Anda di halaman 1dari 35

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

A. Pengertian Hidrosfer dan Jenis-jenis Siklus Hidrologi


1. Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata hidros atau hidro yang
berarti air dan sphaira atau spehere yang berarti daerah/bulatan. Hidrosfer dapat
diartikan daerah perairan yang yang mengikuti bentuk muka bumi yang bulat.
Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan
uap air yang ada di atmosfer.
Air dimuka bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam satu
lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi atau siklus air.
Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan
Di belahan bumi utara dan selatan.
BELAHAN BUMI

LUAS LAUTAN (%)

LUAS DARATAN (%)

Utara
Selatan

61
81

39
19

2. Jenis-jenis Siklus Hidrologi


Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a) Siklus pendek/kecil yaitu siklus ini berawal ketika air laut menguap, mengalami
kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh di laut.

b) Siklus sedang
yaitu
siklus
ketika air laut
meguap,
mengalami kondensasi dan terbawa angin sehingga membentuk awan di atas daratan,
turun sebagai
hujan,
mengalir
ke
permukaan
bumi
kemudian
masuk
kedalam tanah,
selokan,
sungai
dan
kembali
ke
laut.

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

c) Siklus besar/panjang yaitu siklus air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk
Kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh
sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu
kembali ke laut.

Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti
gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain :
1. Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses
perubahan wujud air menjadi gas.
2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui
stomata atau mulut daun.
3. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat
pendinginan.
5. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas
dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang
meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
7. Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah
melalui sungai dan anak sungai.
8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.
9. Perkolasi, yaitu perembesan atau masuknya air ke dalam tanah melalui pori-pori
tanah secara horizontal
Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublemasi. Kondensasi
adalah proses berubahnya uap air menjadi butir-butir air, sedangkan Sublemasi adalah
proses berubahnya uap air menjadi butir-butir es atau salju. Menurut perkiraan, air yang
ada dipermukaan bumi seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar 1.320.000.000

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

km3berada di lautan/samudera dan sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan
kembali ke laut atau samudera.
Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada dalam bentuk cair, gas dan
padat (es atau salju). Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat menakjubkan.
Jika terjadi perubahan temperatur, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku
(freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair (melting),
dan air yang mencair tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui proses penguapan
(evaporation).
Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di muka bumi berubah menjadi
gas ke dalam atmosfer. Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap air atau
sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya 70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk
penguapan dari tanaman yang disebut dengan Transpiration).

Uap air yang terdapat dalam udara dapat berubah menjadi butir-butir air atau es
(kondensasi). Jika temperatur udara terus menurun, butiran air berubah menjadi Kristalkristal es, lama kelamaan semakin besar, dan udara tidak lagi mampu menahan beratnya
sehingga jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation). Butiran-butiran air atau Kristalkristal es yang masih bertahan melayang-layang di udara karena amat kecil disebut awan.
Sebaliknya, setiap tahunnya curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar
500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km 3 jatuh
di daratan. Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai
berikut : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa
uap air 0,001 %.
B. Jenis-jenis Perairan
1) Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan
bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan
3

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan,
limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah.
Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi,
adapula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di
daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di
Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai ini berisi air tetapi
bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air
hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam
tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada
titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di
bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar
berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya
evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau
banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi
tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.

Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :


1. Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni
lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain,
atau dataran yang baru terangkat.
2. Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar
dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan).
3. Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai
consequent lateral terjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke
puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi se
samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru
yang mengikuti arah strike (arah patahan).
4. Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen
datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan,
sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong
formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan
yang tidak sesuai dengan struktur batuan.
5. Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat
mengimbangi pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila
pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat.
6. Sungai
Resequent, yakni
sungai
yang
mengalir
menuruni dip
slope(kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah
dengan sungai consequent lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir
sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent.
7. Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan
patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan.
8. Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebabsebab yang nyata. Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran
dendritis.
9. Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya
melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk
menyesuaikan diri.
10. Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan
struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan
sungaicomposit.
11. Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara
lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah
arus sungai.
12. Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang
berlawanan geomorfologinya.

Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :

1. Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan
miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat
mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih
lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran
pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kearah laut.
2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai
struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya
joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku.
3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi
lebih kecil atau lebih besar dari 90o. Di sini masih kelihatan bahwa sungaisungai masih mengikuti garis-garis patahan.
4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome
yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lerenglereng pegunungan.

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu
kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju
ke pusat depresi tersebut.
6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai
mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang
pararel.
7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau
kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai
consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat
pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lereng-lerengnya tidak
begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan
untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.

Macam-macam sungai berdasarkan kestabilan aliran airnya, yaitu sebagai


berikut :
1. Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim
kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di
Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan.
2. Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja,
sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak
terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai
periodik ini mempunyai mata air dari daerah-daerah yang hutannya sudah
gundul.

Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut :


1. Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air
hujan, seperti sungai-sungai di Pulau Jawa.
2. Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya
berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir)
oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser.
Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya.

Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu :


1. Bagian Hulu Sungai
Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam
stadium muda, merupakan daerah sumber erosi, dengan ciri-ciri :
Pengikisan kearah dalam atau vertikal.
Aliran airnya deras
Tebingnya curam
Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi
Belum terdapat teras-teras sungai.
2. Bagian Tengah Sungai
Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium
dewasa, dengan ciri-ciri :
6

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Pengikisan ke arah dalam dan samping


Alirannya kurang begitu jelas
Banyak terjadi pengendapan
Terdapat teras-teras sungai.
3. Bagian Hilir Sungai
Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciriciri :
Pengikisan tidak terjadi
Aliran air tenang
Banyak terjadi pengendapan
Teras-teras sudah tidak jelas
Sungai banyak berkelok-kelok
Terdapat beting-beting pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta.

