Utara
Selatan
61
81
39
19
b) Siklus sedang
yaitu
siklus
ketika air laut
meguap,
mengalami kondensasi dan terbawa angin sehingga membentuk awan di atas daratan,
turun sebagai
hujan,
mengalir
ke
permukaan
bumi
kemudian
masuk
kedalam tanah,
selokan,
sungai
dan
kembali
ke
laut.
c) Siklus besar/panjang yaitu siklus air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk
Kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh
sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu
kembali ke laut.
Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti
gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain :
1. Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses
perubahan wujud air menjadi gas.
2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui
stomata atau mulut daun.
3. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat
pendinginan.
5. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas
dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang
meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
7. Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah
melalui sungai dan anak sungai.
8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.
9. Perkolasi, yaitu perembesan atau masuknya air ke dalam tanah melalui pori-pori
tanah secara horizontal
Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublemasi. Kondensasi
adalah proses berubahnya uap air menjadi butir-butir air, sedangkan Sublemasi adalah
proses berubahnya uap air menjadi butir-butir es atau salju. Menurut perkiraan, air yang
ada dipermukaan bumi seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar 1.320.000.000
km3berada di lautan/samudera dan sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan
kembali ke laut atau samudera.
Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada dalam bentuk cair, gas dan
padat (es atau salju). Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat menakjubkan.
Jika terjadi perubahan temperatur, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku
(freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair (melting),
dan air yang mencair tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui proses penguapan
(evaporation).
Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di muka bumi berubah menjadi
gas ke dalam atmosfer. Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap air atau
sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya 70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk
penguapan dari tanaman yang disebut dengan Transpiration).
Uap air yang terdapat dalam udara dapat berubah menjadi butir-butir air atau es
(kondensasi). Jika temperatur udara terus menurun, butiran air berubah menjadi Kristalkristal es, lama kelamaan semakin besar, dan udara tidak lagi mampu menahan beratnya
sehingga jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation). Butiran-butiran air atau Kristalkristal es yang masih bertahan melayang-layang di udara karena amat kecil disebut awan.
Sebaliknya, setiap tahunnya curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar
500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km 3 jatuh
di daratan. Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai
berikut : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa
uap air 0,001 %.
B. Jenis-jenis Perairan
1) Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan
bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan
3
aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan,
limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah.
Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi,
adapula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di
daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di
Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai ini berisi air tetapi
bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air
hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam
tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada
titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di
bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar
berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya
evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau
banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi
tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.
dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran
dendritis.
9. Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya
melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk
menyesuaikan diri.
10. Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan
struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan
sungaicomposit.
11. Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara
lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah
arus sungai.
12. Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang
berlawanan geomorfologinya.
1. Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan
miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat
mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih
lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran
pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kearah laut.
2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai
struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya
joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku.
3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi
lebih kecil atau lebih besar dari 90o. Di sini masih kelihatan bahwa sungaisungai masih mengikuti garis-garis patahan.
4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome
yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lerenglereng pegunungan.
5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu
kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju
ke pusat depresi tersebut.
6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai
mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang
pararel.
7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau
kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai
consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat
pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lereng-lerengnya tidak
begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan
untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.
Meander Sungai
Delta
Delta adalah endapan yang terbentuk di ujung aliran yang sudah dekat muara
di laut atau danau. Ada berbagai bentuk dan ukuran delta. Berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya delta, antara lain, musim, kecepatan aliran sungai, dan
jenis batuan.
Lembah Sungai
Lembah sungai merupakan hasil pengikisan air yang mempunyai bentuk
permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya. Pertumbuhan suatu
lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses, yakni: pendalaman, pelebaran,
dan pemanjangan.
1) Pendalaman lembah sungai
Perbedaan ketinggian yang besar menyebabkan proses erosi di daerah
hulu sungai. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan
menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik.
Pengikisan dan pendalaman saluran juga dipercepat oleh terjadinya
pengikisan mekanik. Pengikisan mekanik ini dipercepat oleh serpihan batuan
yang terbawa oleh aliran yang deras. Selain itu, terjadi pula pengikisan
kimiawi yaitu proses pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi
saluran sungai.
telah melampaui batas baku mutu yang ditetapkan. Selain itu, kekeruhan air dan
jumlah lumpur yang mencapai 25 ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa
dapat menunjukkan adanya erosi tanah di bagian hulu sungai.
Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap
pemanfaatan sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas air
saat itu. Masyarakat pengguna dan para pengusaha yang andil dalam terjadinya
pencemaran air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas
air.
