Anda di halaman 1dari 40

RENCANA ZONASI WILAYAH

PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL


(RZWP-3-K)

Oleh:
Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng
Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Hp. 087775900246

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

POTENSI SUMBER DAYA DAN ANCAMAN BENCANA Memiliki 17,480 pulau dan
95.181 km panjang garis
DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL pantai
Wilayah Pesisir Provinsi
Wilayah Pesisir Kab/Kotai

Produktivitas hayati tinggi


dengan keanekaragaman
hayati laut tropis terkaya di
dunia
Pusat kegiatan rekreasi,
transportasi, industri,
permukiman, pelabuhan,
bisnis, jasa lingkungan dll.
Kontribusi ekonomi sektor
kelautan dan perikanan
pada GDP : sebesar 24,5%
dari total GDP nasional,
hanya + 2,5% berasal dari
komoditas perikanan
55% produksi perikanan berasal
dari wilayah pesisir
Wilayah pesisir Indonesia
mengandung sekitar 2.500
spesies moluska, 2.000 spesies
krustase, 6 spesie penyu, 30
spesies mamalia laut, dan lebih
dari 2.000 spesies ikan. Luas
terumbu karang mencapai 32.935
km2 (sekitar 16,5% dari luas
terumbu dunia), dan terdiri atas
70 genus dan lebih dari 500
spesies karang.
Rentan terhadap perubahan
lingkungan dan ancaman
bencana
Konflik Pemanfaatan Ruang
Ilegal Fishing dan merusak

LANDASAN KEBIJAKAN
PERENCANAAN SPASIAL
RTRWN

PERENCANAAN NON
SPASIAL
RPJP (20 tahun)

UU 26/2007

RTRWP

RPJM (5 tahun)

RTRWK
RTRPulau/ Kepulauan
RTR Strategis nasional

RKPD

UU 25/2004

(20 tahun)

UU 24/2007
PB
UU32/2004
OTODA

RTR Kota

RZWP-3-K

RDTR

RSWP-3-K
PROVINSI
KAB/KOTA

PERIJINAN

UU 27/2007 jo UU 1/2014
PWP-PPK

RPWP-3-K
UU SEKTORAL
UU 32/2009

RAPWP-3-K

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Subandono

UU 26/2007

TENTANG PENATAAN

RUANG

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang


darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
Pasal 1
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan
hidupnya.
Penataan
ruang
wilayah nasional meliputi
Pasal 6 (3) ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah
kedaulatan nasional yang mencakup ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.
Penataan ruang wilayah provinsi dan
Pasal 6 (4) kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 6 Ruang laut dan ruang udara


pengelolaannya diatur dengan
(5)
undang-undang tersendiri

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Subandono

Lanjutan..
Struktur Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(UU No. 27/2007 Jo UU No. 1/2014)

PERENCANAAN

PASAL 14 AYAT
(1) dan (2) UU 1/
2014
Usulan
dilakukan
oleh Pemda,
Masyarakat,
dan Dunia
Usaha
Mekanisme:
penyusunan
melibatkan
masyarakat

Selaras,
serasi, dan
seimabng
dg RTRW

PEMANFAATAN

PENGAWASAN

PENGENDALIAN

Patroli
dan
Penyidikan

Akreditasi
Program
PWP3K

PS. 16 s.d. 22C


UU 1/ 2014

RSWP3K
(20 THN)
RZWP3K
(20 THN)
RPWP3K
(5 THN)
RAPWP3K
(1-3 THN)
PASAL 7 AYAT (3)
Wajib disusun Pemda

IZIN LOKASI
IZIN
PENGELOLAAN
Pemanfaatan PPK
dan Perairan dsk.
(tmsk orang asing)

Konservasi
Rehabilitasi
Reklamasi

RZWP3K Provinsi dan RZWP3K Kabupaten/Kota menjadi


dasar pemberian Izin Lokasi kegiatan di perairan pesisir

Substansi UU No. 1 Tahun 2014


Pasal 16
1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari
sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian pulaupulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi.
2) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
dasar pemberian Izin Pengelolaan

