TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
22. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya.
23. Kawasan lindung adalah kawasan peruntukan lindung kabupaten
adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu
ekosistem yang terletak pada wilayah kabupaten, yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di
wilayah kabupaten, dan kawasan-kawasan lindung lain yang
menurut ketentuan peraturan perundangundangan
pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah
kabupaten.
24. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
25. Kawasan Strategis Kabupaten adalah bagian wilayah Daerah yang
penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup wilayah Daerah di bidang ekonomi,
sosial budaya, sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,
dan/atau lingkungan hidup.
26. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah arahan yang
dibuat dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah
provinsi agar sesuai dengan RTRW provinsi yang berbentuk indikasi
arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi untuk wilayah provinsi.
27. Ketentuan insentif adalah perangkat atau upaya untuk imbalan
terhadap pelaksanaan kegiatan agar sejalan dengan rencana tata
ruang.
28. Ketentuan disinsentif adalah perangkat atau upaya yang diberikan
untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi
pengembangannya.
29. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa
saja yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.
- 10 -
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang Wilayah
Pasal 4
Bagian Ketiga
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah
Pasal 5
Bagian Keempat
Strategi Penataan Ruang Wilayah
Pasal 6
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Bagian Kedua
Sistem Pusat Permukiman
Pasal 8
(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari:
a. PPK Perkotaan Sioban di Kecamatan Sipora Selatan;
b. PPK Perkotaan Bulasat di Kecamatan Pagai Selatan; dan
c. PPK Perkotaan Muara Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara.
(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari:
- 18 -
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Transportasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 9
Paragraf 2
Sistem Jaringan Jalan
Pasal 10
- 19 -
(3) Jalan kolektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berupa
jalan kolektor primer yang terdiri dari ruas:
a. jaringan jalan yang berada di pulau Sipora yang
menghubungkan ruas jalan Tuapejat – Transmigrasi – Rokot –
Sioban – Katiet. (Jalan Nasional)
b. jaringan jalan yang berada di pulau Siberut yang
menghubungkan ruas jalan Labuan Bajau – Policoman –
Sigapokna – Terekan Hulu –Sirilanggai - Monganpoula –
Sotboyak – Subelen – Saibi Samukop – Saliguma – Maileppet –
Muara Siberut – Puro – Rogdok – Mabukkuk (usulan Jalan
Nasional)
c. jaringan jalan yang berada di Pulau Pagai Utara yang
menghubungkan ruas jalan Mapinang – Saumanganya –
Matobe – Sikakap – Dermaga (Usulan Jalan Nasional);dan
d. jaringan jalan yang berada di Pulau Pagai Selatan yang
menghubungkan ruas jalan Polaga – Beleraksok – Simpang Km
37 –Simpang Km 53 – Boriai (Usulan Jalan Nasional).
(4) Jalan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri
dari:
a. jalan lokal primer; dan
b. jalan lokal sekunder.
- 20 -
(5) Jalan lokal primer sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
terdiri dari ruas:
a. ruas jalan di Pulau Siberut, meliputi Sigapokna – Tiniti –
Simalegi Betaet – Simatalu – Sagulubbeg – Pasakiat Taileleu –
Peipei – Mabukkuk, Malancan – Barambang, Barambang –
Tamairang, Muara Sikabaluan – Pokai – Sirilanggai, Muara
Sikabaluan – Monganpoula, Subelen – Poros Trans Mentawai,
Muara Saibi – Simoilalak, Sirisurak – Poros Trans Mentawai, ,
Pelabuhan Marina – Lailai, Trans Mentawai – Danau
Mangeungeu, Lingkar Peipei, Simpang Muntei – Puro, dan Puro
– Malilimok
b. ruas jalan di Pulau Sipora, meliputi Simpang SP II – Kantor
Camat – Berkat – Pukarayat –Betumonga – Taraet – Beriulou –
Masokut – Bosua Gobi – Mongan Bosua, SP III – Betumonga,
Silaoinan – Betumonga, Sao – Bosua, dan Takuman – Sioban.
c. ruas jalan di Pulau Pagai Utara, meliputi Mabolak – Sikakap –
Dermaga - Muara Taikako – Km 17 Silabu – Saumanganya,
Simpang Silabu – Silabu, dan Km 14 – Betumonga;dan
d. ruas jalan di Pulau Pagai Selatan, meliputi Simpang Kartini –
Sabiret - Muntei Kecil – Malakopa, Simpang Km 35 – Sabiret,
Simpang Trans Mentawai – Mapopou, Bulasat – Aban Baga, dan
Simpang Km 53 – Limu – Mapinang – Lakkau – Surat Aban.
