Anda di halaman 1dari 23

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

Pulau Kecil

UPAYA-UPAYA PELESTARIAN SUMBER


DAYA PESISIR DAN PULAU KECIL
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
KELOMPOK 6
SRI ASTUTI DEWI (2015-74-044)
MUHAMMAD HAFIDZ BUAMONA (2015-74-048)
FIRGIAWAN I. NINGKEULA (2015-74-049)
CANNAVARO V. R. PATTIASINA (2015-74-050)
DANDY SOHILAIT (2015-74-051)
HANDRY PATTIASINA (2015-74-052)
JERRY SAMLOY (2015-74-053)
BAB 1 PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau
17.504 pulau yang termasuk ke dalam wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia menurut Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman, di mana 16.056 pulau telah dibakukan namanya di PBB hingga Juli 2017.
Populasi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir mencapai 161 juta jiwa atau 60% dari

LATAR BELAKANG
250 juta penduduk Indonesia. Pusat perkembangan ekonomi juga berkembang di
kawasan pesisir. Sayangnya, tingkat pendidikan dan kesejahteraan populasi penduduk
Indonesia yang tinggal di pesisir dan pulau kecil merupakan yang terendah.
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia mempunyai sumber daya
hayati yang tinggi. Kontribusi sumberdaya hayati pesisir saat ini terbanyak untuk
memenuhi kebutuhan protein masyarakat dari perikanan pesisir dan laut. Kebijakan
pengembangan ekonomi padat karya dan berbasis bahan baku serta ekstraktif,
menimbulkan kerusakan kawasan pesisir dan pulau kecil akibat kegiatan penambangan
mineral, bahan baku konstruksi, reklamasi untuk infrastruktur baru, budidaya perikanan
pesisir dan lain-lain. Kegiatan ini sangat mengancam kelestarian dan daya dukung hutan
pesisir mangrove, terumbu karang, serta pulau pulau kecil yang merupakan sumber
kehidupan masyarakat pesisir sejak lama.
Oleh karena itu Keberadaan masyarakat adat di wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil terluar memiliki peranan penting untuk pengelolaan kawasan perairan di seluruh
Indonesia. Kehadiran mereka, bisa membantu pengelolaan menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi masyarakat dan juga ekologi pesisir.
RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
MASALAH PENULISAN PENULISAN

Bagaimana upaya-upaya pelestarian • Bagi penulis


sumber daya pesisir dan pulau kecil Menambah wawasan penulis
berbasis kearifan lokal ? mengenai upaya-upaya pelestarian
sumber daya pesisir dan pulau
kecil berbasis kearifan lokal
Mengetahui upaya-upaya apa saja untuk
pelestarian sumber daya pesisir dan pulau • Bagi penulis berikutnya
kecil berbasis kearifan lokal Menjadi bahan acuan dan
pedoman untuk penulisan atau
dapat dikembangkan
UU NO.27 TAHUN 2007 TENTANG
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL
Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 Tahun
Masyarakat Adat adalah kelompok 2002 Tentang Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-
Masyarakat Pesisir yang secara turun-
Pulau Kecil, memberi batasan mengenai wilayah pesisir sebagai berikut
temurun bermukim di wilayah geografis
tertentu karena adanya ikatan pada asal- • Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut :
usul leluhur, adanya hubungan yang kuat kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering
dengan Sumber Daya Pesisir dan Pulau- maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut
Pulau Kecil, serta adanya sistem nilai yang seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin ;
menentukan pranata ekonomi, politik, sedangkan kearah laut mencakup bagian laut yang masih
sosial, dan hukum. dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti
Pasal 61 sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena
(1)Pemerintah mengakui, menghormati, dan kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
melindungi hak-hak Masyarakat Adat, pencemaran.
Masyarakat Tradisional, dan Kearifan Lokal
atas Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil • Batasan di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat garis batas
yang telah dimanfaatkan secara turun nyata wilayah pesisir. Batas tersebut hanyalah garis khayal yang
temurun. letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat. Di tempat
(2)Pengakuan hak-hak Masyarakat Adat, yang landai garis batas ini dapat berada jauh dari garis pantai, dan
Masyarakat Tradisional, dan Kearifan Lokal sebaliknya untuk wilayah pantai yang terjal.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menurut Dahuri (2001) wilayah pesisir : “Sampai sekarang belum ada
dijadikan acuan dalam Pengelolaan Wilayah definisi wilayah pesisir yang baku. Namun demikian, kesepakatan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan
berkelanjutan.
antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (coastal),
maka suatu wilayah pesisir memiliki dua macam batas (boundaries),
yaitu batas yang sejajar garis pantai (longshore) dan batas yang tegak
BAB 2 TINAJUAN lurus terhadap garis pantai (cross-shore) (Dahuri, 2001 : 6)”