Program yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air sungai ini adalah
program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan untuk menurunkan jumlah
beban zat pencemar yang masuk ke sungai.
11
2) Danau
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertent, yang biasanya
berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata
air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan
memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat
permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, jika sumber air pengisi
danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu
umumnya bersifat temporer atau periodik. Artinya danau tersebut pada waktu-waktu
tertentu kering.
Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
Danau Air Asin
Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana
penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau
danau semacam ini menjadi kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar
danau tersebut. Danau-danau yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah
arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang tinggi
adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah
(dekat laut asam), kadar garamnya 32 %.
Gambar. Great Salt Lake di Amerika dengan kadar garamnya sebesar 18,6 %
12
Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang
mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan
yang cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci.
13
Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur,
sehingga membentuk cekungan-cekungan yang yang bentuknya seperti
dolina/karst. Danau ini banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur.
Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah
sungai terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah
danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano.
Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk
irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau
Siombak di Marelan, Proyek Asahan.
Danau sebagai tempat penampungan air mempunyaimanfaat untuk kehidupan
manusia dan penyeimbanganlingkungan sekitar. Manfaat danau bagi kehidupan
antaralain sebagai berikut:
Danau sebagai pembangkit listrik
Tempat rekreasi
Perikanan darat
Pengendali banjir
3) Rawa
Daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan
tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas banyak terdapat
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Berdasarkan genangan airnya, rawa
dibedakan atas berikut.
Rawa yang Airnya Selalu Tergenang
Tanah-tanah di daerah rawa ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Keadaan ini terjadi karena tanahnya tertutup tanah gambut yang
tebal. Selain itu, karena derajat keasamannya (pH) yang tinggi (mencapai 4,5)
yang berwarna kemerah-merahan, sulit ditemukan hewan yang hidup di rawa
ini.
Rawa yang Airnya Tidak Selalu Tergenang
14
Rawa jenis ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada
saat air laut pasang, pada saat air laut surut airnya akan mengering. Derajat
keasaman rawa ini tidak terlalu tinggi karena adanya pergantian air tawar di
daerah rawa masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian pasang surut. Adanya
pohon-pohon rumbia merupakan ciri bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang
tidak terlalu asam.
Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Jika keasamannya tidak terlalu tinggi, rawa tersebut dapat dijadikan lahan
persawahan dan perikanan
Sebagai objek wisata seperti Rawa Pening
Sebagai batas alam untuk menangkal masuknya intrusi air laut ke darat
Gambar. Rawa
DAS banyak dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis batuan, dan banyaknya tumbuhan
yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Bentuk
lereng DAS sangat berpengaruh terhadap kecepatan terkumpulnya air hujan di dalam
aliran. Meander, dataran banjir, dan delta adalah bagian dari DAS. Banyaknya hujan di
DAS dapat dihitung dengan cara isohyet dan thiessen.
Isohyet, merupakan garis dalam peta yang menghubungkan tempattempat yang
mempunyai jumlah curah hujan yang sama selama satu periode tertentu. Isohyet
digunakan jika luas DAS lebih besar dari 5.000 km.
Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas
antara 1.0005.000 km.
DAS dapat dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah hulu sungai, tengah sungai, dan
hilir sungai. DAS di hulu sungai berbukit-bukit, berlereng curam, banyak digunakan
untuk areal ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah penyangga
dan banyak permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. DAS di bagian tengah sungai,
relatif landai, biasa digunakan untuk jalur transportasi, karena daerahnya yang datar
daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk, seperti pertanian, perdagangan,
perindustrian, dan merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. DAS di bagian hilir
merupakan daerah yang landai, subur, dan banyak dimanfaatkan untuk permukiman dan
areal pertanian (misalnya, areal tanaman padi, jagung, dan tanaman kelapa).
D. Potensi Air dan Air Tanah
Air tanah adalah bagian air yang berada di bawah lapisan tanah dan berada diatas lapisan
kedap air. Kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat, hal ini tergantung dari tebal
lapisan tanah . Asal air tanah sebagian besar dari air hujan yang meresap ke dalam lapisan
tanah.