Mekanism
e Sistem
Perizinan
(Lokasi &
Pengelola
an)

Pasal 17
1) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
diberikan berdasarkan rencana zonasi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil.
2) Pemberian Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib mempertimbangkan kelestarian Ekosistem pesisir dan
pulau-pulau kecil, Masyarakat, nelayan tradisional, kepentingan
nasional, dan hak lintas damai bagi kapal asing.
3) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dalam luasan dan waktu tertentu.
4) Izin Lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan
konservasi, alur laut, kawasan pelabuhan, dan pantai umum.

... Pasal 19

Substansi UU No. 1 Tahun 2014


... lanjutan
Pasal 19
1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan
perairan pulau-pulau kecil untuk kegiatan:
a. produksi garam;
b. biofarmakologi laut;
c. bioteknologi laut;
d. pemanfaatan air laut selain energi;
e. wisata bahari;
f. pemasangan pipa dan kabel bawah laut; dan/atau
g. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam,
wajib memiliki Izin Pengelolaan.
2) Izin Pengelolaan untuk kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Dalam hal terdapat kegiatan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan
perairan pulau-pulau kecil yang belum diatur berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

SISTEM PERIZINAN DI DARAT


Berdasarkan PP No.15/2010 tentang PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG (turunan UU 26/2007)

RTRWN
RTRW
PROV
RTRW KAB /
KOTA

IJIN PRINSIP

IZIN LOKASI
(Di Darat)

3
4
5

IZIN PENGGUNAAN /
PEMANFAATAN
TANAH

SISTEM PERIZINAN DI LAUT


WILAYAH PERAIRAN PESISIR
(Perubahan UU 27/2007 Jo UU 1/2014)

LEX SPECIALIS UU 26/2007


Ps. 6 ayat (5) Ruang laut dan ruang udara,
pengelolaannya diatur dengan undang-undang
tersendirii
RZ RINCI ZONA

RENCANA DETAIL
TATA RUANG
KAWASAN

Blok-blok
Peruntukan
Ruang

PERDA KAB / KOTA


PERATURAN ZONASI
SISTEM KAB / KOTA

PERATURAN
PEMANFAATAN
RUANG

RZWP3K PROV

(>4 MIL & <12 MIL)

RZWP3K
KAB/KOTA
(1/3 KAW PROV )

IZIN LOKASI
(Di Perairan Laut dan sebagian PPK)

IZIN PENGELOLAAN

IMB
IZIN LAIN SESUAI
PERATURAN PERUNDANG2AN

IZIN LAIN SESUAI


PERATURAN PERUNDANG2AN

RZWP3K

IJIN LOKASI

IJIN
PENGELOLAAN
Prod.Garam

Biofarmakologi
Bioteknologi
Pemanf.Air
Laut
selain energi
Wisata Bahari
Pipa/Kabel
Bwh
Laut
Pengangkatan
UU No.27/2007
BMKTJo
UU No.1/2014

IJIN LOKASI
(Perpres
No.122/2012
- Reklamasi)

IJIN
PELAKSANAAN
REKLAMASI
Perpres
No.122/2012

IJIN LOLKASI
(Pemanfaata
n PPK dan
Pemanfaatan
PPK untuk
PMA)
(UU
No.1/2014)
UU No.27/2007
Jo
UU No.1/2014

IJIN LOKASI
IJIN LOKASI
Pemanfaatan
PPKT

PP No.62/2010
Ps.4 ayat 1

IJIN2 SEKTOR

Pertambangn
Perikanan
Budidaya
Dll

IJIN
PEMANFAATAN
KAWASAN
KONSERVASI
PERAIRAN
(PP
No.60/2007)

PP No.60/2007

UU No.27/2007
Jo
UU No.1/2014

FUNGSI RZWP3K
DALAM PEMBERIAN IJIN PEMANFAATAN RUANG DI
WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Pasal 14

