Anda di halaman 1dari 13

GUBERNUR SUMATERA UTARA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA


NOMOR TAHUN 2021
TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN REKOMENDASI UNTUK PERSETUJUAN
SUBSTANSI RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


GUBERNUR SUMATERA UTARA
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, Gubernur memberikan
rekomendasi untuk persetujuan substansi
terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/
kota tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/
kota;
b. bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana
Tata Ruang yang harmonis dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang ada di atasnya
serta sesuai dengan kondisi daerahnya;
c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian hukum
dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kewenangan pemerintah daerah Provinsi Sumatera
Utara diperlukan pengaturan mengenai mekanisme
dalam memberikan rekomendasi gubernur terhadap
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
tentang Rencana Tata Ruang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Mekanisme
Pemberian Rekomendasi untuk Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan
Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5103)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1503);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2016 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 464);
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian
Persetujuan Substansi dalam Rangka Penetapan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 966);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG MEKANISME
PEMBERIAN REKOMENDASI UNTUK PERSETUJUAN
SUBSTANSI RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Sumatera
Utara.
2. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Daerah
Provinsi.
4. Bupati/Wali Kota adalah Bupati/Wali Kota di Daerah
Provinsi.
5. Rancangan Peraturan Daerah, yang selanjutnya
disebut Ranperda adalah Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi.
6. Rekomendasi gubernur adalah persetujuan yang
diberikan oleh Gubernur yang menyatakan bahwa
substansi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan terkait bidang
penataan ruang, kebijakan nasional dan kebijakan
provinsi yang dikeluarkan bersama dengan
lampirannya berupa tabel evaluasi substansi.
7. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR
adalah hasil perencanaan tata ruang.
8. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, yang
selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten/Kota adalah
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota, yang mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional, RTRW Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
9. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut dengan
RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah
rencana tata ruang yang penataan ruang kawasannya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota
terhadap kepentingan pertanahan dan keamanan,
ekonomi, sosial budaya dan/atau lingkungan.
10. Rencana Detail Tata Ruang, yang selanjutnya
disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci
tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.
11. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang
selanjutnya disingkat TKPRD adalah tim ad-hoc yang
dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 20O7 tentang Penataan
Ruang di Daerah Provinsi dan di Daerah
Kabupaten/Kota, dan mempunyai fungsi membantu
pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Wali Kota
dalam pelaksanaan koordinasi penataan ruang di
daerah.
12. Standar Operasional Prosedur, yang selanjutnya
disingkat SOP adalah serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan
kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan.
13. Standar Pelayanan, yang selanjutnya disingkat SP
adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan
penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan
janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau
dan terukur.
14. Surat Kelengkapan Administrasi dan Substansi, yang
selanjutnya disingkat SKAS adalah surat yang
diterbitkan oleh TKPRD Provinsi untuk menyatakan
bahwa Ranperda Kabupaten/Kota tentang RTR
Kabupaten/Kota telah memenuhi persyaratan
kelengkapan administrasi dan kesesuaian penilaian
substansi untuk dapat diproses penerbitan
rekomendasi gubernurnya.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai
pedoman bagi Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terkait
penyelenggaraan pemberian rekomendasi gubernur
dalam rangka penetapan Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan menjadi
peraturan daerah.
(2) Peraturan Gubernur ini bertujuan agar RTR
Kabupaten/Kota yang ditetapkan dalam peraturan