PUSTAKA
PEMBAHASAN

Upaya
Permasalahan Potensi Di Pelestarian
Pengelolaan Pulau Pulau Berbasis
Pulau-Pulau Kecil Kearifan Lokal
Kecil

BAB 3
PERMASALAHAN PENGELOLAAN
PULAU-PULAU KECIL
• Belum Jelasnya Definisi Operasional Pulau-pulau Kecil
Definisi pulau-pulau kecil di Indonesia saat ini masih mengacu
pada definisi internasional yang pendekatannya pada negara
benua, sehingga apabila diterapkan di Indonesia yang
notabene merupakan negara kepulauan menjadi tidak
operasional karena pulau-pulau di Indonesia luasannya sangat
kecil bila dibandingkan dengan pulau-pulau yang berada di
negara benua.
• Disparitas Perkembangan Sosial Ekonomi
Letak dan posisi geografis pulau-pulau kecil yang sedemikian
rupa menyebabkan timbulnya disparitas perkembangan sosial
ekonomi dan persebaran penduduk antara pulau-pulau besar
yang menjadi pusat pertumbuhan wilayah dengan pulau-pulau
kecil di sekitarnya.
• Konflik Kepentingan
Pengelolaan pulau-pulau kecil akan berdampak
pada lingkungan, baik positif maupun negatif
sehingga harus diupayakan agar dampak negatif
dapat diminimalkan dengan mengikuti pedoman-
pedoman dan peraturan-peraturan yang dibuat.
• Degradasi Lingkungan
Pemanfaatan sumberdaya yang berlebih dan tidak
ramah lingkungan yang disebabkan oleh lemahnya
penegakan hukum, belum adanya kebijakan yang
terintegrasi lintas sektor di pusat dan daerah serta
rendahnya kesejahteraan masyarakat telah
berdampak pada meningkatnya kerusakan
lingkungan hidup.
POTENSI YANG ADA DI
PULAU-PULAU KECIL
Potensi Sumberdaya Hayati Pulau-pulau Kecil

TERUMBU KARANG

Ekosistem terumbu karang banyak


menyumbangkan berbagai biota laut
dan bersama menyediakan makanan
dan menjadi tempat berpijah bagi
berbagai jenis biota laut yang bernilai
ekonomi tinggi.

Hutan Mangrove

Hutan mangrove mempunyai fungsi


ekologis sebagai penyedia nutrien
bagi biota laut, tempat pemijahan,
penahan abrasi, amukan angin
topan dan tsunami.
Secara ekologis, pulau-pulau kecil di daerah tropis
dan sub-tropis berasosiasi dengan terumbu karang.
Dengan demikian di kawasan ini memiliki spesies-
spesies yang menggunakan karang sebagai
habitatnya.
Sumber Daya Perikanan
UPAYA PELESTARIAN
SUMBER DAYA PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Upaya-Upaya
Pelestarian Sumber
Daya Pesisir dan Pulau
Kecil Berbasis Kearifan
Lokal
• Pengertian Upaya Pelestarian Pesisir dan
Pulau Kecil
• Pengertian Kearifan Lokal
• Konsep Kearifan Lokal di Indonesia
• Konsep Upaya Pelestarian Sumber Daya
Pesisir dan Pulau Kecil Berbasis Kearifan
Lokal
Pengertian Upaya Pelestarian Sumber Daya Pesisir
dan Pulau Kecil
Konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau adalah
upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta
ekosistemnya untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan dan kesinambungan sumber daya
pesisir dan pulau-pulau kecil dengan memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan
keberagamannya. Satu kawasan konservasi
diselenggarakan untuk melindungi sumber daya
ikan, tempat persinggahan dan/atau alur migrasi
biota laut lain dan wilayah yang diatur oleh adat
tertentu (misalnya sasi) , ekosistem pesisir yang
unik dan/atau rentan terhadap perubahan.
Kearifan Lokal

