Anda di halaman 1dari 34

Kegiatan : Peningkatan Kompetensi IGRK dan Pengenalan Penghitungan Emisi GRK pada

Sektor Folu Net Sink 2030 untuk Mendukung MUK

KEBIJAKAN OPTIMALISASI MULTIUSAHA KEHUTANAN


MENDUKUNG INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

Ir. Khairi Wenda, M.Si


Direktur Pengendalian Usaha Pemanfaatan Hutan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Bogor, 17 November 2023
OUTLINE

1. DASAR HUKUM
2. PERCEPATAN MULTIUSAHA KEHUTANAN
3. PROSES BISNIS PERDAGANGAN KARBON OLEH PBPH
4. METODOLOGI PERDAGANGAN KARBON SEKTOR
KEHUTANAN
5. KESIAPAN PERDAGANGAN KARBON

2
01
DASAR HUKUM

3
DASAR HUKUM PERDAGANGAN KARBON
1. Keputusan Menteri LHK Nomor 168/MENLHK/PKTL/PLA.1/2/2022 tentang Indonesia’s Forestry
and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.
2. Keputusan Menteri LHK Nomor SK.716/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2023 tanggal 27 Juni 2023
tentang Pengintegrasian Mekanisme Nilai Ekonomi Karbon dalam Persetujuan, Kemitraan dan
Perizinan Berusaha Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
3. Surat edaran Menteri LHK Nomor SE.5/MENLHK/SETJEN/PPI.3/5/2023 tentang Aksi Iklim dan
Tata Kelola Kerja Sama Karbon
4. Keputusan Menteri LHK Nomor SK.1027/Menlhk/PHL/Kum.1/9/2023 tentang Peta Jalan
Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan
5. Keputusan Menteri LHK NOMOR.1131/MenLHK/PPI/PPI.2/10/2023 tentang Skema Sertifikasi
Penmgurangan Emisi Gas Rumah Kaca
6. Keputusan Dirjen PPI Nomor SK.30/PPI/IGAS/PPI.2/10/2023 tentang Kerangka Metodologi
Penghitungan Pengurangan Emisi/Peningkatan Serapan GRK Sektor FOLU
7. Peraturan Dirjen PPI Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Metodologi
Penghitungan Pengurangan Emisi dan/atau Peningkatan Serapan Gas Rumah Kaca dalam
Kerangka Verifikasi Aksi Mitigasi
DASAR HUKUM PERDAGANGAN KARBON (lanjut..)
8. Peraturan Menteri LHK Nomor 7 Tahun 2023 tentang Tata Cara Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan.
9. Keputusan Menteri LHK Nomor 168/MENLHK/PKTL/PLA.1/2/2022 tentang Indonesia’s Forestry and Other
Land Use (FOLU) Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.
10.Keputusan Menteri LHK Nomor SK.716/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2023 tanggal 27 Juni 2023 tentang
Pengintegrasian Mekanisme Nilai Ekonomi Karbon dalam Persetujuan, Kemitraan dan Perizinan Berusaha
Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
11.Surat edaran Menteri LHK Nomor SE.5/MENLHK/SETJEN/PPI.3/5/2023 tentang Aksi Iklim dan Tata Kelola
Kerja Sama Karbon
12.Keputusan Menteri LHK Nomor SK.1027/Menlhk/PHL/Kum.1/9/2023 tentang Peta Jalan Perdagangan Karbon
Sektor Kehutanan
13.Keputusan Menteri LHK NOMOR.1131/MenLHK/PPI/PPI.2/10/2023 tentang Skema Sertifikasi Pengurangan
Emisi Gas Rumah Kaca
14.Keputusan Dirjen PPI Nomor SK.30/PPI/IGAS/PPI.2/10/2023 tentang Kerangka Metodologi Penghitungan
Pengurangan Emisi/Peningkatan Serapan GRK Sektor FOLU
15.Peraturan Dirjen PPI Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Metodologi Penghitungan
Pengurangan Emisi dan/atau Peningkatan Serapan Gas Rumah Kaca dalam Kerangka Verifikasi Aksi Mitigasi
PBB → Komitmen UU 17/2007 PERPRES 5/2010 Kep MenLHK Nomor
Pengurangan RPJPN RPJMN 2010-2014 PermenLHK SK.1027/2023 ttg Peta
UU 41/1999
Emisi Gas Rumah kehutanan 2005-2025 P.70/2017 Jalan Perdagangan Karbon
INDC -→ Pelaksanaan Red. Sektor Kehutanan
Kaca Emissions From
“market
< 5,2% Indonesia Asri & Deforestation And
Lestari friendly” Forest Degradation, Role
MEKANISME
P 7/2023 ttg Tata Cara
Of Conservation,.
BERBASIS Pelaksanaan
RAN -GRK
UU No. 4 /1982 UU 6/1994 PASAR PP 46/2017 Perdagangan Karbon
UU 18/2013
Tentang Pengesahan United Pencegahan & Instrumen
Ketentuan- Nations Framework UU 25/2004 pemberantasan Ekonomi LH UU PermenLHK
Ketentuan Convention On Sistem kerusakan hutan 11/2020 P.21/2022
UU
Pokok Climate Change Perencanaan Perjanjian bilateral Cipta Tata
Pengelolaan 32/2009
Nasional dengan Jepang Laksana
Lingkungan PPLH
IMPLEMENTASI JCM
Kerja
NEK
Hidup

