Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PENYUSUNAN
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KECAMATAN CISARUA

TAHUN ANGGARAN 2022

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. Raya Padalarang - Cisarua Km. 2 Ds. Mekarsari Kec. Ngamprah
Kab. Bandung Barat 40552, Jawa Barat

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KECAMATAN CISARUA

A. LATAR BELAKANG
Kecamatan Cisarua berada di kawasan Bandung Utara berudara sejuk dengan
Tofografi yang berbukit-bukit, berada pada ketinggian 700-1.350 mdpl, dengan suhu
udara antara 17-24O cc. Akan tetapi dalam perkembangnya perkotaan di Kecamatan
Cisarua menghadapi permasalahan-permasalahan pembangunan terutama yang
terkait dengan penataan ruang. Kecamatan Cisarua merupakan Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kecamatan atau beberapa desa. Peran PPK sebagai kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa, dengan
memantapkan fungsi PPK untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di WP,
melalui penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
Penerapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk pelaksanaan
perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten berada pada Pemerintah Kabupaten,
maka Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota
bertanggungjawab terhadap kegiatan penataan ruang di wilayahnya masing-masing.
Kewenangan Pemerintah Daerah yang besar tersebut, dituntut pula agar pemerintah
daerah dapat menangkap semua peluang ekonomi yang ada untuk tujuan
kesejahteraan penduduknya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menjelaskan terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang merupakan penjabaran
dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten kedalam rencana distribusi
pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan perkotaan
maupun kawasan fungsional kabupaten. RDTR Kabupaten mempunyai fungsi untuk
mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan
ruang diatasnya dalam wujud ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan
produktif, sehingga harus mengacu pada Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan dan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), serta
Tata Cara Penerbitan Persetujuan Substansi, dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota, serta Peta RDTR Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang menjelaskan bahwa setiap Rencana Tata Ruang

2
Wilayah Kabupaten harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten yang perlu
disusun rencana detail tata ruangnya. Bagian yang akan disusun dalam RDTR
merupakan Kawasan Perkotaan, Kawasan Strategis Kota atau Kawasan Strategis
Kabupaten.
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat telah ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029. Dalam
penyusunan rencana detail tata ruang kabupaten bahwa dalam RTRW Kabupaten
Bandung Barat telah menetapkan bagian wilayah yang harus disusun Rencana Detail
Tata Ruangnya dan salah satunya yaitu Kecamatan Cisarua.
Fungsi penyusunan RDTR dalam penataan ruang yang lebih rinci diantaranya:
1) Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berdasarkan RTRW ;
2) Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang lebih rinci dari
kegiatan pemanfaatan ruang yang diamanatkan dalam RTRW ;
3) Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang ;
4) Acuan bagi penerbitan izin pemanfataan ruang ;
5) Acuan dalam penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan serta rencana
yang lebih rinci lainnya.
Untuk mempercepat pelaksanaan kemudahan berusaha di Indonesia, Pemerintah
pada tanggal 21 Juni 2018 telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik melalui
penyederhanaan regulasi dan mempermudah birokrasi perizinan dengan menyatukan
pengajuan, proses, dan pengeluaran perizinan berusaha melalui sistem pengelolaan
perizinan terpadu secara elektronik atau Online Single Submission (OSS). Setelah
investor/pelaku usaha mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan perizinan
dasar, perizinan berusaha/investasi kemudian harus memenuhi perizinan lingkungan
dan standar bangunan, yaitu izin yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha
yang sesuai dengan ketentuan tata ruang dan lingkungan hidup; dan kesesuaian
dengan standar bangunan yang ditentukan serta kelayakan fungsi bangunan.
Oleh karena itu, penyelesaian RDTR menjadi sangat signifikan dalam membantu
realisasi investasi karena dapat mempersingkat waktu izin pemanfaatan lahan.
Namun demikian, dari 508 kabupaten/kota seluruh Indonesia, baru sebagian kecil
kabupaten/kota yang saat ini telah memiliki Peraturan Daerah tentang RRTR/RDTR.
Percepatan pelaksanaan pembangunan terancam stagnan karena investor
memerlukan tambahan waktu untuk mendapatkan Izin Lokasi sebelum dapat
memanfaatkan lahannya. Dalam PP Nomor 24 tahun 2018, dinyatakan bahwa
Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang belum memiliki RDTR, dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan wajib
menetapkan RDTR.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bandung Barat perlu segera disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3
Kecamatan Cisarua sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029 kedalam rencana distribusi
pemanfaatan ruang.

B. LANDASAN HUKUM
Dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cisarua, Tahun
anggaran 2022 ini berpedoman pada landasan hukum sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kahutanan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data dan Penyajian Peta RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta RDTR
Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (KKPR) dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (SPPR);
14. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan dan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi,

4
Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), serta Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Substansi;
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pengelolaan
Lingkungan Geologi;
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang Sempadan
Sumber Air;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 – 2029;
19. Peraturan-peraturan terkait lainnya.

C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


Maksud dari kajian Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan
Cisarua ini yaitu menyusun dokumen Perencanaan Kawasan dalam bentuk Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR).
Sedangkan Tujuan dari kegiatan ini yaitu merumuskan kebijakan dalam rencana
pengembangan di Kecamatan Cisarua dan dalam rangka mendukung pengembangan
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Bandung Barat.

D. SASARAN KEGIATAN
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a Dokumen Fakta dan Analisa Rencana Detail Tata Ruang;
b Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) Rencana Detail Tata Ruang;
c Rancangan Peraturan Kepala Daerah dan Kajian Kebijakan tentang RDTR;
d Album peta digital skala 1:5000 Rencana Detail Tata Ruang;

E. LINGKUP WILAYAH KEGIATAN


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cisarua mencakup
Kecamatan Cisarua dan Kabupaten Bandung Barat.

F. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cisarua ini adalah:
a. Penyusunan Dokumen Fakta dan Analisis Rencana Detail Tata Ruang;

5
b. Penyusunan Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) Rencana Detail Tata
Ruang;
c. Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah dan Kajian Kebijakan tentang
RDTR;
d. Penyusunan Album peta Digital skala 1:5000 Rencana Detail Tata Ruang;

G. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
a. Melakukan pengolahan dan analisis data antara lain:
a) Analisis untuk penyusunan RDTR:
✓ Analisis struktur internal WP;
✓ Analisis sistem penggunaan lahan;
✓ Analisis kedudukan dan peran WP dalam wilayah yang lebih luas;
✓ Analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan;
✓ Analisis sosial budaya;
✓ Analisis kependudukan;
✓ Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
✓ Analisis transportasi atau pergerakan;
✓ Analisis sumber daya buatan;
✓ Analisis kondisi lingkungan binaan;
✓ Analisis kelembagaan; dan
✓ Analisis pembiayaan pembangunan.
b) Analisis untuk penyusunan PZ:
✓ analisis karakteristik peruntukan, zona dan sub zona berdasarkan
kondisi yang diharapkan (berdasarkan nilai sejarah, lokasi, kerentanan
dan risiko bencana, persepsimaupun preferensi pemangku
kepentingan);
✓ analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang dan
mungkin akan berkembang di masa mendatang;
✓ analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub zona
(karakteristik kegiatan, fasilitas penunjang, dll);
✓ analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona;
✓ analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu zona;

6
✓ analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang diharapkan
dengan kondisi yang terjadi di lapangan (peruntukan saat ini, perizinan
yang sudah dikeluarkan; status guna lahan, konflik pemanfaatan ruang);
✓ analisis karakteristik spesifik lokasi (obyek strategis nasional/provinsi,
ruang dalam bumi);
✓ analisis ketentuan, standar setiap sektor terkait; dan
✓ analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
b. Merumuskan konsep muatan RDTR dan pembahasan antar sektor yang
meliputi alternatif konsep rencana, pemilihan konsep rencana, perumusan
rencana terpilih menjadi muatan RDTR dan disertai pembahasan antar sektor
terkait.
c. Merumuskan konsep PZ yang berisi:
a) Penentuan delineasi blok peruntukan
b) Perumusan aturan dasar, yang memuat:
✓ ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
✓ ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
✓ ketentuan tata bangunan;
✓ ketentuan prasarana minimal;
✓ ketentuan khusus;
✓ standar teknis;
✓ ketentuan pelaksanaan meliputi ketentuan variansi pemanfaatan ruang,
ketentuan insentif dan disinsentif, dan ketentuan penggunaan lahan
yang tidak sesuai (nonconforming situation) dengan peraturan zonasi
c) Perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan (jika ada).
d. Menyelenggarakan FGD bersama pemerintah daerah di daerah, dalam rangka:
a) FGD ke-1, penjaringan isu-isu kewilayahan dan isu pembangunan
berkelanjutan strategis di kawasan perencanaan;
b) Survey lapangan dan Pemetaan (GCP, ICP) dilakukan dilokasi deliniasi
sebanyak 1 (satu) kali dan Asistensi BIG dalam rangka pembahasan peta.
c) FGD ke-2, dilaksanakan untuk mendapatkan masukan terhadap konsep
rencana, struktur dan pola ruang.
d) FGD ke-3, dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan penyepakatan
ketentuan pemanfaatan ruang, Peraturan Zonasi, Raperkada, dan indikasi
program;
e) Pembahasan-pembahasan lainnya yang dibutuhkan.

7
H. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari pekerjaan ini adalah pemangku kepentingan di tingkat
pusat dan daerah dengan penjelasan lebih detail sebagai berikut:
1) Di tingkat pusat
Untuk memberikan kepastian hukum bagi K/L dan pemangku kepentingan
lainnya dalam pemanfaatan ruang di kawasan perencanaan.
2) Di tingkat daerah
Memberikan kepastian hukum bagi pemerintah provinsi, Pemerintah kabupaten
dan pemangku kepentingan lainnya dalam pemanfaatan ruang di kawasan
perencanaan.
3) Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui gambaran spasial dalam pemanfaatan ruang
untuk pembangunan, investasi dan/ a tau aktivitas lainnya.

I. KELUARAN
Kelengkapan pelaporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cisarua ini adalah:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan,
metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana kerja. Laporan ini
merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini dibuat
5 (lima) eksemplar, diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK.
b. Laporan Antara
Laporan Antara berisi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ruang
lingkup kegiatan dan metodologi sampai dengan bulan ke 4 (empat). Laporan ini
dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan hasil pelaksanaan kegiatan tahap akhir dengan muatan
substansi sebagaimana yang telah disebutkan pada ruang lingkup kegiatan.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan 5 (lima) bulan setelah
SPMK.
Laporan Akhir ini harus dilengkapi dengan:
a) Dokumen fakta dan analisis sebanyak 5 (lima) eksemplar;
b) Dokumen materi teknis berupa buku rencana sebanyak 5 (lima) eksemplar;

8
c) Album peta tematik dan peta rencana di wilayah perencanaan yang telah
ditetapkan dengan ukuran A3 dan A1 masing-masing sebanyak 5 (lima)
eksemplar dan 5 (lima) eksemplar;
d) Dokumen Raperkada dan Kajian Kebijakan RDTR masing-masing sebanyak 5
(lima) eksemplar;
e) Harddisk External 4 TB memuat seluruh data hasil kegiatan; dan
f) Dokumen-dokumen lainnya yang dihasilkan selama proses pelaksanaan
pekerjaan (bahan paparan, dokumentasi, dll).

J. KEWAJIBAN KONSULTAN
Dalam Penyusunan RDTR Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan
Cisarua, Konsultan berkewajiban :
a) Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
ketentuan perjanjian kerja sama yang telah ditetapkan ;
b) Menyusun kajian tersebut berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan
dalam kerangka acuan kerja ;
c) Melaksanakan pekerjaannya sampai batas waktu yang telah disepakati ;
d) Mempresentasikan pekerjaannya. Adapun Tahapan Presentasi adalah sebagai
berikut :
• Laporan Pendahuluan
• Laporan Antara (Data dan Analisis)
• Laporan Akhir (Rencana)
e) Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat meminta bantuan teknis,
baik kepada tim teknis maupun instansi terkait lainnya untuk memperoleh
petunjuk dan pengarahan agar mencapai hasil yang optimal ;
f) Melaksanakan proses asitensi secara berkala yaitu pada saat :
• Sebelum dilaksanakan ekspose laporan pendahuluan, ekspose laporan
antara dan ekspose laporan akhir, konsultan wajib melakukan asistensi
kepada Tim Teknis yang telah ditunjuk.
• Setelah pelaksanaan ekspose laporan akhir hingga laporan siap untuk
dicetak.
g) Dalam melaksanakan pekerjaannya, konsultan wajib melakukan alih
pengetahuan tentang rencana terhadap aparat pelaksana daerah dengan cara
yang disepakati antara pemerintah daerah dengan konsultan ;

9
K. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Sesuai dengan tujuannya, maka pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan sejumlah
tenaga ahli yang memiliki keahlian dan latar belakang ilmu yang sesuai dengan usaha/
komoditas yang berkaitan dengan rencana peraturan daerah tersebut. Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cisarua antara lain;
Jumlah
No. Kualifikasi Tenaga Ahli Posisi Pendidikan Pengalaman Orang/Bulan
(MM)
S.1 Teknik Planologi
Ahli Perencanaan Wilayah (Ahli Madya 1 (satu) orang
1 Ketua Tim > 4 Thn
dan Kota (team leader) Perencanaan Wilayah selama 5 bulan
dan kota)
Ahli Arsitektur / Urban S.1 Teknik Arsitektur, 1 (satu) orang
2 Tenaga Ahli > 2 Thn
Design (Ahli Muda) selama 2 bulan
S.1 Teknik Geodesi, 1 (satu) orang
3 Ahli Geodesi/GIS Tenaga Ahli > 2 Thn
(Ahli Muda) selama 4 bulan
1 (satu) orang
4 Ahli Hukum Tenaga Ahli S.1 Hukum > 2 Thn
selama 1 bulan
S.1 Teknik Geodesi,
1 (satu) orang
5 Asisten Ahli Geodesi/GIS Asisten Tenaga Ahli (Sub Professional
selama 2 bulan
Staff)
S.1 Teknik Planologi
Asisten Ahli Perencanaan 1 (satu) orang
6 Asisten Tenaga Ahli (Sub Professional
Wilayah dan Kota selama 5 bulan
Staff)
2 (dua) orang
7 Juru Gambar/Drafter Tenaga Pendukung SMA/D3 > 1 Thn
selama 4 bulan
1 (satu) orang
8 Operator Komputer Tenaga Pendukung SMA/D3 > 1 Thn
selama 5 bulan
2 (dua) orang
9 Surveyor Tenaga Pendukung S1 > 1 Thn
selama 1 bulan
1 (satu) orang
10 Tenaga Administrasi Tenaga Pendukung SMA/D3 > 1 Thn
selama 5 bulan

L. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Waktu yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan ini adalah 150 hari kalender
sejak ditandatangani surat perjanjian kerjasama.

M. SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini dibiayai oleh APBD Kabupaten Bandung Barat Tahun
Anggaran 2022 sebesar Rp. 549.311.600,- (Lima Ratus Juta Empat Puluh Sembilan
Juta Tiga Ratus Sebelas Ribu Enam Ratus Rupiah).

10
N. PERSYARATAN PENYEDIA JASA
a Perusahaan Jasa Konsultansi Klasifikasi kecil
b Memiliki Sertifikat Badan Usaha SBU dengan Kualifikasi Usaha Kecil Bidang
Perencanaan Penataan Ruang Subbidang PR 101 Jasa Perencana dan
Perancang Perkotaan
c Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak tahun pajak 2021
d Memiliki pengalaman sejenis

PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun untuk menjadi bagian dokumen
bagi pengadaan, yang harus ditanggapi dan dibuat kerangka logis sebagai usulan
teknis yang akan diajukan oleh penyedia jasa.

Kabupaten Bandung Barat, Juni 2022


Pejabat Pembuat Komitmen

B. PANJI WINARNO, ST., MT


NIP. 197703302005011005

11

Anda mungkin juga menyukai