Yuswandi A.T.
Bogor, 6 April 2023
1. Konsep Pedoman Penyusunan RA-KKMD
1) Pendahuluan
2) Sistematika Penyusunan Pedoman RA-KKMD
Materi Diskusi
3) Materi Pedoman RA-KKMD
2. Lessons Learned--Tugas dan Fungsi: Acuan
Penyusunan Program, Kegiatan, dan Rencana
Aksi KKMD
1 Konsep Pedoman Penyusunan RA-KKMD
1 Pendahuluan
Pedoman Penyusunan RA-KKMD merupakan salah satu acuan KKMD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya,
yang akan dikoordinasikan bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/kota/Desa, swasta/pelaku usaha
dan masyarakat dalam menyukseskan agenda perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di masing-masing provinsi.
Tujuan Diskusi:
Diskusi Pedoman Penyusunan RA-KKMD ini sebagai rangkaian kegiatan perumusan panduan penyusunan rencana aksi
yang dapat membantu KKMD dalam melaksanakan program kegiatan perlindungan dan pengelolaan ekosistem
mangrove di daerah.
2 Sistematika Penyusunan Pedoman
Bagian ini akan menguraikan latar belakang, tujuan dari penyusunan Pedoman RA-KKMD, ruang lingkup Pedoman RA-KKMD, serta dasar
hukum yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove sebagai acuan KKMD dalam penyusunan rencana aksi dan
implementasinya.
B Substansi dan Struktur RA-KKMD 2. Struktur RA-KKMD Penyusunan RA-KKMD akan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok bahasan
yang berisi elemen-elemen substansi inti RA-KKMD
Bagian UMUM Bagian ini akan menguraikan latar belakang, tujuan dari penyusunan RA-KKMD, keluaran yang diharapkan, dasar hukum yang terkait dengan perlindungan
Pertama dan pengelolaan ekosistem mangrove sebagai acuan bagi KKMD untuk melaksanakannya, serta diikuti kerangka waktu penyusunannya.
Bagian PROFIL DAERAH DAN Bagian ini akan menjelaskan profil dan karakteristik umum daerah, kebijakan dan rencana strategis, program prioritas daerah dalam perlindungan
Kedua PERMASALAHAN TERKAIT dan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah, termasuk permasalahan (potensi) yang akan dihadapi.
EKOSISTEM MANGROVE
Bagian PEMBAGIAN URUSAN Bagian ini akan menjelaskan secara ringkas:
Ketiga PENYELENGGARAAN ● Pembagian Urusan pemerintahan baik sektoral maupun kewilayahan administratif sebagai bahan masukan untuk menentukan ruang lingkup
PEMERINTAHAN DAN RUANG yurisdiksi cakupan kerja perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah.
LINGKUP PERLINDUNGAN ● Ruang lingkup daerah/wilayah, yang dianalisis di Bagian Kedua tentang Profil Daerah dan permasalahan terkait ekosistem mangrove
DAN PENGELOLAAN Dalam bagian ini KKMD dapat merancang bidang kegiatan serta cakupan yurisdiksi wilayah administratif yang termasuk dalam perlindungan dan
EKOSISTEM MANGROVE pengelolaan ekosistem mangrove di wilayahnya.
Bagian ANALISIS DAN Bagian ini akan menjelaskan tentang Penyusunan Baseline Rencana dan Usulan Aksi perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di tingkat
Keempat PERUMUSAN RENCANA provinsi dan Skala Prioritasnya.
AKSI Berdasarkan pertimbangan kompleksitas rencana aksi dan asumsi biaya yang diperlukan, serta kriteria lain yang disepakati bersama stakeholders utama,
dilakukan penyusunan skala prioritas rencana aksi. Analisis dapat:
● berupa Matriks yang berisi tentang daftar aksi-aksi per bidang, perkiraan pencapaian, perkiraan biaya dan sumber biaya, jadwal waktu implementasi,
dan penanggung jawab/pelaksana kegiatan
● didasarkan pada arahan sektoral tingkat nasional dan juga metodologi yang diterapkan di tingkat internasional.
● Berupa proposal KKMD untuk mengusulkan target kepada stakeholders utama yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian target provinsi.