RZWP3K Provinsi
atau
Kabupaten/Kota
pada daerah
yang
bersebelahan
wajib
diserasikan,
diselaraskan dan
diseimbangkan

Penyerasian,
penyelarasan
dan
penyeimbangan
dilakukan oleh :
Menteri, untuk
provinsi yang
bersebelahan;
atau
Gubernur, untuk
kabupaten/kota
yang bersebelahan
atau berhadapan

Tujuan penyelarasan, penyerasian dan penyeimbangan


antara RZWP3K dengan RTRW adalah untuk mereview
dan membandingkan draft dokumen antara RZWP3K
dengan rencana lain yang telah disahkan dan untuk
merevisi draft dokumen antara RZWP-3-K tersebut,
sehingga konsisten dengan rencana-rencana dan
program-program yang bersesuaian yang telah
disahkan.

Penyelarasan, penyerasian dan penyeimbangan tersebut


dilakukan dengan:

1.Menyelaraskan/ mengadopsi pola ruang dan struktur ruang


daratan pesisir RTRW ke dalam RZWP-3-K
2.Menyerasikan alokasi ruang perairan pesisir dan pulau-pulau kecil
dalam RZWP-3-K yang bersinggungan dengan pola ruang dalam
RTRW
3.Menyeimbangkan/memadukan rencana Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan ke dalam alokasi ruang perairan
pesisir dalam RZWP-3-K.

Wilayah Perencanaan RZWP3K


Provinsi

Wilayah pesisir
sampai dengan
perairan pesisir
dan pulau-pulau
kecil yang menjadi
kewenangan
kabupaten/kota;
dan

Pasal 16

Wilayah perairan
pesisir dan pulau-pulau
kecil yang menjadi
kewenangan provinsi.

Kawasan
Pemanfaatan
Umum
1. Pariwisata
2. Pemukiman
3. Pelabuhan
4. Pertanian
5. Hutan
6. Pertambangan
7. Perikanan Tangkap
8. Perikanan Budidaya
9. Industri
10.Fasilitas Umum
11.Pemanfaatan Air Laut selain
energi
12.Pemanfaatan lainnya sesuai
dengan karakteristik
biogeofisik lingkungannya
1.Pengelolaan batas-batas
maritim kedaulatan negara
2.Pertahanan dan keamanan
negara
3.Pengelolaan situs warisan
dunia
4.Kesejahteraan Masyarakat
5.Pelestarian lingkungan
Kawasan

strategis
Nasional
Tertentu

Kawasan
Konservasi
1.Kawasan Konservasi Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil
(KKP3K)
2.Kawasan Konservasi Maritim
(KKM)
3.Kawasan Konservasi
Perairan (KKP)
4.Sempadan Pantai

Alokasi
Ruang

(Pasal 16)
1.Alur Pelayaran
2.Pipa/Kabel bawah laut
3.Migrasi biota laut

Alur Laut

Jo UU 1/2014

ILUSTRASI RZWP-3-K KABUPATEN/KOTA


Darat Mengikuti
RTRW

Keterpaduan :
1. Antar sektor
2. Antar Stakeholder
3. Antar ekosistem
darat dan laut
4. Antar wilayah
5. Antar scince dan
managemen

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesi
dan Pulau-pulau Kecil

RZWP3K KABUPATEN/KOTA

Pasal 17

RZWP-3-K kabupaten/kota
merupakan arahan pengalokasian
ruang wilayah perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil dalam rencana
Kawasan Pemanfaatan Umum,
Kawasan Konservasi, Kawasan
Strategis Nasional Tertentu, dan
Alur Laut yang dapat dirinci ke
dalam zona dan sub zona atau
pemanfaatannya.

