Anda di halaman 1dari 18

DINAS PEKERJAAN UMUM TATA RUANG PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA

PAKET PEKERJAAN
PENGADAAN LANGSUNG JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
Nomor: 03/PBJ.PP/Tenaga Ahli Drafter /DPUTRLH/2022 Tanggal : 26 September 2022
DAFTAR ISI

BAB 1 .................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2. Dasar Hukum......................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 3
1.4. Sasaran .................................................................................................................................. 3
1.5. Hasil Pekerjaan ...................................................................................................................... 4
1.6. Waktu Pelaksanaan ............................................................................................................... 4
BAB 2 .................................................................................................................................................... 5
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN............................................................................................ 5
1.1 Tahapan Pelaksanaan ........................................................................................................... 5
2.1.1 Rapat koordinasi antara Dinas dan pihak Konsultan ..................................................... 5
2.1.2 FGD................................................................................................................................ 6
2.1.3 Review dan kajian status tata ruang.............................................................................. 6
2.1.4 Pembuatan dataset peta dasar ..................................................................................... 6
BAB 3 .................................................................................................................................................. 14
PERENCANAAN PEKERJAAN ................................................................................................................ 14
3.1 Personil Pelaksana Pekerjaan.................................................................................................... 14
3.2 Peralatan Yang Akan Digunakan ............................................................................................... 14
3.3 Struktur Organisasi.................................................................................................................... 14
3.4 Tugas dan Tanggung Jawab Personil ......................................................................................... 14
3.5 Penjadwalan.............................................................................................................................. 16

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai ketentuan Pasal 18 ayat (4) huruf a Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten.
Bagian dari wilayah RTRW yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan.
Dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tasikmalaya Tahun
2011-2031 mengamanatkan penyusunan RDTR bagi kawasan-kawasan perkotaan sebagamana
tercantum dalam pasal 8 huruf a sampai dengan huruf h, yaitu Kawasan Perkotaan Singaparna,
Karangnunggal-Bantarkalong, Ciawi, Manonjaya, Rajapolah, Cikatomas, Taraju, dan Cipatujah.
Penetapan RDTR kawasan perkotaan tersebut, ditetapkan melalui Perda Kabupaten
Tasikmalaya. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional
sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan
antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara
kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Berdasarkan
Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada pasal 17 yang merubah
UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 18 ayat (3) bahwa RDTR
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah, dalam hal ini untuk Kabupaten Tasikmalaya
ditetapkan dengan Peraturan Bupati (Perbup) yang sebelumnya dengan Perda. RDTR Perkotaan
Ciawi sebelumnya sudah pernah disusun sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan
Umum (PU) Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
(PZ) Kabupaten/Kota akan tetapi peraturan ini dicabut dan diganti dengan Permen Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan 2 Nasional (ATR/BPN) Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang, Permen
ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota, serta Peta RDTR Kabupaten/Kota. Dikarenakan perubahan perlu ada
penyesuaian muatan dalam RDTR Kecamatan Ciawi sehingga menghasilkan rancangan Perbup
(Raperbup) serta dokumen pendukungnya yang sudah sesuai dengan peraturan terbaru dan
siap untuk dilakukan penetapan Perbup RDTR. Untuk Prosedur penyusunan RDTR sendiri, sesuai
dengan ketentuan pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

1
Nasional Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi Dan
Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan
Rencana Detail Tata Ruang BAB III Tata Cara Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang pasal 20
Proses penyusunan RDTR kabupaten/ kota meliputi tahapan :

a. Persiapan

b. Pengumpulan data dan informasi

c. Pengelolaan data dan analisis

d. Perumusan Konsepsi; dan

e. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang RDTR kabupaten/kota

Oleh karena itu, dalam rangka persiapan penetapan Rancangan Perbup Kabupaten Tasikmalaya
tentang RDTR Kecamatan Ciawi, penyesuaian muatan substansi sesuai prosedur penyusunan
RDTR tersebut diatas harus dilakukan, sebagai langkah awal penyesuaiannya, dibutuhkan
Tenaga Ahli Drafter untuk membantu Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya pada kegiatan
penyusunan peta dasar dan penyesuaian muatan substansi RDTR Kecamatan Ciawi (tahap
persiapan, pengumpulan data dan informasi dan pengolahan data dan analisis Peta Dasar RDTR
Kecamatan Ciawi) dengan Permen ATR/BPN, yang selanjutnya dapat dilakukan persetujuan
substansi pada tingkat pusat

