Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN

3.1 Analisis Terhadap Rencana Tingkat Kota

Dalam RTRW Kabupaten Agam ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung (HL) dan Hutan
Suaka Alam Wisata (HSAW) yang tidak bisa diganggu kelestariannya. Untuk kawasan perumahan
Kecamatan Lubuk Kilangan diarahkan sebagai kawasan perumahan kepadatan rendah, dan juga
ditetapkan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan serta kawasan pertambangan.

3.2 Analisis Wilayah Sekitar Yang Dapat Mempengaruhi Kawasan

Kelurahan Baringin yang terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan dengan beberapa arahan struktur
ruang kota dan pola ruang kota sesuai dengan RTRW Kota Padang maka Kecamatan Lubuk
Kilangan ini merupakan kawasan yang diarahkan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan, ini
dapat dilihat masih banyaknya lahan pertanian dan perkebunan yang dijadikan masyarakat
sebagai mata pencaharian.

Kelurahan Baringin ini memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan pariwisata
maka keterkaitan yang cukup tinggi antara kawasan pariwisata alam dengan kawasan lindung
maka pengelolaan kawasan pariwisata ini harus dilakukan secara hati-hati sehingga dapat
mempertahankan kelestarian lingkungan dalam upaya untuk pengembangan kegiatan pariwisata
yang berkelanjutan dimana Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk dalam rencana struktur ruang
kota sebagai Hutan Lindung (HL) dan Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW).

Adanya Pasar Bandar Buat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Kecamatan
Lubuk Kilangan untuk berdagang dan menjual hasil kebun, dan adanya kawasan Indarung
sebagai kawasan pertambangan oleh PT. Semen Padang yang dimanfaatkan untuk kawasan
pabrik, kawasan tambang batu kapur, kawasan tambang tanah liat, kawasan tambang pasir silika
maka Kecamatan Lubuk Kilangan maju dengan pesat baik kawasan sekitarnya termasuk
Kelurahan Baringin. Kecamatan Lubuk Kilangan ini berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk
Kabung dimana Kecamatan Bungus ini sangat dekat dengan Pelabuhan Teluk Bayur sehingga
segala aktifitas pertambangan seperti pendistribusian hasil tambang juga terjadi dipelabuhan ini.
Dan adanya RTH Bumi Persada yang merupoakan aset bagi Kecamatan Lubuk Kilangan serta
adanya lapangan Golf yang bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat yang
berada di Kecamatan Lubuk Kilangan dan sekitarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut ini :
ANTARA

3.3. Analisis Sosial Budaya

Kultur masyarakat pada suatu daerah masih diidentikan sebagai suatu tatanan masyarakat yang
sesuai dengan kultur daerah setempat. Untuk kota Padang masyarakat mengenal adat basyandi
syara’, syara’ basandi kitabullah yang merupakan landasan dari sistem nilai yang menjadikan
Islam sebagai sumber utama dalam tata dan pola perilaku serta melembaga dalam masyarakat
Minangkabau. Artinya, Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah adalah kerangka
filosofis orang Minangkabau dalam memahami dan memaknai eksistensnya sebagai mahluk
Allah. Sesungguhnyalah Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah yang kini menjadi
indentitas kultural orang Minangkabau lahir dari kesadaran sejarah masyarakatnya melalui
proses dan pergulatan yang panjang.

Maka dari itu, pelembagaan nilai-nilai yang selaras dengan budaya dan kearifan lokal serta adat
istiadat masyarakat perlu diinternalisasikan kepada masyarakat melalui penguatan kelompok-
kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada agar dapat menangkal budaya-budaya
yang destruktif (negatif) terhadap keberlangsungan tatanan kehidupan warga masyarakat pada
masa yang akan datang. Untuk mencapai hal itu perlu keteladanan dari para public figure
seperti ketua adat/mamak, sesepuh masyarakat, para pemimpin, ustadz serta tokoh masyarakat
yang disegani.

3.4 Analisis Daya Dukung Lahan

Daya dukung sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat dimana terdapat
ketergantungan tinggi masyarakat tersebut terhadap sumberdaya ekosistem yang berada di
lingkungannya. Seperti contoh daya dukung untuk populasi manusia pada hakekatnya adalah
jumlah individu dalam keadaan sejahtera yang dapat didukung oleh suatu satuan sumberdaya
dan lingkungan, tanpa terjadi pencemaran dan kerusakan pada sumberdaya dan lingkungan itu.
Dalam hubungannya dengan daya dukung lahan, terdapat dua variabel pokok yang perlu
diketahui untuk melakukan analisis yaitu : (1) potensi lahan yang tersedia termasuk luas lahan,
dan (2) jumlah penduduk. Seluruh aktivitas manusia dalam mencukupi kebutuhan hidup selalu
membutuhkan ruang, sehingga ketersediaan lahan sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas
manusia. Demikian juga, besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah (ruang) akan sangat
menentukan kemampuan wilayah tersebut untuk mendukung penduduknya, sehingga
memperoleh suatu standar hidup yang layak. Untuk leurahan Baringin telah memiliki daya
dukung lahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri baik dari segi
ANTARA

pertanian, perkebunan, permukiman, hutan dan ruang terbuka hijau yang dimiliki oleh
Kelurahan Baringin
Untuk mengetahui daya dukung lingkungan dihitung dari luas kawasan perencanaan (kelurahan) di
kurangi luas kawasan lindung. Kelurahan Baringin dengan luas 154, 86 Ha

Daya dukung lingkungan = Luas kelurahan – kawasan lindung (non budidaya)

= 154, 86 Ha – (Hutan + Lahan Kosong))


= 154, 86 Ha – (59, 49 ha + 0, 12 Ha)
= 154, 86 Ha – 59,61 ha = 95, 25 Ha
Sementara perbandingan kawasan budidaya dengan kawasan non budidaya adalah 30% : 70%
dimana 30 % merupakan kawasan non budidaya dan 70 % kawasan budidaya. Jika di hitung untuk
Kelurahan Baringin terdapat :

Kawasan Budidaya : 70 % x 154, 86 ha = 108, 4 ha

Kawasan Non Budidaya : 30% x 154, 86 ha = 46, 5 ha


Dengan demikian untuk Kelurahan Baringin, peruntukan lahan non budi daya masih diperlukan
46,5 Ha – 59, 61 Ha yang nantinya akan diarahkan untuk RTH dan taman sesuai dengan
pengembangan selanjutnya.