ILUSTRASI RZWP3K PROVINSI


Perikanan
Tangkap

Perikanan Tangkap

Laut

Pertambangan

Perikanan
Tangkap

KPU

KPU

KPU

Darat
Mengikuti RTRW
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Keci lDirektorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

ILUSTRASI RZWP3K KABUPATEN/KOTA


Pertambangan

Perikanan
Tangkap
KNST
Perikanan
Budidaya

Laut

Pemukim
an/Indust
ri

Garis
Pantai

Pariwis
ata

KKP
Darat
Mengikuti RTRW
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Direktorat TRLP3K

DIMENSI KETERPADUAN DALAM


PENGELOLAAN WP3K
Keterpadua
n Lintas
Sektor baik
vertikal
maupun
horisontal

Keterpad
uan
Ekosiste
m darat
dan laut

PENGELOLAAN

WP3K
TERPADU
Keterpadua
n Science
dan
manajemen

Keterpad
uan
wilayah
Keterpad
uan
stakehol
der

Subandono

DATA DAN INFORMASI


SKENARIO
INFORMASI
PENGAMBIL
KEPUTUSAN

MODEL,
SIMULASI

PENGAM
BILAN KEPUTUSAN

PEREKAYASA
ILMUWAN

KOMUNIKASI,
PERENCANAAN

PENGUKURAN
PENGELOLAAN

Good
Good Data
Data

Good
Good Map,
Map,
Good
Good Plan,
Plan,

PENGELOLA DATA
ANALIS D & I
SURVEYOR DLL

DATABASE INFORMASI

Good
Good

Investment
Investment
23

Kawasan Pemanfaatan Umum dibagi


dalam Zona dan Sub Zona

Pasal 17

PARIWISATA
1. Wisata selam;
2. Wisata
snorkeling;
3. Wisata jet ski
dan banana
boat;
4. Wisata pantai;
dan/atau
5. Olahraga
pantai dan
berjemur.

PERMUKIMAN
1. Permukiman
nelayan;
dan/atau
2. Permukiman
non nelayan.

PELABUHAN
1. Daerah
Lingkungan
Kerja (DLKr)
dan Daerah
Lingkungan
Kepentingan
(DLKp);
dan/atau
2. Wilayah Kerja
dan Wilayah
Pengoperasia
n Pelabuhan
Perikanan

PERTANIAN
1. Pertanian
lahan basah;
2. Pertanian
lahan kering;
dan/atau
3. Hortikultura.

HUTAN
1. Hutan
produksi
terbatas;
2. Hutan
produksi
tetap;
dan/atau
3. Hutan
produksi yang
dapat
dikonversi.

PERTAMBANGAN
1. Mineral;
2. Pasir laut
(galian C);
3. Minyak bumi;
4. Gas
bumi;dan/atau
5. Panas bumi.

PERIKANAN
BUDIDAYA
1. Budidaya laut;
2. Budidaya air
payau;
dan/atau
3. Budidaya air
tawar.

PERIKANAN
TANGKAP
1. Pelagis;
dan/atau
2. Demersal.

INDUSTRI
1. Industri
pengolahan
ikan;
2. Industri
maritim;
3. Industri
manufaktur;
4. Industri
minyak dan
gas bumi;
5. Industri
garam;
6. Industri
biofarmakolog

FASILITAS UMUM
1. Pendidikan;
2. Olahraga;
3. Keagamaan;
4. Kesenian;
dan/atau
5. Kesehatan.

Perubahan terhadap penjabaran


zona dan sub zona pada Kawasan
Pemanfaatan Umum ditetapkan
dengan Keputusan Direktur
Jenderal

Pasal 18
Penyusunan RZWP-3-K di pulaupulau kecil dilakukan
menggunakan sistem klaster
dengan mempertimbangkan
keterkaitan ekologi, ekosistem,
dan sosial budaya.
Pasal 20
1)RZWP-3-K kabupaten/kota memuat
peraturan pemanfaatan ruang.
2)Peraturan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berisi ketentuan
persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya yang disusun
untuk setiap zona peruntukan dalam RZWP-