2022/
1945 1982 1990 1992 1993 1994 1997 1999 2002 2004 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2020 2021
2023

Konferensi UU 17/2004 BOM Perdagangan Karbon PP 5/2021


PP 28/2011 Sentralistik PermenLHK Perizinan Berusaha
Tingkat Tinggi Protokol Pengelolaan Bilateral Offset
COP3 Kyoto Mechanism
P.71/2017 Berbasis Risiko
Bumi di Rio de Kawasan Suaka Sistem
TTD Sustainable
PASAL 33 Janeiro, Brazil Alam & Registri
PROTOKOL Pelestarian
Development PP 22/2021
AYAT 3 PP 34/2002 Mechanism. Nasional Perlindungan
UUD 1945 KYOTO Alam BOCM
UNFCC Bilateral Offset Pengelolaan
UN Framework Tata hutan,, NDC -→2030 Lingkungan Hidup
Clean Credit < Emisi GRK 29% BAU
Convention on Rencana PP 6/2007 < Emisi GRK 41 %
Climate Change Development Mechanism PermenLHK
Mechanism
Pengelolaan, Jo INTERNATIONAL
SUPPORT
PP 23/2021
Pemanfaatan PP 3/2008 P.72/2017 Penyelenggaraan
(ANNEX I –NON Pelaksanaan
Kepres 23/1992 hutan. Kehutanan
ANNEX I
Pengesahan Vienna Penrggunaan Tata hutan,, JCM Pengukuran,
Convention for the Pelaporan
Kawasan hutan Rencana Joint Credit dan Verifikasi PP 24/2021
Protection of the UU No. 23 Pengelolaan, Paris
Tahun 1997
Mechanism Aksi Sanksi &Denda
Ozone Layer Pemanfaatan Agreement Administratif Bid.
(UULH) hutan Perdagangan pada COP 21 Kehutanan
Karbon Bilateral UNFCCC
TAP MPR Nomor PP 43/2021
II/MPR/1993 Investasi Hijau Penyelesaian
GBHN Ketidaksesuaian Tata
Pembangunan UU 16/2016
UU 5/1990 Pembangunan LH Rendah Emisi
Ruang,, Izin, Hak
Paris Agreement To
Konservasi
The UN Framework
Sumber Daya Alam Tata Ruang dalam
Convention on
Perpres 98/2021
Hayati dan Pembangunan Nilai Ekonomi
Climate Change
Ekosistemnya Berkelanjutan TIMELINE KEBIJAKAN Karbon
Rehabilitasi LH PERDAGANGAN KARBON
02
PERCEPATAN
MULTIUSAHA KEHUTANAN