3.5 Analisis Profil Kependudukan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman merupakan rencana pembangunan jangka


menengah dengan rentang waktu lima tahun periode 2014-2019, sehingga dapat ditentukan
kebutuhan terhadap semua sektor pendukung, seperti kebutuhan sarana dan prasarana,
fasilitas umum, sosial dan lainnya.

Untuk menghitung jumlah penduduk periode 5 tahun pertama, (2019) dapat digunakan
pendekatan sebagai berikut:

Rumus Menghitung Laju Pertumbuhan Penduduk:

r = {(Pt /P0) (1/t) -1} x 100


Keterangan:
r = Laju pertumbuhan penduduk
Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke - t
P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar
T = Selisih tahun Pt dengan P0
Rumus Perkiraan Jumlah Penduduk:

Pn =Po (1 + r) n
Keterangan:
ANTARA

Pn = Jumlah penduduk tahun ke - n


Po = Jumlah penduduk saat ini = Jiwa
r = Rata-rata pertumbuhan penduduk (%)
n = Tahun ke ..

Persentase laju pertumbuhan penduduk adalah perkiraan laju pertambahan penduduk yang
terjadi setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh adanya kelahiran,
kematian dan migrasi. Kelurahan Baringin memiliki pertumbuhan penduduk yang positif. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2.

Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Baringin

JUMLAH PENDUDUK r r rata- r rata-


NO Kelurahan r1 r2 r3 r4
2009 2010 2011 2012 2013 total rata rata +1

1 Baringin 1251 1252 1276 1294 1344 0.001 0.019 0.014 0.039 0.034 0.009 1.009
Jumlah 1,251 1,252 1,276 1,294 1,344 0.001 0.019 0.014 0.039 0.073 0.018 1.018
Sumber : Hasil Analisa, 2014

Tabel 3.2

Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Baringin sampai tahun 2019

JUMLAH PENDUDUK
NO RW
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 RW 1 699 715 740 766 793 821
2 RW 2 645 676 700 724 749 776
Jumlah 1,344 1,391 1,440 1,490 1,542 1,596
Sumber : hasil analisis, 2014

Perkembangan penduduk dari tahun ketahun pada Kelurahan Baringin mengalami peningkatan
yang tidak begitu signifikan karena dilihat dari jumlah peningkatan penduduk hanya berkisar
5% -10%.

3.6 Analisis Tingkat Pelayanan Sarana

3.6.1 Sarana Pendidikan

Dari kondisi eksisting untuk sarana TK terdapat di RW 1 dan itu bisa melayani kebutuhan
pendidikan Kelurahan Baringin yang hanya terdiri dari 2 RW. Pada umumnya kondisi sarana
pendidikan telah memiliki bangunan yaitu permanen dengan kondisi yang baik. Dalam prediksi
kebutuhan fasilitas pendidikan akan menyangkut jenis, jumlah dan luas areal yang
dibutuhkan serta dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar secara optimal.
ANTARA

Berdasarkan ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Dirjen pendidikan dasar dan menengah,
Direktorat sarana pendidikan tentang pembakuan tipe sekolah pada jenjang pendidikan dasar,
menetapkan untuk setiap tingkatan sekolah adalah sebagai berikut :

Taman Kanak-Kanak (TK) yang terdiri dari 2 ruangan dan beberapa ruang penunjang
lainnya seperti tempat bermain dan ruang terbuka, dengan kapasitas 70 - 80 murid,
memerlukan lahan seluas 1000 m2 atau 15 m2 setiap murid.

Sekolah Dasar (SD) dan sederajat, 6 ruangan dengan kapasitas 240 murid, Memerlukan
lahan minimum seluas 6000 m2.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan sederajat, dari 18 ruangan serta ruangan
pendukung lainnya dengan kapasitas murid sebanyak 720 orang, memerlukan
lahan seluas 4000 m2.

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan yang sederajat, terdiri 18 ruangan serta
beberapa ruangan pendukung seperti laboratorium dan lain-lainnya, dengan kapasitas
murid sebanyak 720 orang, memerlukan lahan 4000 m2. Kebutuhan akan sarana
pendidikan di Kelurahan Baringin akan sejalan dengan laju perkembangan penduduk,
meningkatnya anak usia sekolah dan adanya program wajib belajar sembilan tahun. untuk
itu perlu dikaji kebutuhan akan sarana pelayanan pendidikan masa datang.

Untuk mengetahui besarnya kebutuhan fasilitas pendidikan di masa datang maka


digunakan pendekatan penduduk menurut perkiraan selama 5 tahun. Sarana pelayanan
pendidikan yang dimaksud adalah unit bangunan pendidikan untuk setiap jenjang
pendidikan yang meliputi tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Umum. Dalam menentukan kebutuhan yang akan datang untuk sarana
pendidikan akan berpatokan pada standar yang dikeluarkan oleh Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) lihat Tabel 3.3 berikut ini .

Tabel 3.3
Kebutuhan Sarana Pendidikan Di Kelurahan Baringin sampai dengan Tahun 2019

Penduduk Eksisting (2014) 2019


Sarana Eksisting
No RW Pendukung Penduduk Kebutuhan Tambahan Penduduk Kebutuhan Tambahan
Pendidikan (Unit)
(Jiwa) (Jiwa) (Unit) (Unit) (Jiwa) (Unit) (Unit)

1 RW 1 TK 1 1,000 699 1 (0) 821 1 (0)


ANTARA

SD 1 1,600 0 (1) 0 (1)


SMP 0 4,800 0 0 0 0
SMU 0 4,800 0 0 0 0
PT 0 - -
2 RW 2 TK 0 1,000 645 1 1 776 1 1
SD 0 1,600 0 0 0 0
SMP 0 4,800 0 0 0 0
SMU 0 4,800 0 0 0 0
PT 0 - -
Sumber : Hasil Analisis 2014

Untuk sarana pendidikan pada Kelurahan Baringin sampai pada tahun akhir perencanaan
yaitu tahun 2019 hanya perlu penambahan 1 unit SD (Sekolah Dasar) dan 1 unit TK (taman
kanak-kanak). Sedangkan untuk sarana pendidikan yang lain seperti SMP, SMU dan PT
(Perguruan Tinggi) tidak perlu penambahan.