Bagian STRATEGI Bagian ini akan menjelaskan strategi pelaksanaan aksi terpilih, meliputi antara lain:
Kelima IMPLEMENTASI RA- ● Pemetaan kelembagaan terkait pembagian peran dan tanggung jawab pelaksanaan rencana aksi
KKMD ● Identifikasi sumber-sumber pendanaan
● Penyusunan jadwal implementasi rencana aksi
Bagian MONITORING DAN Pada bagian ini KKMD akan menyusun rencana pemantauan dan evaluasi pelaksanaan aksi-aksi yang terdapat di dalam RA-KKMD, dan menyampaikan
Keenam EVALUASI laporan hasil pemantauan tersebut kepada lembaga-lembaga terkait selaku stakeholders utama baik ditingkat daerah maupun nasional sesuai
kewenangannya masing-masing.
Bagian PENUTUP Bagian ini merupakan penutup/kesimpulan, saran dan kaidah-kaidah pelaksanaan Rencana Aksi KKMD.
Ketujuh
3 Materi Pedoman RA-KKMD
C Proses dan Prosedur Penyusunan Bab ini menjelaskan secara runtut tentang proses penyusunan RA, prinsip penting, dan
RA-KKMD tahapan yang diperlukan agar dokumen RA dapat disusun secara sistematis oleh Tim sesuai
pedoman.
Prinsip Rencana aksi yang terintegrasi (cross sectoral issues) berkelanjutan disusun oleh berbagai pemangku kepentingan daerah sejalan dengan
Penyusunan: strategi pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan prioritas kesejahteraan rakyat untuk melindungi dan mengelola mangrove berlandaskan
peraturan perundangan yang berlaku dan bersifat dapat diukur, dilaporkan dan diverifikasi.
Persiapan Pengumpulan
Pengumpulan Penyusunan
Penyusunan Perumusan RA-
Perumusan Penetapan
Tahapan Persiapan
Data
Data RA-KKMD
RA-KKMD KKMD
RA-KKMD RA-KKMD
1. Pembentukkan Tim Tahap ini untuk Penyusunan baseline awal Penetapan dan pemilihan Penyusun Rancangan
Penyusun RA-KKMD mendapatkan: dan proyeksi kegiatan usulan prioritas untuk Naskah Keputusan
2. Penentuan Langkah 1. gambaran umum masing-masing gugus dimasukkan dalam RA-KKMD KKMD mengenai RA-
Penyusunan: kebijakan, rencana tugas dan usulan aksi dengan beberapa kriteria KKMD di wilayah
● Identifikasi kegiatan, strategis, kebijakan kegiatan KKMD dengan teknis dan nonteknis provinsi untuk
metodologi pembuatan spatial tata ruang, dan pertimbangan dan acuan: (ekonomi, sosial ditetapkan, dan
Rincian baseline, skenario, data daerah untuk ● Rencana aksi nasional kemasyarakatan, dan politis) diserahkan kepada
Tahapan dan perhitungan biaya bahan intervensi dalam ● Program kegiatan perangkat daerah
● Persiapan teknis rencana aksi pembangunan terkait Perumusan diawali dengan terkait sebagai
● Cakupan wilayah dan 2. data informasi gugus yang telah ada di konsolidasi hasil usulan referensi pencapaian
kewenangan tugas penyusunan daerah kegiatan Timja, penentuan target, dan bahan
● Perangkat survei dan baseline dan usulan ● Pemetaan (potensi) skala prioritas kegiatan, sosialisasi publik ttg
konsultasi publik. rencana aksi kegiatan kelembagaan penentuan target gugus RA-KKMD.
3. data kelembagaan pelaksana (stakeholder tugas/bidang tugas, dan
publik, kelembagaan mapping) dalam ringkasan strategi
masyarakat, dan perlindungan dan implementasi RA.
peraturan perundangan pengelolaan ekosistem
yang mendasari. mangrove di daerah.