Tingkat Ketelitian Peta

Pasal 19

RZWP-3-K
provinsi

Peta dengan tingkat


ketelitian peta skala
minimal 1: 250.000

RZWP-3-K
Kabupaten

Peta dengan tingkat


ketelitian peta skala
minimal 1 : 50.000

RZWP-3-K kota

Peta dengan tingkat


ketelitian peta skala
minimal 1 : 25.000

Tahapan dan Proses/Output Penyusunan RZWP-3-K Kabupaten/Kota

Penyusunan dokumen RZWP-3-K dilakukan oleh lembaga yang


mengoordinasikan penataan ruang di daerah
Dalam penyusunan dokumen RZWP-3-K lembaga yang
mengoordinasikan penataan ruang di daerah mempunyai tugas:
Melakukan pengumpulan data
sekunder yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

terestrial;
bathimetri;
geologi dan geomorfologi;
oseanografi;
ekosistem pesisir dan sumber
daya ikan (jenis dan
kelimpahan ikan);
6. penggunaan lahan dan status
lahan;
7. pemanfaatan wilayah laut
yang telah ada;
8. sumber daya air;
9. infrastruktur;
10.sosial dan budaya;
11.ekonomi wilayah; dan
12.risiko bencana dan

Melakukan survei lapangan,


apabila data sekunder belum
memenuhi persyaratan:
1. Kualitas, yang meliputi:
a. skala;
b. akurasi geometri
c. kedetailan data;
d. kedalaman data;
e. kemutakhiran data; dan
f. kelengkapan atribut.
2. Kuantitas, berupa
kelengkapan data sekunder.

Pasal 22

Pasal 23

Dokumen Final RZWP-3-K sekurangkurangnya memuat :


a.Pendahuluan yang memuat dasar hukum
penyusunan RZWP-3-K, profil wilayah, isuisu strategis, dan peta wilayah
perencanaan;
b.Tujuan, kebijakan, dan strategi;
c. Deskripsi Potensi dan Pemanfaatan
Sumberdaya WP3K;
d.Rencana alokasi ruang;
e.Peraturan pemanfaatan ruang, apabila
akan diatur;
f. Indikasi program RZWP-3-K; dan
g.Lampiran dokumen RZWP-3-K dalam

Mekanisme Pemberian Tanggapan


dan/atau Saran

Pasal 26

MEKANISME PENETAPAN PERDA


RTRW DAN RZWP3K
KABUPATEN/KOTA

Dokumen Final
RTRW
(disampaikan
Bup/Walikota
ke Gub dan Gub
ke MEN PU)

BKPRD

PMDN No.50/2009
perlu disesuaikan

Leading Sector MEN PU


PU
+BKPRN
Persetujuan
Substansi

MEN KP

Leading Sector
KKP
+BKPRN
Pemberian
Tanggapan/Saran

Alternatif II

Dokumen fINAL
RTRW

EMENDAGRI

Dokumen fINAL
RZWP3K
(Disampaikan
Gub atau
Bup/Walikota
ke MKP

Dokumen fINAL
RZWP3K

Alternatif I

Alternatif I

PERDA
RTRW
PMDN No.28/2008
PMDN No.47/2012

PERDA
RTRW DAN
RZWP3K
Perlu
disesuaikan

PERDA
RZWP3K
Penyusunan PMDN
untuk meknisme
penetapan PERDA
RZWP3K

EMENDAGRI

Proses

Proses
14 Langkah

URGENSI PERAN PUSAT (BKPRN)


DALAM MEKANISME PEMBERIAN TANGGAPAN
DAN/ATAUSARAN

1. UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014
Pasal 11 ayat (2):

Penyusunan RZWP3K sbgmn dimaksud

pada ayat (1) diwajibkan mengikuti dan memadukan rencana


Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan
Kawasan, Zona, dan/atau Alur Laut

yang telah ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


2. Perlunya sinkronisasi/penyelarasan dengan
kebijakan/program/proyek yang terkait dengan kepentingan
nasional strategis.

