose water), yaitu air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah
yang tak jenuh.
2. Air tanah tubir (connate water), yaitu air tanah yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan
sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku
leleran sewaktu magma tersembur keluar ke permukaan.
3. Air fosil (fossil water), yaitu air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal tinggal
dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi.
4. Air magma (juvenile water), yaitu air yang berasal dari dalam bumi (dapur magma). Air ini bukan dari
atmosfer atau dari permukan air.
5. Air pelikular/ari (pellicullar water), yaitu air yang tersimpan didalam tanah karena tarikan molekul-molekul
tanah.
6. Air freatis (phreatic water), yaitu air yang berada pada lapisan kulit bumi yang porous (sarang). Air tanah ini
berada diatas lapisan kedap air.
7. Air artesis (artesian water), yaitu air yang berada diantara dua lapisan kedap air (impermeable), sehingga air
tersebut dalam keadaan tertekan.
Air tanah sangat penting bagi semua kehidupan karena air tanah:
a. merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi,
b. membasahkan tanah dan sekaligus mengikat butir-butir tanah yang
satu dengan yang lain,
c. menyediakan kebutuhan air bagi tumbuh-tumbuhan, dan
d. merupakan persediaan air bersih secara alami.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


B. Konservasi Air Tanah dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
1. Konservasi Air Tanah
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan
kemusnahan dengan cara pelestarian. Konservasi air tanah adalah upaya pemeliharaan keberadaan air tanah
secara berkelanjutan dilihat dari keadaan, sifat, dan fungsi air tanah. Tujuannya agar air tanah senantiasa
tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang baik untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup, baik pada waktu
sekarang maupun yang akan dating. Konservasi air tanah antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut :

a. Perlindungan Air Tanah


Upaya perlindungam air tanah dapat dilakukan dengan menetapkan kawasan lindung air tanah pada suatu
wilayah cekungan air tanah atau kawasan sempadan mata air
b. Pelestarian air tanah
Upaya-upaya pelestarian air tanah dapat berupa kegiatan pelestarian fungsi daerah imbuhan air tanah
dengan vegetasi (Reboisasi, pembuatan hutan kota, dan pembuatan jalur hijau) serta membuat peraturan
tentang luasan lahan bangunan.
c. Pengawetan Air Tanah
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pengawetan air tanah, antara lain menghemat penggunaan air
tanah, sosialisasi gerakan hemat air, pemanfaatan air tanah untuk air minum menjadi prioritas utama.
2. Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kerusakan aliran sungai dapat diakibatkan oleh banyak faktor, seperti penebangan hutan secara berlebihan,
penutupan danau dan kantong-kantong air lainnya, berubahnya saluran draenase dan sungai, serta pembuangan
limbah ke sungai. Oleh karena itu, para ahli mulai menyelidiki sifat-sifat aliran sungai untuk mengurangi
kerusakan. Pengendalian kerusakan aliran sungai dilakukan melalui upaya-upaya konservasi daerah aliran
sungai.
Konservasi aliran sungai bertujuan untuk melindungi badan sungai, baik bantaran maupun sempadan sungai dari
pencemaran. Upaya-Upaya yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut
a. Konservasi secara vegetatife, yaitu penghutanan kembali, penutupan lahan terbuka, dan melakukan
penanaman mengikuti garis kontur.
b. Konservasi secara mekanik , yaitu pembuatan saluran air, terasering, di lereng curam, dan membuat
sumur resapan.

BAHAN AJAR
(Pertemuan 3)

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.7 Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video,
dan/atau animasi

Indikator:
3.7.5 Menjelaskan karakteristik dan dinamika perairan laut.
3.7.6 Menentukan persebaran dan pemanfaatan biota laut.
3.7.7 Menentukan lembaga-lembaga lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data hidrologi di
Indonesia.