3.6.2 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang sudah ada di Kelurahan Baringin terdiri dari 1 unit puskesmas
pembantu dan posyandu 2 unit yang terdapat pada setiap RW. Kebutuhan akan sarana
kesehatan untuk masa datang akan berdasarkan tingkat pertumbuhan maka untuk sarana
kesehatan pda tahun akhir perencanaan hanya perlu penambahan 1 unit Puskesmas Pembantu
karena jumlah penduduk dari tahun ketahun mengalami peningkatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai proyeksi kebutuhan sarana kesehatan dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.4
Kebutuhan Sarana Kesehatan Kelurahan Baringin sampai tahun 2019

Penduduk Eksisting (2014) 2019


Sarana Eksisting
No RW Pendukung Penduduk Kebutuhan Tambahan Penduduk Kebutuhan Tambahan
Kesehatan (Unit)
(Jiwa) (Jiwa) (Unit) (Unit) (Jiwa) (Unit) (Unit)

1 RW 1 RSU 0 90,000 699 0 0 821 0 0


Puskesmas 0 20,000 0 0 0 0
Pustu 1 5,000 0 1 0 1
Rumah
Bersalin 0 3,000 0 0 0 0
Balai
Pengobatan 0 10,000 0 0 0 0
2 RW 2 RSU 0 90,000 645 0 0 776 0 0
ANTARA

Puskesmas 0 20,000 0 0 0 0
Pustu 0 5,000 0 0 0 0
Rumah
Bersalin 0 3,000 0 0 0 0
Balai
Pengobatan 0 10,000 0 0 0 0
Sumber : hasil analisis, 2014

3.6.3 Sarana Peribadatan

Sarana dan prasarana peribadatan di Kelurahan Baringin pada tahun 2014 terdiri dari Mesjid
sebanyak 1 unit, Mushola/langgar 2 unit, Jika dilihat dari tingkat pelayanannya semua sarana
tersebut telah memenuhi kebutuhan, hanya mesjid yang perlu ditambah 1 unit sampai akhir
tahun perencanaan, keberadaan sarana tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat akan sarana peribadatan. Dilihat dari eksisting yang ada fasilitas peribadatan sudah
memadai hanya kondisi dan pembangunan yang perlu direncanakan dan diarahkan agar dapat
memenuhi kebutuhan dan kenyamanan dalam beribadah, mengenai kondisi eksisting sarana
peribadatan dan proyeksi kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.5
Kebutuhan Sarana Peribadatan Kelurahan Baringin sampai dengan tahun 2019

Penduduk Eksisting (2014) 2019


Sarana Eksisting
RW Pendukung Penduduk Kebutuhan Tambahan Penduduk Kebutuhan Tambahan
Peribadatan (Unit)
(Jiwa) (Jiwa) (Unit) (Unit) (Jiwa) (Unit) (Unit)

RW 1 Mesjid 1 1,800 699 1 - 821 0 (1)


Mushalla 1 1,000 1 (0) 1 (0)
Mesjid Raya 0 4,800 0 0 0 0
RW 2 Mesjid 0 1,800 645 0 0 776 0 0
Mushalla 1 1,000 1 (0) 1 (0)
Mesjid Raya 0 4,800 0 0 0 0
Sumber : hasil analisis 2014

Analisis yang akan dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan sarana peribadatan di


Kelurahan Baringin adalah berdasarkan standar penduduk pendukung. Sarana peribadatan ini
hendaknya dapat disediakan secara memadai serta keberadaannya direncanakan dan
ANTARA

diarahkan dapat sesuai dengan kebutuhan. Untuk tahun akhir perencanaan hanya perlu
penambahan 1 unit masjid.

3.6.4 Sarana Perdagangan dan Jasa

Tersedianya sarana perdagangan diharapkan dapat mendukung peranan sector perdagangan


seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi kota. Sarana perdagangan yang terdapat di
Kelurahan Baringin berupa warung, kios dan toko dengan jumlah sebagai berikut :

Tabel 3.6
Sarana Perdagangan di Kelurahan Baringin
No Sarana Perdagangan Jumlah (unit)

1 Kios 3
2 Warung 17
3 Toko 1

Sumber : hasil survey lapangan, 2014

Dari hasil survey lapangan maka untuk sarana perdagangan yang terdapat pada Kelurahan
Baringin telah mencukupi sampai pada saat tahun akhir perencanaan 2019. Untuk itu hanya
perlu pembinaan atau pendampingan agar perekonomian masyarakat dapat meningkat.

3.6.5 Sarana Perkantoran

Sarana pemerintahan yang dimaksud dalam hal ini adalah perkantoran baik pemerintah
maupun swasta yang merupakan pusat-pusat kegiatan pemerintahan, misalnya pemerintah
kota terdiri dari Kantor Kelurahan, Pos Polisi, KUD. Proyeksi kebutuhan sarana pemerintahan
dan pelayanan umum menggunakan analisis berdasarkan pada jumlah penduduk keseluruhan
untuk Kelurahan Baringin berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

Kebutuhan 2.500 penduduk (RW) adalah :

Pos Hansip, Balai Pertemuan, Bis Surat : 600 m2

Parkir dan MCK : 200 m2

Jumlah lahan yang dibutuhkan : 800 m2

Kebutuhan 30.000 penduduk adalah :


Kantor Kelurahan : 500 m2
ANTARA

Pos Polisi : 400 m2

Kantor Pos dan Giro Pembantu : 100 m2

Pos Pemadam Kebakaran : 400 m2

Parkir dan MCK : 2.000 m2

Jumlah lahan yang dibutuhkan : 4.000 m2


Untuk sarana perkantoran pada saat ini telah mencukupi untuk Kelurahan Baringin karena
dilihat dari jumlah penduduk yang tidak terlalu mengalami peningkatan yang signifikan dari
tahun ketahun.

3.6.7 Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olah Raga

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang


penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW
Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk
menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:

 Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;

 Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

 Area pengembangan keanekaragaman hayati;

 Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;

 Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;

 Tempat pemakaman umum;

 Pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;

 Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;

 Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria

pemanfaatannya;
 Area mitigasi/evakuasi bencana; dan

 Ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan

tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.

