Anda di halaman 1dari 88

PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA

KECAMATAN SIPORA UTARA


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Bab 3
Gambaran Umum

3.1 GAMBARAN UMUM KECAMATAN SIPORA UTARA

3.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi

Kecamatan Sipora Utara merupakan salah satu dari 10 kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Mentawai dan merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kecamatan Sipora pada tahun 2009. Sebelum
tahun 2009, Kecamatan Sipora meliputi wilayah Kecamatan Sipora Utara dan Kecamatan Sipora Selatan
pada saat ini. Kecamatan Sipora Utara terletak pada 1057’00” – 2018’00” Lintang Selatan dan 98030’00” –
99042’00” Bujur Timur. Ibukota Kabupaten Kepulauan Mentawai terletak di Tuapejat yang merupakan
salah satu desa di Kecamatan Sipora Utara. Secara administrasi Kecamatan Sipora Utara berbatasan
dengan:

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Bunga Laut


Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sipora Selatan
Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia
Sebelah timur berbatasan dengan Selat Mentawai

Kecamatan Sipora Utara menempati areal seluas 272,40 km2 dan terdiri dari 6 wilayah desa
yakni Betumonga, Goisooinan, Bukit Pamewa, Sipora Jaya, Sido Makmur dan Tuapejat. Pusat
pemerintahan Kecamatan Sipora Utara terletak di Desa Sido Makmur. Berikut ini melihat batas
administrasi Kecamatan Sipora Utara dapat dilihat pada gambar peta dibawah ini:

Bab | 3 - 1
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan SIpora Utara

Bab | 3 - 2
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Berikut ini merupakan luas masing-masing wilayah desa yang ada di Kecamatan Sipora Utara,
dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 3.1
Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Luas Wilayah (Km2) Persentase Luas Wilayah (%)
1 Betumonga 110,58 40,59
2 Goisooinan 56,07 20,58
3 Bukit Pamewa 7,72 2,83
4 Sipora Jaya 5,44 2,00
5 Sido Makmur 6,07 2,23
6 Tuapejat 86,52 31,76
Sipora Utara 272,40 100,00
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Desa terluas adalah Desa Betumonga yaitu 110,58 km 2 atau 40,59 % dari luas wilayah
Kecamatan Sipora Utara dan desa dengan luas wilayah paling kecil merupakan Desa Sipora Jaya yaitu
5,44 km2 atau 2 % dari luas Kecamatan Sipora Utara. Untuk lebih jelasnya persentase luas wilayah desa
di Kecamatan Sipora Utara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.2
Persentase Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019

Betumonga juga merupakan desa yang terjauh lokasinya dari ibukota kecamatan Sipora Utara.
Lokasi desa ini terletak di bagian barat daya kecamatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia dan
Kecamatan Sipora Selatan. Sedangkan desa yang memiliki jarak paling dekat dengan ibukota Kabupaten
adalah Desa Sipora Jaya yaitu dengan jarak 3 km. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.2
Jarak Desa di Kecamatan Sipora Utara ke Ibukota Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi, 2019
No Nama Desa Ibukota Kecamatan (Km) Ibukota Kabupaten (Km) Ibukota Provinsi (Km)
1 Betumonga 51 43 166
2 Goisooinan 17 15 151

Bab | 3 - 3
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

No Nama Desa Ibukota Kecamatan (Km) Ibukota Kabupaten (Km) Ibukota Provinsi (Km)
3 Bukit Pamewa 6 6 159
4 Sipora Jaya 6 3 152
5 Sido Makmur 2 4 153
6 Tuapejat 6 3 151
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Kecamatan Sipora Utara terdiri dari 6 wilayah desa yaitu Desa Betumonga, Desa Gesooinan,
DesaBukit Pamewa, Desa Sipora Jaya, Desa Sido Makmur dan Desa Tuapejat. Pada kecamatan ini juga
terdapat 29 dusun yang tersebar di 6 desa yang ada. Desa yang memiliki dusun terbanyak terdapat di
Desa Tuapejat yaitu 9 dusun. Sedangkan desa dengan jumlah dusun paling sedikit yaitu Desa Bukit
Pamewa, Desa Sipora Jaya, dan Desa Sidomakmur dengan jumlah masing-masing dusun yaitu 3 dusun.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Nama Desa dan Jumlah Dusun di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Jumlah Dusun
1 Betumonga 7
2 Goisooinan 4
3 Bukit Pamewa 3
4 Sipora Jaya 3
5 Sido Makmur 3
6 Tuapejat 9
Sipora Utara 29
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Gambar 3.3
Jumlah Desa dan Jumlah Dusun di Kecamatan Sipora Utara, 2019