1.2. Dasar Hukum

Dasar Hukum pelaksanaan Kegiatan Belanja Jasa Tenaga Ahli Drafter Tenaga ahli berdasarkan
pengalaman dan Non Sertifikat Spesifikasi : S1 Geodesi/Geografi Pengalaman 1-4 tahun
(minimal) Penetapan Kebijakan dalam rangka Pelaksanaan Penataan Ruang ini adalah sebagai
berikut: a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja 3 b. Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang c. Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi Dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata
Ruang; d. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota, serta Peta RDTR Kabupaten/Kota e. Peraturan Daerah Kabupaten

2
Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2011-2031

1.3. Tujuan

Berdasarkan pertimbangan latar belakang, maka kegiatan Belanja Jasa Tenaga Ahli Drafter
Tenaga ahli berdasarkan pengalaman dan Non Sertifikat Spesifikasi : S1 Geodesi/Geografi
Pengalaman 1-4 tahun (minimal) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana
Rinci Tata Ruang (RRTR) bertujuan untuk menyediakan tenaga ahli Drafter untuk membantu
Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya melaksanakan proses penyusunan peta dasar RDTR
Kecamatan Ciawi, proses penyesuaian muatan substansi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kecamatan Ciawi dan persetujuan substansi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan
Ciawi di tingkat pusat dan daerah.

Tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut :

1. Penyusunan Peta dasar RDTR Kecamatan Ciawi


2. Berkoordinasikan dengan tenaga ahli Pemetaan, tenaga ahli Planologi, Asisten Planologi dan
Surveyor dalam pelaksanaan pekerjaan ini
3. kegiatan pengolahan dan analisis data
4. kegiatan Pengkajiaan, Pengolahan, analisis, penyesuaian dan penyusunan Peta yang
dibutuhkan dalam RDTR, serta berkoordinasi dengan tenaga ahli PWK, asisten PWK dan tenaga
pendukung lainnya terkait muatan teknis yang harus masuk kedalam peta sesuai dengan
peratuan/perundangan yang berlaku
5. Membantu tim kerja dalam seluruh proses
6. Membantu melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan substansi hasil koordinasi dan
Asistensi baik dari tingkat daerah maupun pusat.

1.4. Sasaran

Sasaran hasil yang diharapkan dari kegiatan Belanja Jasa Tenaga Ahli Drafter Tenaga ahli
berdasarkan pengalaman dan Non Sertifikat Spesifikasi : S1 Geodesi/Geografi Pengalaman 1-4
tahun (minimal) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Rinci Tata Ruang
(RRTR) Kabupaten/kota, adalah tersedianya peta dasar Kecamatan Ciawi yang memenuhi
standar dari BIG dan muatan substansi RDTR Kecamaatan Ciawi yang telah disesuaikan dengan
Permen Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nomor 11

3
Tahun 2021 sebagai salahasatu syarat Persetujuan Substansi dari Kementrian ATR/BPN
mengenai Rancangan Peraturan Bupati tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ciawi
sebagai dasar untuk ditetapkannya menjadi Peraturan BupatiRuang Lingkup
1.5. Hasil Pekerjaan

Hasil pekerjaan ini akan menjadi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
Adapun hasil pekerjaan adalah adalah tersusunnya Peta Dasar RDTR Kecamatan Ciawi yang
telah mendapatkan persetujuan dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk bahan
Persetujuan Subtansi RDTR Perkotaan Ciawi dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional, sebagai dasar penetapan menjadi Peraturan Bupati tentang RDTR
Kecamatan Ciawi.
1.6. Waktu Pelaksanaan