AKTIVITAS AKSELERASI RZWP-3-K


PENYEDIAAN DIS

8
DUKUNGAN BKPRN

PEMBERIAN SARAN

7
Penataan Ruang
LP3K

RAKOR

2 SOSIALISASI
3

4
ASISTENSI

NSPK

BIMTEK

TUGAS BERSAMA MEWUJUDKANNYA


Tugas bersama semua stakeholder kelautan
Butuh peran semua pihak:
1. Pemerintah : menyiapkan dukungan kebijakan,
pedampingan, dan bimbingan
2. Pemda:
. memastikan pelaksanaan, penganggaran, dan
koordinasi di lapangan.
. Diperlukan peran aktif Pokja/BKPRD dalam
menyusun RZWP-3-K
. Diperlukan penguatan kelembagaan BKPRD
dengan melibatkan Dinas Kelautan dan
Perikanan sebagai anggota BKPRD
3. Legislatif: memastikan dukungan legislasi dan
pendanaan kegiatan

N
O

LOKASI

PERD
A

PROS
ES

Provinsi Kepulauan
Riau

Provinsi Jawa Barat

Provinsi DIY

Provinsi Jawa
Tengah

Provinsi Jawa Timur

Provinsi Bali

Provinsi Nusa
Tenggara Barat

Provinsi Kalimantan
Barat

Provinsi Sulawesi
Selatan

10 Provinsi Sulawesi
Utara

11 Provinsi Banten

BELU
M

V
V

KETERANGAN

N
O

LOKASI

PERD
A

PROS
ES

16 Kabupaten
Sukabumi

17 Kabupaten
Kulonprogo

18 Kabupaten Sleman
19 Kabupaten Demak

20 Kabupaten
Pekalongan

21 Kabupaten Batang

22 Kabupaten Gresik

23 Kabupaten Blitar
24 Kabupaten
Bangkalan

25 Kabupaten Pacitan

26 Kabupaten
Pasuruan

27 Kabupaten
Klungkung

BELUM

KETERANGAN

N
O

LOKASI

PERDA

PROSE
S

31 Kabupaten Lombok
Tengah

32 Kabupaten
Pontianak

33 Kabupaten Kubu
Raya

34 Kabupaten Sinjai

35 Kabupaten
Bolaang
Mongondow

36 Kabupaten
Tangerang

37 Kabupaten Cilegon

38 Kabupaten
Pandeglang

39 Kota Cirebon

40 Kota Pekalongan
41 Kota Makassar

V
V

BELUM

KETERANGAN

DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN DARI STAF


Tanggung Jawab. Mengenal, mengerti,
menghayati dan melaksanakan tugas
dengan baik. Pekerjaan diselesaikan
tanpa ditunda.
Disiplin, bekerja tepat waktu.
Kedisiplinan tumbuh dari semangat
penuh gairah dan kesadaran bukan
keterpasaan Disiplin tanpa teriakan
Berusaha dan bertindak untuk mencapai
yang lebih baik
Berbuat yang bermanfaat untuk
organisasi dan masyarakat
Belajar dan berlatih pada setiap
kesempatan
Kooperatif, Suka bekerja sama

EDibutuhkan
TOS KERJA 8 etos kerja
1. Kerja adalah rahmat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

:
(aku bekerja penuh

syukur)
Kerja adalah amanah (aku bekerja penuh
tanggung jawab)
Kerja adalah panggilan (aku bekerja penuh
integritas)
Kerja adalah aktualisasi (aku bekerja keras
penuh semangat)
Kerja adalah ibadah (aku bekerja serius
penuh kecintaan)
Kerja adalah seni (aku bekerja cerdas
penuh kreatifitas)
Kerja adalah kehormatan (aku bekerja
tekun penuh keunggulan)
Kerja adalah pelayanan (aku bekerja
sempurna penuh kerendahan hati)

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai