PERTUMBUHAN DAN
TATA RUANG
WILAYAH
Pengertian Wilayah
1. T.J. Woofter
Wilayah adalah daerah tertentu
yang di dalamnya tercipta
homogenitas struktur ekonomi dan
sosial sebagai perwujudan
kombinasi antara faktor-faktor
lingkungan dan demografi.
2. RS. Platt
Wilayah adalah daerah tertentu yang
keberadaanya dikenal berdasarkan
homoginitas umum baik atas dasar
karakter lahan maupun hunianya
3. E.R.G. Taylor
Wilayah adalah suatu daerah tertentu di
permukaan bumi yang dapat dibedakan
dengan daerah tetangganya atas dasar
kenampakan karekteristik yang menyatu
4. W.I.G Joerg
Wilayah adalah daerah tertentu yang
mempunyai kondisi fisik seragam
5. M.M. Fenneman
Wilayah adalah daerah tertentu yang
bentang alamnya sejenis
6. R.E. Dickison
Wilayah adalah daerah tertentu yang
terdapat sekelompok kondisi-kondisi fisik
yang telah memungkinkan terciptanya tipe
kehidupan ekonomi tertentu.
Konsep Perwilayahan
1. Konsep Wilayah Berdasarkan Tipe
a. Wilayah Formal ( Ide Homoginitas)
Adalah suatu kawasan geografi yang
seragam atau homogen.
Wilayah ini terbentuk karena adanya
kesamaan kenampakan, misalnya
iklim,vegetasi, topografi dll.
Konsep ini disebut juga homogeneuos
region atau uniform region.
Wilayah Formal memiliki sifat statis.
b. Wilayah Fungsional (Ide Hiterogenitas)
Adalah wilayah geografi yang difungsikan
menurut jenis dan kekhususan wilayah yang
saling berhubungan.
Didalam konsep ini tercermin adanya suatu pola
keragaman dalam suatu wilayah. Di dalam
batas-batas tertentu terbentuk suatu kesatuan
hubungan dan pola ketergantungan yang
biasanya terkontrol oleh sebuah titik pusat yang
penekananya pada hubungan fungsional.
Wilayah Fungsional memiliki sifat dinamis
Wilayah ini oleh JW. Alexander disebut
wilayah Nodal.
Wilayah Nodal adalah sejauh wilayah
mampu menarik daerah di sekitar sehingga
tercipta interaksi maksimal.
Contoh : Kota-kota besar akan menjadi
pusat interaksi antar daerah
disekitarnya
2. Konsep Wilayah Berdasarkan Hierarki
(Oleh Passarge)
Konsep Wilayah Berdasarkan Hierarki
Wilayah ini dapat didasarkan pada
berbagai segi, misalnya ditinjau dari segi
ukuran, bentuk, fungsi, atau gabungan
dari berbagai unsur.
Konsep wilayah hirarki lebih banyak
diterapkan pada jenis wilayah nodal
Urutan wilayah Gegend,Landscafsteil,
Landcaft, Landsteil, dan Land
Gabungan gegend = Landcafsteil
Gabungan Landcafsteil = Landscaft
Gabungan Landcaft = Landsteil
Gabungan Landsteil = Land
Konsep ini juga dapat diterapkan
berdasarkan daya jangkau pelayanan
suatu wilayah
Misalnya :
Pelayanan barang
Pasar Induk, Pasar Lokal, Warung
Pelayanan Kesehatan :
Puskesmas, RS. Pratama, RS Daerah, RS
Pusat
3. Konsep Wilayah Berdasarkan
Katagori
Berdasarkan konsep ini wilayah dapat
dibedakan :
a. Wilayah bertopik tunggal (single topic
region)
Wilayah yang keberadaanya didasarkan
atas satu topik saja
Contoh : Wilayah berdasarkan curah
hujan, suhu, relief dll
b. Wilayah topik gabungan (combined topic
region)
Wilayah yg dibentuk dari gabungan
beberapa unsur dalam satu topik
Contoh : wilayah iklim (suhu, kelembaban, udara,
tekanan udara, curah hujan)
c. Wilayah bertopik banyak
Suatu wilayah yang keberadaanya berdasarkan
bebarapa topik yang berbeda untuk tujuan yang
lebih luas
Contoh : untuk menentukan wilayah pertanian
perlu memperhatikan Iklim, tanah, air, dan
topografi
d. Wilayah Total
Suatu wilayah yang dalam pembatasanya
atas dasar semua unsur/topik
Misalnya pembatasan wilayah
berdasarkan unsur fisik, administratif,
sosial, ekonomi, budaya, politik.