daerah disusun sesuai dengan kaidah teknis bidang
penataan ruang sehingga terwujud suatu RTR yang
berkualitas serta terpadu dan komplementer terhadap
hierarki RTR di atasnya.
Pasal 3
(1) Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini mengatur
mengenai tata cara pemberian rekomendasi gubernur
pada Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota.
(2) Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. RTR Kabupaten meliputi:
1. RTRW Kabupaten;
2. RTR Kawasan Strategis Kabupaten; dan
3. RDTR Kabupaten.
b. RTR Kota meliputi:
1. RTRW Kota;
2. RTR Kawasan Strategis Kota; dan
3. RDTR Kota.
(3) Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku juga untuk RTR yang
direvisi.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi
pelaksanaan pemberian rekomendasi RTR Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) mencakup
tahapan:
a. Pra rekomendasi, yaitu tahap pemeriksaan awal
kelengkapan dokumen administrasi dan substansi
Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota dan
kelengkapannya; dan
b. Pemberian rekomendasi.
BAB III
PELAKSANAAN PEMBERIAN REKOMENDASI RENCANA
TATA RUANG KABUPATEN/KOTA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1) Gubernur memberikan rekomendasi untuk Ranperda
tentang RTR Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 berdasarkan permohonan rekomendasi
dari Bupati/Wali Kota.
(2) Permohonan rekomendasi yang diusulkan
Bupati/Wali Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diproses setelah Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Substansi Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota telah mengikuti arahan dalam
pedoman penyusunan RTR dan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang penataan
ruang;
b. Substansi Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota telah mengakomodasi, antara
lain:
1. kebijakan strategis nasional;
2. kebijakan strategis provinsi;
3. kawasan lindung;
4. ruang terbuka hijau;
5. kawasan/lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan/atau lahan baku sawah;
6. mitigasi bencana;
7. ketentuan operasional pengendalian
pemanfaatan ruang; dan
8. hal lainnya yang dianggap perlu;
c. substansi Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota telah memenuhi ketentuan
proses penyusunan Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota; dan
d. substansi Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota telah diperiksa secara mandiri
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam
huruf c serta peraturan perundang-undangan
bidang penataan ruang.
(3) Pemeriksaan mandiri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d dibuktikan dengan surat pernyataan
kepala daerah yang menyatakan bertanggung jawab
terhadap kualitas Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota.
(4) Pemeriksaan mandiri sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 6
(1) Pemberian rekomendasi untuk persetujuan substansi
RTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, meliputi
mekanisme:
a. pra rekomendasi; dan
b. penerbitan rekomendasi gubernur.
(2) Proses penerbitan rekomendasi gubernur
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b
dapat dimulai setelah proses pemeriksaan
kelengkapan administrasi dan substansi dokumen
pada tahap pra rekomendasi sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) huruf a selesai dilaksanakan.
(3) Bagan alur mekanisme proses penerbitan
rekomendasi gubernur untuk persetujuan substansi
Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota dituangkan
dalam bentuk SOP dan SP tercantum dalam Lampiran
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(4) SOP dan SP sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berlaku hanya sampai pada tahap penerbitan draf
rekomendasi gubernur.
Pasal 7
Pelaksanaan pra rekomendasi dan proses penerbitan
rekomendasi gubernur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, dilakukan oleh Perangkat Daerah Provinsi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang
penataan ruang dan TKPRD Provinsi.
Bagian Kedua
Pra Rekomendasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 8
(1) Bupati/Wali Kota menyampaikan Surat Permohonan
Rekomendasi kepada Gubernur.
(2) Format Surat Permohonan Rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(3) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan oleh Bupati/Wali Kota dengan
menyertakan dokumen kelengkapan administrasi.
(4) Dokumen kelengkapan administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(5) Tahap pra rekomendasi dilakukan paling lama selama
14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya Surat
Permohonan Rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Pasal 9
Tahap pra rekomendasi dilaksanakan melalui proses:
a. Pemeriksaan kelengkapan administrasi;
b. Penilaian substansi; dan
c. Penerbitan SKAS.