Ruang terbuka hijau yang dimiliki oleh kelurahan Baringin sangat beragam mulai dari RTH
kawasan pertanian yang mendominasi, serta RTH yang tumbuh secara alami seperti hutan,
dan RTH non public yang dimiliki oleh masing-masing rumah yang ada pada Kelurahan
ANTARA

Baringin. Untuk masa yang akan datang RTH ini bisa dikembangkan sebagai sarana
pendukung pariwisata nantinya.

3.7 Analisis Tingkat Pelayanan Prasarana Pendukung

3.7.1 Sistem Prasarana Transportasi

Prasarana transportasi yang berupa jalan dan jembatan merupakan faktor penting dalam
upaya pengembangan wilayah baik di perkotaan ataupun di perdesaan. Prasarana
transportasi merupakan prasarana utama yang harus ada dalam pengolahan sumber daya
alam, pengangkutan dalam kegiatan produksi dan distribusi, mendukung pergerakan
barang dan orang serta kegiatan lainnya.

Fasilitas Transportasi
1. Sarana Transportasi
Sarana transportasi merupakan sarana untuk melakukan pergerakan yaitu kendaraan,
baik angkutan umum maupun angkutan pribadi. Sarana angkutan umum merupakan sarana
terpenting bagi penduduk di Kelurahan Baringin untuk melakukan pergerakan penduduk. Sarana
angkutan umum yang melayani Kelurahan Baringin adalah sarana transportasi Ojeg.

Pelayanan sarana transportasi di Kelurahan ini secara umum masih kurang baik, dimana
tidak adanya angkutan umum yang melayanai wilayah Kelurahan Baringin. Pelayanan sarana
angkutan di kelurahan ini terasa kurang sekali. Kondisi demikian jelas kurang menguntungkan
terhadap pengembangan wilayah perencanaan, untuk itu selain perlu meningkatkan kondisi
jalannya harus pula diikuti oleh pengadaan sarana angkutan dan rute pelayanannya. Para
pengusaha angkutan penumpang umum perlu dipacu untuk mengembangkan usahanya di
kelurahan ini dan menjangkau daerah-daerah potensial yang ada sehingga pergerakan barang
dan orang dari satu daerah ke daerah lainnya dapat berjalan lancar.

2. Pangkalan Ojeg
Kelurahan Baringin sampai saat ini tidak memiliki pangkalan Ojeg karena jasa transportasi ojeg
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktifitas. Pangkalan Ojeg ini merupakan
pangkalan ojeg yang menampung pergerakan dalam Wilayah Kelurahan maupun antar
Kelurahan

3. Jembatan
ANTARA

Sarana jembatan merupakan sarana transportasi yang tidak kalah penting dengan jaringan
jalan maupun terminal, sarana ini membantu menghubungkan wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Di Kelurahan Baringin sampai tahun 2014 terdapat 1 jembatan yang terletak di RW 1
dengan panjang jembatan 3 m dan lebar rata-rata jembatan 1 m, dengan kondisi yang kurang
baik, ini terlihat dari kondisi jembatan yang hanya memanfaatkan kayu sebagai lantai jembatan,
untuk masa yang akan datang perlu ditata atau direhab dengan menggunakan konstruksi yang
lebih baik dan dengan lebar yang memadai.

4. Analisis Jaringan Jalan


Sistem jaringan jalan, baik status maupun fungsinya akan bergantung dan dipengaruhi oleh
system perkotaan yang mendorong laju pertumbuhan fisik kota. Kondisi jalan di Kelurahan
Baringin saat ini sudah cukup baik terutama jalan yang menghubungkan antar kelurahan,
untuk jalan-jalan utama yang sudah baik, kondisi perkerasan masih berupa beton, aspal kerikil
dan tanah. Jaringan jalan yang ada di Kelurahan Baringin sebagian besar merupakan jaringan
jalan yang melayani pergerakan antar kelurahan yang memiliki karakteristik yang terus
menerus (Trough Traffic), jalan ini digunakan untuk memasarkan hasil pertanian dan perkebunan
masyarakat, jaringan jalan yang ada di Kelurahan Baringin memiliki persoalan sebagai berikut :

a. Fungsi jalan yang belum jelas.

b. Belum terhirarkinya jaringan jalan.

c. Kapasitas dan lebar jalan yang tidak sesuai dengan fungsi jalan.

Jalan pada Kelurahan Baringin saat ini yang kondisinya baik dengan jalan aspal yaitu sepanjang
200 m yang berada pada jalan utama Tarantang- Baringin, sedangkan untuk jalan lingkungan
lainnya kondisi jalan cukup baik dengan rabat beton dan perkerasan.

Untuk masa datang jaringan jalan di Kelurahan Baringin perlu ditingkatkan sesuai intensitas
pergerakan yang terjadi, hal ini dikarenakan jaringan jalan di Kelurahan Baringin ini merupakan
jaringan jalan yang menjadi sarana pergerakan untuk distribusi Semen Padang karena
Kelurahan Baringin merupakan kawasan yang dekat dengan PT. Semen Padang.

3.7.2 Sistem Jaringan Listrik


ANTARA

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dalam menunjang kesejahteraan hidup
masyarakat. Pemakaian energi listrik akan semakin terasa pentingnya dari waktu ke
waktu, seiring dengan perkembangan teknologi yang umumnya menggunakan energi listrik
sebagai sumber tenaga. Oleh karena itu, pemakaian energi listrik tidak semata-mata sebagai
sumber penerangan di malam hari, tetapi juga menunjang kegiatan sehari-hari. Kebutuhan
listrik di Kelurahan Baringin pada saat ini dilayani oleh PT. PLN (Persero). Pengembangan
penyediaan listrik untuk masa yang akan datang di Kelurahan Baringin akan diprioritaskan
untuk melayani kebutuhan listrik dan penambahan fasilitas seperti PJU (penerangan jalan
umum).