Pembentukan konsep wilayah ini biasanya
dihindari karena derajat homoginitas
rendah
e. Wilayah Compage
Konsep wilayah ini tidak berdasarkan pada
faktor fisik wilayah melainkan berdasarkan
atas dominasi aktivitas manusia atau bobot
kegiatan manusia
misalnya : Wilayah yang ditetapkan untuk
pengembangan dan pelestarian sumber daya
lingkungan
Perwilayahan/Regionalisasi/
Delimitasi
Adalah usaha membagi-bagi permukaan bumi
atau sebagian permukaan bumi untuk kepentingan
tertentu. Dalam delimitasi diperlukan kriteria
yangdijadikan dasar delimitasi wilayah
Dalam menentukan kriteria suatu wilayah
dapat secara kualitatif maupun kuantitatif.
1. Delimitasi Kualitatif
Adalah cara penentukan batas terluar suatu
wilayah berdasarkan kenampakan yang dominan
pada suatu tempat
misalnya : Pembagian Wilayah Indonesia
menjadi 10 wilayah pembangunan
2. Delimitasi Kuantitatif
Adalah cara penentuan batas wilayah
berdasarkan ukuran yang bersifat kuantitatif.
Ukuran tersebut diambil dari data yang
terkumpul kemudian digambarkan dalam peta
sehingga memberikan gambaran persebaran
data tersebut secara keruangan.
Contoh : wilayah iklim, wilayah hutan tropis,
hutan jati dll
Perwilayahan sangat berguna untuk
mengetahui karakteristik wilayah tertentu.
Perwilayahan dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan :
1. Mengurutkan keanekaragaman di
permukaan bumi
2. Menyederhanakan informasi dari gejala di
permukaan bumi yang beragam
3. Memantau perubahan yang terjadi baik
fenomena alam maupun sosial
Di Indonesia perwilayahan didasarkan
sumber daya lokal sehingga prioritas
pembangunan dapat di rancang dan dikelola
dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan
perwilayahan adalah
1.Menyebarkan dan meratakan
pembangunan
2. Menjamin keserasian dan koordinasi
terhadap berbagai kegiatan
3. Memberikan panduan kegiatan
pembangunan bagi pemerintah dan
masyarakat
PUSAT PERTUMBUHAN
Adalah kawasan yang perkembanganya sangat
pesat dan dapat dijadikan pusat pembangunan
yang dapat mempengaruhi perkembangan
daerah-daerah di sekitarnya.
Suatu wialayah dapat menjadi pusat
pertumbuhan apabila wilayah tersebut
mempunyai berbagai aktivitas yang mampu
mempengaruhi daerah disekitarnya.
Pusat pertumbuhan dapat berupa wilayah
kecamatan, kabupaten, propinsi atau kegiatan
yang lain.
Wilayah Pusat Pertumbuhan di
Indonesia
WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA
A, B, C, D
WILAYAH PEMBANGUNAN
I-X
Wilayah Pembangunan Indonesia
1. Wilayah Pembangunan Utama A
Dengan pusat pertumbuhan di Medan meliputi
a. Wilayah pembanguan I meliputi :
Propinsi NAD dan Sumut yang pusatnya di
Medan
b. Wilayah pembangunan II meliputi :
Propinsi Sumatra Barat dan Riau yang
pusatnya di Pekanbaru
2. Wilayah Pembangunan Utama B dengan
pusat pembangunan di Jakarta, meliputi :
a. Wilayah Pembangunan III, meliputi :
propinsi Jambi, Sumsel, Bengkulu yang
pusatnya di Palembang
b. Wilayah Pembangunan IV, meliputi :
propinsi Lampung, DKI, Jabar, Jateng,
dan DIY yang pusatnya di Jakarta
c. Wilayah Pembangunan VI, meliputi :
propinsi Kalbar yang pusatnya di Pontianak
3. Wilayah Pembangunan Utama C, dengan
pusat pembangunan di Surabaya,
meliputi
a. Wilayah Pembangunan V, meliputi :
propinsi Jatim, dan Bali yang pusatnya
di Surabaya
b. Wilayah Pembangunan VII, meliputi :
propinsi Kalteng, Kalsel, Kaltim yang
pusatnya di Samarinda dan Balikpapan
4. Wilayah Pembangunan Utama D dengan pusat
pembangunan di Makasar, meliputi :
a. Wilayah Pembangunan VIII, meliputi :
propinsi NTB, NTT, Sulsel dan Sultengg yang
pusatnya di Makasar
b. Wilayah Pembangunan IX, meliputi : propinsi
Suteng, Sulut yang pusatnya di Menado
c. Wilayah Pembangunan X, meliputi :
Propinsi Maluku dan Papua yang pusatnya di
Sorong
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pusat Pertumbuhan
1. Lokasi
Lokasi sangat menentukan perkembangan
pusat-pusat pertumbuhan wilayah.