Meander Sungai

Gambar. Maender Sungai

Meander atau bentuk kelokankelokan aliran sungai, sering didapati pada


aliran sungai di daerah dataran rendah. Meander terjadi karena adanya reaksi
antara aliran sungai dan batu-batuan yang homogen dan kurang resisten terhadap
erosi. Terdapat dua sisi pada lengkungan meander. Undercut adalah
berpindahnyaaliran air yang disebabkan oleh sedimentasi pada bagian lengkung
meander sehingga aliran air di luar lebih cepat daripada arus air pada sisi
dalamnya. Kondisi ini menyebabkan sisi luar lengkung tererosi dan hasil erosinya
7

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

terendap di bagian dalam. Jika berlangsung secara terusmenerus, dapat


membentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh.
Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan
tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah
danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake). Sungai San Juan merupakan salah
satu contoh sungai bermeander berelief kasar, karena melakukan erosi
pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat
di dasar lembahnya.

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Delta

Gambar. Delta arcuate pada muara Sungai Nil

Delta adalah endapan yang terbentuk di ujung aliran yang sudah dekat muara
di laut atau danau. Ada berbagai bentuk dan ukuran delta. Berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya delta, antara lain, musim, kecepatan aliran sungai, dan
jenis batuan.

Identifikasi Berbagai Proses Pelapukan/Pengikisan Sungai


Erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau
pengendapan (sedimentasi) yang terjadi secara alami ketika air mengalir.
Kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air
merupakan faktor yang memengaruhinya. Aktivitas pengikisan akan semakin
meningkat jika kemiringan aliran air sungai makin besar, sedangkan di daerah
datar yang kecepatan airnya lambat penimbunan atau pengendapan material akan
semakin intensif.

Lembah Sungai
Lembah sungai merupakan hasil pengikisan air yang mempunyai bentuk
permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya. Pertumbuhan suatu
lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses, yakni: pendalaman, pelebaran,
dan pemanjangan.
1) Pendalaman lembah sungai
Perbedaan ketinggian yang besar menyebabkan proses erosi di daerah
hulu sungai. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan
menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik.
Pengikisan dan pendalaman saluran juga dipercepat oleh terjadinya
pengikisan mekanik. Pengikisan mekanik ini dipercepat oleh serpihan batuan
yang terbawa oleh aliran yang deras. Selain itu, terjadi pula pengikisan
kimiawi yaitu proses pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi
saluran sungai.

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

2) Pelebaran lembah sungai


Lambatnya kecepatan arus air di daerah datar menyebabkan proses erosi
ke samping (lateral) sehingga erosi lateral lebih pada melebarnya lembah
sungai. Erosi lateral juga dibarengi dengan proses agradasi atau penambahan
endapan yang berasal dari materi longsoran (mass wasting) dari lereng
atasnya. Kondisi ini dapat mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
3) Pemanjangan lembah sungai
Penurunan permukaan laut yang menyebabkan daratan bertambah maju,
pertumbuhan delta yang menambah luas daratan merupakan penyebab
terjadinya pemanjangan lembah. Perkembangan lembah sungai dapat
dijadikan sebagai penunjuk umur lembah tersebut, umur ini adalah umur
relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah dalam beberapa tingkatan.
Stadium awal ditandai dengan daya kikis vertikal yang masih besar
disebabkan oleh gradien sungai yang masih besar. Dataran asli baru yang
disebabkan oleh pengangkatan dasar laut dan sedimentasi gunung berapi
terbentuk pada stadium ini. Di beberapa tempat terdapat permukaan sungai
dengan lembah yang kecil-kecil. Dapat dikatakan bahwa pada stadium ini
daerah sekelilingnya masih merupakan bentuk antar aliran dan erosi baru.
Stadium muda pembentukan lembah dimulai dengan beberapa tandatanda, antara lain:
Daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien yang masih besar
menyebabkan penampang lintang dari lembah berbentuk huruf V
Daya angkut aliran air sungai paling besar
Lebar bagian bawah lembah dan lebar saluran sungai sama besar
Dasar lembah belum merata
Stadium dewasa lembah sungai mempunyai ciri:
Gradien sungai lebih kecil daripada gradien pada stadium muda
Terjadinya erosi lateral, dan tidak lagi terjadi erosi vertikal praktis
Lembah sungai berbentuk U, dengan kedalaman yang lebih kecil
daripada ukuran lebarnya
Terdapat dataran banjir (flood plain) pada lembah sungai dan
terbentuknya kelokan (meander) pada flood plain sungai
Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran
dasar sungai akibat sedimentasi
Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai

Kualitas fisik air sungai


Di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Tangerang, dan Surabaya, kualitas airnya cenderung menurun. Adanya perubahan
kadar parameter tertentu seperti kadar pH, kebutuhan oksigen biologi (Biological
Oxygen Demand = BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen
Demand = COD) dapat dijadikan petunjuk terhadap penurunan kualitas air sungai.
Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh provinsi di Pulau Jawa yang
10

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

telah melampaui batas baku mutu yang ditetapkan. Selain itu, kekeruhan air dan
jumlah lumpur yang mencapai 25 ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa
dapat menunjukkan adanya erosi tanah di bagian hulu sungai.
Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap
pemanfaatan sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas air
saat itu. Masyarakat pengguna dan para pengusaha yang andil dalam terjadinya
pencemaran air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas
air.
Program yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air sungai ini adalah
program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan untuk menurunkan jumlah
beban zat pencemar yang masuk ke sungai.