Uraian Materi:

A. Perairan Laut
a. Pantai dan Pesisir Laut
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut, yang masih terpengaruh oleh proses-proses abrasi
(pengikisan oleh air laut), sedimentasi (pengendapan), dan pasang surut air laut. Menurut bentuknya pantai dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pantai landai dan pantai terjal.
Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air pasang dan kering pada saat air laut surut.
Wilayah pesisir lebih luas daripada wilayah pantai. Wilayah pesisir lebarnya bisa mencapai antara 50 - 100 m. Pada
daratan wilayah pesisir terdapat proses perembesan air laut, pasang surut air laut, dan hembusan angin laut,
sedangkan di perairan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar.
Teluk adalah perairan laut yang masuk ke darat. Contoh: Teluk Pacitan, Teluk Benggala India, dan Teluk
Meksiko.
Selat adalah perairan laut yang terletak di antara dua daratan, pulau, atau benua. Contoh: Selat Bali, Selat
Malaka, dan Selat Bosporus.

b. Klasifikasi Laut
Jenis laut menurut cara terjadinya:
a) Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara
meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun,
sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut.Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh
laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
b) Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini
juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung
laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat.Contohnya lubuk Sulu, lubuk
Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia.Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut
yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang
dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m
(terdalam di dunia).
c) Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan
(pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh
sungaisungai yang bermuara di laut
tersebut.Penyempitan laut banyak terjadi di pantai
utara pulau Jawa.

Jenis laut menurut kedalamannya, sebagai


berikut:
a) Zona litoral atau jalur-pasang, yaitu bagian cekungan
lautan yang terletakdi antara pasang naik dan pasang
surut.
b) Zona epineritik, yaitu bagian cekungan lautan di
antara garis-garis surut dan tempat paling dalam yang
masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada
umumnya sampai sedalam 50 m).
c) Zona neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang
dalamnya antara 50 - 200 m.
d) Zona batial, yaitu bagian cekungan yang dalamnya antara 200 - Gambar : Zona Kedalaman Laut
2.000 m. Sumber: https//materiedukasi.com

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


e) Zona abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2.000 m.

Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu:


a) Laut tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolaholah terpisah dari
samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah. Contohnya laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan
Indonesia dan kepulauan Filipina.
b) Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan
pulau-pulau.Contohnya laut Tengah di antara benua Afrika- Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua
Asia dengan Amerika dan lain-lain.
c) Laut pedalaman,adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya laut Kaspia, laut
Hitam dan laut Mati.

c. Morfologi Laut
1) Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman
kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4 %. Landas kontinen merupakan, dasar laut dangkal di
sepanjang pantai dan menjadi bagian dari daratan. Contohnya Landas Kontinental Benua Eropa Barat
sepanjang 250 km ke arah barat. Dangkalan sahul yang merupakan bagian dari benua Australia dan Pulau
Irian, landas kontinen dari Siberia kearah laut Artetik sejauh 100 km, dan Dangkalan Sunda yang merupakan
bagian dari Benua Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
2) Lereng benua (continental slope), merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan kemiringan antara 4 %
sampai 6 %. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter.
3) Dasar Samudra (ocean floor), meliputi:
a. Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter.
b. The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trog).

Pada ocean floor terdapat relief bentukan antara lain:


 Gunung laut, yaitu gunung yang
kakinya di dasar laut sedangkan
badan puncaknya muncul ke atas
permukaan laut dan merupakan
sebuah pulau. Contoh: gunung
Krakatau.
 Seamount, yaitu gunung di dasar
laut dengan lereng yang curam
danberpuncak runcing serta
kemungkinan mempunya tinggi
sampai 1 km ataulebih tetapi tidak
Gambar : Morfologi Laut
sampai kepermukaan laut.Contoh: St. Helena, Azores da Sumber: https//geomedia.com
Ascension di laut Atlantik.
 Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan
seamount tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.
 Punggung laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut. Contoh: punggung laut
Sibolga.
 Ambang laut (drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut dalam.Contoh:
ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
 Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi.Contoh: lubuk
laut sulu, lubuk laut sulawesi.
 Palung laut (trog), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi.Contoh:
Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.

d. Gerakan Air Laut


Gerakan air laut meliputi arus laut, gelombang laut, dan pasang surut air laut.
Arus Laut
Arus laut, yaitu gerakan air laut yang sangat luas dengan arah tetap dan teratur. Arus laut terjadi di permukaan dan
di bawah permukaan air laut. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan arus laut, yaitu: Angin, Perbedaan Kepadatan
Air Laut, Perbedaan Kadar Garam, Pasang Naik dan Pasang Surut, dan Perbedaan Suhu.

Menurut temperaturnya, arus laut dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus
Teluk, Arus Kuro Siwo, dan Arus Brasilia.
2) Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus
Labrador, Arus Benguela, dan Arus Oya Syiwo.