Secara singkat pelaksanaan kegaitan ini akan dilakukan selama 3 bulan, dengan rincian
waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Bulan Ke-
No. Tahapan Alokasi Tenaga Durasi (Bulan)
I II III
1 Pengumpulan data dan informasi Peta Dasar Ahli drafter 3 x x x
2 Pengolahan data dan analisis Peta Dasar Ahli drafter 3 x x x
Penyesuaian Muatan Substansi Peta Dasar
3 dan penyusunan peta dasar RDTR Kecamatan 3 x x x
Ciawi Ahli drafter
4 Asistensi, supervisi dan Pembahasan Ahli drafter 3 x x x

4
BAB 2

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan secara kontraktual di laboratorium atau kantor pihak
ketiga. Kegiatan dilaksanakan oleh tenaga ahli konsultan yang khusus dikontrak dan akan
disupervisi oleh BIG, dengan kompetensi yang sesuai untuk perpetaan tata ruang
khususnya perpetaan RDTR Kabupaten/Kota. Alur pekerjaan disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Alur Pekerjaan Penyusunan Peta Dasar RDTR Ciawi

1.1 Tahapan Pelaksanaan


Tugas dari tenaga ahli drafter ini adalah menyelesaikan aspek Peta Dasar BWP RDTR
Ciawi yang akan mendapatkan rekomendasi dari Badan Informasi Geospasial (BIG)
untuk bahan Persetujuan Subtansi RDTR Perkotaan Ciawi dari Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, sebagai dasar penetapan menjadi Peraturan
Bupati tentang RDTR Kecamatan Ciawi . Tahapan pelaksanaan diuraikan sebagai
berikut:
2.1.1 Rapat koordinasi antara Dinas dan pihak Konsultan

Rapat koordinasi ini meliputi penyiapan alat dan SDM. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat

5
dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup dengan melibatkan seluruh
personil pihak ketiga yang terdiri dari Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis,
Tenaga Ahli Perencana wilayah dan Kota, Tenaga Ahli drafter.

2.1.2 FGD

Dimaksudkan untuk pengumpulan data-data dari daerah yang mendukung


pekerjaan penyusunan dataset Peta RDTR, baik peta maupun ranperda.
Peserta yang hadir tersebut terdiri perwakilan dari daerah Kabupaten/Kota,
tim teknis BIG, dan pelaksana. Kegiatan ini melibatkan seluruh personil pihak
ketiga yang terdiri dari Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis, Ahli Perencana
wilayah dan Kota, tenaga ahli drafter.

2.1.3 Review dan kajian status tata ruang

Kegiatan review ini dilakukan untuk menentukan tingkat kesulitan perbaikan


dan penyelesaian teknis perpetaan RDTR Kabupaten/Kota serta analisis
strategis percepatan penyelesaian Peta RDTR terkait statisik kondisi data
dan SDM, kecenderungan penggunaan data/sumberdata, sehingga
menghasilkan strategis percepatan penyelesaian Peta RDTR.

2.1.4 Pembuatan dataset peta dasar

Dataset Peta Dasar disusun dari data-data utama yang merupakan hasil
interpretasi dari citra satelit ataupun hasil updating dari peta rupa bumi. Citra
satelit yang digunakan adalah Citra Tegak Resolusi Tinggi (CTRT) yang telah
mengalami proses orthorektifikasi dan telah memenuhi standar untuk
pembuatan peta dasar 1:5.000. Bilamana CSRT tidak tersedia maka dapat
digantikan dengan Foto Udara Terkoreksi Geometrik yang telah memenuhi
standar untuk pembuatan peta dasar 1:5.000. Dalam Dataset Peta Dasar berisi
data existing mengenai hipsografi untuk keperluan RDTR, batas BWP, batas
administrasi, perairan, jaringan transportasi, sebaran bangunan, tutupan
lahan, dan toponim. Data hipsografi diperoleh melalui analisis 3 dimensi
terhadap data Digital Elevation Model (DEM). Data-data mengenai batas BWP,
batas administrasi, perairan, jaringan transportasi, sebaran banguna, tutupan
lahan, dan toponim diperoleh melalui proses digitasi, interpretasi, dan expert

6
judgement. Proses expert judgement dilakukan melalui beberapa perangkat
seperti melakukan wawancara terhadap ahli dan praktisi, melakukan diskusi
yang dilaksanakan dalam suatu forum Focus Group Discussion, dan
menggunakan data historis sebelumnya yang sudah ditetapkan. Pembuatan
dataset peta dasar ditunjukkan oleh diagram alir pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Diagram Alur Pembuatan Dataset Peta Dasar RDTR

Tahapan pelaksanaan pembuatan Dataset Peta Dasar RDTR adalah sebagai


berikut:
A. Pemeriksaan sumber data
Sumber data yang digunakan untuk pembutan peta dasar skala 1:5.000
adalah :
1) Citra Satelit resolusi tinggi / Foto Udara
Citra satelit yang dapat digunakan untuk pembuatan peta dasar RDTR
adalah:

7
a) Citra satelit optis resolusi tinggi ≤1 meter (Quickbird,
Geoeye/Worldview, Pleiades, dll)
b) Perekaman maksimal 2 tahun
c) Tutupan awan kurang dari 10 %.
d) Sudut kemiringan citra kurang dari 20o

2) Digital Elevation Model (DEM)


a) Untuk menghasilkan data ketinggian (DEM atau kontur), perlu
sumber data ketinggian:
• Foto udara stereo
• DSM dari IFSAR, TerraSAR, dll.
• DSM dari LIDAR
b) Jika data-data tersebut tidak tersedia maka dapat menggunakan
DEM TerraSar (res 7 m) untuk data yang tersedia di BIG dengan
mempertimbangkan keadaan relief daerah yang akan dipetakan.
c) Jika relief relatif datar bisa menggunakan SRTM dan ASTER, namun
jika daerah bergunung digunakan data yang lebih baik.

B. Digitasi Peta Dasar


Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data
analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah,
sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster pada sebuah citra
satelit resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan proses
digitasi.
Digitasi Peta Dasar memuat unsur-unsur antara lain:
1) Batas Bagian Wilayah Perencanaan (BWP)
Data batas BWP diperoleh dari instansi resmi pusat/daerah bersangkutan
yang memiliki informasi mengenai data batas BWP. Data tersebut
merupakan data sekunder yang akan ditambahkan sebagai batas BWP
pada basisdata hasil tahapan digitasi unsur peta dasar. Batas BWP
tersebut perlu diverifikasi kebenarannya dan dikonfirmasikan ke
pemerintah daerah setempat pada saat tahapan survei kelengkapan
lapangan. Pada pemetaan RDTR, batas BWP harus didetilkan sesuai

8
dengan kenampakan pada citra. Untuk batas BWP yang berdasarkan
batas administrasi, batas BWP ini harus disesuaikan dengan batas
administrasi yang sudah ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
2) Batas Administrasi
Data batas administrasi diperoleh dari instansi resmi pusat/daerah
bersangkutan yang memiliki informasi mengenai data batas administrasi.
Data tersebut merupakan data sekunder yang akan ditambahkan sebagai
batas wilayah pada basisdata hasil tahapan digitasi unsur peta dasar.
Batas wilayah tersebut perlu diverifikasi kebenarannya dan
dikonfirmasikan ke pemerintah daerah setempat pada saat tahapan
survei kelengkapan lapangan. Pada pemetaan RDTR, batas administrasi
harus didetilkan sesuai dengan kenampakan pada citra.
3) Perairan
Digitasi untuk kategori perairan atau jaringan sungai harus dimulai dari
sungai besar dilanjutkan dengan anak sungai, dan kemudian sungai
musiman, pengelompokan tersebut berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Digitasi Perairan
Fitur Ukuran lebar sungai
Sungai Besar Lebar sungai ≥ 0,5 milimeter x skala peta
Anak Sungai Lebar sungai < 0,5 milimeter x skala peta
Sungai Musiman Lebar sungai < 0,5 milimeter x skala peta, dan
sungai tidak selalu tergenang air

Proses digitasi harus dimulai dari hulu ke muara. Dalam satu daerah
aliran sungai, segmen garis sungai harus terhubung satu dengan lainnya
membentuk satu jaringan yang bermuara pada satu titik. Sungai dan alur
dapat bermuara pada garis pantai, garis tepi danau, garis tepi air rawa,
atau garis tepi perairan lainnya. Pada daerah karst, aliran sungai dapat
terhenti tanpa diketahui kelanjutan muaranya. Bentuk topografi daerah
karst dicirikan dengan banyak cekungan.

9
Gambar 2.3 Contoh Penarikan Garis Perairan (Sungai)

Garis tepi perairan lainnya adalah garis batas daratan dan air yang
menggenang. Garis tepi danau/situ, garis pantai/pulau, dan garis tepi
rawa, dan garis tepi empang masuk dalam kategori ini.
Karakteristik geometri garis tepi perairan ditentukan sebagai berikut:
1) Garis tepi perairan tidak terpotong oleh kontur;
2) Garis pantai dan garis tepi danau/situ tidak terpenggal oleh muara
sungai;
3) Sungai harus berhenti pada garis tepi danau/situ;
4) Sungai harus berhenti pada garis pantai;
5) Sungai dapat memotong garis tepi rawa apabila operator dapat
melihat aliran sungai tersebut.

4) Bangunan
Digitasi unsur peta rupabumi 2 Dimensi untuk kategori bangunan dan
fasilitas umum harus memenuhi ketentuan berikut:
1) Semua bangunan diplot sesuai dengan ukuran dan bentuk
sebenarnya;
2) Bangunan diplot pada atap bangunan;
3) Kumpulan bangunan/gedung yang berjarak rapat antara satu dengan
yang lain dibuat sebagai satu kesatuan, dan dipisahkan dengan garis
sharing boundary, untuk kemudian pada tahapan pembentukan

10
geodatabase dibuat menjadi poligon tersendiri. Misal: kumpulan ruko,
permukiman yang padat, dll;
4) Landasan pacu dan dermaga apabila terlihat pada citra harus
digambarkan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya.

Gambar 2.4 Contoh Penarikan Area Bangunan Sesuai Atap Bangunan

5) Transportasi
Digitasi unsur peta rupabumi 2 Dimensi untuk kategori transportasi dan
utilitas harus memenuhi ketentuan berikut:
1) Semua jaringan transportasi yang dapat terlihat pada citra harus
diplot sesuai dengan keadaan sebenarnya;
2) Digitasi jaringan transportasi dilakukan pada garis tengahnya
(centerline);
3) Jaringan transportasi tidak terputus pada lokasi perpotongan dengan
sungai;
4) Semua jaringan transportasi yang ada pembatas tengah atau lebarnya
≥ 0,5 mm x skala peta harus diplot 3 garis (2 bahu jalan dan 1 pembatas
tengah sebagai centerline);
5) Jembatan disimbolkan titik, garis atau area tergantung geometri jalan
dan sungai yang berpotongan.

11
Gambar 2.5 Contoh Penarikan Garis Jalan 2 Bahu Jalan

6) Tutupan lahan
Unsur peta dasar yang masuk kategori ini terdiri dari: sawah, kebun,
tegalan, hutan, belukar, tanah kosong, padang rumput, dan hutan bakau.
Proses digitasi area tutupan lahan terbentuk dari gabungan data jalan,
sungai, batas permukiman, dan batas vegetasi. Klasifikasi
penggunaan/tutupan lahan yang digunakan adalah klasifikasi tersendiri
yang dibuat secara sederhana yang banyak mencirikan penggunaan lahan
pada area budidaya/aktifitas manusia dan disesuaikan dengan kebutuhan
pemetaan RDTR.

Gambar 2.6 Contoh Penarikan Area Tutupan Lahan, Gabungan Dari Semua Unsur
Berbentuk Area
7) Toponim

12
Toponim merupakan representasi sebaran objek penting, fasilitas umum
dan sosial. Data toponim didapatkan dari hasil lapangan dan interpretasi.
Karakteristik data toponim yaitu :
a) Point toponim ditempatkan pada lokasi yang mewakili objek-objek
b) Toponim menjelaskan tidak hanya tipe objek, tetapi sampai pada nama
objek

Gambar 2.7 Contoh Point Toponim


Contoh dari dataset peta dasar RDTR ditunjukkan pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Contoh Dataset Peta Dasar RDTR

13
BAB 3

PERENCANAAN PEKERJAAN

3.1 Personil Pelaksana Pekerjaan


Kegiatan ini memerlukan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang sesuai untuk dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Jalinan kerja antar personil disusun dalam
struktur organisasi agar tidak terjadi tumpang tindih penugasan dan tanggung jawab.
Sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, secara garis
besar personil dan pendukung terdiri dari:
• Tenaga Ahli SIG (1 orang), Tenaga Ahli Drafter (1 orang)
• Tenaga Ahli Planologi (1 orang)

3.2 Peralatan Yang Akan Digunakan


Peralatan utama yang akan digunakan pada pelaksanaan pekerjaan ini antara lain
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Peralatan Yang Akan Digunakan
Jumlah
No. Jenis Peralatan Spesifikasi
(Unit)
1 Komputer (Laptop/ PC) PC Intel Core i7/ Intel Xeon 1

2 Printer A4 Warna Epson L360 1

3.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi pelaksana pekerjaan disusun dengan hierarki tugas masing-masing
tim, seperti tergambar pada Gambar 4.1.

Tenaga Ahli Tenaga Ahli GIS Supervisi BIG


Planologi

Drafter Garis Koordinasi


Garis Komando
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

3.4 Tugas dan Tanggung Jawab Personil


14
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli dan tenaga pendukung adalah sebagai berikut:

A. Tenaga Ahli Sistem lnformasi Geografis (SIG)


Tenaga Ahli SIG (3 orang, jenjang KKNI level 6) merupakan analis SIG dengan
pengalaman dan pengetahuan yang memadai tentang konsep pemetaan dan SIG,
terutama untuk pemetaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Tugas tenaga ahli
sistem informasi geografis adalah:
• Memastikan bahwa secara teknis seluruh dataset yang dikerjakan dalam kegiatan
ini sudah memenuhi kaidah SIG yang benar;
• Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam proses perbaikan peta
rencana tata ruang;
• Membuat strategi dan metodologi khusus dalam proses percepatan perbaikan
peta rencana tata ruang yang sesuai dengan spesifikasi teknis serta kaidah
perpetaan dan mengacu pada peraturan perundang-undangan;
• Melakukan kajian tematik analisis kemampuan lahan sesuai standar sebagai
masukan dalam penyusunan dataset peta rencana;
• Terlibat secara aktif setiap hari kerja dalam proses penyusunan dataset peta
dasar;
• Memberikan masukan dan rekomendasi untuk solusi permasalahan penyusunan
dataset peta dasar secara aspek SIG dan basis data;
• Melakukan supervisi terhadap hasil kinerja asistennya

B. Tenaga Ahli Drafter


Tenaga Ahli drafter merupakan operator SIG – Kartografi dengan pengalaman dan
pengetahuan yang memadai tentang konsep perencanaan serta kaitannya dengan
pemetaan tata ruang (GIS) untuk perencanaan tata ruang. drafter Sistem Informasi
Geografis bertugas membantu Ahli SIG dan terlibat secara aktif setiap hari kerja
dalam proses:
• Menganalisis dan interpretasi citra satelit untuk pembuatan dataset peta dasar;
• Melakukan pembuatan dataset peta dasar;
• Melakukan penyelarasan dan penyempurnaan data.

15
3.5 Penjadwalan
Pekerjaaan akan dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan. Berdasarkan analisis
teknis pekerjaan yang menyangkut proses kerja, personil, dan kapasitas kerjanya, dapat
disusun rencana pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk Time Schedule dan Kurva-S.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Bulan Ke-
No. Tahapan Alokasi Tenaga Durasi (Bulan)
I II III
1 Pengumpulan data dan informasi Peta Dasar Ahli drafter 3 x x x
2 Pengolahan data dan analisis Peta Dasar Ahli drafter 3 x x x
Penyesuaian Muatan Substansi Peta Dasar
3 dan penyusunan peta dasar RDTR Kecamatan 3 x x x
Ciawi Ahli drafter
4 Asistensi, supervisi dan Pembahasan Ahli drafter 3 x x x

16

Anda mungkin juga menyukai