Peranan penting sungai bagi kehidupan manusia, antara lain:


Untuk pengairan, misalnya dengan dibuat waduk
Kaya bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil yang
dapat dimanfaatkan untuk pembangunan
Sebagai mata pencarian penduduk, seperti pengamjikan pasir dan
batubatu; pencarian bijih emas, intan, timah aluvial; dan perikanan
Sumber pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan air terjun sungai
Kandungan mineral yang terdapat di dalam air sungai dapat dimanfaatkan
oleh tumbuhan untuk meningkatkan kesuburannya karena unsur-unsur
tersebut sangat dibutuhkan tanaman;dataran aluvial yang subur
merupakan hasil pengendapan air sungai
Bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, seperti
industri bata dan genting, sungai mempunyai arti yang sangat penting
Untuk lalu lintas atau transportasi air

Gambar. Pembuatan bendungan

11

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

2) Danau
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertent, yang biasanya
berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata
air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan
memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat
permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, jika sumber air pengisi
danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu
umumnya bersifat temporer atau periodik. Artinya danau tersebut pada waktu-waktu
tertentu kering.
Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
Danau Air Asin
Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana
penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau
danau semacam ini menjadi kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar
danau tersebut. Danau-danau yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah
arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang tinggi
adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah
(dekat laut asam), kadar garamnya 32 %.

Gambar. Great Salt Lake di Amerika dengan kadar garamnya sebesar 18,6 %

12

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Danau Air Tawar


Danau air tawar terutama terdapat di daerah-daerah humid (basah) dimana
curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan
dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ini merupakan danau
terbuka.
Menurut proses terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai
berikut :
Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung
berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian
terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung
Kelud dan Gunung Batur.

Gambar. Danau kawah Gunung Kelud

Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dulunya


dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi
air itu tak berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau.
Contohnya: danau Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario.

Gambar. Danau Michigan

Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang
mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan
yang cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci.
13

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Gambar. Danau Toba

Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur,
sehingga membentuk cekungan-cekungan yang yang bentuknya seperti
dolina/karst. Danau ini banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur.
Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah
sungai terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah
danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano.
Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk
irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau
Siombak di Marelan, Proyek Asahan.
Danau sebagai tempat penampungan air mempunyaimanfaat untuk kehidupan
manusia dan penyeimbanganlingkungan sekitar. Manfaat danau bagi kehidupan
antaralain sebagai berikut:
Danau sebagai pembangkit listrik
Tempat rekreasi
Perikanan darat
Pengendali banjir
3) Rawa
Daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan
tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas banyak terdapat
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Berdasarkan genangan airnya, rawa
dibedakan atas berikut.
Rawa yang Airnya Selalu Tergenang
Tanah-tanah di daerah rawa ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Keadaan ini terjadi karena tanahnya tertutup tanah gambut yang
tebal. Selain itu, karena derajat keasamannya (pH) yang tinggi (mencapai 4,5)
yang berwarna kemerah-merahan, sulit ditemukan hewan yang hidup di rawa
ini.
Rawa yang Airnya Tidak Selalu Tergenang

14

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Rawa jenis ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada
saat air laut pasang, pada saat air laut surut airnya akan mengering. Derajat
keasaman rawa ini tidak terlalu tinggi karena adanya pergantian air tawar di
daerah rawa masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian pasang surut. Adanya
pohon-pohon rumbia merupakan ciri bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang
tidak terlalu asam.
Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Jika keasamannya tidak terlalu tinggi, rawa tersebut dapat dijadikan lahan
persawahan dan perikanan
Sebagai objek wisata seperti Rawa Pening
Sebagai batas alam untuk menangkal masuknya intrusi air laut ke darat

Gambar. Rawa

C. Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang terbentuk dari kumpulan sungai
dalam suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal. Daerah aliran
sungai merupakan areal tampungan air yang masuk ke dalam wilayah air sungai.
Pengukuran DAS dapat dilakukan dengan cara menarik garis yang pada titik-titik
tertinggi menghubungkan wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain. Saat ini ada
36 DAS di Indonesia berada dalam kondisi kritis dengan kerusakan yang sangat parah. Di
bagian hulu sungai sebagian areal hutan telah ditumbuhi banyak semak belukar dan ada
juga yang sudah gundul.
Seperti pernah kita lihat adanya berbagai masalah yang timbul dengan terjadinya
banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Masalah ini dapat timbul karena gundulnya hutan di bagian hulu, sehingga tidak mampu
menampung luapan air jika terjadi hujan secara terus-menerus. Demikian juga yang
terjadi di bagian bawah, karena erosi tanah yang terbawa oleh air akan mengendap
sebagai lumpur dan menyebabkan pendangkalan di sungai, waduk, ataupun saluran air,
sehingga ketika terjadi hujan yang terus-menerus air sungai akan meluap dan terjadilah
banjir. Gundulnya hutan merupakan akibat dari penggunaan tanah yang tidak tepat,
seperti sistem perladangan berpindah dan pertanian lahan kering, tanpa perlakuan
konservasi yang tepat dan tidak mengikuti pola tata guna tanah.
15

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

DAS banyak dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis batuan, dan banyaknya tumbuhan
yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Bentuk
lereng DAS sangat berpengaruh terhadap kecepatan terkumpulnya air hujan di dalam
aliran. Meander, dataran banjir, dan delta adalah bagian dari DAS. Banyaknya hujan di
DAS dapat dihitung dengan cara isohyet dan thiessen.
Isohyet, merupakan garis dalam peta yang menghubungkan tempattempat yang
mempunyai jumlah curah hujan yang sama selama satu periode tertentu. Isohyet
digunakan jika luas DAS lebih besar dari 5.000 km.
Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas
antara 1.0005.000 km.
DAS dapat dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah hulu sungai, tengah sungai, dan
hilir sungai. DAS di hulu sungai berbukit-bukit, berlereng curam, banyak digunakan
untuk areal ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah penyangga
dan banyak permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. DAS di bagian tengah sungai,
relatif landai, biasa digunakan untuk jalur transportasi, karena daerahnya yang datar
daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk, seperti pertanian, perdagangan,
perindustrian, dan merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. DAS di bagian hilir
merupakan daerah yang landai, subur, dan banyak dimanfaatkan untuk permukiman dan
areal pertanian (misalnya, areal tanaman padi, jagung, dan tanaman kelapa).
D. Potensi Air dan Air Tanah
Air tanah adalah bagian air yang berada di bawah lapisan tanah dan berada diatas lapisan
kedap air. Kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat, hal ini tergantung dari tebal
lapisan tanah . Asal air tanah sebagian besar dari air hujan yang meresap ke dalam lapisan
tanah.
Penggolongan air tanah berdasarkan kedalaman airnya :