7
PETA SEBARAN PBPH-HA EXISTING (S.D Oktober 2023)
No Provinsi PBPH-HA
Unit PBPH Luas (Ha)
1 Aceh 0 -
2 Bali 0 -
3 Bengkulu 2 64.008,00
4 Gorontalo 0 -
5 Jambi 2 56.045,00
6 Kalimantan Barat 20 1.016.264,00
7 Kalimantan Selatan 3 177.266,00
8 Kalimantan Tengah 57 3.799.536,57
9 Kalimantan Timur 56 3.550.821,83
10 Kalimantan Utara 23 1.863.420,68
11 Kepulauan Bangka Belitung 0 -
12 Kepulauan Riau 0 -
13 Lampung 0 -
14 Maluku 14 780.303,00
15 Maluku Utara 16 782.366,00
16 Nusa Tenggara Barat 1 28.644,00
17 Nusa Tenggara Timur 0 -
18 Papua 15 2.309.985,74
19 Papua Barat 19 4.378.016,77
20 Riau 2 133.675,00
21 Sulawesi Barat 1 30.525,00
22 Sulawesi Selatan 0 -
23 Sulawesi Tengah 8 406.316,00
24 Sulawesi Tenggara 0 -
25 Sumatera Barat 3 155.305,00
26 Sumatera Selatan 0 -
27 Sumatera Utara 4 233.543,00
Total 246 19.766.041,59
PETA SEBARAN PBPH-HT EXISTING (S.D Oktober 2023)
PBPH-HT
No Provinsi
Unit PBPH Luas (Ha)
1 Aceh 5 217.959,00
2 Bali 0 -
3 Bengkulu 0 -
4 Gorontalo 2 74.146,78
5 Jambi 19 667.003,12
6 Kalimantan Barat 47 1.765.690,39
7 Kalimantan Selatan 15 915.454,00
8 Kalimantan Tengah 37 1.066.170,19
9 Kalimantan Timur 51 1.683.972,14
10 Kalimantan Utara 5 268.337,00
11 Kepulauan Bangka Belitung 8 214.054,64
12 Kepulauan Riau 0 -
13 Lampung 3 108.909,00
14 Maluku 3 69.361,00
15 Maluku Utara 2 23.022,00
16 Nusa Tenggara Barat 2 11.030,00
17 Nusa Tenggara Timur 0 -
18 Papua 8 898.645,00
19 Papua Barat 1 87.224,95
20 Riau 47 1.587.509,52
21 Sulawesi Barat 0 -
22 Sulawesi Selatan 2 11.663,00
23 Sulawesi Tengah 2 73.320,00
24 Sulawesi Tenggara 2 43.395,00
25 Sumatera Barat 4 65.432,90
26 Sumatera Selatan 19 1.199.077,45
27 Sumatera Utara 7 263.198,75
Total 291 11.314.575,83
Penyerapan dan
PETA SEBARAN PBPH No Provinsi
Unit
HHBK Pemulihan Lingkungan
Unit
Penyimpanan karbon
Unit
Wana ternak
Unit Luas
Wana Wisata
Unit
Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha)
HHBK, RE, RAP/PAN 1 Aceh
PBPH
1 4.740,00
PBPH PBPH PBPH (Ha) PBPH

KARBON, SILVOPASTURE 2
3
Bali
Bengkulu 1 12.655,82
1 252,00

4 Gorontalo 1 361,55
DAN WISATA ALAM 5
6
Jambi
Kalimantan Barat
2
1
86.417,00
14.080,00

(s.d Oktober 2023) 7


8
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah 4 214.328,37 2 65.635,00
9 Kalimantan Timur 1 86.450,00
10 Kalimantan Utara
11 Kepulauan Bangka Belitung 2 33,20
12 Kepulauan Riau 14 3.926,87
13 Lampung 1 543,00
14 Maluku 1 5.942,00
15 Maluku Utara
16 Nusa Tenggara Barat 2 268,63
17 Nusa Tenggara Timur 2 2.430,00
18 Papua 2 61.660,00
19 Papua Barat 4 165.055,00
20 Riau 2 29.418,00 5 149.807,00
21 Sulawesi Barat
22 Sulawesi Selatan 1 3.566,06
23 Sulawesi Tengah
24 Sulawesi Tenggara
25 Sumatera Barat
26 Sumatera Selatan 2 60.470,00 2 45.780,00
27 Sumatera Utara 1 73,00
Total 12 270.742,61 16 624.208,19 4 111.415,00 2 616,00 21 6.910,70
PERCEPATAN RKUPH MULTIUSAHA KEHUTANAN PADA PBPH EXISTING
(Surat Edaran Menteri LHK Nomor: SE.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2022)