3 Materi Pedoman RA-KKMD
a. Tim Kerja bertugas antara lain: i) merumuskan ruang lingkup substansi inti dokumen RA sesuai dengan bidang tugasnya; ii)
melakukan identifikasi dan kajian awal, pencarian, pengumpulan bahan, data dan informasi yang dibutuhkan (kepada
pihak/sumber data terkait) dalam rangka penyusunan substansi inti RA sesuai dengan bidang tugasnya; iii) melakukan
pengolahan data dan analisa data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk penyusunan substansi inti RA sesuai dengan
bidang tugasnya; iv) menyusun substansi inti dokumen RA menurut format dan struktur (sistematika) yang ada dalam
pedoman; v) membuat jadwal dan rencana kerja kegiatan Timja sesuai dengan bidang tugasnya; vi) menyerahkan hasil
penyusunan substansi inti RA kepada Tim Penyusunan untuk dikonsolidasikan dengan hasil kerja Timja lainnya guna
menghasilkan dokumen RA-KKMD.
3 Materi Pedoman RA-KKMD
Mekanisme Kerja Tim Penyusunan dapat dilakukan sesuai dengan usulan diagram berikut:
Rincian Pengorganisasian Tim Penyusunan RA-KKMD dan Penjadwalaan Penyusunan RA-KKMD dapat dilihat pada matriks
berikut ini:
Gambaran Pengorganisasian Tim Penyusunan RA-KKMD
Penanggung-
Timja Uraian Pokok-pokok Substansi RA-KKMD*)
jawab
Timja I: Penyusunan Substansi RA: Ketua Timja I
Rencana Aksi ● Penguatan Kelembagaan, antara lain penguatan struktur tata kerja pokja, pengembangan koordinasi antar stakeholder mangrove di Anggota disesuaikan
Internal wilayahnya, dan fasilitasi proses pembentukan Pokja mangrove di daerah. kebutuhan dan
Kelembagaan ● Perencanaan Strategis Pokja Mangrove, antara lain pengarusutamaan program-program yang sejalan dengan sasaran perlindungan dan kompetensinya
KKMD pengelolaan ekosistem mangrove, dan perkuatan koordinasi dan sinergi pelaksanaan program tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
● Pengembangan dan Penguatan SDM, antara lain pelatihan perencanaan strategis rehabilitasi mangrove untuk daerah, pelatihan
advokasi dan komunikasi, pelatihan fasilitasi untuk petugas atau tenaga pendamping program rehabilitasi mangrove, pelatihan
monitoring dan evaluasi partisipatif, serta topik-topik lain yang dianggap strategis.
● Optimalisasi Fungsi dan Peran, antara lain penyelenggaraan lokakarya review kinerja rehabilitasi mangrove di daerah, penyelenggaraan
lokakarya manajemen pengetahuan (knowledge management) sebagai proses pembelajaran, pengembangan alat bantu perencanaan,
monitoring dan evaluasi program perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove, penyediaan layanan konsultasi dan komunikasi
Pokja Mangrove Daerah, serta penyelenggaraan kajian/studi tematik tentang mangrove.
• Mitra Pemerintah Daerah: Kegiatan Pokja Mangrove Daerah sebagai mitra pemerintah daerah, antara lain: 1) Sosialisasi atau
pengkomunikasian kebijakan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait; 2)
Proses penjaringan aspirasi masyarakat terhadap rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove; 3) Penguatan kapasitas
SDM perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove; 4) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program perlindungan dan
pengelolaan ekosistem mangrove di daerah.
• Advokasi: Dalam fungsi advokasi, Pokja Mangrove Daerah diharapkan dapat mendorong perlindungan dan pengelolaan ekosistem
mangrove, serta menerapkan prinsip-prinsip good governance, antara lain: 1) Perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove
berpihak kepada kelompok masyarakat miskin yang perlu mendapatkan fasilitasi dalam mendapatkan hak dasarnya; 2) Kondisi
keterbukaan dalam proses perencanaan dan penetapan kebijakan terkait, sehingga kebijakan tersebut memiliki keberpihakan kepada
masyarakat; 3) Pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
norma dan hukum yang berlaku; 4) Fungsi advokasi Pokja Mangrove daerah diharapkan mampu mendorong pemerintah daerah untuk
menempatkan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove bagai program prioritas dalam pembangunan daerah.