16

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Air tanah dangkal : air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan berada
diatas permukaan kedap air ( impermeabel). Air tanah ini disebut juga air freatis,
contoh air ini adalah air sumur yang kita pakai sehari hari
Air tanah dalam : air tanah yang berada diantara lapisan kedap air. Contoh air ini
adalah air artesis, oase ( di padang pasir)
Penggolongan air tanah berdasarkan asal airnya :
Air vados : sember airnya berasal dari air hujan
Air Asin : air tanah yang terdapat dipinggir pantai dan sumber airnya berasal dari
resapan air laut
Air yuvenil : air berasal dari magma dan belum mengalami siklus hidrologi
Tiga jenis batuan utama yang dilalui oleh air tanah :
a) Lapisan Tak Kedap
Lapisan tak kedap adalah lapisan yang mudah tertembus air sehingga air tidak
tertahan dan langsung dapat meresap sampai pada lapisan kedap. Kadar pori lapisan
tak kedap cukup besar, contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil, dan
kapur.
b) Lapisan Kedap
Lapisan kedap ini adalah lapisan yang
tak tembus air. Kadar pori lapisan kedap
sangat kecil sehingga kemampuan untuk
meneruskan air juga kecil. Kadar pori
merupakan jumlah pori atau celah pada
butir-butir tanah (%). Pada lapisan lempung
setelah mengisap air hingga jenuh air tidak
akan terserap lagi sehingga semua air akan
dialirkan atau tetap menggenang. Contoh
lapisan kedap, yaitu geluh, napal, dan
lempung.
c) Lapisan Peralihan
Lapisan peralihan terletak di antara lapisan kedap dan lapisan tak kedap.
Lapisan ini merupakan kombinasi dari dua lapisan tersebut. Keadaan air dan posisi
tanah dalam lapisan tak kedap dapat memengaruhi gerak aliran airnya. Jika lapisan
yang kurang kedap terletak di atas dan di bawah tubuh air, dapat dihasilkan suatu
lapisan penyimpanan air yang disebut air tanah tak bebas. Perbedaan tinggi suatu
tempat dengan daerah tangkapan hujan sangat berperan dalam timbulnya tekanan
air tanah tak bebas. Sumur artesis muncul jika pengeboran dilakukan di daerah yang
lebih rendah daripada permukaan air tanah pada daerah tangkapan hujan.
Bagi daerah-daerah yang kering, beriklim arid (panas) dan semiarid
(semipanas), air artesis mempunyai arti yang sangat penting. Contoh daerah
cekungan artesis di Australia Tenggara, terletak di daerah aliran Sungai Darling dan
Sungai Murray.
Penampang Air Tanah
Lapisan batuan porous merupakan pengikat air tanah freatik dengan jumlah cukup
besar. Kedalaman lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapis-lapis batuan di atasnya.
Jika lapisan freatik menjumpai retakan atau patahan, air akan keluar ke permukaan dan
17

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

awalnya sering membawa endapan air. Amatilah penampang lapisan air tanah sebagai
berikut.
Hal-hal berikut ini sedapat mungkin harus dihindari agar kelestarian air tanah di
lingkungan kita tetap terjaga, hal-hal yang perlu dicegah tersebut, antara lain:

a. Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan pada satu wilayah karena
berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah
b. Penggunaan air tanah yang berlebih-lebihan oleh industri karena akan
mempercepat menurunnya volume air tanah
c. Agar tidak terjadi perluasan, pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus
sesuai dengan peraturan
d. Pengawasan terhadap penggunaan lahan sepanjang daerah aliran sungai (DAS)
e. Perusakan hutan dan lahan penghijauan menimbulkan tidak seimbangnya tata air
f. Pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, terutama limbah industri
dan domestic
g. Tidak adanya pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan(amdal),
khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan.
Kegunaan Air Tanah
Kandungan air tanah yang potensial terjadi karena:
a. Tingginya curah hujan, rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun
b. Populasi tumbuhan penutup tanah dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan
c. Terdapatnya beraneka jenis tanaman berperan dalam memperbesar absorpsi
terhadap air permukaan, mengingat Indonesia beriklim tropis
Air tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Air tanah merupakan air
paling bersih dan paling sehat untuk minum, masak, mandi, dan cuci. Mengapa
demikian? Ini terjadi karena proses pembentukan air tanah melalui proses penyaringan,
pembersihan, dan penetralan derajat keasamannya. Air tanah dapat ditemukan dengan
menggali atau mengebor lapisan tanah. Dengan sumur-sumur biasa ataupun dengan
pengeboran atau pembuatan sumur artesis pada air tanah tertekan. Pada air sungai
permanen, salah satu sumber airnya berasal dari beberapa mata air di daerah hulu aliran
sungainya yang masih memiliki hutan yang lebat. Air sungai permanen dapat
dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan, dan objek wisata, karena pada sungai ini
18