Perkiraan kebutuhan listrik untuk masa yang akan di Kelurahan Baringin akan menggunakan
standar yang dikeluarkan dari Kimpraswil (SK Menteri Permukiman dan Prasarana No
534/KPTS/M/2001), yaitu dengan asumsi sebagai berikut :

Kebutuhan listrik rumah tangga adalah 150 VA/jiwa. Kebutuhan listrik non rumah tangga
adalah 41,5 % yang terbagi untuk :

a. Penerangan jalan : 1,5 %


b. Komersial : 15 %
c. Pemerintahan dan pelayanan umum : 15%
d. Cadangan : 10 %
Tabel 3.7
Kebutuhan Listrik pada Kelurahan Baringin sampai tahun 2019

Tahun Jumlah Jumlah Kebutuhan Rumah Kebutuhan Fasilitas Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Penduduk KK Tangga (Kwh) (Kwh) Jalan (Kwh) (Kwh)
2015 1.391 250 113 11 1 125
2016 1.440 258 116 12 1 129
2017 1.490 266 120 12 1 133
2018 1.542 274 123 12 1 137
2019 1.596 282 127 13 1 141
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Keterangan
- Kebutuhan Listrik diasumsikan 450 watt/RT
- Fasilitas Sosial diasumsikan manyerap 10 % dari RT
- Jalan diasumsikan 10 % dari Fasilitas Sosial
ANTARA

Tahun Jumlah Jumlah Kebutuhan Rumah Kebutuhan Kebutuhan Jumlah Kebutuhan


Penduduk KK Tangga (Kwh) Fasilitas (Kwh) Jalan (Kwh) (Kwh)

2015 1.391 250 225 23 2 250


2016 1.440 258 232 23 2 258
2017 1.490 266 239 24 2 266
2018 1.542 274 246 25 2 274
2019 1.596 282 254 25 3 282
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Keterangan
- Kebutuhan Listrik diasumsikan 900 watt/RT
- Fasilitas Sosial diasumsikan manyerap 10 % dari RT
- Jalan diasumsikan 10 % dari Fasilitas Sosial

Untuk peningkatan kualitas permukiman maka untuk penerangan merupakan satu hal yang
pernting demi kelangsungan hidup masyarakat, baik dari segi sarana dan prasarana seperti
penerangan jalan umum yang sangat minim pada Kelurahan Baringin ini.

3.7.3. Drainase

Sistem jaringan drainase di Kelurahan Baringin sebagian besar menggunakan saluran


terbuka yang terintegrasi dengan saluran irigasi. Kebutuhan akan saluran drainase sangat erat
kaitannya dengan pengendalian banjir karena air genangan yang disalurkan/dialirkan ke
saluran-saluran drainase yang pada akhirnya akan membawa air menuju ke sungai-sungai
yang ada.

Saluran drainase sekunder maupun tertier selain berfungsi sebagai saluran air sehari-hari baik
dari perumahan, perkantoran, dan perdagangan, selain itu fungsi tetap saluran sekunder
untuk Kelurahan Baringin adalah berfungsi juga sebagai wadah penampung air diwaktu
musim banjir yang kemudian dialirkan ke saluran primer (sungai). Mengingat sistem
pembuangan limbah yang manusia yang masih menggunakan system secara langsung
tanpa pemrosesan terlebih dahulu, dimana hampir sebagian besar system pembuangan
limbah ini secara langsung dialirkan ke saluran-saluran drainase, maka saluran-saluran
drainase juga berperan sebagai wadah pembuangan limbah manusia juga limbah rumah
tangga. Sistem penyediaan saluran drainase sekunder maupun tersier hingga saat ini
ditentukan berdasarkan sistem jaringan jalan yang ada diKelurahan Baringin Pada saat ini
sistem pembuangan air kotor dan air hujan di Kelurahan Baringin masih banyak yang
disatukan, selain itu juga banyak saluran pembuangan terbuka, sehingga menimbulkan bau
tidak sedap. Pada kelurahan ini umumnya belum memiliki saluran drainase yang tertata dengan
baik bahkan ada yang tidak mempunyai drainase sama sekali.
ANTARA

Seharusnya pembuangan air kotor dan air hujan dipisahkan dimana :

o Air kotor merupakan saluran tertutup


o Air hujan berupa saluran terbuka
Untuk masa mendatang saluran Drainase diKelurahan Baringin perlu diperhatikan pemisahan
sistem pembuangan tersebut baik cara maupun sistemnya, kelengkapan bangunan maupun
jaringannya serta pembangunan drainase bagi yang belum ada drainase.

3.7.4. Air bersih

Kondisi sistem penyediaan air bersih di Kelurahan Baringin pada saat ini masih dilayani oleh
Pamsimas dan itu tidak sepenuhnya teraliri oleh jaringan Pamsimas ini dan kualitas air yang
kurang bagus, jika dilihat berdasarkan jumlah kapasitas produksi, tingkat pelayanan serta
tingkat pertambahan penduduk, dirasakan sangat perlu adanya peningkatan pelayanan air
bersih. Dapat dipastikan bahwa hampir semua kegiatan perkotaan khususnya baik kegiatan
penduduk sehari-hari, kegiatan perdagangan, maupun kegiatan perkantoran sarana air bersih
sangat memegang peranan penting, maka dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Baringin
yang berfungsi sebagai pusat pendistribusian semen Padang dan pusat permukiman
sangat membutuhkan jumlah air yang cukup besar, diharapkan dalam jangka menengah (10
tahun) Kelurahan Baringin akan berkembang pesat, sehingga dari keadaaan ini akan
memerlukan peningkatan pelayanan air bersih. Peningkatan fasilitas air bersih sangat
diperlukan terutama peningkatan dari segi kapasitas produksi dan perluasan daerah
pelayanan. Sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang sudah tidak mencukupi lagi
untuk masa yang akan datang. Dengan adanya sistem penyediaan air bersih yang memadai
baik dari segi kuantitas, kontinuitas maupun dari segi kualitas akan memberikan
peningkatan tarap hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Sistem penyediaan air di suatu
daerah selain tergantung pada kondisi fisik daerah seperti kondisi geologis, iklim dan cuaca,
topografis juga berkaitan erat dengan adat istiadat atau peraturan yang berlaku pada daerah
tersebut.