DOKUMEN
LINGKUNGAN
RKUPH Multiusaha
Tidak
Tidak berdampak
berdampak penting
penting
1.1. Tidak
Tidak mengubah
mengubah
RKUPH HA/HT/RE
RKUPH
RKUPH MUKMUK bentang
bentang alam
alam
tidak REVISI disetujui
disetujui
Dirjen
Dirjen PHL
PHL
2.
2. Tidak
Tidak menurunkan
menurunkan
tutupan
tutupan hutan
hutan alami
alami
berdampak RKUPH a.n. Menteri
a.n. Menteri 3.
3. Kegiatan
Kegiatan usaha
usaha untuk
untuk

penting HA/HT/RE pemulihan


pemulihan lingkungan
lingkungan
RKUPH 4.
4. Agroforestry
Agroforestry pola
kemitraan
pola
kemitraan kehutanan
kehutanan
MUK
PBPH
EXISTING REVISI
REVISI
DOKUMEN
PERSETUJU
PERSETUJU
DOKUMEN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
berdampak AN
AN PRINSIP
PRINSIP
RKUPH
RKUPH MUK
MUK
penting REVISI
REVISI
BELUM MUK RKUPH
RKUPH HA/HT/RE
HA/HT/RE
Proses Bisnis RKUPH Multiusaha untuk PBPH EXISTING YANG BERDAMPAK PENTING
Pelaku Usaha telah
dapat diterbitkan
Persetujuan RKU dan
RKT dengan Komitmen
Perubahan PL
diselesaikan Sebelum
memulai Pembangunan
Wajib menyelesaikan perubahan persetujuan lingkungan sesuai dengan
pernyataan
Komitmen SE.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2022
Persetujuan Prinsip 1. Persetujuan prinsip digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
PBPH Menyelesaikan
PL RKU dari Dirjen PHL kegiatan persiapan Multiusaha Kehutanan.
2. Perubahan atau penyesuaian dokumen lingkungan diselesaikan dalam
waktu paling lambat 1 (satu) tahun.

Pernyataan Komitmen
Persetujuan Lingkungan
dengan MELENGKAPI AMDAL Penetapan keputusan
Penyelesaian kelayakan lingkungan hidup
merupakan pemenuhan
Persetujuan dari PBPH Komitmen
Lingkungan
Dit. PDLUK, Ditjen PKTL
Keterangan:
Sebagai dasar PBPH
Persetujuan Revisi
RKUPH MUK oleh mengajukan usulan
Dirjen PHL an revisi RKUPH ke
Menteri LHK Ditjen PHL
PERCEPATAN RKUPH MULTIUSAHA KEHUTANAN PADA PBPH BARU
(Pasca Permen LHK Nomor 8 Tahun 2021)

PBPH BARU MENYUSUN RKUPH


Persyaratan:
RKUPH MUK
1.Surat usulan
2.Usulan Dokumen RKUPH MUK:
disetujui
a. peta kawasan hutan terbaru Dirjen PHL
Tata Ruang RKUPH MUK meliputi: a.n. Menteri
b. peta citra terbaru/tutupan
1. Kawasan Lindung lahan (2 tahun terakhir)
INVENTARISASI 2. Areal Budidaya/Produksi c. Hasil Inventarisasi
RKUPH
DOKUMEN POTENSI a. Hasil Hutan Budidaya Kayu d. Peta FEG (jika ada)
e. SK Izin PBPH dan peta areal MUK
Alam/Tanaman
LINGKUNGAN HUTAN b. HHBK
kerja
f. Dokumen AMDAL dan Peta
c. Pemanfaatan Kawasan g. Dokumen RKU Lama dan

SUDAH MUK d. Jasling Peta


e. Sapras
PROGRES RKUPH MULTIUSAHA KEHUTANAN
(update data s.d November 2023)
RKUPH MUK
RKUPH YANG
MUK MENDAPAT JUMLAH
NO PROVINSI
DISETUJUI ARAH (Unit)
(Unit) PERBAIKAN
(Unit)
1 Babel 3 0 3
21 PBPH 2 Riau 5 1 6
3 Sumut 0 2 2
4 Jambi 0 1 1
5 Sumbar 1 0 1
6 Sumsel 2 0 2
42 PBPH 7 Bengkulu 0 1 1
8 Lampung 1 0 1
9 Bali 1 0 1
10 Kalteng 3 4 7
11 Kalsel 1 1 2
12 Kaltim 10 4 14
13 Kaltara 5 0 5
14 Kalbar 4 5 9
15 Papua Barat 3 1 4
16 Papua 3 0 3
17 Sulawesi Selatan 0 1 1
Arahan Perbaikan RKUPH Disetujui Jumlah 42 21 63
03
PROSES BISNIS PERDAGANGAN
KARBON OLEH PBPH