(6) Jalan lokal sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a
terdiri dari ruas:
a. ruas jalan lokal sekunder di Pulau Siberut, meliputi Policoman
– Malancan, Bose – Policoman, Sirilanggai – Malancan, Lingkar
Sotboyak – Poros Trans Mentawai, Sirilanggai – Air terjun
Singungung, Poros Trans Mentawai – Bojakan, Sirilogui –
Monganpoula, Sirilogui – Lingkar Sotboyak, Tamairang – Puran
– Sirilogui – Cimpungan Desa – Subelen, Subelen – Muara Saibi,
Muara Saibi – Kaleak – Sibudda’ Oinan – Saliguma – Gotab –
- 21 -
Paragraf 3
Sistem Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Pasal 11
a. lintas penyeberangan;
b. Pelabuhan penyeberangan; dan
4. Sikakap-Bungus; dan
5. Labuan Bajau-Bungus.
b. Lintas penyeberangan local, meliputi Sakadalat-Labuan Bajau-
Pokai-Subelen-Maileppet-Mabukkuk-Malilimok-Tuapejat-
Sioban-Sagitci-Pasapuat-Sikakap-Polaga-Malakopa-Bake-
Lakkau-Sinakak-Boriai-Parak Batu.
Paragraf 4
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 12
Paragraf 5
Bandar Udara Umum dan Bandar Udara Khusus
Pasal 13
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Energi
Pasal 14
Bagian Kelima
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 15
(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 (ayat 1) huruf d, terdiri dari:
a. jaringan tetap;
b. infrastruktur jaringan tetap; dan
c. jaringan bergerak.
(2) Jaringan tetap sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, terdapat di:
a. PKW Muara Siberut;
b. PKW Tuapejat;
c. PKL Sikakap; dan
d. PKL Peipei.
Bagian Keenam
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 16
4. D.I Pasapuat
5. D.I Guluguluk
6. D.I Manganjo
7. D.I Matobe (Makukuet)
8. D.I Taikako (Silaoinan)
9. D.I Taikako (Mabolak)
10. D.I Sibaibai
11. D.I Matoninit
c. Daerah Irigasi pulau Pagai Selatan, meliputi:
1. D.I Bulasat
2. D.I Siraija
3. D.I Tuik
4. D.I Tubeket
5. D.I Makalo
6. D.I Bere
d. Daerah Irigasi pulau Siberut, meliputi:
1. D.I Malilimok
2. D.I Toloulago
3. D.I Puro 1
4. D.I Madobag
5. D.I Maileppet
6. D.I Sotboyak
7. D.I Sirilanggai
8. D.I Malancan
9. D.I Tiniti
10. D.I Sigapokna
- 30 -
Bagian Ketujuh
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Paragraf 1
Umum
Pasal 17
Paragraf 2
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Pasal 18
(5) Unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri
atas:
Paragraf 3
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Pasal 19
d. PKL Peipei.
Paragraf 4
Sistem Jaringan Persampahan
Pasal 20
Paragraf 5
Sistem Jaringan Evakuasi Bencana
Pasal 21
Paragraf 6
Sistem Drainase
Pasal 22
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
Pasal 23
(2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta sebagaimana tercantum dalam Lampiran
II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Bagian Kesatu
Kawasan Lindung
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
(2) Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
seluas kurang lebih 165.778 (seratus enam puluh lima ribu tujuh
ratus tujuh puluh delapan) hektar berupa kawasan suaka
margasatwa di Kecamatan Pagai Selatan dan Kawasan Taman
Wisata Alam Kecamatan Siberut Selatan.
(3) Kawasan suaka alam perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri atas:
a. kawasan suaka alam perairan atau Daerah Perlindungan Laut
terdapat di Kecamatan Siberut Tengah;
b. kawasan suaka alam perairan atau Daerah Perlindungan Laut
di Kecamatan Siberut Barat Daya; dan
- 38 -
Pasal 29
Bagian Kedua
Kawasan Budidaya
Pasal 30
Pasal 31
- 39 -
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
BAB V
KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
Pasal 37
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 38
(4) Indikasi program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b memuat:
- 47 -
(5) Indikasi program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b meliputi:
a. perwujudan struktur ruang wilayah Kabupaten Kepulauan
Mentawai;
b. perwujudan pola ruang wilayah Kabupaten Kepulauan
Mentawai; dan
c. perwujudan kawasan strategis Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
Bagian Kedua
Perumusan Kebijakan Strategis Operasional
Pasal 39
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 40
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Zonasi
Pasal 41
Paragraf 1
Ketentuan Umum Zonasi Struktur Ruang
Pasal 42
Paragraf 2
Ketentuan Umum Zonasi Sistem Pusat Permukiman
Pasal 43
Paragraf 3
Ketentuan Umum Zonasi Jaringan Prasarana Wilayah
Pasal 44
(4) Ketentuan umum zonasi untuk jalan kolektor primer dan jalan
kolektor sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
terdiri dari ketentuan:
a. Diperbolehkan untuk kegiatan:
1. Pengembangan RTH sepanjang jaringan jalan yang
mempunyai fungsi konservasi dan penyediaan oksigen.
2. Transportasi orang dan barang dengan berbagai jenis moda
transportasi yang menyesuaikan kelas jalan kolektor primer
dari masing-masing ruas jalan.
b. Diperbolehkan dengan bersyarat untuk kegiatan:
1. Pemanfaatan ruang yang berhubungan langsung dengan
jalan kolektor primer dibatasi untuk jumlah jalan masuk
2. Kegiatan komersial berupa industri, perdagangan dan jasa
dengan
3. menyediakan prasarana tersendiri dan memenuhi standar
keamanan serta tidak menimbulkan parkir di badan jalan
kolektor.