Faktor Lokasi terdiri :
a. Site adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi internal suatu wilayah.
misalnya : dataran rendah, tinggi dll.
b. Situasi adalah daya jangkau suatu
wilayah untuk memberikan pelayanan
sosial bagi wilayah-wilayah lain di
sekitarnya.
2. Sumber Daya Alam
3. Sumber Daya Manusia
Kesatuan Wilayah Industri
Zone Industri
Kawasan Industri
Lingkungan Industri
Sentra Industri
Kecil
Teori-teori Pusat Pertumbuhan
1. Teori Tempat Sentral
Teori ini dikemukakan oleh Walter Christaller dan
diperkuat oleh August Losch
Bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan
kepada penduduk adalah dengan menempatkan
aktivitas pada pemukiman yang luasnya meningkat
dan lokasinya terletak pada simpul-simpul
jaringan heksagonal.
Hierarki tempat sentral dengan kawasan
komplementernya dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu
a. Tempat yang sentral berhierarki 3 (K=3)
Merupakan pusat pelayanan berupa
pasar yang senantiasa menyediakan
barang-barang bagi daerah di
sekitarnya, sering disebut sebagai
Pasar Optimal (market optimizing case)
b. Tempat yang sentral berhierarki 4 (K=4)
Disebut situasi lalu lintas optimum
artinya daerah tersebut dan daerah
sekitarnya yang terpengaruh oleh
tempat yang sentral senantiasa
memberikan kemungkinan lalu lintas
yang efisien (traffic optimizing
situation)
c. Tempat yang sentral berhierarki 7 (K=7)
disebut situasi administratif optimum
(administrative optimizing situation)
Pada hierarki ini terlihat adanya
perbedaan yang jelas antara susunan
tempat yang lebih tinggi dan tempat
lebih rendah, antara tempat aktivitas
perniagaan dan pemerintah, serta
tempat-tempat komplementer yang
kedudukan lebih rendah
2. Teori Kutub Pertumbuhan
Teori ini dikemukakan oleh Perroux.
Konsep ini mengambil tempat (kota)
tertentu sebagai pusat pembangunan.
Kota tersebut diharapkan dapat
mempengaruhi perkembangan ke pusat
yang tingkatnya lebih rendah.
Konsep ini dikenal dengan istilah Spend
and tickling down (penjelaran dan
penetasan) dan back wash and
polarization (penarikan dan pemusatan)
Trickle down effect
adalah kegiatan ekonomi yang lebih besar
diharapkan dapat memberikan efek
terhadap kegiatan ekonomi di bawahnya
yang memiliki lingkup yang lebih kecil.
Back wash and polarization
merupakan dampak perkembangan
inti/core yang merugikan daerah
sekitarnya karena akan menyerap sumber
daya di wilayah sekitar, tetapi dalam
jangka panjang akan menguntungkan.
Spread effect adalah penyebaran efek
atau pengaruh dari suatu pusat
pertumbuhan ke daerah di sekitarnya.
Contohnya: Sebelum ada kawasan
Jabodetabek, Jakarta merupakan satu-
satunya wilayah pusat kegiatan.
Pusat (core) merujuk pada daerah
berkembang (perkotaan) atau negara
maju sedangkan pinggiran (periphery)
merujuk pada daerah dengan
perkembangan yang lebih kecil (daerah
rural) atau negara berkembang.
Pemusatan wilayah pertumbuhan
didasarkan atas 3 komponen :
a. Prinsip homogenitas
misalnya wilayah geografik fisik, sosial,
ekonomi dll
b .Konsep hubungan ruang, yaitu wilayah
fungsional yang disebut juga wilayah terpusat
c. Wilayah khusus, misal wilayah terbelakang dan
daerah aliran sungai.