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

volume airnya relatif tetap. Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu carauntuk
menjaga kelestarian air tanah.
Sumur Resapan
Kemarau panjang sering berdampak negatif kepada kehidupan, kekurangan air
bersih, kebakaran hutan, dan lain-lain. Padahal setiap musim penghujan kita mengalami
banjir yang juga membawa kerugian besar. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut
sekaligus, kita perlu membuat sumur-sumur resapan. Untuk di daerah-daerah yang
tanahnya masih luas kita dapat membuat kolam atau empang. Untuk lokasi yang terbatas
kita membuat sumur resapan.
Adapun cara membuat sumur resapan cukup mudah. Pertama, galilah tanah di
sekitar rumah, terutama yang berada dekat pompa air atau jet pump. Kedua, isi lubang
secara bergantian dengan pecahan tembok atau batu kali dan ijuk secara bergantian
hingga lubang penuh. Ketiga, pada bagian atas tutup dengan pasir. Keempat, arahkan
curahan air hujan atau air bekas cucian dapur ke arah lubang, air itu akan meresap ke
dalam tanah dan akan menjadi sumber air tanah bagi lingkunganmu. Cobalah praktikkan
hal ini di sekitar rumahmu maka kamu tak perlu menggali sumur baru atau memperdalam
sumur setiap musim kemarau, dan tentu biayanya akan lebih murah.
Penyebab, Dampak, serta Usaha Mencegah Terjadinya Banjir
Penggundulan hutan menyebabkan hutan gundul dan tidak bervegetasi. Keadaan ini
dapat memperkecil daya serap air. Jika daerah ini diguyur hujan secara terus-menerus,
hanya sedikit air yang dapat terserap. Akibatnya, air akan meluap dan terjadilah banjir.
Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air saat banjir, dapat terjadi
karena pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai serta adanya hasil
pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu
lengkungan dataran yang luas, yang kadang-kadang luasnya dapat jauh lebih besar
daripada alur sungainya sendiri.
Banjir dapat menimbulkan dampak kerugian bagi manusia, seperti kerusakan pada
rumah, jalan, jembatan, bahkan dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika banjir menerjang
persawahan, menyebabkan gagalnya panen. Contohnya, banjir bandang yang menerjang
Sinjai (Sulawesi Selatan). Banjir ini telah menghancurkan rumah, gedung sekolah, tempat
ibadah, dan menewaskan ratusan jiwa baik manusia maupun hewan.
Timbulnya polusi air dan berbagai macam penyakit akibat bencana banjir
berdampak psikologis bagi korban. Usaha-usaha manusia untuk mengurangi risiko banjir,
antara lain, sebagai berikut:
Meningkatkan daya resapan air, melakukan reboisasi atau penghijauan dan
penghutanan kembali wilayah gundul
Mengurangi terjadinya erosi, membuat terrasering dan sengkedan pada lahan miring
Menahan luapan air sungai, membangun tanggul-tanggul
Melakukan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada
musim kemarau
Membuat terusan saluran air

19

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Membuat bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang


tahun
Membuat kanal-kanal sungai, selokan-selokan air, membuat pintu air, membuat
tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai di daerah-daerah
perkotaan
Menimbulkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup
melalui pendidikan formal atau nonformal dan melalui media massa
Usaha pencegahan banjir juga harus dilakukan dengan menggunakan konsep DAS.
Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan
retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS dimaksudkan sebagai kemampuan DAS untuk
menahan air di bagian hulu.
Perubahan tata guna lahan, misalnya, dari hutan menjadi permukiman, perkebunan,
dan lapangan golf akan menyebabkan retensi DAS ini berkurang secara drastis. Seluruh
air hujan akan dilepaskan ke wilayah hilir. Sebaliknya, semakin besar retensi suatu DAS
semakin baik, karena air hujan dapat dengan baik diresapkan di DAS ini dan secara
perlahan-lahan dialirkan ke sungai hingga tidak menimbulkan banjir di hilir. Manfaat
langsung peningkatan retensi DAS adalah bahwa konservasi air di DAS terjaga, muka air
tanah stabil, sumber air terpelihara, kebutuhan air untuk tanaman terjamin dan fluktuasi
debit sungai dapat stabil.
Retensi DAS dapat ditingkatkan dengan cara, program penghijauan yang
menyeluruh baik di perkotaan/perdesaan atau kawasan lain, mengaktifkan bendunganbendungan alamiah, membuat resapan-resapan air hujan alamiah dan pengurangan atau
menghindari sejauh mungkin pembuatan lapisan keras permukaan tanah yang dapat
berakibat sulitnya air hujan meresap ke tanah. Memperbaiki retensi DAS pada prinsipnya
adalah memperbanyak kemungkinan air hujan dapat meresap secara alamiah ke dalam
tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir untuk itu perlu adanya proses
pembelajaran sosial yang efektif dan terus-menerus.
E. Pantai dan Pesisir Laut
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut dan masih terpengaruh
oleh proses-proses abrasi, sedimentasi, dan pasang surut air laut. Berdasarkan bentuknya,
pantai dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pantai landai dan pantai terjal.

Gambar. Pantai Landai

Gambar. Pantai Terjal

Pantai landai merupakan pantai yang dapat dimanfaatkan untuk bermain pesisir,
berenang, serta bermain dengan ombak ditepinya. Sedangkan pantai terjal merupakan

20

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

pantai dimana kita tidak dapat turun langsung ke air, tidak dapat digunakan untuk
berenang, atau bermain ombak.
Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air laut pasang dan
kering pada saat air laut surut.
F. Ekosistem Pantai dan Pesisir
Hutan Mangrove
Hutan Mangrove disebut juga hutan
pantai, hutan pasang surut, hutan
payau atau hutan bakau. Hutan
Mangrove merupakan tipe hutan yang
tumbuh di sepanjang pantai atau
muara sungai dan dipengaruhi oleh
pasang surut air laut.
Fungsi ekologis dari hutan Mangrove
adalah :
a. Penyedia nutrien bagi biota
perairan
b. Tempat
berkembangbiaknya
berbagai
macam
ikan
Gambar. Hutan Mangrove

c. Penahan abrasi
d. Penyerap limbah
e. Pencegah intrusi air laut
f. Penahan amukan badai dan gelombang besar
Fungsi ekonomis dari hutan Mangrove adalah :
a. Sumber bahan bakar, bahan kertas dan bahan bangunan
b. Sumber bahan perabot rumah tangga
c. Sumber bahan penyamak kulit dan pupuk hijau
Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang terdapat di daerah tropis.
Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan kalsium karbonat yang dihasilkan
oleh organisme karang, seperti Porifera dan anemone laut.
Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologi dan fungsi
ekonomis.
a. Fungsi ekologis terumbu karang adalah sebagai berikut.
i. Penyedia nutrient bagi biota laut
ii. Tempat hidup dan berkembang biak untuk ikan dan hewan lainnya
b. Fungsi ekonomis terumbu karang adalah sebagai berikut.
i. Habitat berbagai jenis ikan, udang, alga, teripang, dan kerang mutiara
ii. Dapat menjadi lokasi ekowisata
iii.
Sumber bahan dasar obat-obatan dan kosmetik

21

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Gambar. Terumbu Karang yang menhiasi bawah lautan

Rumput Laut
Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras yang kokoh
untuk tempat melekat. Masyarakat memanfaatkan rumput laut sebagai bahan
makanan misalnya untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue. Rumput laut juga
dimanfaatkan dalam bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun,
krim, losion, dan sampo. Dalam industri farmasi, rumput laut digunakan untuk
membuat tablet, salep dan kapsul.

