Anda di halaman 1dari 13

BAB 7

DINAMIKA HIDROSFER DAN


DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
HIDROSFER adalah lapisan air yang terdapat di
bumi.
HIDROSFER meliputi air yang ada di permukaan
maupun di bawah permukaan bumi ( air tanah ).
Diperkirakan ¾ dari muka bumi ditutupi oleh air,
dengan rincian 97,5% berupa samudera ( air laut /air
asin ), dan sisanya berupa air tawar 1,75% berupa
air dalam bentuk es/salju, 0,75% berupa air di
daratan ( seperti : sungai, danau, rawa, air tanah &
mata air ) dan 0,001 % berbentuk uap air di udara,
seperti embun, awan & hujan ).
SIKLUS HIDROLOGI / SIKLUS AIR adalah serangkaian tahapan / sirkulasi air yang
tetap dari bumi, bergerak menuju ke atmosfer, selanjutnya turun ke bumi lagi.
Setiap tahun, 502.800 km3 air ( setara dengan lapisan air yang tebalnya 1,4 m )
menguap dari lautan.
Ketinggian air laut tidak turun ( tidak berkurang ) karena lautan senantiasa tetap
memperoleh air dari presipitasi dan aliran sungai. Perputaran global ini memegang
peranan penting dalam penyebaran air di seluruh planet bumi ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidrologi a/l :


Suhu
Tekanan udara
Curah Hujan
Relief daerah setempat.
SIKLUS HIDROLOGI dibedakan menjadi 3,
yaitu :

1. SIKLUS PENDEK
Siklus pendek berawal pada saat air laut yang
menguap dan naik ke atmosfer, mengalami proses
kondensasi membentuk awan. Awan terus berkumpul
menjadi semakin berat dan pada akhirnya akan turun
lagi ke laut dalam bentuk air hujan.
SIKLUS HIDROLOGI dibedakan menjadi 3,
yaitu :

2. SIKLUS SEDANG
Siklus sedang terjadi pada saat air laut menguap
karena sinar matahari dan terus bergerak ke atmosfer.
Uap ini mengalami penurunan suhu dan mencapai titik
kondensasi membentuk awan. Selanjutnya awan tersebut
terbawa angin menuju ke daratan atau pegunungan dan
turun menjadi hujan. Sebagian air hujan menjadi air
tanah dan sebagian lagi menjadi air permukaan yang
akhirnya sampai ke laut lagi.
SIKLUS HIDROLOGI dibedakan menjadi 3,
yaitu :

3. SIKLUS PANJANG
Siklus panjang terjadi pada saat air laut yang menguap
tertiup angin kemudian bergerak menuju daratan atau
puncak pegunungan. Seiring bertambahnya ketinggian,
suhu semakin dingin lalu uap air mengalami proses
kondensasi dan sublimasi, sehingga membentuk awan
dan akhirnya turun menjadi hujan, Kristal-kristal es atau
salju di daerah puncak pegunungan. Kemudian
membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan
akhirnya kembali ke laut.
Proses Terjadinya Siklus Hidrologi Secara Urut, sebagai berikut :
a. Evaporasi, penguapan berasal dari badan-badan air (laut, danau, sungai, rawa, dll)
b. Transpirasi, penguapan berasal dari jaringan makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia)
c. Evapotranspirasi, gabungan penguapan Evaporasi dan Transpirasi
d. Kondensasi, perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air atau partikel-partikel es karena
proses pendinginan oleh penambahan ketinggian.
e. Sublimasi, perubahan es menjadi uap air tanpa harus melalui pencairan.
f. Adveksi, proses perpindahan posisi awan akibat arus / tiupan angin.
g. Presipitasi, proses turunnya hujan (titik-titik air atau salju) dari atmosfer ke permukaan bumi
h. Run off, proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah di
permukaan bumi.
i. Infiltrasi, proses peresapan air melalui pori-pori tanah.
j. Perkolasi, proses mengalirnya air secara gravitasi dari lapisan tanah ke lapisan di bawahnya
sampai mencapai lapisan jenuh air, dan akhirnya tersimpan/berkumpul menjadi air tanah.
k. Penyimpanan, penyimpanan air dapat terjadi di permukaan lautan, danau, sungai, waduk,
gletser, air tanah dalam akuifer dan di celah-celah formasi batuan. 3 lokasi dasar
penyimpanan air : atmosfer, permukaan bumi, dan di dalam tanah
PENGGOLONGAN PERAIRAN DI PERMUKAAN BUMI, mencakup :
A. Perairan Darat ( Air Tawar )
B. Perairan Laut ( Air Asin )