Berdasarkan tabel diatas yang menjelaskan jumlah desa dan jumlah dusun yang ada di
Kecamatan Sipora Utara, maka tabel berikut ini merupakan nama-nama dusun yang ada di masing-
masing desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Bab | 3 - 4
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tabel 3.4
Daftar Nama Dusun Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Nama Dusun
1 Betumonga 1. Sipaarau
2. Sibujai
3. Moria
4. Taraet Borsa
5. Taraet
6. Majawak
7. Mabolak
2 Goisooinan 1. Goisooinan
2. Kaliou
3. Pogari
4. Atduru
3 Bukit Pamewa 1. Bukit Subur
2. Subur Makmur
3. Pamewa Indah
4 Sipora Jaya 1. Tunas Baru
2. Karya Bakti
3. Karang Anyar
5 Sido Makmur 1. Sinabak
2. Boleleu
3. Makoddiai
6 Tuapejat 1. Tuapeijat
2. Camp
3. Kampung
4. Jati
5. Mappadegat
6. Berkat
7. Pukarayat
8. Koroniet
9. Turonia
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.2 Kondisi Fisik Wilayah


3.1.2.1 Ketinggian

Dilihat dari ketinggilan wilayah, Kecamatan Sipora Utara merupakan kepulauan yang berada di
tepi pantai, maka di perkirakan Kecamatan Sipora Utara memiliki ketinggian berkisar ± 2 meter dari
permukaan laut.

3.1.2.2 Kelerengan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepuauan Mentawai, keadaan
topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan kelerengan terbagi atas:
 Coastal land/Flat land, yaitu daerah yang bermula dari garis pantai dan menaik menjadi zona
kelerengan 0 – 3 % menuju daratan. Pada daerah sekitar pantai merupakan dataran rendah dan
rawa-rawa serta berlumpur, pada saat pasang daerah ini terendam air laut, seperti di Muara
Siberut, muara sikabaluan serta desa-desa lainnya di pinggir pantai.

Bab | 3 - 5
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

 Low land, yaitu daerah yang memiliki topografi yang berombak dengan kemiringan antara 3 – 8
%, dan secara umum sudah bebas dari pengaruh pasang surut.
 Middle land, merupakan daerah berbatasan dengan Low land menuju arah perbukitan dengan
zona kemiringan 8 – 25 %. Pada daerah ini sangat sesuai untuk pengembangan perkebunan
atau tanaman keras seperti karet, cengkeh, kelapa, nilam, manau, coklat dan komoditas lainnya.
 Up land, bentuk berbukit-bukit hingga daerah catchment sungai-sungai baik yang bermuara ke
pantai barat maupun pantai timur pulau, dengan ketinggian antara 50 – 275 m diatas permukaan
laut dan dengan kelerengan > 25%. Sebagian besar kawasan ini merupakan kawasan lindung.

3.1.2.3 Geologi
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepuauan Mentawai, ditinjau
dari segi litologis, Pulau Sipora dan Pulau Siberut mempunyai litologi batu lempungan dengan di
beberapa tempat ada sisipan batu intrusive. Dari umur geologi dapat diindikasikan sebagai wilayah yang
berumur resen dan masih muda. Untuk Pulau Siberut memiliki laju sedimentasi yang tinggi sehingga
pulau ini juga merupakan pulau sedimentasi, yang dipenuhi oleh lumpur, tanah liat bercampur kapur yang
masih relatif muda.

Selain itu, juga terdapat batuan (schist) dan tanah kwarts dari masa pra-miocene, beberapa batu
kapur dari miocene, serta vulkanis yang tersebar menunjukkan asalnya dari keadaan vulkanis Sumatera
dari masa miocene. Namun sebagian besar susunan geologis menunjukkan asal dari masa pliocene,
pleistocene dan zaman baru. Struktur geologi Kepulauan Mentawai dibagi menjadi dua gugus kepulauan
yaitu gugus geologi Pulau Siberut dan gugus geologi Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai
Selatan.

Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan merupakan tiga pulau utama pada
gugusan kepulauan Mentawai yang terbentuk puluhan juta tahun yang lalu sebagai hasil pengangkutan
akibat tumpukan lempeng samudera hindia dengan daratan sunda. Puslitbang Geologi (1990) telah
membagi geologi pulau-pulau ini kedalam delapan tatanan stratigrafi/litologi yang menjadi batuan induk
pembentukan tanah di daerah ini yaitu: bongkahan batuan ultramafik/ultrabasah, bancuh/batuan rancuh
tak terparakkan, formasi talupulai, formasi maonai, formasi betumonga, formasi Simatobat. Sedangkan
struktur geologi yang mengontrol Pulau Sipora secara regional terdiri atas lipatan, patahan dan
rekahan/kekar. Jenis-jenis struktur geologi tersebut dikontrol oleh suatu kegiatan tektonik yang sangat
kuat di daerah ini sejak intramiosen dan plistosen.