Penggolongan air tanah berdasarkan kedalaman airnya :
16
Air tanah dangkal : air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan berada
diatas permukaan kedap air ( impermeabel). Air tanah ini disebut juga air freatis,
contoh air ini adalah air sumur yang kita pakai sehari hari
Air tanah dalam : air tanah yang berada diantara lapisan kedap air. Contoh air ini
adalah air artesis, oase ( di padang pasir)
Penggolongan air tanah berdasarkan asal airnya :
Air vados : sember airnya berasal dari air hujan
Air Asin : air tanah yang terdapat dipinggir pantai dan sumber airnya berasal dari
resapan air laut
Air yuvenil : air berasal dari magma dan belum mengalami siklus hidrologi
Tiga jenis batuan utama yang dilalui oleh air tanah :
a) Lapisan Tak Kedap
Lapisan tak kedap adalah lapisan yang mudah tertembus air sehingga air tidak
tertahan dan langsung dapat meresap sampai pada lapisan kedap. Kadar pori lapisan
tak kedap cukup besar, contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil, dan
kapur.
b) Lapisan Kedap
Lapisan kedap ini adalah lapisan yang
tak tembus air. Kadar pori lapisan kedap
sangat kecil sehingga kemampuan untuk
meneruskan air juga kecil. Kadar pori
merupakan jumlah pori atau celah pada
butir-butir tanah (%). Pada lapisan lempung
setelah mengisap air hingga jenuh air tidak
akan terserap lagi sehingga semua air akan
dialirkan atau tetap menggenang. Contoh
lapisan kedap, yaitu geluh, napal, dan
lempung.
c) Lapisan Peralihan
Lapisan peralihan terletak di antara lapisan kedap dan lapisan tak kedap.
Lapisan ini merupakan kombinasi dari dua lapisan tersebut. Keadaan air dan posisi
tanah dalam lapisan tak kedap dapat memengaruhi gerak aliran airnya. Jika lapisan
yang kurang kedap terletak di atas dan di bawah tubuh air, dapat dihasilkan suatu
lapisan penyimpanan air yang disebut air tanah tak bebas. Perbedaan tinggi suatu
tempat dengan daerah tangkapan hujan sangat berperan dalam timbulnya tekanan
air tanah tak bebas. Sumur artesis muncul jika pengeboran dilakukan di daerah yang
lebih rendah daripada permukaan air tanah pada daerah tangkapan hujan.
Bagi daerah-daerah yang kering, beriklim arid (panas) dan semiarid
(semipanas), air artesis mempunyai arti yang sangat penting. Contoh daerah
cekungan artesis di Australia Tenggara, terletak di daerah aliran Sungai Darling dan
Sungai Murray.
Penampang Air Tanah
Lapisan batuan porous merupakan pengikat air tanah freatik dengan jumlah cukup
besar. Kedalaman lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapis-lapis batuan di atasnya.
Jika lapisan freatik menjumpai retakan atau patahan, air akan keluar ke permukaan dan
17
awalnya sering membawa endapan air. Amatilah penampang lapisan air tanah sebagai
berikut.
Hal-hal berikut ini sedapat mungkin harus dihindari agar kelestarian air tanah di
lingkungan kita tetap terjaga, hal-hal yang perlu dicegah tersebut, antara lain:
a. Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan pada satu wilayah karena
berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah
b. Penggunaan air tanah yang berlebih-lebihan oleh industri karena akan
mempercepat menurunnya volume air tanah
c. Agar tidak terjadi perluasan, pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus
sesuai dengan peraturan
d. Pengawasan terhadap penggunaan lahan sepanjang daerah aliran sungai (DAS)
e. Perusakan hutan dan lahan penghijauan menimbulkan tidak seimbangnya tata air
f. Pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, terutama limbah industri
dan domestic
g. Tidak adanya pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan(amdal),
khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan.
Kegunaan Air Tanah
Kandungan air tanah yang potensial terjadi karena:
a. Tingginya curah hujan, rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun
b. Populasi tumbuhan penutup tanah dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan
c. Terdapatnya beraneka jenis tanaman berperan dalam memperbesar absorpsi
terhadap air permukaan, mengingat Indonesia beriklim tropis
Air tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Air tanah merupakan air
paling bersih dan paling sehat untuk minum, masak, mandi, dan cuci. Mengapa
demikian? Ini terjadi karena proses pembentukan air tanah melalui proses penyaringan,
pembersihan, dan penetralan derajat keasamannya. Air tanah dapat ditemukan dengan
menggali atau mengebor lapisan tanah. Dengan sumur-sumur biasa ataupun dengan
pengeboran atau pembuatan sumur artesis pada air tanah tertekan. Pada air sungai
permanen, salah satu sumber airnya berasal dari beberapa mata air di daerah hulu aliran
sungainya yang masih memiliki hutan yang lebat. Air sungai permanen dapat
dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan, dan objek wisata, karena pada sungai ini
18
volume airnya relatif tetap. Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu carauntuk
menjaga kelestarian air tanah.