20
FLOWCHART PROSES BISNIS PERDAGANGAN KARBON OLEH PBPH
1 2 3 PERANCANGAN AKSI MITIGASI
LEGALITAS RKUPH - MUK (FOLU NET SINK 2030 /
PERMEN-LHK 7/2023)
Perdagangan Emisi/Offset Emisi
PBPH Eksisting 1. Peta Tutupan lahan Terkini 22 Aksi Mitigasi (P.7)
PBPH Baru 2. Penataan Areal mekanisme dilakukan di HPT,
3. Kegiatan MUK sesuai Pedoman 12 Aksi Mitigasi FOLU; RO-1 s/d RO-12:
Memiliki SK PBPH - Pencegahan Deforestasi : RO1, 2, 11 – Penyimpanan HPK dan blok pemanfaatan HL
4. Capaian FOLU Net Sink yang telah dibebani PBPH
Memiliki Sertifikat Karbon
Berkinerja Baik ▪ Dominasi jenis usaha sesuai izin awal - Pencegahan Degradasi Hutan : RO3, 5 – Penyimpanan
KepmenLHK Nomor
▪ Penambahan kegiatan Jasling Karbon
SK.1027/Menlhk/PHL/Kum.1/9/
Stakeholder: PAN/RAB Karbon - Peningkatan Cadangan Karbon Hutan : RO4, 6, 7, 8 –
2023
PPI ▪ RO FOLU Net Sink Penyerapan Karbon
1. Baseline Emisi GRK
Persetujuan Dirjen PHL a.n. Menteri - Pengelolaan Mangrove dan Gambut : RO9, 10 & 12 –
PBPH 2. Buffer (cadangan
Penyimpanan dan Penyerapan Karbon
pengurangan emisi)

6 5 4
PERDAGANGAN
KARBON DALAM/ SPE-GRK SRN-PPI
LUAR NEGERI
1. Penyisihan Sejumlah Unit Karbon (Buffer) 1. Permohonan penerbitan 1. Registrasi di SRN PPI dan pengisian data REGISTRASI:
Sebagai Pengendalian Resiko Capaian Target SPE-GRK ke Dirjen 2. Perencanaan dan Penyusunan DRAM ▪ Formulir DRAM
NDC Pada Perdangan Karbon Sebelum 2030. 2. Telaah Tim MRV “sesuai” 3. Validasi DRAM oleh Validator (Akreditasi KAN) ▪ Proposal Aksi
2. Khusus perdagangan luar negeri dilakukan 3. Penerbitan SPE-GRK atas 4. Laporan validasi DRAM oleh Validator Mitigasi
setelah tercapai target NDC pada Sub Sektor kinerja pengurangan emisi 5. Verifikasi pelaksanaan aksi mitigasi oleh Verifikator ▪ Pendaftaran
atau Sub-Sub Sektor dan mendapatkan GRK oleh Dirjen PPI melalui 6. Pencatatan Hasil Pelaksanaan verifikasi ke SRN ▪ Pengisian Formulir
Otorisasi dari Menteri, dan CA saat transfer SRN (Nomor Unik). DRAM DRAM/metodologi
pertama di UNFCCC & SRN PPI. ▪ Data Profil (integrasi
▪ Memuat: Penjelasan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim,
ke SIPASHUT)
PNBP atas Jasa Metodologi, Perhitungan Emisi, menyampaikan
PNBP transaksi Pelaporan dokumen ANDAL, Sumber Daya, Pemantauan, Konsultasi ▪ Baseline atau PTBAE
perdagangan karbon Pelayanan penerbitan ▪ Pengurangan Emisi
Online Publik.
SPE-GRK GRK
▪ Metodologi ditetapkan Dirjen PPI, BSN, IPCC-UNFCCC.
Tahapan Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan
Perdagangan Emisi Offset Emisi GRK
a. Penyusunan dan penetapan peta jalan Perdagangan a. Penyusunan dan penetapan Peta Jalan Perdagangan
Karbon sektor Kehutanan; Karbon Sektor Kehutanan;
b. Penetapan penyediaan cadangan pengurangan emisi b. Penetapan penyediaan cadangan pengurangan emisi
(buffer); (buffer);
c. Penetapan PTBAE pengelolaan gambut pada sub sektor c. Penetapan Baseline Emisi GRK sektor Kehutanan;
pengelolaan gambut dan mangrove; d. Penetapan target pengurangan emisi sektor Kehutanan;
d. Penentuan PTBAE-PU; e. Penyusunan DRAM;
e. Penetapan kuota pengelolaan gambut pada sub sektor f. Validasi DRAM;
pengelolaan gambut dan mangrove; g. Laporan hasil Validasi DRAM;
f. Pengukuran emisi aktual; h. Laporan hasil pelaksanaan Aksi Mitigasi Perubahan
g. Penyampaian laporan PTBAE-PU; Iklim;
h. Verifikasi laporan PTBAE-PU; i. Verifikasi laporan hasil pelaksanaan Aksi Mitigasi
i. Laporan hasil Verifikasi; dan Perubahan Iklim;
j. Pelaksanaan: j. Penyusunan laporan hasil Verifikasi pelaksanaan
1. Perdagangan Emisi dalam negeri dan/atau sesame Aksi Mitigasi Perubahan Iklim;
pemilik PTBAE-PU; atau k. Pembentukan dan penelaahan oleh tim MRV; dan
2. Penyimpanan, l. Penerbitan SPE-GRK.
terhadap sisa Batas Atas Emisi GRK dan/atau kuota
Emisi GRK yang tidka digunakan
AKSI MITIGASI
1. pengurangan laju deforestasi lahan mineral;
2. pengurangan laju deforestasi lahan gambut dan mangrove;
3. pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral;
4. pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut dan mangrove;
5. pembangunan hutan tanaman;
6. pengelolaan hutan lestari;
7. rehabilitasi dengan rotasi;
8. rehabilitasi nonrotasi;
9. restorasi gambut;
10. perbaikan tata air gambut;
11. rehabilitasi mangrove;
12. aforestasi pada kawasan bekas tambang;
13. pembangunan persemaian permanen;
14. rehabilitasi tanaman di bawah 5 (lima) tahun;
15. konservasi keanekaragaman hayati;
16. perhutanan sosial;
17. pendampingan pada hutan adat;
18. introduksi replikasi ekosistem;
19. pembangunan ruang terbuka hijau;
20. ekoriparian;
21. pengawasan dan penegakan hukum untuk mendukung perlindungan
dan pengamanan Kawasan Hutan; dan/atau
22. kegiatan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
04
METODOLOGI PERDAGANGAN
KARBON SEKTOR KEHUTANAN

