Anda di halaman 1dari 17

HIDROSFER

Pengertian
 Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani “hydor” dan “sphaira”,
Pahamifren. “Hydor” memiliki arti air, sementara “sphaira”
memiliki arti lapisan. Jadi, apa yang dimaksud dengan hidrosfer
adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Sekalipun
hidrosfer bumi sudah ada sejak sekitar 4 miliar tahun, tapi lapisan
air ini terus berubah bentuk.
 Perubahan bentuk lapisan air di bumi ini terjadi karena
penyebaran dasar laut dan pergeseran benua yang menata kembali
daratan dan lautan yang ada di bumi. Hidrosfer yang ada di bumi
ini meliputi sungai, danau, lautan, samudera, air tanah, salju atau
gletser, waduk, dan uap air yang ada di lapisan udara.
Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan bagian terpenting dari hidrosfer. Melalui siklus hidrologi air
yang ada di permukaan bumi mengalami proses peredaran atau daur ulang secara
berurutan. Proses daur ulang ini terjadi terus-menerus karena pemanasan sinar
matahari yang menyebabkan air di seluruh permukaan bumi menguap.
Saat uap air ini mencapai ketinggian tertentu, temperatur uap air akan semakin
menurun dan mengalami kondensasi. Setelah proses kondensasi terjadi, uap air
akan menjadi titik-titik air yang kemudian akan jatuh ke bumi sebagai hujan.
Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi Pendek : dalam siklus hidrologi pendek, air akan mengalami proses daur ulang dalam
waktu yang relatif cepat atau singkat. Siklus ini biasanya terjadi di laut saat air laut mengalami penguapan
(evaporasi) karena sinar matahari. Uap air dari hasil evaporasi ini kemudian naik sampai ketinggian tertentu
dan mengalami kondensasi sehingga berubah menjadi awan.Saat awan yang terbentuk dari hasil kondensasi
semakin besar dan berat, akan terjadi hujan di atas laut. Air yang turun saat hujan kemudian akan kembali
ke laut dan akan mengalami proses daur ulang lagi .
Siklus Hidrologi Sedang : siklus hidrologi sedang merupakan kondisi saat air laut yang menguap karena
kondensasi tertiup angin hingga membentuk awan di atas daratan. Saat hujan jatuh di daratan, hujan
tersebut menjadi air darat yang mengalir melalui parit, selokan, sungai, rawa, dan danau yang kemudian
akan mengalir kembali ke laut.
Siklus Hidrologi Panjang : siklus hidrologi panjang merupakan proses daur ulang air yang membutuhkan
waktu paling lama. Siklus ini terjadi terjadi karena uap air laut terbawa angin, kemudian membentuk awan di
atas daratan sampai ke pegunungan tinggi.Saat awan tersebut berada di pegunungan tinggi, air akan jatuh
sebagai kristal es atau salju, kemudian membentuk gletser yang bergerak atau meleleh dan mengalir ke
sungai, hingga akhirnya kembali mengalir ke laut lagi
Unsur Unsur Hidrologi
 Angin: merupakan sesuatu yang menentukan sebuah kekuatan temperatur udara dan kondisi uap air di suatu tempat.
 Awan: merupakan kumpulan dari beberapa titik air atau es denngan jumlah yang cukup banyak dan juga merupakan bagian
dari inti kondensasi.
 Air tanah: merupakan sesuatu air yang bergerak didalam tanah yang memiliki beberapa lapisan batu pasir yang disebut
dengan istilah akifer, sedangkan air tanah yang bergerak didalam retakan batuan disebut air celah.
 Evaporasi: merupakan sebuah peristiwa yang terjadi karena adanya perubahan air menjadi uap dan bergerak dari
permukaan tanah dan permukaan air ke udara.
 Evapotranspirasi: merupakan gabungan dari beberapa hasil penguapan melalui tubuh air dan tanaman.
 Infiltrasi: merupakan suatu air, es, salju yang jatuh ke permukaan bumi kemudian meresap ke kedalam tanah.
 Kondensasi: merupakan sebuah proses perubahan uap air menjadi air hujan uang disebabkan adanya pendingnan
atmosfer.
 Presipitasi: merupakan sesuatu yang berbentuk cairan yang berasal dar atmosfer kemudian akan tercurah kepermukaan
bumi.
 Run Off :merupakan sebuah pergerakan air dari permukaan tanah yang disebabkan karena adanya presipitasi air hujan, es
atau salju, sehingga akan meresap kedalam tanah tidak termasuk run off. Biasanya hal tersebut terjadi pada suatu tempat-
tempat tertentu pada dataran tinggi.
 Tubuh air: merupakan bagian yang paling rendah di permukaan bumi yang dapat menampung air. Tubuh air tersebut terdiri
dari beberapa macam, seperti sungai, danau, waduk, rawan dan lain sebagainya.
Fungsi Hidrologi