Sesuai dengan standar kebutuhan air minum yang berlaku dari Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) dengan SK maka untuk kebutuhan air bersih adalah
sebagai berikut :
ANTARA

Konsumsi Air Bersih : 130 ltr/detik


Cakupan Pelayanan : 65 - 80 %
Sambungan Rumah : 80 %
Tabel 3.8
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kelurahan Baringin sampai tahun 2019

NO URAIAN SATUAN Kelurahan Baringin


RW 1 RW 2
I ASUMSI
1. Proyeksi Penduduk Jiwa 821 776
2. Cakupan Pelayanan (%) Jiwa 30 30

II Kebutuhan Air Domestik


1. Sambungan Rumah Jiwa 220 213
(30 %) Cakupan Pelayanan
2. Standar: 150 lt / org / hr lt/hr 32,985 31,995
3. Hidran Umum ( 30 % cakupan Jiwa 220 213
pelayanan)
4. Hidran Umum (30 lt/ org /hr) lt/hr 6,597 6,399

III TOTAL KEBUTUHAN DOMESTIK lt/hr 39,582 38,394


lt/dt 0.46 0.44

KEBUTUHAN NON DOMESTIK lt/hr 7,916 7,679


( 20 % kebutuhan domestik)
lt/dt 0.09 0.09

IV TOTAL KEBUTUHAN DOMESTIK lt/hr 47,498 46,073


& NON DOMESTIK
lt/dt 0.55 0.53

KEHILANGAN AIR 20 20
( 20 % total kebutuhan) lt/hr 9,499.7 9,214.6

VI TOTAL KEBUTUHAN lt/hr 56,998.1 55,287.4


lt/dt 0.66 0.64
Sumber : hasil analisis, 2014

3.7.5. Limbah

Tabel 3.9
ANTARA

Proyeksi Air Limbah Kelurahan Baringin sampai tahun 2019


No Jenis Sarana Satuan Kelurahan Baringin
RW 1 RW 2
1 Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Jiwa 821 776
2 Cakupan Terhadap Pelayanan % 30% 30%
3 Populasi yang Dilayani Jiwa 220 213
4 Kebutuhan Air Bersih Liter/jiwa/hari 150 150
5 Perkiraan Pemakaian Air Bersih m3/hari 26.39 25.60
Domestik
6 Persen Air Limbah Terhadap Air Bersih % 80 80
7 Rata-rata Produksi Lumpur Tinja liter/jiwa/tahun 40 40
8 Volume Air Limbah m3/hari 32.99 32.00
9 Produksi Lumpur Tinja m3/hari 0.02 0.02
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Saat ini jaringan air limbah yang ada di Kelurahan Baringin belum terdapat Instalasi
Pembuangan Air Limbah (IPAL) yang terintergasi dengan baik. Hal ini memungkinkan
terjadinya genangan ataupun bau yang kurang sedap. Kondisi Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL) di Kelurahan Baringin ini menggunakan riol pada rumah masing-masing
bahkan ada yang langsung mangalirkannya ke sungai. Untuk itu air limbah yang dihasilkan
harus direncanakan penangannya agar hidup sehat dapat dicapai dan tujuan dari PLPBK 100
0 100 dapat terwujud.

3.7.6. Sampah

Sanitasi memegang peranan penting dalam pembentukan kondisi lingkungan yang sehat,
sehingga rendahnya sanitasi akan menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat.
Masalah sanitasi pada awalnya hanya terbatas pada air minum dan tinja. Namun dengan
meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka peranan sanitasi semakin
berkembang dan mencakup bidang persampahan.

Dalam penanganan sampah untuk masa yang akan datang harus diperhatikan berbagai
kriteria agar masyarakat tidak membuang sampah disembarang tempat karena dapat
merusak lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tempat pembuangan sampah
meliputi :

• Tidak dekat pemukiman penduduk


• Tidak mengganggu lingkungan dan kehidupan manusia
ANTARA

• Tidakmenimbulkan perkembangan berbagai penyakit


• Jauh dari sumber air penduduk

Kebutuhan sarana pengangkutan dan penampungan sampah disesuaikan dengan pola


pengangkutan yang akan dilakukan dan jenis sarana yang akan digunakan.

Pola pelayanan pengangkutan yang akan dilaksanakan terdiri dari 3 pola pengangkutan :

1. Pola pengangkutan door to door oleh truck/dump truck


2. Pola pengangkutan door to door dengan menggunakan gerobak
3. Pola pengangkutan dari TPS ke TPS

Tabel 3.10

Proyeksi Timbulan Sampah Kelurahan Baringin sampai tahun 2019


Proyeksi
No Uraian Satuan Eksisting (2014)
2019
1 Jumlah penduduk (jiwa) 1,344 1,596
2 Jumlah penduduk dilayani (jiwa) 61 212
3 % penduduk terlayani (%) 5 15
4 Volume Sampah Kota Kecil (l/org/hari) 1.8 1.8
5 Volume sampah (m³/tahun) 798.91 2.54
6 Volume Sampah Daerah Pelayanan (m³/tahun) 39.95 138.96

7 Pengolahan 3R Daerah Pelayanan % - 20.00

8 Pengurangan Sampah 3R (m³/tahun) - 27.79


9 Volume Sampah Terangkut (m³/tahun) 31.96 111.16
10 Volume Sampah Terangkut (m³/hari) 0.09 0.30
11 Pengumpulan
Gerobak 1 m³ 30 0
12 Penampungan Sementara
Bak Sampah 0.5 m³ 21 0
Transfer Depo 100 m³ 1 1
Kontainer 6 m³ 9 0
13 Pengangkutan
Mini truk 2 m³ 2 2
Truk 8-10 m³
Dump truk/truk 6 m³ 4 0
Arm roll truk 6 m³ 2 0
Buldozer 6 m³ 1 0
Sumber : Hasil Analisis
asumsi : sampah dikontainer 2 x hari
asumsi : pelayanan dengan kontainer 30%

truk sampah =volume sampah terangkt/volume truk*rotase truk


ANTARA

1200
kontainer = tingkat pelayanan*volume sampah/volume container

3.8. ANALISA KECENDRUNGAN PENGGUNAAN LAHAN

Kelurahan Baringin memiliki luas lahan yang cukup besar dengan 154, 86 Ha yang terdiri dari
sawah 63, 36 Ha atau 40, 91 %, hutan 59, 49 % atau 48, 42 % dan yang paling kecil
penggunaan lahannya adalah permukiman 0, 75 Ha atau 0, 48% dan lahan kosong 0,12 Ha
atau 0, 08%, dilihat dari penggunaan lahan Kelurahan ini masih perlu pengembangan dan
perencanaan lebih lanjut sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3.9 ANALISIS RESIKO BENCANA

3.9.1 Bencana Banjir

Bencana banjir Bandang pernah terjadi pada Kelurahan Baringin pada tahun 2012 tepatnya
di kantor lurah Kelurahan Baringin atau pada RW 1 karena kondisi kawasan tersebut berada
pada pinggir sungai. Kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tersebut hanya kerugian materi
dan non materi sedangkan untuk korban jiwa tidak ada.