Kearifan lokal (local wisdom) merupakan bagian


dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Kearifan
lokal biasanya diwariskan secara turun-temurun
dari suatu generasi ke generasi dari cerita mulut ke
mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat,
pribahasa, lagu dan permainan rakyat. Kearifan
lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan
oleh masyarakat lokal tertentu melalui
pengumpulan atau kumpulan pengalaman dalam
mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman
terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
Konsepsi Kearifan Lokal di
Indonesia
Secara konsepsional kearifan lokal yang
berkembang di Indonesia atau yang lebih
dikenal dengan Hak Ulayat Laut (HUL)
merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris, Sea Tenure. Seorang pakar
kelautan, Laundsgaarde menyebutkan
bahwa istilah Sea Tenure mengacu
kepada seperangkat hak dan kewajiban
timbal balik yang muncul dalam
hubungannya dengan kepemilikan
wilayah laut. Selanjutnya Sudo (1983)
mengatakan bahwa, Sea Tenure
merupakan suatu sistem, dimana
beberapa orang atau kelompok sosial
memanfaatkan wilayah laut, mengatur
tingkat eksploitasinya termasuk
melindunginya dari eksploitasi yang
berlebihan (over exploitation).
Konsep Upaya-Upaya Pelestarian Sumber Daya Pesisir
dan Pulau Kecil Berbasis Kearifan Lokal
• Sasi
Salah satu upaya pelestarian sumber daya pesisir dan pulau
kecil berbasis kearifan lokal adalah sasi. Sasi merupakan tradisi
masyarakat Negeri di Maluku untuk menjaga hasil-hasil
potensi tertentu. Bila sasi dilakukan, maka masyarakat
dilarang untuk memetik buah-buah tertentu didarat dan
mengambil hasil tertentu dari laut selama jangka waktu yang
ditetapkan oleh pemerintah desa (Frank L. Cooley, 1987).
Peranan sasi memungkinkan sumber daya alam untuk terus
menerus tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain, sumber
daya alam hayati dan nabati perlu dilestarikan dalam suatu
periode tertentu untuk memulihkan pertumbuhan dan
perkembangan demi tercapainya hasil yang memuaskan (W.
Pattanama & M. Patipelony, 2003).
Segala pemeliharaan sumber daya alam diawasi
oleh lembaga-lembaga adat seperti Raja, Kepala
Soa, Saniri, Kewang dan Marinyo. Namun lebih
berperan dalam pemeliharaan sumber daya
alam ini adalah Kewang dan anak-anak Kewang
yang berfungsi sebagai polisi hutan. Kewang
memegang peranan yang penting karena
merupakan salah satu unsur pemerintahan yang
bertugas untuk menjaga lingkungan baik didarat
maupun dilaut dari tangan orang-orang yang
tidak bertanggung jawab (Lakolo, 1988).
Jenis-jenis Sasi
Jenis-jenis sasi yang berlaku di Maluku, antara lain:
1. Sasi umum, adalah sasi yang diterapkan oleh seluruh warga desa.
Sasi umum terbagi atas 2, yaitu:
a. Sasi Air, terdiri dari:
1) Sasi Laut
2) Sasi Sungai/Kali
b. Sasi Darat, terdiri dari:
1) Sasi Hutan
2) Sasi Binatang
2. Sasi Pribadi
3. Sasi Agama
4. Sasi Negeri/Kampung
5. Sasi Babalrang
PENUTUP

Kesimpulan Saran
• Kesimpulan
Upaya-upaya pelestarian sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil berbasis kearifan lokal sangat
penting dalam proses penjagaan, pemeliharaan,
pelestarian sumber daya yang terdapat pada daerah
pesisir dan pulau-pulaukecil yang diharapkan
kedepannya potensi ini masih dapat dimanfaatkan
atau dirasakan oleh anak cucu kita, maka
masyarakat sangat berperan penting dalam proses
ini baik sebagai masyarakat adat ataupun bukan.
• Saran
Adat yang telah lama ada dan hidup bersama
dengan masyarakat Maluku harus tetap dilestarikan
demi terjaganya ekosistem laut dan sekitarnya.
SEKIAN & TERIMA KASIH
KELOMPOK 6

Anda mungkin juga menyukai