o Mengatur Iklim: Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, air membutuhkan waktu untuk
menguap dan kembali menjadi air saat turun hujan. Siklus hidrologi ini memiliki fungsi yang
sangat penting dalam mengatur iklim yang ada di bumi. Saat air mengalami evaporasi dan
kondensasi dalam siklus hidrologi, hidrosfer turut mengatur suhu yang ada di bumi.

o Menyediakan Habitat di Bumi: Hidrosfer juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam
menyediakan habitat bagi makhluk hidup yang ada di bumi, Pahamifren. Tanpa adanya
hidrosfer, ikan-ikan tidak memiliki habitat di bumi dan tumbuhan yang ada di hutan hujan
tropis juga tidak dapat tumbuh dengan baik.

o Memenuhi Kebutuhan Manusia: Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat


membutuhkan air. Baik itu untuk kebutuhan tubuh manusia seperti minum dan mandi,
maupun untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci pakaian, mencuci peralatan makan
dan masak, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Air juga berfungsi menghasilkan
listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah “Kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang
menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai yang
akhirnya bermuara ke danau atau laut.

Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS)


o Area hulu sungai, menjadi titik awal penampungan air hujan, umumnya berlokasi di dataran tinggi,
perbukitan, atau pegunungan serta banyak terdapat air terjun, jeram, serta memiliki lereng-lereng
yang curam.
o Area tengah sungai, relatif lebih landai dibandingkan hulu. Pada kawasan aliran sungai ini banyak
memiliki lekukan atau disebut juga dengan meander. Area ini merupakan lokasi aktivitas penduduk,
serta menjadi tempat pembangunan waduk dan juga danau.
o Area hilir sungai, merupakan area yang kebanyakan digunakan untuk kawasan pertanian.
Bentuknya juga lebih landai dibandingkan area tengah, sehingga kecepatan aliran air relatif lambat.
Pada area hilir banyak terjadi erosi lateral yang menyebabkan sungai melebar dibandingkan area
hulu dan tengah
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Ada tiga macam bentuk kawasan DAS :

(RADIAL) (PARALEL)
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Macam dan Jenis Daerah Aliran Sungai (DAS) :
a. DAS Gemuk
Daerah Aliran Sungai (DAS) Gemuk, merupakan kawasan DAS yang memiliki daya tampung
air hujan yang besar. Umumnya kawasan ini mengalami luapan air yang besar, terutama saat
terjadi hujan lebat pada titik penampungan awal.
b. DAS Kurus
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kurus, merupakan kawasan DAS dengan daya tampung air hujan
yang kecil. Luapan air ketika terjadi hujan lebat pada titik penampungan awal tidak terlalu
besar.
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Pola Pengairan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pola aliran sungai pada Daerah Aliran Sungai (DAS) bergantung kepada kondisi topografis,
iklim, geologis, dan juga vegetasi pada area DAS.
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
KETERANGAN :
 Pola Trellis, yaitu masing-masing anak sungai bermuara secara paralel dengan aliran sungai
utama atau induk sungai yang terdapat pada area pegunungan lipatan.
 Pola Rektangular, yaitu masing-masing anak sungai berpotongan secara tegak lurus pada
induk sungai.
 Pola Denritik, yaitu pola aliran sungai menyerupai pohon beserta ranting dan cabangnya.
 Pola Radial Sentrifugal, yaitu hulu sungai saling berdekatan dan seakan membentuk satu
titik pusat dan kemudian anak-anak sungai akan menyebar ke segala arah.
 Pola Radial Sentripetal, yaitu hulu sungai tersebar, namun nantinya anak-anak sungai akan
terlihat memusat dan saling berdekatan. Biasanya air pada DAS dengan pola ini akan lebih
asin, karena mengandung kadar garam yang terbilang tinggi.
 Pola Paralel, yaitu aliran anak sungai yang sejajar satu sama lain seperti yang terdapat di
beberapa wilayah pantai barat di Sumatera.
 Pola Annular, yaitu aliran sungai yang berbentuk melingkar
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
FUNGSI DAS
Pembagian Daerah Aliran Sungai berdasarkan fungsi Hulu, Tengah dan Hilir yaitu:
• Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan
kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari
kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan
curah hujan.
• Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat
diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian
muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk,
dan danau.
• Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui
kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Metode Perhitungan Curah Hujan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Dalam menghitung curah hujan di kawasan DAS, ada beberapa metode yang bisa digunakan,
antara lain:
a. Metode Poligon Thiessen (Metode Thiessen)
Metode Thiessen atau Metode Poligon Thiessen digunakan pada kawasan DAS yang memiliki
bentuk memanjang, tetapi tidak luas atau pada area sempit, yaitu antara 1000 sampai 5000 km2.
Biasanya curah hujan pada kawasan ini tidak merata. Keakuratan data bergantung pada
kemampuan stasiun pengamat curah hujan dalam melakukan pengamatan.
b. Metode Isohyet
Metode Isohyet digunakan apabila luas kawasan DAS lebih dari 5000 km2. Nantinya akan
dibuat garis-garis penghubung antara titik-titik aliran sungai yang memiliki tingkat curah hujan
yang sama. Keakuratan metode ini bergantung pada keahlian serta pengalaman yang melakukan
perhitungan curah hujan.
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
MASALAH PADA DAS :
• Penebangan hutan yang tidak terkendali, sehingga menyebabkan serapan air ke tanah atau
air infiltrasi tidak berjalan dengan sempurna. Hal ini menyebabkan luapan air hingga banjir
bandang.
• Kurang diperhatikannya konservasi tanah dan air, sehingga menyebabkan lahan tidak subur,
atau yang disebutlahan kritis.
• Faktor alami seperti terjadinya erosi, sedimentasi, dan juga longsor pada kawasan DAS.
• Limbah hasil industri dan rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik. Dan sebagainya
CARA MENANGGULANGI MASALAH PADA DAS :
• Penanaman pohon di sekitar area sungai yang memiliki tingkat serapan air rendah.
• Pembangunan infrastruktur yang membantu meningkatkan kualitas kawasan DAS, seperti
waduk, saluran irigasi, pengendali aliran sungai, dan sebagainya.
• Mengurangi pengurasan air tanah pada kawasan DAS.
• Purifikasi limbah yang ada di sekitar atau di area kawasan DAS.
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengolah dan mengelola kawasan Daerah Aliran
Sungai (DAS), yaitu:
1. Mengelola dan melakukan konservasi pada lahan-lahan pertanian.
2. Memberlakukan program-program yang dapat membantu penutupan lahan, seperti
menjadikan kawasan sebagai hutan rakyat, perikanan darat, menerapkan teknik
agroforestry, dan juga holtikultura buah-buahan.
3. Melakukan pemeliharaan pada area tebing-tebing sungai.
4. Membangun saluran dan sarana irigasi yang terencana di sekitar kawasan.
5. Menerapkan program-program pelestarian hutan guna meredam debit sungai terutama pada
saat hujan, mempermudah penyerapan air ke dalam tanah, dan juga mengurangi tingkat
erosi.
6. Melakukan penanaman tumbuhan yang mampu melindungi permukaan tanah dari curah
hujan yang tinggi. Sehingga dapat membantu air hujan terserap ke dalam tanah dan
mengalir secara perlahan ke sungai.
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
HULU

TENGAH

HILIR

Anda mungkin juga menyukai