3.9.2 Tanah Longsor

Kerentanan bencana longsor yang terjadi pada kelurahan ini cukup tinggi karena Kelurahan
Baringin dilalui oleh Sungai Batang Sarasah yang mempunyai beberapa cabang anak sungai,
serta adanya beberapa masyarakat yang membangun rumah di pinggir sungai ini, jadi untuk
bencana longsor yang terjadi sangat berpotensi karena tidak adanya dinding penahan tanah
atau talud sehingga apabila hujan maka dinding tanah akan tergerus oleh air dan akan
mengakibatkan longsor.

3.9.3 Kebakaran

Untuk Kelurahan Baringin situasi kebakaran yang bisa terjadi adalah kebakaran hutan karena
Kelurahan Baringin ini memiliki hutan yang luas, hanya saja sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh kelurahan ini tidak ada sama sekali, seperti jalan yang tidak bisa dilewati oleh
mobil kebakaran apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran dan tidak adanya hidran umum
kebakaran.

3.9.4 Gempa Bumi


ANTARA

Potensi gempa bumi yang terjadi sangat berpotensi besar karena kota Padang merupakan
daerah rawan bencana sehingga Kelurahan Baringin juga berpotensi untuk bencana gempa
hanya saja apabila gempa bumi disusul gelombang tsunami maka Kelurahan Baringin berada
pada zona aman karena jauh dari pantai dan berada pada ketinggian 50-275 dpl (diatas
permukaan laut). Pada tahun 2009 Kota Padang dilanda gempa yang cukup dahsyat dengan
7,9 SR yang menimbulkan korban jiwa dan materi sehingga pada Kelurahan baringin terdapat
rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya.

3.10 ANALISA EKONOMI

3.10.1 Analisa Kegiatan Usaha Masyarakat

Industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi
andalan kawasan prioritas dengan jenis yang berbeda-beda namun kebanyakan adalah industry
makanan dan kerajinan dengan yang beragam pula. Untuk industri rumah tangga yang berada di
kawasan prioritas lebih banyak berupa industri yang menghasilkan aneka makanan dan kerajinan
berupa peci. Masyarakat kawasan prioritas lebih banyak bergerak dibidang pertanian, terdiri dari
petani dan buruh tani karena Kelurahan Baringin ini memiliki guna lahan yang besar untuk
pertanian. Sedangkan untuk bekerja disektor lainnya hanya beberapa orang saja.

3.10.2 Pola Investasi

Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah perekonomian. Ada
beberapa hal yang memengaruhi investasi, yaitu suku bunga, PDRB, utilitas, birokrasi,
kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan serta faktor sosial budaya. Pola
investasi yang ada di Kelurahan Baringin ini sangat mendukung perekonomian masyarakat
karena adanya sumber-sumber dana dari luar yang bisa berinvestasi di kelurahan ini, untuk
perekonomian sangat diharapkan bantuan modal dan pemasaran dalam meningkatkan
kualitas industry rumah tangga yang ada dan terlepas dari para rentenir yang sangat
merugikan msayarakat.

3.11 ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN

3.11.1 Fisik Permukiman dan Bangunan/Tata Bangunan

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah pangan dan sandang. Selain berfungsi
sebagai pelindung terhadap gangguan alam dan mahluk lainnya, rumah juga memiliki peran
ANTARA

sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, penyiapan generasi muda dan
sebagai manifestasi jatidiri, sehingga secara ringkas kualitas Sumber Daya Alam di masa
yang akan datang sangat dipengaruhi oleh kualitas perumahan dimana masyarakat tinggal
menempatinya. Maka rumah harus memberikan kenyamanan sebagai tempat tinggal.

Dari hasil survey lapangan yang kita lakukan pada Kelurahan Baringin beberapa hari dapat
dilihat bahwa kelurahan ini masih memiliki pola perumahan yang tumbuh secara alami,
sehingga menyebabkan jarak antara rumah satu dengan yang lainnya ada yang dekat dan
ada yang jauh. Pada kelurahan ini ada 3 tipe rumah yang ada yaitu permanen, semi
permanen dan temporer dengan jumlah yang hampir sama. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kelurahan Baringin. Dapat kita lihat
bahwa Kelurahan Baringin dengan luas yang cukup besar hanya memiliki 2 RW dengan 6 RT
sehingga perumahan yang ada saat ini sangat minim fasilitas.

3.11.2 Sarana dan Prasarana

 Jalan
Sarana dan prasarana yang ada pada kelurahan Baringin ini sangat terbatas seperti jalan.
Jalan lingkungan yang ada saat ini pada kawasan permukiman sebagian sudah ada dan
dalam kondisi baik tapi lebar jalan tidak memadai sehingga apabila kendaraan roda 4
berselisih maka akan sulit untuk melewatinya. Sebagian lagi kondisi jalan sangat
memprihatinkan dan berlubang serta masih jalan tanah sehingga masyarakat sangat sulit
untuk memasarkan hasil pertanian dan perkebunan mereka. Jalan merupakan akses
penghubung dalam berakfitas dan menunjang perekonomian.

Kondisi jalan yang minim atau kawasan dengan tingkat aksesibilitas rendah dan terisolir
banyak di jumpai di RW 2 yang berada diatas bukit dan dibantaran sungai, sehingga jalan
sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mempermudah membawa hasil pertanian dan
perkebunan serta ternak. Kondisi pendukung jalan yang ada saat ini sangat minim sekali
seperti adanya rambu-rambu, trotoar. Adanya perencanaan pembukaan jalan baru dari
RW 1 dan RW 2 akan memberikan dampak positif karena jalan sebagai media utama dan
alat vital dalam pekembangan suatu kawasan.