Gambar. Rumput Laut

Padang Lamun
Padang Lamun adalah tumbuhan berbunga yang menyesuaikan diri untuk hidup di
dasar laut. Padang Lamun terdapat terdapat di perairan laut dangkal, berlumpur,
berpasir lunak dan tebal.
Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir adalah sebagai berikut.
i. Tempat berkembangbiaknya ikan-ikan kecil dan udang
22

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

ii.
iii.
iv.

Perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi


Penyedia bahan makanan untuk berbagai ikan yang hidup di sekitranya
Bahan pembuatan pupuk bahan pembuatan kertas
Gambar. Padang Lamun

G. Zona Pesisir dan Laut


Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai
kadar garam tinggi. Ilmu yang mempelajari perairan laut adalah oseanografi.
I.
Pembagian Laut Menurut Zona Kedalamannya

Gambar. Zona-zona kedalaman laut

1. Zona litoral
Zona littoral atau zona pesisir laut terletak di antara garis pasang dan garis
surut. Jadi, kedalamannya 0m (nol meter). Pada zona ini tampak beberapa
jenis binatang, tetapi bukan ikan, misalnya undur-undur dan jengking
(kepiting darat).
2. Zona neritic

23

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Zona neritik adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - 200 m. Misalnya,
Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Arafuru. Ciri-ciri zona neritik
sebagai berikut.
Sinar matahari masih menembus dasar laut
Kedalamannya 200 m
Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
3. Zona batial
Zona batial adalah laut yang terletak pada kedalaman 200 m - 1.000 m. Secara
geologis, zona ini merupakan batas antara daratan dan perairan.
Ciri-ciri zona batial sebagai berikut.
Sinar matahari tidak ada lagi
Kedalaman antara 200 m - 1.000 m
Tumbuh-tumbuhan jumlahnya terbatas
4. Zona Abisal
Zona abisal adalah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.000 m
sampai 6.000 m.
Ciri-ciri zona abisal sebagai berikut.
Sinar matahari tidak ada lagi
Kedalaman antara 1.000 m - 6.000 m
Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air
Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlahbinatang menjadi terbatas
5. Zona Epineritik
Zona Epineritik adalah bagian cekungan lautan di antara batas air surut dan
tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari (umumnya
hingga kedalaman 50meter).
II.

Pembagian Laut menurut Letaknya


Menurut letaknya, laut dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Laut Tepi, yaitu bagian lautan yang terletak di pinggir benua serta
terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau atau jazirah. Contohnya Laut
Bering terhalang oleh Kepulauan Aleuten dan Laut Cina Selatan terhalang
oleh Filipina dan Indonesia.
2. Laut Pertengahan, yaitu laut yang terletak di antara dua benua yang
memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau.
Contohnya Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani dan Laut Es
Utara dengan gugusan Kepulauan Spitsbergen.
3. Laut Pedalaman, yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi
oleh daratan. Contohnya Laut Baltik, Laut Kaspia dan Laut Hitam
24

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Gambar. Laut Kaspian

III.

Pembagian Laut menurut Proses Terjadinya


Menurut proses terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi tiga golongan sebagai
berikut.
a) Laut transgresi atau Laut meluas, yaitu Laut yang terjadi karena perubahan
permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air
laut itu sendiri atau turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian
daratan digenangi air. Contohnya Laut Utara dan Laut Jawa.
b) Laut ingresi atau Laut tanah turun, Laut ini terbentuk karena turunnya tanah
sebagai akibat tekanan vertikal gaya endogen yang menimbulkan patahan.
Contohnya Laut Karibia, Laut Jepang dan Laut Tengah.
c) Laut regresi atau Laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada Zaman es dan
merupakan kebalikan dari laut transgresi.

25

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

H. Morfologi Laut dan Gerak Air Laut


1) Morfologi Dasar Laut
a. Paparan Benua (continental shelf), yaitu dasar lautan yang dangkal dan
merupakan daratan yang meluas serta terdapat di sepanjang pantai. Sebenarnya
continental shelf merupakan bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang
oleh air laut dengan kedalaman tak lebih dari 200. Contoh Dangkalan Laut Utara,
yang terletak di sekitar Kepulauan Inggris dan merupakan bagian dari Benua
Eropa.
b. Punggung Laut (ridge), yaitu dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan sempit,
serta bagian kanan kirinya merupakan laut dalam. Contoh Pegunungan di
Samudera Atlantik.
c. Palung Laut (trench), dasar laut yang sangat dalam, memanjang, sempit, dan
terjal. Palung laut terbentuk karena proses tektogenesis, patahan, maupun lipatan.
Contoh Palung Laut Filipina atau Palung Laut Mindanao.
d. Cekungan Laut (basin), yaitu dasar laut yang dalam dan berbentuk oval
menyerupai mangkok yang besar. Contoh cekungan Laut Baltik

Gambar . Lantai Samudera dan beberapa relief dasar laut yang terdapat di atasnya

2) Gerak Air Laut


Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap
dan teratur. Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu dan cara terjadinya.
a) Menurut Letaknya
1. Arus Bawah adalah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut,
misalnya arus bawah di Selat Gibraltar.
2. Arus Atas adalah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus
California.
b) Menurut Suhunya
1. Air panas adalah arus laut yang bersuhu lebih panas daripada suhu air laut
disekitarnya , misalnya Arus Teluk