24
METODOLOGI EXISTING
Metodologi Perdagangan Karbon menggunakan:
1. Ditetapkan oleh Direktur Jenderal;
2. Ditetapkan Badan Standarisasi Nasional; dan/atau
3. Disetuji oleh United Nations Framework Convention on Climate Change.

Metodologi yang telah ditetapkan Direktur Jenderal PPI unt Sektor Kehutanan:
• Pengurangan deforestasi
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-metodologi-file&id=13 )
• Pengurangan degragasi hutan
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-metodologi-file&id=14 )
• Perhitungan emisi dekomposisi gambut dari pencegahan deforestasi dan degradasi
hutan
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-metodologi-file&id=16 )
• Perhitungan penurunan emisi dari pencegahan kebakaran di lahan
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-metodologi-file&id=15 )
1. Pengurangan deforestasi
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-metodologi-file&id=13 )

Metodologi ini diperuntukkan


untuk menetapkan baseline
deforestasi dan pemantauan
penurunan emisi dari
pengurangan laju deforestasi di
tingkat nasional dan subnasional.

D i rektorat Re n ca na, Pe n g gun aan , d a n Pe mb entu kan Wi l ayah Pe n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
2. Pengurangan degragasi hutan
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-metodologi-
file&id=14 )

Metodologi ini diperuntukkan


untuk menetapkan baseline
degradasi hutan dan
pemantauan penurunan
emisi dari pengurangan laju
degradasi hutan di tingkat
nasional dan subnasional.