3.1.2.4 Geormofologi
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepuauan Mentawai,
Geomorfologi di Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup bervariasi, karena merupakan kepulauan, selain

Bab | 3 - 6
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

itu juga tersusun oleh batuan yang bervariasi mulai dari batuan yang sangat lunak seperti endapan aluvial
yang terdapat pada daerah dataran rendah yang dekat dengan pantai, hingga batuan keras seperti
marmer dan gamping yang terdapat pada daerah dataran hingga pegunungan. Sebagian besar pesisir
Kepulauan Mentawai berupa dataran rendah berpasir yang banyak ditumbuhi pohon kelapa dan sebagian
tanaman perdu. Sedangkan perairannya dikelilingi terumbu karang kedalaman 0,5 - 15 meter. Untuk
morfologi dasar laut di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah perairan dengan bentuk landai dengan
kemiringan mencapai 10%.

3.1.2.5 Jenis Tanah


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepuauan Mentawai, ditinjau
dari data jenis tanah, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki beberapa jenis tanah, yang didominasi
diantaranya oleh :

 Latosol
Jenis tanah latosol merupakan tanah yang telah mengalami pelapukan intensif, dengan warna
tanah yang tergantung pada susunan bahan induknya dan keadaan iklim. Tanah ini berasal dari
vulkan intermedier, yang subur dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan,
diantaranya palawija, kelapa dan tebu. Jenis tanah ini tersebar di seluruh Indonesia kecuali Nusa
Tenggara dan Maluku Selatan. Jenis tanah ini umumnya berada pada daerah dengan iklim
humid-tropik tanpa bulan kering hingga sub-humid dengan musim kemarau agak lama.
Dan biasanya terdapat pada daerah dengan topografi dataran bergelombang hingga
pegunungan, dengan tekstur lempung hingga geluh, struktur lemah hingga gumpal lemah dan
konsistensi gembur.

 Podsolik
Tanah Podsolik merupakan tanah yang berumur tua sehingga telah memiliki tingkat
perkembangan lanjut. Lapisan tanah (horizon A) telah mengalami pencucian liat dan unsur hara,
dengan kelas teksturnya lebih dari lapisan bawahnya (horison B).
Secara umum, tanah podsolik memiliki potensi yang relatif kurang subur, yang ditandai dengan
sifatnya yang masam, daya retensi dan fiksasi terhadap hara tinggi. Jenis tanah ini banyak
dimanfaatkan sebagai pertanian lahan kering dan perkebunan.

 Aluvial
Tanah Aluvial adalah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung dari
asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur

Bab | 3 - 7
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk lahan pertanian tanaman
pangan (sawah). Penyebaran pada umumnya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai.

 Regosol
Tanah ini sering dikenal sebagai tanah pasir, karena lebih dari 60% komposisinya terdiri dari
pasir, sehingga teksturnya sangat kasar. Tanah ini merupakan tanah yang baru mengalami
perkembangan. Regosol berkembang dari bahan endapan pasir pantai, berupa pasir kwarsa
(pasir putih). Penyebaran umumnya di sekitar lereng gunung-gunung berapi.

 Kambisol
Kambisol juga merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk tua, yakni batuan liat dan
batuan vulkanik masam, di bawah rezim iklim basah. Tanah ini ditandai oleh adanya penimbunan
liat pada horison B-2. Namun horison penimbunan liat ini tidak memenuhi syarat sebagai horison
argilik, karena peningkatan kadar liat pada lapisan ini kurang dari 1,2 kali kadar liat di lapisan
atasnya. Umumnya tanah ini hampir mirip podsolik, namun lebih gembur dibanding Podsolik.
Demikian halnya pH-nya juga lebih tinggi dibandingkan Podsolik.
Jenis tanah Kambisol Eutrik yang berasosiasi dengan tanah gleisol banyak dimanfatkan sebagai
lahan persawahan. Sementara jenis tanah Kambisol Distrik dalam asosiasinya dengan tanah
podsolik banyak dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering dan perkebunan.