Paragraf 2
Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
Pasal 10
(1) Sekretariat TKPRD, kepala bidang yang melaksanakan
urusan penataan ruang dan kepala seksi yang
melaksanakan urusan pengaturan dan pembinaan
tata ruang melakukan pemeriksaan kelengkapan
administrasi terhadap Surat Permohonan
Rekomendasi beserta kelengkapannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).
(2) Hasil pemeriksaan kelengkapan administrasi
sebagaimana dimaksud ada ayat (1) dituangkan dalam
bentuk Tabel Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi.
(3) Tabel Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan
untuk menyatakan hasil akhir pemeriksaan
kelengkapan administrasi meliputi:
a. administrasi lengkap; dan
b. administrasi tidak lengkap.
(4) Format Tabel Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(5) Dalam hal Tabel Pemeriksaan Kelengkapan
Administrasi menyatakan bahwa Surat Permohonan
Rekomendasi beserta kelengkapannya tidak lengkap
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, Surat
Permohonan Rekomendasi dikembalikan kepada
Bupati/Wali Kota pemohon untuk dilengkapi.
Paragraf 3
Penilaian Substansi
Pasal 11
(1) Penilaian substansi dapat dilakukan setelah
kelengkapan administrasi dinyatakan lengkap pada
Tabel Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf
a.
(2) Penilaian substansi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Kelompok Kerja TKPRD Provinsi
bersama dengan tenaga ahli.
(3) Penilaian substansi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan menelaah, mengevaluasi, dan
mengkaji substansi Ranperda tentang RTR
Kabupaten/Kota dengan menerapkan penilaian
kualitas RTR.
(4) Kualitas RTR sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dinilai berdasarkan evaluasi terhadap substansi:
a. peta;
b. materi teknis; dan
c. Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota.
(5) Hasil penilaian kualitas RTR sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dikeluarkan dalam bentuk matriks
evaluasi.
(6) Format matriks evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) tercantum dalam Lampiran V sampai dengan
Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(7) Hasil penilaian substansi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam bentuk Tabel
Penilaian Substansi.
(8) Tabel Penilaian Substansi sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) digunakan untuk menyatakan hasil
akhir penilaian substansi meliputi:
a. substansi sesuai; dan
b. substansi tidak sesuai.
(9) Format Tabel Penilaian Substansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) tercantum dalam Lampiran
XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(10) Dalam hal Tabel Penilaian Substansi menyatakan
bahwa substansi tidak sesuai sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) huruf b, Sekretaris TKPRD
menyampaikan Surat Penilaian Substansi kepada
Kabupaten/Kota untuk menyempurnakan substansi
Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota.
(11) Format Surat Penilaian Substansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) tercantum dalam Lampiran
XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(12) Penilaian substansi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan selama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
Tabel Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
dikeluarkan.
Pasal 12
(1) Pemerintah Kabupaten/Kota menyampaikan hasil
perbaikan substansi Ranperda RTR Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (10)
kepada Sekretaris TKPRD Provinsi paling lambat 14
(empat belas) hari kerja Surat Penilaian Substansi
disampaikan.
(2) Hasil perbaikan substansi yang telah disampaikan
kepada Sekretariat TKPRD Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) akan melalui proses ulang
penilaian substansi sebagaimana dimaksud pada
Pasal 11.
(3) Proses perbaikan substansi Ranperda RTR
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan terus berlangsung secara repetitif dan dapat
berhenti dalam hal hasil penilaian substansi telah
sesuai.
(4) Dalam proses perbaikan substansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan koordinasi
antara TKPRD Provinsi dengan TKPRD
Kabupaten/Kota pemohon.