26

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

2. Arus Dingin adalah arus laut yang bersuhu dingin dari laut disekitarnya,
misalnya arus Labrador
c) Menurut cara terjadinya
1. Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut
2. Arus karena angina
3. Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air)
4. Arus karena pengaruh daratan atau benua
5. Arus karena pasang surut air laut
Gelombang adalah gerakan permukaan air yang umumnya dtimbulkan oleh
tiupan angin di atas laut. Aliran turbulensi dan energi angin menyebabkan terjadinya
perubahan tegangan dan tekanan di atas permukaan laut. Akibat perbedaan tekanan
yang berkembang antara permukaan laut terhadap angin, timbullah gelombang. Selain
karena tiupan angin, gelombang juga dapat ditimbulkan oleh dislokasi dasar laut dan
lebih dikenal sebagai gelombang tsunami.
a. Gelombang memecah pantai
Kekuatan gelombang laut untuk mengikis pantai yang curam lebih kuat
disbanding pantai yang landai.
b. Gelombang laut di Laut Cina Selatan
Gelombang laut di Laut Cina Selatan terjadi karena siklon tropis. Para pelaut
biasa menamakannya typhoon dan gelombang yang ditimbulkannya disebut
typhoon invested waters. Gelombang ini merupakan ancaman bagi kapal yang
kebetulan melintas di wilayah tersebut.

Gambar. Pecahnya gelombang dari perubahan alun besar yang mendekati pantai landau

Gelombang yang terbentuk akibat tekanan angin badai jauh di depannya akan
merambat dengan permukaan lebih tinggi daripada permukaan air di sekitarnya.
Gelombang semacam ini disebut aluntimbul atau deining.

27

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

c. Badai Silkon dan gelombang tsunami di Asia Selatan


Badai yang bergerak dari Samudera Hindia ke Teluk Benggala dan Laut Arab
disebut cyclone atau siklon. Hampir setiap tahun siklon dan gelombang laut
terjadi pada muara Sungai Gangga (India), Sungai Brahmaputra (Bangladesh),
dan Sungai Indus (Pakistan).

Gambar. Lokasi-lokasi tempat terjadinya siklon tropis

d. Gelombang akibat gempa laut dan gempa vulkanik


Gempa tektonik dengan episentrum di dasar laut (gempa bawah laut)
menimbulkan gelombang tsunami yang sangat tinggi. Demikian pula erupsi
gunung api yang letaknya di laut atau pulau vulkanik. Gelombang yang
ditimbulkan oleh gempa bawah laut menjalar ke segala arah dan menggangu
aktivitas pelayaran.
Selain gelombang air
laut, terdapat pula air
pasang dan air surut.
Gerakan pasang surut
adalah
perubahan
ketinggian
air laut
secara
teratur
dan
berulang-ulang. Pasang
surut air laut terjadi
akibat pengaruh gaya
gravitasi antara bumi
dan bulan, bumi dan matahari, atau bumi dengan bulan dan matahari. Kejadian
pasang surut air laut dipengaruhi pula oleh rotasi bumi, angina, arus laut, dan
keadaan-keadaan lain yang berisifat lokal.
28

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Untuk mengetahui kedalaman suatu perairan laut, dapat dilakukan pengukuran


dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut.
1. Batu Duga, cara ini disebut juga tali unting, merupakan cara mengukur
kedalaman laut yang paling sederhana. Sebongkah besi diikat pada ujung tali dan
sebuah tabung beserta alat pemberat diturunkan ke dasar laut. Sistem ini
memerlukan waktu yang lama karena untuk mengukur kedalaman laut sampai
5000 m saja memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu, kedalaman laut yang
sebenarnya kadang-kadang kurang tepat disebabkan tali yang diturunkan sering
condong/atau lengkung karena terbawa oleh arus laut.
2. Gema Duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju dan mulai digunakan
sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alat pengirim dan penerima gelombang
suara. Suara dari alat pengirim akan merambat ke dasar laut dan sesampainya di
dasar laut dipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akan
diterima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga sering
dinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yang diterima, maka
dapat diketahui kedalamannya. Dengan pengandaian kecepatan suara dalam air
laut 1.500 m/det, dihasilkan rumus kedalaman laut sebagai berikut :
D=txv
2
Keterangan : D = kedalaman laut
t = jangka waktu antara suara yang dikirimkan sampai diterima
kembali pantulan gema suaranya.
v = kecepatan suara dalam air
Contoh : Waktu antara dikirimnya suara dari kapal sampai diterima kembali gema
suaranya oleh hidrofon di atas kapal adalah 7 detik. Maka kedalaman laut tersebut
adalah
D = t x v = 1500 x 7 = 5.250 meter
2
2
Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang kedalamannya mencapai 5.250 m telah
dapat diketahui.
I. Kualitas, Suhu, Kecerahan, dan Salinitas Laut
1. Kualitas Air Laut
Kualitas air laut ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia terlarut dalam air.
Permasalahan kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah
manusia.

29

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

2. Suhu dan Temperatur Air Laut


Temperatur atau suhu air laut di suatu tempat ditentukan oleh besar kecilnya
pemanasan matahari, letak lintang dan letak geografis tempat tersebut, dan keadaan
angin. Suhu air laut tidak begitu tinggi ketika mengalami pemanasan dan tidak begitu
dingin ketika mengalami pendinginan. Oelh karena itu, amplitudo suhu harian dan
amplitudo suhu tahunan air laut kecil. Besar pemanasan matahari merupakan faktor
utama yang menentukan suhu air laut, tetapi faktor angin tak boleh dilupakan. Angina
selalu memindahkan udara panas dan dingin. Angin panas menaikkan suhu tempat
pada daerah dingin, demikian pula sebaliknya.