3.1.2.6 Mitigasi Bencana

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepuauan Mentawai,


Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk dalam kawasan potensi yang rawan bencana baik berupa
gempa bumi (tektonik), gelombang besar tsunami, abrasi pantai dan longsor. Dari 43 desa yang ada, 33
desa diantaranya merupakan desa pesisir, yang pada kondisi saat ini kawasan pesisir merupakan
kawasan rawan bencana terhadap bahaya tsunami. Sebagaimana yang telah terjadi pada tanggal 25
Oktober 2010, bencana gempa bumi berkekuatan 7,2 SR (atau 7,5 SR menurut USGS) telah memicu
terjadinya gelombang tsunami. Berdasarkan informasi dari BPBD Provinsi Sumatera Barat, kedalaman
gempa bumi yang cukup dangkal dan terletak pada zona subduksi di bawah dasar laut tersebut telah
memicu terjadinya gelombang tsunami dengan ketinggian gelombang mencapai 3 meter yang
menghasilkan landaan tsunami sejauh 1 Kilometer ke arah daratan.

Guncangan gempa dan gelombang tsunami tersebut telah menyebabkan kerusakan dan
kerugian di 4 (empat) wilayah kecamatan di Kepulauan Mentawai, yaitu Kecamatan Sipora Selatan, Pagai
Utara, Pagai Selatan dan Sikakap. Wilayah Kecamatan Pagai Selatan dan Pagai Utara merupakan
daerah yang paling parah terkena dampak bencana yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan

Bab | 3 - 8
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

kerusakan bangunan rumah serta sarana dan prasarana. Hal ini juga turut dipengaruhi oleh letak
geografis wilayah Kecamatan Pagai Selatan yang berada dekat dengan pusat kejadian gempa dan
terletak di pesisir pantai barat. Dengan kejadian tersebut di atas, mengakibatkan beberapa diantara 33
desa pesisir di wilayah ini terkena tsunami dan harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Untuk lebih
jelas nama desa-desa pesisir di Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5
Desa-desa Pesisir Di Kabupaten Kepulauan Mentawai
No Kecamatan Desa Panjang Garis Pantai (Km)
1 Pagai Selatan 1 Bulasat 99,49
2 Malakopa 86,52
3 Makalo 20,24
4 Sinaka 199,69
2 Sikakap 5 Sikakap 58,71
6 Taikako 21,71
7 Matobe 12,93
3 Pagai Utara 8 Saumanganya 43,27
9 Silabu 27,83
10 Betumonga 41,86
4 Sipora Selatan 11 Sioban 6,00
12 Mara 7,08
13 Nemnemleleu 16,05
14 Beriulou 38,40
15 Matobe 12,69
16 Bosua 29,98
5 Sipora Utara 17 Tuapejat 68,85
18 Goisooinan 23,43
19 Betumonga 43,16
6 Siberut Selatan 20 Muara Siberut 19,60
21 Maileppet 12,49
7 Siberut Barat Daya 22 Sagullubek 29,94
23 Katurei 129,25
24 Pasakiat Taileleu 81,40
8 Siberut Tengah 25 Saibi Samukop 33,30
26 Saliguma 40,49
9 Siberut Utara 27 Malancan 32,26
28 Sirilogui 10,52
29 Sikabaluan 11,40
30 Cimpungan 18,51
10 Siberut Barat 31 Simalegi 55,43
32 Sigapokna 44,00
33 Simatalu 26,20
Kab. Kep. Mentawai 1.402,66
Sumber : Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka , Tahun 2013

Untuk kondisi kawasan rawan gempa, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kategori VIII.
Gempa jenis ini berpotensi menimbulkan kerusakan yang cukup parah bagi bangunan dan juga dapat
memakan korban jiwa yang cukup banyak. Berdasarkan data dari United State Geological Survey (USGS)

Bab | 3 - 9
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

dapat terlihat kecenderungan gempa, lokasi dan kategori wilayah gempa, di wilayah Kabupaten
Kepulauan Mentawai, sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.4
Lokasi Dan Kategori Gempa Di Wilayah Mentawai Dan Sekitarnya

Sumber : United State Geological Survey (USGS) , Tahun 2008

Berdasarkan data diketahui, gempa yang terjadi di Pulau Pagai Selatan pada Tanggal 25
Oktober 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah gempa dangkal dengan kedalaman di bawah 10
km, skala 7,2 SR, dan pusat gempa berada pada 78 km barat daya Pagai Selatan, yang menimbulkan
tsunami yang menelan korban jiwa 411 jiwa meninggal serta kerusakan bangunan fasilitas umum 786 unit
dan Perumahan 215 unit. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai desa-desa pesisir di Kabupaten
Kepulauan Mentawai yang terkena dampak tsunami pada tanggal 25 Oktober 2010 dapat dilihat pada
gambar 3.5.