D i rektorat Re n ca na, Pe n g gun aan , d a n Pe mb entu kan Wi l ayah Pe n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
3. Perhitungan emisi dekomposisi gambut dari pencegahan
deforestasi dan degradasi hutan
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-
metodologi-file&id=16 )

1. Metodologi ini diperuntukkan


untuk menetapkan baseline
emisi dari dekomposisi
gambut
2. Metode ini dipergunakan
untuk menduga pengurangan
emisi dari dekomposisi tanah
organik (gambut)

D i rektorat Re n ca na, Pe n g gun aan , d a n Pe mb entu kan Wi l ayah Pe n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
4. Perhitungan penurunan emisi dari pencegahan kebakaran di lahan
(https://srn.menlhk.go.id/index.php?r=metodologi%2Fdownload-
metodologi-file&id=15 )
1. Metodologi ini diperuntukkan untuk
menetapkan baseline emisi dari
kebakaran gambut secara historis dan
pemantauan penurunan emisi dari
pengurangan laju kebakaran gambut
di tingkat nasional dan subnasional
2. Metode ini hanya untuk sumber emisi
kebakaran dari tanah organik, karena
emisi yang dihasilkan dari kebakaran
karbon permukaan tanah (vegetasi)
telah dihitung dalam bagian
deforestasi dan degradasi hutan.
D i rektorat Re n ca na, Pe n g gun aan , d a n Pe mb entu kan Wi l ayah Pe n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
METODOLOGI YANG SEDANG DIKEMBANGKAN
Konsep Metodologi akan dilakukan proses melalui SNI fast track yang akan
dikomunikasikan dengan PustanDPI setelah direview oleh Direktorat teknis terkait dan/atau
mendapatkan masukan dari pakar.

Metodologi ini diperuntukkan


untuk menetapkan baseline dan
capaian reduksi emisi dari
kegiatan reforestasi di hutan
mangrove yang terdegradasi.

D i rektorat Re n ca na, Pe n g gun aan , d a n Pe mb entu kan Wi l ayah Pe n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
LEMBAGA VALIDASI DAN VERIFIKASI

1.Sucofindo
2.TUV Nord
3.TUV Rheinland
4.Mutu Agung Lestari

D i rektorat Re n ca na, Pe n g gun aan , d a n Pe mb entu kan Wi l ayah Pe n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
05
KESIAPAN PERDAGANGAN KARBON
OLEH PBPH

32
Kesiapan Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan (PBPH)
1) PBPH merupakan sub-sub sektor kehutanan yang paling siap melaksanakan perdagangan karbon (segi
legalitas, kinerja, Rencana Kerja Usaha, SDM, luas wilayah aksi mitigasi, pendanaan, dll)→ telah berproses
untuk Revisi RKU sejumlah 57 PBPH yang telah memasukan kegiatan Jasling/rap-pan karbon (32 PBPH
disetujui RKUPH).
2) Kegiatan usaha pada RKUPH merupakan Aksi Mitigasi Penyerapan dan Penyimpanan Karbon (SILIN, RIL,
Penanaman, Pengakayaan, Pemulihan Lingkungan, Kemitraan Kehutanan serta aksi mitigasi dalam
pencapaian target Folu, dll) yang dapat dilakukan di seluruh areal kerja untuk dituangkan dalam DRAM.
3) Penyiapan tenaga teknis karbon sebagaimana telah dikeluarkan SILABUS (Keputusan Kepala Pusat Diklat
SDM KLHK Nomor SK 255/Dik/TU/Dik/2/9/2023 tentang Kurikulum Pelatihan Tenaga Teknis Pengelolaan
Hutan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Karbon.
4) Sosialisasi penerapan Kerangka Metodologi Penghitungan Pengurangan Emisi/Peningkatan Serapan GRK
Sektor FOLU, sebagai tambahan metodologi yang telah ditetapkan Ditjen PPI yaitu : pengurangan
deforestasi, degradasi hutan, pengurangan emisi dekomposisi gambut dari pencegahan deforestasi &
degradasi hutan, penghitungan penurunan emisi dari pencegahan kebakaran di lahan gambut.
5) Metodologi yang digunakan selain yang telah ditetapkan oleh Ditjen PPI KLHK dapat juga menggunakan
metologi dari BSN atau UNFCCC.
6) Sosialiasi terkait pedoman validasi dan verifikasi penerbitan SPE-GRK.
7) Percepatan Pemenuhan Kebutuhan Verifikator dan Validator selain yang telah ada yaitu PT.Mutuagung
Lestari, PT. Sucofindo, PT. TUV-Nort Indonesia dan PT. TUV-Rheinland Indonesia.
8) DPercepatan
i rektorat Re Pengaturan PNPB
n ca na, Pe n g gun aanPerdagangan Karbon
, d a n Pe mb entu kan WiMelalui
l ayah PeBursa Karbon.
n gelo laan H u ta n pktl.menlhk.go.id
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

@kementerianlhk
34

Anda mungkin juga menyukai