Teori pusat pertumbuhan menyarankan
perlunya investasi dalam sejumlah kecil sektor
sebagai sektor kunci. Hal diharapkan
pembangunan dapat menjalar ke sektor lain
Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
1. Medan
Kegiatan ekonomi pengolahan kelapa
sawit, tembakau, karet, kopi, teh, hasil
hutan, industri mesin, kimia dan tekstil
2. Pekan Baru
Kegiatan ekonomi pengolahan hasil
perkebunan, industri minyak, hasil hutan
dan dekat dengan Singapura
3. Palembang
Kegiatan ekonomi pertambangan batu
bara, minyak bumi, pengolahan hasil
perkebunan, pengilangan minyak dan
industri pupuk.
4. Jakarta
Kegiatan ekonomi industri tektil, mesin,
kimia, makanan, farmasi dll
5. Pontianak
Kegiatan ekonomi pengolahan hasil
perkebunan karet, kepala sawit dan hasil
hutan
6. Surabaya
Kegiatan ekonomi Iindustri kapal, minyak
bumi, tekstil, mesin, kimia, makanan dan
farmasi.
7. Balikpapan dan Samarinda
Kegiatan ekonomi industri pengilangan
minyak, kayu
8. Makasar
Kegiatan ekonomi pusat perdagangan
untuk wilayah Indonesia Timur
9. Menado
Kegiatan ekonomi industri gula, kopi,
kopra, kayu hitam dan pala.
10 Sorong
Kegiatan ekonomi perdagngan, industri
minyak, hasil hutan
Pengaruh Pusat Pertumbuhan
1 . Pengaruh Pusat Pertumbuhan Terhadap
Perkembang Ekonomi
Dlm wilayah pusat pertumbuhan terdapat
berbagai macam kegiatan ekonomi masyarat.
Kegiatan tersebut ditandai oleh munculnya
pusat-pusat perdagangan, industri, perbankan
dan badan-badan usaha lainya.
Adanya perkembangan perekonomian yang
pesat diharapkan dapat mendorong perkembang
ekonomi di wilayah sekitarnya.
2. Pengaruh Pusat Pertumbuhan terhadap
Perubahan Sosial Budaya
Perkembangan yang pesat di wilayah pusat
pertumbuhan berpengaruh terhadap perubahan
sosial budaya masyarakat yang ada di
dalamnya, karena pusat pertumbuhan
merupakan tempat bertemunya berbagai
aktivitas serta kesediaan fasilitas pelayanan
yang memadai.
Perubahan sosial budaya meliputi : Perubahan
sikap, perilaku, pola pikir, mata pencaharian,
penguasaan iptek
Pusat-pusat Pertumbuhan
1. Medan (Sumut)
2. Pekanbaru (Riau)
3. Palembang (Sumsel)
4. Jakarta (Jakarta)
5. Pontianak (Kalbar)
6. Surabaya (Jatim)
7. Balikpapan dan Samarinda (Kaltim)
8. Makasar (Sulsel)
KAWASAN BERIKAT
Selain tiga faktor pokok di atas, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
rangka menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), yakni sebagai berikut:
• Faktor keselarasan aspirasi, ide, atau pendapat terkait pembangunan baik pembangunan nasional maupun
pembangunan daerah;
• Rencana pembangunan dalam jangka waktu yang panjang dengan cakupan nasional; dan
• Rencana tata ruang untuk wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota. Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -
https://brainly.co.id/tugas/14329756#readmore
3. Usaha pemerataan pembangunan,
pertumbuhan, dan juga stabilitas ekonomi.
•
Faktor keselarasan aspirasi, ide, atau pendapat terkait
pembangunan baik pembangunan nasional maupun
pembangunan daerah;
• Daya tampung dan daya dukung dari lingkungan hidup;
• Rencana pembangunan dalam jangka waktu yang
panjang dengan cakupan nasional; dan
Kemudahan Perizinan
Diterapkannya sistem Online Single
Submission (OSS) di KEK untuk
memudahkan pelaku usaha mendapatkan
Nomor Induk Berusaha (NIB) yang dalam
pelaksanaannya dapat dibantu oleh
Administrator KEK
PAJAK
PABEAN
LALULINTAS BARANG
KEIMIGRASIAN
KETENAGA KERJAAN
PERTANAHAN
https://www.youtube.com/watch?
v=562Cx6msoRk ( KEK)
https://www.youtube.com/watch?
v=m4H5gBxptdM
https://www.youtube.com/watch?
v=M7XeCBGb_vU (pusat pertumbuhan)
http://indonesiabaik.id/infografis/kawasan-
ekonomi-khusus-berkembang-pesat-
berperan-tingkatkan-perekonomian