• Intermediasi; Perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove dihadapkan pada potensi konflik kepentingan antara pemerintah,
swasta, masyarakat, dan pihak-pihak lembaga/pemerhati lingkungan, misalnya persoalan terkait penguasaan lahan. Fungsi
intermediasi sebagai upaya untuk membantu para pihak yang merasa terabaikan kepentingan dan haknya melalui proses yang
kondusif untuk menghasilkan keputusan yang berkeadilan. Fungsi ini khususnya ditujukan dalam upaya mengatasi konflik antara
pemerintah, swasta dan masyarakat.
• Wadah Komunikasi Strategis; Pokja Mangrove Daerah akan menjadi tempat untuk mengkomunikasikan rencana dan kegiatan
perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove. Selain itu Pokja Mangrove daerah juga sebagai forum untuk dapat ikut serta
memastikan keberadaan ekosistem mangrove yang keberlanjutan di daerah. Fungsi dan peran Pokja Mangrove Daerah dilaksanakan
dalam seluruh tahapan atau proses sejak perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi perlindungan dan pengelolaan
ekosistem mangrove di daerah.
Contoh (tentative) Penjadwalan Penyusunan RA-KKMD
3 Materi Pedoman RA-KKMD
E Penutup
● Pedoman penyusunan RA merupakan panduan bagi KKMD untuk menghasilkan rancangan RA yang sesuai dengan
kebijakan nasional dan daerah, dan berfungsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan khususnya dari kebijakan
perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di daerah.
● Dengan menggunakan Pedoman ini, KKMD dapat menyusun Rencana Aksi yang bersifat multi sektor yang
mempertimbangkan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan, serta melibatkan partisipasi dan kerja sama dengan para
pihak terkait.
● Penyusunan Rencana Aksi yang sesuai dengan peraturan dan petunjuk yang berlaku akan memudahkan KKMD dalam
tahap pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kinerjanya.
● Dokumen RA yang dihasilkan dapat dikaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah serta perkembangan kebijakan baik
ditingkat nasional maupun daerah.
2 Lessons Learned:
Tugas dan Fungsi: Acuan Penyusunan Program,
Kegiatan, dan Rencana Aksi KKMD
Pemetaan SK KKMD & Lessons Learned
Lessons learned dapat dipelajari dari pengorganisasian KKMD yang saat ini telah atau dalam proses operasional. Analisis awal dilakukan dengan
pemetaan SK Pembentukan KKMD yang diterbitkan pada masing-masing daerah, untuk melihat garis besar struktur lembaga, pendefinisian dan
pembagian peran (tusi), serta alur koordinasi kelompok kerja.
Beberapa key takeaways dari hasil pemetaan yang dilakukan dan dapat menjadi bahan diskusi:
● KKMD yang telah dibentuk di berbagai provinsi memiliki struktur kepengurusan atau susunan organisasi relatif beragam. Secara umum, terdapat dua
model/bentuk struktur organisasi KKMD, yakni (1) mencontoh susunan organisasi KKMN yang menetapkan Pengarah, Tim Pelaksana, dan Tim Kerja, atau
(2) susunan organisasi yang terdiri atas Pembina, Ketua/Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota.
● KKMD memiliki keragaman dalam tugasnya karena memiliki kekhususan yang kelembagaannya diintegrasikan dengan agenda/program restotasi gambut,
seperti di Provinsi Papua dengan nama Kelompok Kerja Restorasi Gambut dan Mangrove Daerah. Selain itu, terdapat pula dua kelompok kerja yang
menangani mangrove dalam satu provinsi, yaitu di Sumatera Utara, yakni (1) Tim Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove dan (2) Tim Rehabilitasi
Mangrove Daerah. Susunan organisasi ini mengacu pada amanat Perpres 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
● Susunan kepengurusan KKMD berhubungan dengan uraian tugas yang dirincikan dalam SK Pembentukan KKMD. Pada susunan KKMD yang memiliki
Pengarah, Tim Pelaksana, dan Tim Kerja yang terdiri atas bidang-bidang (Rehabilitasi Mangrove, Pendanaan dan Kelembagaan, dan Monitoring/Evaluasi),
OPD yang bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas lebih spesifik dan diidentifikasi dalam uraian tugasnya. Sedangkan pada susunan KKMD yang
hanya terdiri atas Pembina, Ketua/Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota, uraian tugas hanya dirincikan secara umum dan tidak dilekatkan spesifik pada
masing-masing OPD terkait.