Gelombang Laut
Gelombang adalah alunan permukaan air yang umumnya ditimbulkan oleh tiupan angin di atas laut. Aliran turbulen
(berputar) dan energy angin menyebabkan terjadinya perubahan tegangan dan tekanan di atas permukaan laut.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


Akibat dari perbedaan tekanan yang berkembang antara lereng terhadap angin dan lereng bayangan angin
tersebut, maka timbulah gelombang.
Terjadinya gelombang laut dapat disebabkan oleh angin, gempa, dan letusan gunung api.
a. Angin
Gelombang terbentuk karena angin berembus pada permukaan laut dan mendesak air. Gelombang besar
dapat terjadi bila angin berembus dengan kecepatan tinggi. Pada saat terjadi badai, tinggi gelombang bias lebih
dari 20 m.
b. Gempa
Gelombang laut dapat juga disebabkan oleh gempa bumi, yaitu terjadi gempa laut. Di daerah pantai gempa ini
dapat menimbulkan gelombang besar yang disebut gelombang tsunami.
c. Letusan Gunung Api
Letusan gunung api yang terletak di dalam laut juga dapat menimbulkan gelombang yang sangat besar.
Contoh: Letusan Gunung Krakatau pada tanggal 23 Agustus 1883 menimbulkan gelombang setinggi 30 m.

e. Kualitas Air Laut


1. Suhu Air Laut (Temperatur dan Tekanan Air Laut)
Suhu air laut sangat dipengaruhi sinar matahari. Biasanya suhu air laut di daerah tropis 28oC, sedangkan di
daerah kutub -3oC di bawah titik beku. Tekanan air laut makin ke dalam makin besar. Untuk mengukur
besarnya tekanan air laut kita harus mengetahui bahwa setiap 1 m3 air laut beratnya ± 115 kg. Tekanan pada
permukaan air laut tiap m3 = 10.000 kg. Jadi, pada kedalaman 1.000 m tekanan air laut = 1.000 x 115 kg +
10.000 kg= 125.000 kg.
2. Kecerahan Air Laut
Perbedaan warna air laut disebabkan oleh perbedaan kandungan zat larutan atau organisme yang ada di
dalam laut tersebut.Warna-warna air laut di antaranya sebagai berikut.
a) Warna putih karena selalu ditutupi oleh es.
b) Warna hijau akibat lumpur atau endapan dekat pantai memantulkan warna hijau atau karena banyak
plankton yang memantulkan warna hijau.
c) Warna biru akibat pantulan warna biru sinar matahari terdiri atas banyak gelombang warna. Jika cahaya
itu memancar ke atas samudera gelombang warna biru dipantulkan kembali.
d) Warna kuning karena lumpur kuning yang dibawa dari Sungai Hoang Ho.
e) Warna hitam karena di dalam laut banyak terdapat organisme-organisme yang mengalami penguraian
tidak sempurna.
f) Warna merah karena banyak ganggang merah di sekitar laut tersebut.
3. Kadar Garam (Salinitas)
Air laut rasanya asin karena mengandung bermacam-macam garam. Garam-garam itu berasal dari batu-batuan
yang terdapat di daratan yang mengalami pelapukan akibat panas dan hujan sehingga larut dalam air. Larutan
garam tersebut kemudian terbawa ke laut oleh sungai-sungai. Kadar garam air laut adalah banyaknya garam
yang terdapat dalam 1 kg air laut dan dinyatakan dengan permil (‰) atau persen (%). Kadar garam air laut
rata-rata 3,5%. Besar kecilnya kadar garam air laut dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut.
a) Penguapan
Makin besar penguapan kadar garamnya makin tinggi.
b) Pemasukan Air Tawar
Semakin banyak air tawar yang masuk kadar garam semakin rendah. Di lautan terbuka air tawar berasal
dari hujan, di daerah pantai dari sungai dan hujan, dan di daerah kutub dari mencairnya es.
c) Percampuran Air
Adanya percampuran air permukaan dan air dari dalam yang kadar garamnya berlainan, dapat menurunkan
kadar garam air laut. Kadar garam laut di Indonesia hanya ± 3,3%. Jadi, termasuk rendah karena daerah
tropis banyak turun hujan di samping banyak sungai yang muaranya ke laut.