A. PERAIRAN DARAT ( AIR TAWAR )


Merupakan perairan yang ada di willayah daratan, yang tidak mengandung kadar
garam / relative sedikit dan cenderung tawar. Air tawar berasal dari air hujan, yang
meresap dan mengalir di permukaan bumi.
Perairan Darat dibagi menjadi 2, yaitu :
✓ Air Tanah
Adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang
meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. Kedalaman air tanah tidak sama
pada setiap tempat, ada yang dangkal dan ada yang dalam. Kondisinya sangat
bergantung pada struktur tanah, curah hujan, dan sebagainya.
✓ Air Permukaan
Adalah air yang berkumpul atau mengalir di atas permukaan tanah, yang mencakup
sungai, danau, dan rawa.
SUNGAI, adalah aliran air yang mengalir memanjang mulai dari sumber ( bagian hulu ) sampai ke
muara ( bagian hilir ). Sumber air sungai dapat berasal dari air hujan dan pencairan es atau
gletser.
JENIS-JENIS SUNGAI / KLASIFIKASI SUNGAI, dapat dibedakan atas :
1. Berdasarkan Lokasinya ( Daerah Aliran Sungai / DAS )
a. Hulu
b. Tengah
c. Hilir
2. Berdasarkan Genetika Alirannya atau Bentuk/Tipe Sungainya
a. Sungai Konsekuen Lateral e. Sungai Obsekuen i. Sungai Reverse
b. Sungai Konsekuen Longitudinal f. Sungai Insekuen j. Sungai Composit
c. Sungai Subsekuen g. Sungai Antecedent k. Sungai Anaclinal
d. Sungai Resekuen h. Sungai Superimposed l. Sungai Compound
3. Berdasarkan Sumber Airnya
a. Sungai Hujan
b. Sungai Gletser
C. Sungai Campuran
4. Berdasarkan Volume / Debit airnya
a. Sungai permanen / perennial → sungai yang alirannya tetap melimpah sepanjang
tahun
b. Sungai Ephemeral / periodic → sungai yang alirannya melimpah pada waktu musim
hujan dan berkurang pada waktu musim kemarau.
c. Sungai Intermitten / Episodik → sungai yang hanya berair pada waktu musim hujan.

POLA ALIRAN SUNGAI, dapat dibedakan atas :


1. Pola Dendritik, seperti cabang atau akar tanaman.
2. Pola Radial Sentripetal, menuju ke pusat depresi.
3. Pola Radial Sentrifugal, menuruni lereng-lereng pegunungan.
4. Pola Trelis, mengalir sepanjang lembah dari antiklin dan sinklin yang pararel.
5. Pola Rektangular, seperti pola aliran siku-siku.
6. Pola Anular, mengalir melingkari sebuah bentang alam berbentuk kubah.
7. Pola Pinnate, mengalir membentuk sudut lancip/bersifat lebih terjal.
8. Pola Paralel, pola aliran pada daerah yang luas dan miring sekali atau curam.
DANAU, massa air yang berada di suatu cekungan (ledok/basin) yang terdapat di daratan.
Berdasarkan proses terbentuknya/terjadinya, danau dapat dikategorikan menjadi :
1) Danau Vulkanik, terbentuk karena terjadinya proses letusan gunung berapi yang
menyebabkan terbentuknya kawah (kaldera) kedap air sehingga dapat menampung air.
Contoh : D. Lamongan, D. Maninjau, D. Kelud, D. Batur, dan D. Kalimutu.
2) Danau Tektonik, terbentuk karena terjadinya proses patahan atau lipatan yang
menyebabkan adanya lembah penampung air. Contoh : D. Tempe, D. Poso, D. Towuti, dan
D. Laut Tawar.
3) Danau Tektovulkanik, terbentuk karena terjadinya proses letusan gunung api diikuti dengan
robohnya sebagian dinding kepundan atau kawah akibat pergeseran kulit bumi sehingga
menimbulkan daerah cekungan baru yang dapat menampung air. Contoh: D. Toba, dan D.
Ranau.
4) Danau Karst (Dolina), terbentuk karena terjadi proses pelapukan kapur sehingga
menyebabkan terbentuknya cekungan kedap air yang dapat menampung air. Contoh:
danau-danau yang berada di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta.
5) Danau Glasial, terbentuk karena terjadinya proses pencairan es (gletser) sehingga air
mengalir dan tertampung pada suatu daerah cekung dan membentuk genangan air.
Contoh: Danau di Kanada Utara, Eropa Utara, dan The Great Lake di Amerika Utara.
6) Danau Laguna (Haff), terbentuk karena terjadinya proses pengendapan materi yang
terbawa arus sungai di sekitar pantai sehingga arus sungai terbendung dengan laut bebas
dan membentuk genangan air sebagai campuran air tawar dengan air laut. Danau laguna
jarang dijumpai di Indonesia.
7) Danau buatan (Waduk), sengaja dibentuk dengan cara membendung aliran sungai sehingga
terhambat dan tergenang. Contoh: Waduk Cengklik, Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, dan
Waduk Gajahmungkur.

RAWA, adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena system drainase
(pelepasan air) buruk. Rawa biasanya ditumbuhi berbagai tanaman air, sedangkan di daerah
sekitar pantai rawa-rawa banyak ditumbuhi hutan bakau (mangrove). Rawa dapat terjadi
oleh beberapa faktor, abntara lain adanya penurunan permukaan tanah di daerah yang
luas, gerakan pasang surut air laut, dan terbentuknya tanggul alam di sepanjang sungai.
Berdasarkan kandungan airny, rawa dapat dikategorikan menjadi :
➢ Rawa air payau
➢ Rawa air tawar dan
➢ Rawa air asin.
Baik anak-anak..
Sampai disini dulu materi kita, dipertemuan berikut kita lanjutkan kembali.
Lengkapi catatanmu, dan selamat belajar….

Anda mungkin juga menyukai