Paragraf 4
Penerbitan Surat Kelengkapan Administrasi dan Substansi
Pasal 13
(1) Dalam hal hasil penilaian substansi telah sesuai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (8) huruf
a, Pokja TKPRD Provinsi akan menerbitkan SKAS yang
ditandatangani oleh Sekretaris TKPRD Provinsi.
(2) SKAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan bersama dengan lampiran surat meliputi:
a. tabel pemeriksaan kelengkapan administrasi; dan
b. tabel penilaian substansi beserta matriks
evaluasi.
(3) Dalam hal hasil penilaian substansi tidak sesuai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (8) huruf
b, Pokja TKPRD Provinsi akan menerbitkan SKAS yang
ditandatangani oleh Sekretaris TKPRD Provinsi setelah
Kabupaten/Kota melakukan perbaikan substansi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
(4) SKAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak
Tabel Penilaian Substansi dikeluarkan.
(5) Format SKAS tercantum dalam Lampiran XVI yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
Bagian Ketiga
Penerbitan Rekomendasi Gubernur
Paragraf 1
Umum
Pasal 14
Proses penerbitan rekomendasi gubernur dapat dilakukan
setelah diterbitkannya SKAS oleh Pokja TKPRD Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
Pasal 15
Tahap penerbitan rekomendasi gubernur dilaksanakan
melalui proses:
a. Pembahasan dalam rapat pleno TKPRD Provinsi;
b. Penerbitan draf rekomendasi gubernur; dan
c. Penerbitan rekomendasi gubernur.
Paragraf 2
Rapat Pleno Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Provinsi
Pasal 16
(1) Rapat pleno TKPRD Provinsi dilakukan untuk
membahas kesesuaian substansi Ranperda tentang
RTR Kabupaten/Kota terhadap peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang, kebijakan nasional
dan kebijakan provinsi.
(2) Rapat pleno TKPRD Provinsi dilaksanakan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya SKAS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
(3) Rapat pleno TKPRD Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui tahapan:
a. persiapan; dan
b. pelaksanaan
Pasal 17
(1) Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(3) huruf a dilakukan oleh Sekretariat TKPRD Provinsi
dengan mengirimkan surat undangan beserta materi
rapat dan tabel evaluasi substansi kepada:
a. TKPRD Kabupaten/Kota pemohon;
b. TKPRD Kabupaten/Kota yang berbatasan dengan
Kabupaten/Kota pemohon; dan
c. Anggota TKPRD Provinsi.
(2) Materi rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Ranperda tentang RTR Kabupaten/Kota;
b. Materi teknis meliputi buku fakta analisis dan
buku rencana;
c. Album peta;
d. Dokumen peninjauan kembali (untuk revisi RTR
Kabupaten/Kota); dan
e. SKAS beserta lampirannya.
(3) Dalam hal peserta rapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat hadir pada pelaksanaan rapat
pleno TKPRD Provinsi, peserta rapat tersebut harus
mengirimkan tabel evaluasi substansi kepada
Sekretariat TKPRD Provinsi.
(4) Format surat undangan dan tabel evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran XVII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 18
(1) Pelaksanaan rapat pleno TKPRD Provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) huruf b dipimpin
oleh Wakil Ketua TKPRD Provinsi atau Sekretaris
TKPRD Provinsi.
(2) Pembahasan rapat pleno sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) dilakukan dengan
menghimpun masukan dari peserta rapat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1).
(3) Hasil rapat pleno TKPRD Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam berita acara
rapat pleno yang ditandatangani oleh Wakil Ketua
TKPRD Provinsi atau Sekretaris TKPRD Provinsi dan
perwakilan TKPRD Kabupaten/Kota pemohon.
(4) Format berita acara rapat pleno TKPRD Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum
dalam Lampiran XVIII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Paragraf 3
Penerbitan Draf Rekomendasi Gubernur
Pasal 19
(1) Kepala seksi yang melaksanakan urusan pengaturan
dan pembinaan tata ruang membuat draf rekomendasi
gubernur berdasarkan kesimpulan berita acara rapat
pleno TKPRD Provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (3).
(2) Draf rekomendasi gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada kepala bidang yang
melaksanakan urusan penataan ruang untuk
diperiksa.
(3) Dalam hal draf rekomendasi gubernur disetujui oleh
kepala bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
maka kepala bidang membuat nota dinas perihal draf
rekomendasi kepada Sekretaris TKPRD.
(4) Draf rekomendasi gubernur dan nota dinas perihal
draf rekomendasi gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilanjutkan kepada Sekretariat TKPRD
Provinsi untuk diteruskan ke Sekretaris TKPRD
Provinsi.
(5) Dalam hal draf rekomendasi gubernur disetujui oleh
Sekretaris TKPRD Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) maka Sekretaris TKPRD Provinsi
membuat nota dinas kepada Gubernur perihal draf
rekomendasi gubernur sebagaimana dimaksud pada
ayat (4).
(6) Format draf rekomendasi gubernur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
XIX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
Paragraf 4
Penerbitan Rekomendasi Gubernur
Pasal 20
Gubernur menerbitkan rekomendasi dan menyampaikan
kepada Bupati/Wali Kota, sebagai lampiran permohonan
persetujuan substansi Ranperda RTR Kabupaten/Kota
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
Mekanisme pemberian rekomendasi gubernur sebagaimana
diatur dalam Peraturan Gubernur ini tidak berlaku bagi
permohonan penerbitan rekomendasi gubernur yang telah
diajukan sebelum mulai berlakunya Peraturan Gubernur
ini.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera
Utara.

Ditetapkan di Medan
pada tanggal 2021
GUBERNUR SUMATERA UTARA

EDY RAHMAYADI
Diundangkan di Medan
pada tanggal 2021
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA

…..

Anda mungkin juga menyukai