B. Potensi, Sebaran, dan Pemanfaatan Perairan Laut


Biota laut adalah semua mahluk hidup yang ada di laut baik hewan maupun tumbuhan ataupun karang. Secara
umum Biota laut dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu plankton,
Nekton dan Bentos. Pembagian ini tidak ada kaitannya dengan
klasifikasi ilmiah, ukuran, hewan atau tumbuhan tapi berdasarkan pada
kebiasaan hidup secara umum seperti gerak berjalan, pola hidup dan
sebaran secara Ekologi.
1. Plankton
Plankton adalah sejenis organisme hanyut yang hidup dalam zone
bagian atas samudera, laut dan air tawar (Danau,Sungai). Plankton
menjadi makanan utama kebanyakan mahluk laut dan biasanya
terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Walaupun termasuk
sejenis mahluk hidup dan ukurannya kecil plankton tidak mempunyai
kekuatan untuk melawan kekuatan arus, air pasang atau angin
yang menghanyutkannya. Plankton hidup dipesisir pantai dimana Gambar : Plankton
dia mendapat garam mineral dan cahaya matahari yang Sumber: https:// anne-manopo.blogspot.co.id
mencukupi.Karena plankton menjadi makanan ikan, tidak
mengherankan ikan banyak ditemukan dipesisir pantai sehingga kegiatan nelayan menangkap Ikan banyak
dilakukan di kawasan itu. Selain sisa-sisa hewan plankton juga tercipta dari tumbuhan dan itu dapat dilihat
menggunakan mikroskop ada unsur tumbuhan alga pada plankton.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


Plankton sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu
a. Fitoplankton yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
b. Zooplankton yang berasal dari hewan. Hewan yang memangsa plankton selain Ikan adalah Koral atau
karang, Kerang dan Paus.

2. Nekton
Nekton adalah sekelompok organisme yang hidup di kolam air
baik air tawar maupun air laut. Nekton berasal dari bahasa
Yunani yang artinya berenang. Nekton adalah hewan-hewan laut
yang dapat bergerak sendiri kesana kemari seperti Ikan bertulang
rawan, Ikan bertulang sejati, Kelomang, Molusca, sotong, cumi-
cumi , kuda laut dan semua jenis invertebrata laut lainnya. Nekton
merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia
terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan
ekonomi.Tumpukan bangkai nekton seperti koral,
karang,moluska,foraminifera merupakan bahan dasar Gambar : Nekton
terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak Bumi setelah Sumber: https:// anne-manopo.blogspot.co.id
mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan
jutaan tahun.

3. Bentos
Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal didalam
atau di dasar laut dan dikenal sebagai zone Bentik. Mereka
tinggal didekat laut atau endapan lingkungan dari pasang surut
disepanjang tepi kolam dan pantai, dan kemudian ke zone
Neritis, zone Bathial dan zone kedalaman laut yaitu
Abysal.Karena cahaya tidak menembus ke dasar laut , sumber
energi yang mendalam untuk ekosistem bentik memiliki organik
yang lebih tinggi pada air yang letaknya jauh di kedalaman.
Contoh kehidupan bentos yang sering kita lihat adalah jenis
kelomang dan Kepiting laut yang ukuran dan coraknya sangat
beragam. Ubur-ubur juga memiliki jenis yang beragam dan ada Gambar : Bentos
ubur-ubur yang beracun apabila terkena sengatannya dapat Sumber: https:// anne-manopo.blogspot.co.id
menimbulkan kematian. Sedangkan didasar laut sering kita
menjumpai kehidupan Bintang laut dan Koral hewan berbentuk karang yang sesungguhnya merupakan hewan
pemakan plankton dan fosilnya dapat membentuk gundukan yang semakin tinggi sehingga setelah muncul
kepermukaan laut membentuk Pulau Karang atol.

Perikanan
Sumber daya perikanan laut adalah salah satu potensi sumber daya laut di indonesia yang sejak dulu telah
dimanfaatkan penduduk. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Yang
dimaksud dengan potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk
melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak
mengurangi populasi ikan. Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk
kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan
lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan),
dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil
minyak ikan.

Hutan Mangrove
Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada di
daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove
digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan
mangrove bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove
berkembang baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, atau
Gambar : Hutan Bakau
laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan mangrove tahan Sumber: https:// rinialestari1.blogspot.com
terhadap garam yang terkandung di dalam air laut.
Syarat Tumbuh Mangrove:
a. Ada lumpur ( Sedimentasi )
b. Kemiringan Lahan Landai
c. Ombak laut tenang ( Muara, sungai , teluk )
d. Terjadi Pasang surut air laut.

Sifat Mangrove:
a. Tahan genangan air laut ( Halofit)
b. Seluruh tubuh terdapat pori ekskresi garam.
c. Anatomi akar napas sebagai penopang.
d. Buah Mudah Kecambah.

Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomis.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


a) Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung,
mencari makan, dan berkembang biak.
b) Fungsi ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut.
c) Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada
di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang.
Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh
beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak
dengan baik.

Terumbu karang
Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut)
yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral
(binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika
ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan
membentuk karang.
Berikut adalah kondisi lautan yang harus terpenuhi agar terumbu
karang dapat hidup dengan baik:
a. Temperatur Hangat Gambar : Terumbu Karang
Terumbu karang dapat hidup dengan baik pada temperatur 23 - Sumber: https:// rinialestari1.blogspot.com
25 derajat Celcius.
b. Dangkal dan Terjangkau Sinar Matahari
Terumbu karang hidup bersimbiosis dengan alga yang berfotosintesis. Jadi, tempat tumbuhnya di laut dangkal
yang kaya sinar matahari.
c. Suplai sedimen rendah 
Terumbu karang tidak tumbuh pada perairan di dekat muara sungai yang membawa sedimen. 
d. Air Jernih
Masih berkaitan dengan poin ke 2 dan 3, terumbu karang memerlukan air jernih untuk tetap dapat hidup.
e. Arus Tenang
f. Tektonik Pasif
g. Salinitas sesuai
Salinitas yang sesuai untuk pertumbuhan terumbu karang sekitar 25-35%permil.
h. Kaya Nutrien
Untuk makanan alga yang bersimbiosis dengan karang. 
Adapun gambaran dari manfaat terumbu karang tersebut adalah sebagai berikut:
a) Manfaat ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.
b) Manfaat ekologis : mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
c) Manfaat sosial ekonomi : sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.
Terumbu karang juga dapat menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk
sekitar dari kegiatan pariswisata.
Manfaat Terumbu Karang Bagi Biota Laut 
1. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan,
peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies
yang memiliki nilai ekonomis penting. 
2. Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini se-
bagai gudang keanekaragaman hayati laut. 
3. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber pent-
ing bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi.
Manfaat Terumbu Karang Bagi Manusia
1. Sumber ikan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi.
2. Melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus.
3. Sumber penghasilan bagi nelayan (tangkapan ikan).
4. Kekayaan pariwisata bahari yang berdaya jual tinggi (memancing, menyelam, snorkeling).
5. Sumber kekayaan laut yang bisa digunakan sebagai obat-obatan alami.
6. Sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian. 

Rumput Laut
Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai potensi besar dalam
memanfaatkan berbagai jenis rumput laut yang hidup di perairannya. Berbagai
jenis rumput laut telah dikenal memiliki manfaat baik sebagai bahan pembuat
agar-agar, keragian, maupun alginat. Berbagai jenis rumput laut pun telah
berhasil dibudidayakan di pelbagai wilayah Indonesia. Gambar : Rumput Laut
Sumber: https:// rinialestari1.blogspot.com
Habitat dan Penyebarannya
Habitat rumput laut Eucheuma cottonii adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap. E. cottonii
umumnya terdapat di daerah pasang surut (intertidal) atau pada daerah yang selalu terendam air (subtidal). Melekat
pada substrat di dasar perairan yang berupa karang batu mati, karang batu hidup, batu gamping atau cangkang
moluska, umumnya E. cottonii tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu (reef), karena di tempat tersebut
beberapa persyaratan untuk pertumbuhannya banyak terpenuhi, diantaranya faktor suhu perairan, substrat dan