● KKMD yang sudah dibentuk pada beberapa provinsi sudah memiliki Sekretariat KKMD yang bertugas untuk memfasilitasi pertemuan dan koordinasi lintas
OPD dan stakeholder terkait dalam menghimpun data dan menyusun rencana program kerja. Sekretariat KKMD sangat diperlukan untuk dibentuk di
semua daerah provinsi agar wadah komunikasi dan koordinasi untuk implementasi target perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove tercapai.
● Provinsi Jawa Tengah membentuk susunan KKMD dan mempunyai Peraturan Gubernur No.24/2019 tentang Kebijakan dan Strategi Pengelolaan
Ekosistem Mangrove yang menjelaskan lebih lanjut target rehabilitasi dan pemulihan mangrove dalam jangka waktu lima tahun (2019-2023), dan
dilengkapi dengan sasaran, strategi, program, indikator kinerja, dan pelaksana yang lebih spesifik.
Tujuan Diskusi: Diskusi lessons learned diharapkan menjadi forum untuk bertukar best practices atau hambatan yang dialami masing-masing kelompok kerja di daerah yang dapat
didiskusikan untuk membantu penyusunan rencana aksi dalam pencapaian target perlindungan dan pengelolaan mangrove pada tingkat daerah dan secara nasional.
Contoh Pemetaan SK KKMD (1) Provinsi Kalimantan Utara
1 Kalimantan Keputusan Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Anggota: (1) Mempersiapkan segala sesuatu Tidak diatur Ada struktur tapi tidak ada
Utara Gubernur –Kepala Dinas Pariwisata Provinsi yang berhubungan dengan kegiatan fungsional/gugus tugas untuk
Kalimantan Utara Kalimantan Pengelolaan Ekosistem Mangrove merincikan pekerjaannya.
Nomor Utara Provinsi Kalimantan Utara; Perlu penelusuran apakah
184.44/K.780/2022 –Kepala Biro Administrasi Pimpinan ada instrumen mengatur
Sekretaris: Kepala Sekretariat Daerah Provinsi (2) Melakukan koordinasi dengan pekerjaan lebih lanjut.
Dinas Kelautan Kalimantan Utara para pakar Universitas/ Perguruan
Ketua Umum:
dan Perikanan –Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Tinggi, LSM, dan/atau Instansi
Sekretaris
Provinsi Kalimantan Utara terkait dalam rangka terwujudnya
Daerah
Kalimantan Utara –Kepala Bidang Pengelolaan DAS pelaksanaan kegiatan Pengelolaan
Provinsi
dan RHL Ekosistem Mangrove Provinsi
Kalimantan
Wakil Sekretaris: –Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara.
Utara
Kepala Dinas Kalimantan Utara
Lingkungan Hidup –Kepala Bidang Perencanaan dan
Ketua Harian:
Provinsi Pemanfaatan
Kepala Dinas
Kalimantan Utara Hutan Dinas Kehutanan Provinsi
Kehutanan
Kalimantan
Provinsi
Seluruh Staf Utara
Kalimantan
Bidang –Kepala Bidang Penyuluhan,
Utara
Pengelolaan DAS Pemberdayaan
& RHL Masyarakat dan Hutan Adat Dinas
Wakil Ketua
Dinas Kehutanan Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara
Harian:
Provinsi –Kepala Bidang Perlindungan dan
Kepala BPDAS
Kalimantan Utara KSDAE
Mahakam
Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Berau
dan BPDASHL- Utara
Mahakam Berau –Kepala UPT KPH: Tarakan,
Samarinda Bulungan, Tana Tidung, Malinau,
Nunukan
–Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Kaltara
–Dekan Fakultas Perikanan
Universitas Borneo
Contoh Pemetaan SK KKMD (2) Provinsi Riau
Yuswandi A.T.
Bogor, 6 April 2023