Anda di halaman 1dari 6

BUPATI LAMANDAU

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


PERATURAN BUPATI LAMANDAU
NOMOR 17 TAHUN 2016

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang :: a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah


Kabupaten Lamandau Nomor 09 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
Tahun 2013-2033, maka berdasarkan ketentuan Pasal
55 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang disebutkan
dalam jangka waktu paling lama 36 (tiga puluh enam)
bulan harus sudah ditetapkan Rencana Detail Tata
Ruang Kabupaten Lamandau;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (3) huruf


a Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang disebutkan Rencana
Detail Tata Ruang yang disusun akan menjadi salah
satu acuan penyusunan Peraturan Zonasi;

c. bahwa dengan akan disusunnya Rencana Detail Tata


Ruang yang kemudian ditindaklanjuti dengan
penyusunan Peraturan Zonasi, maka diperlukan suatu
standarisasi pedoman dalam menyusun Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi yang efektif dan
efisien demi terciptanya penataan ruang yang
berkualitas;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar
Operasional Prosedur Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi.
Mengingat :: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan,
Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau,
Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau,
Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Timur di
Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


2. Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 09


Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2033.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA
RUANG DAN PERATURAN ZONASI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1.Daerah adalah Kabupaten Lamandau
2.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lamandau
3.Kabupaten adalah Kabupaten Lamandau
4.Bupati adalah Bupati Lamandau
5. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP merupakan
suatu pedoman atau acuan yang berisi langkah-langkah kerja dalam hal ini
langkah-langkah penyusunan RDTR kota yang akan dikembangkan.
6. Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRW
kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang
berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten,
rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah
kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
7. Rencana Detail Tata Ruang kabupaten yang selanjutnya disingkat RDTR
adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten
yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten.
8. Peraturan Zonasi yang selanjutnya disingkat PZ adalah ketentuan yang
mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan
pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
9. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan
fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-
fungsi lain.
10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/atau aspek fungsional.
11. Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten dan/atau kawasan
strategis kabupaten yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal
ini RDTR kabupaten sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
kabupaten yang bersangkutan.
12. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah selanjutnya disingkat BKPRD
adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung
pelaksanaan Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang di Kabupaten Lamandau dan mempunyai fungsi membantu
pelaksanaan tugas Bupati Lamandau dalam koordinasi penataan ruang di
daerah.

Pasal 2

Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyusunan RDTR


dan PZ kabupaten oleh Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan dalam
penataan ruang.

Pasal 3

Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mewujudkan RDTR dan PZ sesuai


dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan peraturan pelaksanaannya.

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:


a. SOP penyusunan RDTR; dan
b. SOP penyusunan PZ
BAB I I
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN
RENCANA DETAI TATA RUANG
Pasal 5

(1) Syarat Penyusunan RDTR meliputi:


a. Penentuan dan penetapan kawasan perencanaan perkotaan yang akan
dikembangkan.
b. Ketersediaan muatan data dan informasi berupa:
1) Fisik dasar kawasan;
2) Kependudukan;
3) Perekonomian;
4) Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan;
5) Tata bangunan dan lingkungan (TBL);
6) Prasarana dan utilitas umum;
7) Identifikasi daerah rawan bencana; dan
8) Peta: Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi dll), Peta
Rupa Bumi Indonesia (RBI), Peta Citra Satelit, Peta Potensi Sumber
Daya Air (SDA) dan Peta Potensi Kebencanaan.
(2) Prosedur penyusunan RDTR meliputi:
a. Proses dan jangka waktu penyusunan;
b. Pelibatan masyarakat; dan
c. Pembahasan rancangan RDTR.
(3) Muatan RDTR terdiri atas:
a. tujuan penataan BWP;
b. rencana pola ruang;
c. rencana jaringan prasarana;
d. penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;
e. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
f. peraturan zonasi.
(4) Rincian prosedur penyusunan RDTR, muatan RDTR dan penyusunan SOP
RDTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
sebagaimana terlampir pada lampiran I peraturan ini yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB III
STANDAR OPERASIONAL PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI
Pasal 6

(1) Syarat Penyusunan PZ meliputi:


a. Disusun berdasarkan RDTR.
b. Ketersediaan muatan data dan informasi berupa:
1) Fisik dasar kawasan;
2) Kependudukan;
3) Perekonomian;
4) Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan;
5) Tata bangunan dan lingkungan (TBL);
6) Prasarana dan utilitas umum;
7) Identifikasi daerah rawan bencana; dan
8) Peta: Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi dll), Peta
Rupa Bumi Indonesia (RBI), Peta Citra Satelit, Peta Potensi Sumber
Daya Air (SDA) dan Peta Potensi Kebencanaan.
(2) Prosedur penyusunan PZ meliputi:
a. Proses dan jangka waktu penyusunan;
b. Pelibatan masyarakat; dan
c. Pembahasan rancangan peraturan zonasi.
(3) Muatan PZ terdiri atas:
a. Materi Wajib; dan
b. Materi Pilihan
(4) Rincian prosedur penyusunan PZ, muatan PZ dan SOP penyusnan PZ
sebagaimana tercantum dalam lampiran (I) peraturan ini yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Lamandau.

Ditetapkan di Nanga Bulik


pada tanggal 8 Juni 2016

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN

Diundangkan di Nanga Bulik


pada tanggal 9 Juni 20165 Mei 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ARIFIN LP. UMBING


BERITA DAERAH KABUPATEN LAMANDAU
TAHUN 2016 NOMOR 454

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM,

ELLY YOSSEPH,SH
NIP. 10760131 200312 1 006

Anda mungkin juga menyukai