Gambar. Persebaran luas suhu air laut

3. Kecerahan Air Laut


Kecerahan atau warna air laut bergantung pada zat-zat organik dan anorganik yang
ada di Laut.
Warna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek
(sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain
Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai Kuning di
Cina (sungai Huang Ho)
Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar

Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara
dan Selatan
Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor,
misalnya Laut Ambon
Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam

Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapungapung, misalnya laut merah
Gambar. Kecerahan Air Laut

30

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Salinitas Air Laut


Salinitas atau kadar garam air laut adalah jumlah garam yang terdapat dalam satu liter
air laut. Garam di laut berasal dari hasil pelapukan di daratan.
Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :
Kalsium karbonat (CaCO3)
: 0,34%
Magnesium bromida (MgBr2)
: 0,22%
Kalium Sulfat (K2SO4)
: 2,64%
Kalsium sulfat (CaSO4)
: 3,60%
Magnesium sulfat (MgSO4)
: 4,74%
Magnesium Klorida (MgCL2)
: 10,88%
Natrium Klorida (NaCl)
: 77,78%
Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses
penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garam
di laut ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser
Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut
Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut
Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat
tersebut
5. Contoh Sumber Daya Laut dan Pemanfaatannya
a) Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai-sungai. Mineral
itu antara lain adalah :
Garam, tempat-tempat pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan
Rembang
4.

31

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya


Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash)
Fosfat, berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan
biasanya untuk pupuk.
Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya
organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Bentos, ialah binatang-binatang laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini
dapat pula dibagi menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos sesial, yang
hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya tiram, koral, jenis2 brochipoda
dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang bergerak di dasar laut, misalnya
landak laut, siput laut, dan sebagainya.
Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan
umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu (1) nekton, ialah golongan organisme yang
mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga dapat tinggal di daerah
tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat-tempat yang
keadaannya baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur-ubur dan
sebagainya (2) plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai
alat-alat badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung pada arus
yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh : jenis-jenis
binatang bersel satu seperti radiolarian, foraminifera, dan tumbuh-tumbuhan
yang bersel satu misalnya algae, diatomea, demikian juga binatang-binatang
bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil.
Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal
dari sisa-sisa organisme yang mati maupun bahan-bahan anorganis. Beberapa jenis
endapan lumpur berturut-turut dari pantai ke laut dalam, yaitu :
Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi-materi halus,
terutama materi-materi dari daratan yang dibawa oleh sungai-sungai.
Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa-sisa
binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang telah mati, terutama terdiri dari kapur
berasam arang dan asam kersik. Lumpur globigerina di atas terutama terdapat
di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.
Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang
sebagian berasal dari hasil-hasil letusan gunung berapi di dalam laut dan
sebagian berasal dari sisa-sisa binatang yang amat kecil yang berangka zat
kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 7.000 m) dan tidak
terdapat kapur atau persenyawaan kapur.
b) Pemanfaatan dan pelestarian perairan laut
32

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sebagai prasarana transportasi


Sebagai sumber tenaga
Sebagai lahan perikanan
Sebagai lokasi pariwisata
Sebagai pengatur iklim
Sebagai lahan pertanian laut
Sebagai sarana pertahanan dan keamanan

Gambar. Laut Pantai Selatan menjadi salah satu tempat pariwisata yang terkenal di Indonesia

6. Wawasan Nusantara dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan laut yang mengelilingi
pulau-pulaunya. Wilayah laut yang luas perlu dikelola dan diawasi. Dalam
pengelolaan wilayah laut dan penjagaan perbatasan wilayah dengan negara tetangga
perlu peraturan. Pemerintah Indonesia telahmenetapkan peraturan tentang wilayah
perairan laut negara Republik Indonesia. Peraturan ini merupakan landasan untuk
mengelola perairan laut agar memberi keuntungan di bidang sosial, ekonomi, dan
pertahanan keamanan.

33

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

a. Batas Landas Kontinen


Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Penentuan landas kontinen
Indonesia dan negara-negara tetangga dilakukan dengan perjanjian. Beberapa
perjanjian tentang batas wilayah perairan laut telah dilakukan Indonesia dengan
negara tetangga. Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia
dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah),
laut Nusantara, landas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
b. Laut Teritorial (Laut Wilayah)
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi Juanda pada tanggal 13
Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa batas perairan laut wilayah
Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari garis pantai masing-masing pulau sampai
titik terluar. Deklarasi ini juga melandasi lahirnya Wawasan Nusantara.
c. Laut Nusantara
Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yangdibatasi oleh garis
dasar/pangkal pulau yang bersangkutan. Kedaulatan atas wilayah laut ini berada
sepenuhnya di tangan negara Indonesia.
d. Landas Kontinen
Merupakan bagian dasar laut paling tepi atau dekat kontinen/benua dengan
kedalaman laut sampai 200 m. Wilayah landas kontinen Indonesia berada di luar
laut teritorial Indonesia. Pada wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih
dapat dimungkinkan.
e. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal
21 Maret 1980. Pengumuman ini berpengaruh terhadap wilayah Indonesia dan
negara-negara lain. Wilayah laut Indonesia bertambah luas mencapai dua kali dari
sebelumnya. Pihak asing dilarang mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE.
Penentuan batas wilayah laut dengan negara tetangga dilakukan dengan
kesepakatan bersama. Indonesiamempunyai kepentingan atas ZEE antara lain
sebagai berikut:
o Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan
konservasi sumber daya alam
o Hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan
laut
o Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain
bebas melakukan pemasangan berbagai sarana perhubungan laut.

34

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Gambar. Pembagian Wilayah laut menurut Konvensi Hukum Laut PBB

Manfaat perairan laut


Laut memberikan banyak manfaat bagi kehidupanmanusia, di antaranya sebagai
berikut.
Sumber mata pencaharian penduduk
Sarana transportasi laut
Pembangkit tenaga listrik
Tempat wisata bahari
Pengatur iklim
Tempat pertahanan dan keamanan
Sumber bahan tambang

35

Anda mungkin juga menyukai