4. Perumahan dengan syarat tidak berorientasi langsung pada
jalan kolektor primer dan memenuhi standar keamanan
serta tidak menimbulkan parkir di badan jalan kolektor.
5. Kegiatan lain berupa pariwisata, pendidikan, kesehatan,
olahraga disediakan secara terbatas melalui penyediaan
sarana dan prasarana dengan memenuhi standar keamanan
serta tidak menimbulkan parkir di badan jalan kolektor.
- 58 -
2. Jalur hijau.
b. Diperbolehkan dengan bersyarat untuk kegiatan:
1. Perumahan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, olahraga
dibatasi melalui penyediaan sarana dan prasarana
dengan memenuhi standar keamanan serta tidak
menimbulkan parkir di badan jalan desa; dan
2. Pemasangan utilitas prasarana umum; pelengkap jalan
dan kelengkapan jalan (street furniture).
c. Tidak diperbolehkan untuk kegiatan:
1. Kegiatan komersial berupa industri, perdagangan dan
jasa dengan intensitas tinggi hingga sedang;
2. Pemanfaataan jalan yang melebihi ketentuan muatan,
dimensi, muatan sumbu terberat, dan/atau beban; dan
3. Penggunaan ruang pengawasan jalan yang mengganggu
keselamatan pengguna jalan dan keamanan konstruksi
jalan.
d. Ketentuan intensitas untuk pemanfaatan ruang pada jalan
lokal primer di wilayah PKN, PKW, PKL, dan PPL diperbolehkan
dengan intensitas rendah.
e. Ketentuan prasarana minimum Jalan desa dapat diakses ke
semua lingkungan permukiman serta mobil pemadam
kebakaran;
f. Ketentuan Lain terdiri dari:
1. Mengacu UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
sebagaimana diubah dengan UU Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja, UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana diubah dengan
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, PP No. 34
Tahun 2006 tentang Jalan, dan PP No. 30 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan; dan
- 63 -
Paragraf 4
Ketentuan Umum Zonasi Sistem Jaringan Energi
Pasal 45
Paragraf 5
Ketentuan Umum Zonasi Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 46
Paragraf 6
Ketentuan Umum Zonasi Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 47
Paragraf 7
Ketentuan Umum Zonasi Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 48
Paragraf 8
Ketentuan Umum Zonasi Pola Ruang
Pasal 49
(4) Ketentuan umum zonasi pola ruang sebagaimana diatur pada ayat
(1) diuraikan dalam tabel ketentuan peraturan zonasi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V.B yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
- 77 -
Paragraf 9
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Perlindungan Setempat (PS)
Pasal 50
6. sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau
sama dengan 500 km2, paling sedikit 50 meter dari tepi kiri dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai
e. Prasarana dan sarana minimum berupa pelindung sungai, jalan
setapak, kelengkapan bangunan yang diijinkan, dan bangunan
pengendali banjir; dan
f. Ketentuan Lainnya Mengacu Permen PUPR No. 28 tahun 2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan
Danau.
Paragraf 10
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Taman Nasional (TN)
Pasal 51
Paragraf 11
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Taman Wisata Alam (TWA)
Pasal 52
Paragraf 12
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Perkebunan Rakyat (KR)
Pasal 53
Paragraf 13
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Tanaman Pangan (P-1)
Pasal 54
Paragraf 14
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
Pasal 55
- 85 -
Paragraf 15
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Pariwisata (W)
Pasal 56
Paragraf 16
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan (PK)
Pasal 57
Paragraf 17
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Permukiman Perdesaan (PD)
Pasal 58
Paragraf 18
Ketentuan Umum Zonasi Kawasan Pertahanan dan Keamanan (HK)
Pasal 59
- 92 -
Kepulauan MentawaiParagraf 22
Ketentuan Khusus
Pasal 60
- 93 -
Bagian Ketiga
Penilaian Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Pasal 61
Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 62
Paragraf 1
Ketentuan Insentif
Pasal 63
- 98 -
h. kemudahan perizinan.
Paragraf 2
Ketentuan Disinsentif
Pasal 64
Bagian Kelima
Arahan Sanksi
Pasal 65
Pasal 66
Pasal 67
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
BAB VIII
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Pasal 72
Bagian Kedua
Bentuk dan Peran Masyarakat
Pasal 73
Bagian Ketiga
Tata Cara Peran Masyarakat
Pasal 74
BAB IX
KELEMBAGAAN
Pasal 75
BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 76
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 77
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 78
(1) Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah 20 (dua puluh) tahun yaitu
tahun 2015-2035 dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.
Bagian Kedua
Rencana Rinci Tata Ruang
Pasal 79
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 80
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 81
Pasal 82
Ditetapkan di Tuapejat,
pada tanggal _________________
BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI,
_________________________________