Sumur Resapan
Kemarau panjang sering berdampak negatif kepada kehidupan, kekurangan air
bersih, kebakaran hutan, dan lain-lain. Padahal setiap musim penghujan kita mengalami
banjir yang juga membawa kerugian besar. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut
sekaligus, kita perlu membuat sumur-sumur resapan. Untuk di daerah-daerah yang
tanahnya masih luas kita dapat membuat kolam atau empang. Untuk lokasi yang terbatas
kita membuat sumur resapan.
Adapun cara membuat sumur resapan cukup mudah. Pertama, galilah tanah di
sekitar rumah, terutama yang berada dekat pompa air atau jet pump. Kedua, isi lubang
secara bergantian dengan pecahan tembok atau batu kali dan ijuk secara bergantian
hingga lubang penuh. Ketiga, pada bagian atas tutup dengan pasir. Keempat, arahkan
curahan air hujan atau air bekas cucian dapur ke arah lubang, air itu akan meresap ke
dalam tanah dan akan menjadi sumber air tanah bagi lingkunganmu. Cobalah praktikkan
hal ini di sekitar rumahmu maka kamu tak perlu menggali sumur baru atau memperdalam
sumur setiap musim kemarau, dan tentu biayanya akan lebih murah.
Penyebab, Dampak, serta Usaha Mencegah Terjadinya Banjir
Penggundulan hutan menyebabkan hutan gundul dan tidak bervegetasi. Keadaan ini
dapat memperkecil daya serap air. Jika daerah ini diguyur hujan secara terus-menerus,
hanya sedikit air yang dapat terserap. Akibatnya, air akan meluap dan terjadilah banjir.
Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air saat banjir, dapat terjadi
karena pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai serta adanya hasil
pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu
lengkungan dataran yang luas, yang kadang-kadang luasnya dapat jauh lebih besar
daripada alur sungainya sendiri.
Banjir dapat menimbulkan dampak kerugian bagi manusia, seperti kerusakan pada
rumah, jalan, jembatan, bahkan dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika banjir menerjang
persawahan, menyebabkan gagalnya panen. Contohnya, banjir bandang yang menerjang
Sinjai (Sulawesi Selatan). Banjir ini telah menghancurkan rumah, gedung sekolah, tempat
ibadah, dan menewaskan ratusan jiwa baik manusia maupun hewan.
Timbulnya polusi air dan berbagai macam penyakit akibat bencana banjir
berdampak psikologis bagi korban. Usaha-usaha manusia untuk mengurangi risiko banjir,
antara lain, sebagai berikut:
Meningkatkan daya resapan air, melakukan reboisasi atau penghijauan dan
penghutanan kembali wilayah gundul
Mengurangi terjadinya erosi, membuat terrasering dan sengkedan pada lahan miring
Menahan luapan air sungai, membangun tanggul-tanggul
Melakukan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada
musim kemarau
Membuat terusan saluran air
19
Pantai landai merupakan pantai yang dapat dimanfaatkan untuk bermain pesisir,
berenang, serta bermain dengan ombak ditepinya. Sedangkan pantai terjal merupakan
20
pantai dimana kita tidak dapat turun langsung ke air, tidak dapat digunakan untuk
berenang, atau bermain ombak.
Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air laut pasang dan
kering pada saat air laut surut.
F. Ekosistem Pantai dan Pesisir
Hutan Mangrove
Hutan Mangrove disebut juga hutan
pantai, hutan pasang surut, hutan
payau atau hutan bakau. Hutan
Mangrove merupakan tipe hutan yang
tumbuh di sepanjang pantai atau
muara sungai dan dipengaruhi oleh
pasang surut air laut.
Fungsi ekologis dari hutan Mangrove
adalah :
a. Penyedia nutrien bagi biota
perairan
b. Tempat
berkembangbiaknya
berbagai
macam
ikan
Gambar. Hutan Mangrove
c. Penahan abrasi
d. Penyerap limbah
e. Pencegah intrusi air laut
f. Penahan amukan badai dan gelombang besar
Fungsi ekonomis dari hutan Mangrove adalah :
a. Sumber bahan bakar, bahan kertas dan bahan bangunan
b. Sumber bahan perabot rumah tangga
c. Sumber bahan penyamak kulit dan pupuk hijau
Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang terdapat di daerah tropis.
Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan kalsium karbonat yang dihasilkan
oleh organisme karang, seperti Porifera dan anemone laut.
Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologi dan fungsi
ekonomis.
a. Fungsi ekologis terumbu karang adalah sebagai berikut.
i. Penyedia nutrient bagi biota laut
ii. Tempat hidup dan berkembang biak untuk ikan dan hewan lainnya
b. Fungsi ekonomis terumbu karang adalah sebagai berikut.
i. Habitat berbagai jenis ikan, udang, alga, teripang, dan kerang mutiara
ii. Dapat menjadi lokasi ekowisata
iii.
Sumber bahan dasar obat-obatan dan kosmetik
21
Rumput Laut
Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras yang kokoh
untuk tempat melekat. Masyarakat memanfaatkan rumput laut sebagai bahan
makanan misalnya untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue. Rumput laut juga
dimanfaatkan dalam bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun,
krim, losion, dan sampo. Dalam industri farmasi, rumput laut digunakan untuk
membuat tablet, salep dan kapsul.
Padang Lamun
Padang Lamun adalah tumbuhan berbunga yang menyesuaikan diri untuk hidup di
dasar laut. Padang Lamun terdapat terdapat di perairan laut dangkal, berlumpur,
berpasir lunak dan tebal.
Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir adalah sebagai berikut.
i. Tempat berkembangbiaknya ikan-ikan kecil dan udang
22
ii.
iii.
iv.
1. Zona litoral
Zona littoral atau zona pesisir laut terletak di antara garis pasang dan garis
surut. Jadi, kedalamannya 0m (nol meter). Pada zona ini tampak beberapa
jenis binatang, tetapi bukan ikan, misalnya undur-undur dan jengking
(kepiting darat).
2. Zona neritic
23
Zona neritik adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - 200 m. Misalnya,
Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Arafuru. Ciri-ciri zona neritik
sebagai berikut.
Sinar matahari masih menembus dasar laut
Kedalamannya 200 m
Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
3. Zona batial
Zona batial adalah laut yang terletak pada kedalaman 200 m - 1.000 m. Secara
geologis, zona ini merupakan batas antara daratan dan perairan.
Ciri-ciri zona batial sebagai berikut.
Sinar matahari tidak ada lagi
Kedalaman antara 200 m - 1.000 m
Tumbuh-tumbuhan jumlahnya terbatas
4. Zona Abisal
Zona abisal adalah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.000 m
sampai 6.000 m.
Ciri-ciri zona abisal sebagai berikut.
Sinar matahari tidak ada lagi
Kedalaman antara 1.000 m - 6.000 m
Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air
Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlahbinatang menjadi terbatas
5. Zona Epineritik
Zona Epineritik adalah bagian cekungan lautan di antara batas air surut dan
tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari (umumnya
hingga kedalaman 50meter).
II.
III.
25
Gambar . Lantai Samudera dan beberapa relief dasar laut yang terdapat di atasnya
26
2. Arus Dingin adalah arus laut yang bersuhu dingin dari laut disekitarnya,
misalnya arus Labrador
c) Menurut cara terjadinya
1. Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut
2. Arus karena angina
3. Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air)
4. Arus karena pengaruh daratan atau benua
5. Arus karena pasang surut air laut
Gelombang adalah gerakan permukaan air yang umumnya dtimbulkan oleh
tiupan angin di atas laut. Aliran turbulensi dan energi angin menyebabkan terjadinya
perubahan tegangan dan tekanan di atas permukaan laut. Akibat perbedaan tekanan
yang berkembang antara permukaan laut terhadap angin, timbullah gelombang. Selain
karena tiupan angin, gelombang juga dapat ditimbulkan oleh dislokasi dasar laut dan
lebih dikenal sebagai gelombang tsunami.
a. Gelombang memecah pantai
Kekuatan gelombang laut untuk mengikis pantai yang curam lebih kuat
disbanding pantai yang landai.
b. Gelombang laut di Laut Cina Selatan
Gelombang laut di Laut Cina Selatan terjadi karena siklon tropis. Para pelaut
biasa menamakannya typhoon dan gelombang yang ditimbulkannya disebut
typhoon invested waters. Gelombang ini merupakan ancaman bagi kapal yang
kebetulan melintas di wilayah tersebut.
Gambar. Pecahnya gelombang dari perubahan alun besar yang mendekati pantai landau
Gelombang yang terbentuk akibat tekanan angin badai jauh di depannya akan
merambat dengan permukaan lebih tinggi daripada permukaan air di sekitarnya.
Gelombang semacam ini disebut aluntimbul atau deining.
27
29
Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara
dan Selatan
Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor,
misalnya Laut Ambon
Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam
Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapungapung, misalnya laut merah
Gambar. Kecerahan Air Laut
30
31
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar. Laut Pantai Selatan menjadi salah satu tempat pariwisata yang terkenal di Indonesia
33
34
35