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer


gerakan air. E. cottonii lebih bagus dengan  suhu harian antara 25-300C dalam proses pertumbuhannya. Alga ini
tumbuh mengelompok dengan berbagai jenis rumput laut lainnya yang memiliki keuntungan dalam hal penyebaran
spora (Aslan, 2006 dalam http://diantokomang.blogspot.co.id)
Pada E. Spinosum, algae ini tumbuh tersebar di perairan Indonesia pada tempat-tempat yang sesuai dengan
persyaratan tumbuhnya, antara lain substrat batu, air jernih, ada arus atau terkenan gerakan air lainnya, kadar garam
antara 28-36 per mil dan cukup sinar matahari (Nazam, 2004 dalam http://diantokomang.blogspot.co.id).
Berikut adalah manfaat rumput laut.
a) Penghasil agar-agar; manfaat yang paling dikenal ini berasal dari rumput laut jenis Gracilaria spp, Gelidium
spp., dan Gelidiopsis spp.
b) Penghasil Peragian; proses kimia peragian dapat memanfaatkan rumput laut dari jenis Eucheuma spp.
c) Penghasil algin atau alginat; alginat dapat dihasilkan dari rumput laut berjenis seperti Sargassum spp.
d) Manfaat lainnya, antara lain sebagai obat tradisional, bahan makanan dan sayuran, bahan kosmetik dan
kecantikan, penyerap karbondioksida.

Pemanfaatan Laut
a) Laut Sebagai Alat Perhubungan dan Pengangkutan
Laut dapat dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas kapal-kapal angkutan dari pulau yang satu ke pulau yang lain
sehingga arus transportasi barang dan manusia dapat berlangsung dengan baik. Di samping itu, akan terjadi
hubungan timbal balik antara negara yang satu dengan negara yang lain, baik dalam lapangan sosial, ekonomi,
politik, dan lain-lain.
b) Laut Sebagai Sumber Tenaga
Arus laut dapat memperingan tenaga perahu, sebab adanya arus laut perahu dapat meluncur dengan tidak
perlu mengeluarkan banyak tenaga. Selain itu, gerak pasang surut air laut juga dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit tenaga listrik.
c) Laut Sebagai Daerah Perikanan
Sumber daya hewan dari laut dapat memberi kehidupan kepada penduduk. Sumber daya hewan tersebut
berupa berbagai jenis ikan, kerang, kepiting, udang, mutiara, dan lain-lain. Hasil ikan di Indonesia per tahun ±
1,7 ton. Jenis ikan yang ditangkap antara lain tongkol, tengiri, cucut, paus kecil, dan tuna. Daerah penangkapan
ikan laut berada di Dangkalan Sahul, Dangkalan Sunda, Laut Jawa, Selat Bali, dan Selat Malaka. Daerah
perikanan di Indonesia yang terbesar terdapat di Bagan Siapiapi, Riau.
d) Laut Sebagai Tempat Rekreasi/Pariwisata
Kawasan laut dengan relief pantainya yang indah banyak didatangi para wisatawan. Objek wisata laut di
Indonesia yang terkenal, yaitu Pantai Pangandaran (Jawa Barat), Maluku, Laut Banda, Parangtritis
(Yogyakarta), Ancol (Jakarta), dan lain-lain.
e) Laut Sebagai Tempat Pertahanan dan Keamanan
Pemanfaatan laut sebagai tempat pertahanan dan keamanan terutama bagi negara-negara yang dikelilingi
lautan atau negara yang bersifat maritim.
f) Laut Sebagai Pengatur Iklim
Perbedaan sifat fisik air laut dan sifat fisik daratan dapat menimbulkan gerakan udara (angin). Bersama-sama
dengan angin tersebut maka uap air laut terbawa dan dapat menyejukkan atau memanaskan tempat yang
dilalui, serta dapat menimbulkan turun hujan.

C. Lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data hidrologi

Data hidrologi dapat dimanfaatkan sebagai data dasar dalam melakukan penelitian hidrologi, seperti
perencanaan kegiatan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai, perencanaan bangunan irigasi,
bangunan air, dan pengendalian banjir. Tedapat beberapa lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan
data hidrologi, antara lain sebagai berikut:
a. Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Badan penelitian ini bertugas melaksanakan penelitian, pengembangan seta penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang sumber daya air
b. Balai besar wilayah sungai, kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat
Lembaga ini bertugas mengelola seluruh sungai yang ada di Indonesia. Misalnya Balai Besar Wilayah Sungai
Citarum bertugas mengelola Citarum dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung bertugas mengelola Ciliwung.

Geografi X Semester Genap Dinamika Hidrosfer

Anda mungkin juga menyukai