 Drainase
ANTARA

Saluran drainase yang ada pada umumnya bersifat terbuka yang terintegrasi dengan
saluran irigasi yang ada. Masing-masing RW masih banyak yang belum memiliki saluran
drainase sehingga apabila curah hujan tinggi maka akan terjadi banjir atau genangan air
yang kering dalam beberapa jam bahkan sampai berhari-hari. Pada survey lapangan yang
dilakukan ditemui drainase yang dipenuhi sampah dan adanya sedimentasi tanah sehingga
terjadi pendangkalan pada drainase tersebut. Masyarakat sangat mengharapkan kondisi
drainase yang lancar dan tidak tersumbat.

 Listrik dan Telepon


Pada saat ini Kelurahan Baringin sudah terlayani oleh jaringan listrik dan merata pada
semua RW ini dapat dibuktikan dengan adanya gardu listrik dan ting-tiang listrik yang
terdapat pada kanan kiri jalan. Tapi untuk jaringan telepon kelurahan Baringin sama sekali
belum ada sehingga untuk komunikasi sangat sulit sebagian dari masyarakatt
memanfaatkan telepon seluler atau lebih dikenal Handphone untuk komunikasi tapi sering
terkendala sinyal yang tidak bagus ini disebabkan belum adanya tower yang dimiliki untuk
penguatan sinyal.

 Air Bersih
Untuk penyediaan air bersih pada kelurahan Baringin ini masih bersumber dari sumur,
sumur bor, mata air dikaki bukit dan Pamsimas. Kondisi pada saat ini air bersih dari
pamsimas tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi dan tidak semua masyarakat bisa
menikmati air Pamsimas ini. Hal ini disebabkan karena gempa pada tahun 2009 yang
merusak pipa dan intake serta reservoir yang ada. Sehingga air tidak bisa mengalir pada
rumah-rumah warga.

 Pengolahan Sanitasi/MCK
Untuk sanitasi dan MCK umumnya masyarakat pada kelurahan ini belum memiliki MCK
pribadi, hal ini disebabkan oleh kebiasaan yang lebih suka melakukan aktifitasnya disungai,
mesjid daripada dirumah. Hanya beberapa saja yang memiliki MCK pribadi, sedangkan
pada kelurahan ini tidak memiliki MCK umum yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kebutuhan akan fasilitas MCK sangat diperlukan karena dengan adanya MCK yang bersih
dan higienis maka kawasan akan manjadi bersih, bagi masyarakat yang telah mempunyai
ANTARA

mCK pribadi merekalebih cendrung menggunakan sungai untuk melakukan kegiatan hal ini
disebabkan adanya kebiasaan masyarakat dan pandangan masyarakat (mind set) masih
rendah akan pentingnya kesehatan yang higienis dan sehat.

 Persampahan
Pola pembuangan sampah yang biasa dilakukan penduduk adalah dengan cara di bakar,
dibuang kesungai dan dibuang disembarang tempat. Untuk pengolahan sampah yang ada
saat ini hanya memanfaatkan lahan kosong yang ada disekitar perumahan, karena masih
banyaknya lahan kosong yang ada maka masyarakat mamanfaatkan untuk tempat
pembuangan sampah dan belum adanya organisasi kecil yang menangani masalah
persampahan. Untuk sementara sampah yang dihasilkan oleh perumahan tersebut
dilakukan dengan cara dibakar dan dibuang ke sungai yang sampai saat ini hanya ada
beberapa tempat pembuangan sampah sementara.

3.11.3 Ekonomi

Industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sector perekonomian yang
menjadi andalan warga Kelurahan Baringin. Jenisnya beraneka macam, namun kebanyakan
adalah industri makanan dan kerajinan, dengan komoditas yang beragam pula. Kegiatan
industri di Kelurahan Baringin baru dikembangkan dalam skala individu, belum ada
komoditas yang diproduksi secara massal sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat
industri. Meskipun demikian, kegiatan industri ini dapat menyerap cukup banyak tenaga
kerja dari warga kelurahan sendiri. Hanya saja untuk pemasaran dan permodalan masih
memanfaatkan biaya sendiri dan bantuan oleh beberapa pihak seperti PT. Semen Padang.
Industri rumahan atau lebih dikenal home industry pada kelurahan Baringin ini adalah home
industry pembuatan peci yang kalah bersaing dengan produk lainnya serta kualitas SDM
yang masih kurang pelatihan dan pengetahuan yang membuat home industry ini sulit
berkembang. Tingkat perekonomian masyarakat Kelurahan Baringin ini sangat rendah
karena dilihat dari tingkat pendapatan masyarakatnya kurang + Rp. 1.000.000,00
perbulannya.

3.11.4 Kebutuhan Pengembangan


ANTARA

Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang dengan output-nya berupa
rencana tata ruang hanyalah salah-satu tahapan dalam penataan ruang. Rencana tata
ruang pada tahap berikutnya seperti yang tertuang dalam RTRW Kota Padang tahun 2010 –
2030 adalah mengatur pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Keberhasilan dalam tahap perencanaan belum tentu juga keberhasilan pada tahap
berikutnya. Oleh karena itu, dalam RTRW Kota Padang perlu dirumuskan aspek-aspek yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang sebagai tindak lanjut dari perencanaan tata ruang.

Sesuai dengan arahan RTRW kota Padang pemukiman tumbuh sesuai dengan struktur
ruang yang ada. Pada kelurahan Baringin setelah melakukan survey lapangan maka dapat
dilihat bahwa pada kawasan permukiman penduduk masih terdapat lahan pertanian yang
cukup potensial dan sangat efektif. Karena permukiman penduduk yang tumbuh secara
alami dan tidak tertata memberikan tampilan yang kurang bagus pada penatannya. Karena
minimnya fasilitas pada kelurahan ini akan direncanakan sarana dan prasana yang akan
mendukung aksessibilitas dari dan keluar kelurahan Baringin. Dilihat dari perencanaan
yang akan dilakukan arahan pengembangan untuk kelurahan ini sangat berpotensi untuk
pariwisata dan permukiman perumahan. Arahan pengembangan yang dilakukan pada
kelurahan ini melibatkan semua RW karena kelurahan Baringin ini hanya memiliki 2 RW
sehingga perkembangan dapat dilakukan secara merata.

Anda mungkin juga menyukai