Bab | 3 - 10
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.5
Potensi tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ket:
Pusat Gempa berpotensi Tsunami

Pusat Gempa

Sumber : Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 3.6
Potensi Bahaya Tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Sumber : Hasil Analisis Tim , Tahun 2011

Bab | 3 - 11
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.7
Desa-desa terkena dampak tsunami 25 Oktober 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Kecamatan Pagai Selatan


a. Desa Malakopa
1) Sabbiret
2) Muntei Kecil
3) Muntei Besar
4) Eru Paroboat
5) Purourougat
b. Desa Bulasat
1) Limu
2) Mapinang
3) Maonai
4) Lakkau
5) Limosua
6) Surat aban
7) Asahan
8) Bake
9) Laggigi
10) Maurau
11) Tapak
12) Bulasat
13) Kinumbuk
2. Kecamatan Pagai Utara
a. Desa Betumonga
1) Muntei
2) Baru Baru
3) Sabeu Guggung
b. Desa Saumanganya
1) Mapinang
2) Pasapuat
3) Mabula Buggei
c. Desa Silabu
1) Tumalei
2) Gogoa
3. Kecamatan Sikakap
a. Desa Taikako
1) Ruamonga
2) Bulakmonga
4. Kecamatan Sipora Selatan
Sumber : Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai
a. Desa Bosua
b. Desa Beriulou

Berdasarkan kondisi fisik dan letak geografis, dusun-dusun yang rawan terkena tsunami di
Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6
Rekapitulasi Dusun Tepi Pantai/Zona Merah/Rawan Bencana Tsunami
No. Kecamatan Desa/Dusun KK
1 PAGAI SELATAN SINAKA  

Bab | 3 - 12
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

No. Kecamatan Desa/Dusun KK


    Mabolak Selatan 68
    Mangka Ulu 52
    Mangka Baga 26
    Matotonan 36
    Sinaka 67
   
Bagat Sagai 58
   
Kosai baru 15
   
Bungo Rayo (matobat) 92
   
    Bubuget 43
    Aban Baga 87
    MAKALO  
    Makalo 101
    Talopulei 95
    Parak Batu 141
    MALAKOPA  
    Malakopa Tirik 168
    Malakopa Muara 110
   
2 SIKAKAP TAIKAKO  
    Muara Taikako 50
    Bosua Girau 21
    Kaute 61
    Pumagirat 89
    Pasibbuat 88
   
SIKAKAP  
   
Sibaibai 115
   
Masabuk/Sikakap Barat 163
   
    Sikakap Tengah 165
    Sikakap Timur 13
    Seay Baru (Polaga) 114
    Berkat 107
    MATOBEK  
    Bubuakat 63
    Mangau-ngau' 33
Polaga 39
3 PAGAI UTARA SAUMANGANYA  
    Pasapuat 145
    Mabulau Buggei 57
    Beubukku 23
    Pinairuk 38
    Mapinang Utara 59
   
   
4 SIPORA SELATAN NEMNEM LELEU  
    Nemnem Leleu Utara 85
    Nemnemleleu Selatan 83
    Sagitci Timur 51
    MARA  
    Mongan Utara 46
   
Mongan Selatan 30
   
SIOBAN  
   
Bagan Lelet 66
   
Malabbaet 86

Bab | 3 - 13
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

No. Kecamatan Desa/Dusun KK


    Paddarai 138
    Takkuman 49
    Teitei Pabokbokat 67
    Tektek Bukkuk 68
    MATOBE  
   
Gegetaet/Rokot 108
   
Maosa 40
   
Panepuat 46
   
    Sosoroat 46
    Tunang Kaliou  
    Usut Ngaik 36
   
5 SIPORA UTARA BETUMONGA  
    Betu Monga 121
    Maileppet 13
    Taraet 56
    Matuptuman 81
    GOISO OINAN  
   
Adduru 54
   
Goiso Oinan 114
   
Kaliou 67
   
    Paalei Kai 48
    Pogari 49
    TUAPEIJAT  
    Berkat 32
    Camp 67
    Jati 61
    Kampung 102
    Mapadegat 132
    Pukarayat 88
   
Tuapeijat 107
   
6 SIBERUT SELATAN MUARA SIBERUT  
    Muara Siberut 242
    Peigu 191
    Puro I 165
    MAILEPPET  
    Pasakiat 52
   
Teitei Sinabak 66
   
Maileppet 122
   
MUNTEI  
   
    Muntei 124
    Puro II 108
   
7 SEBERUT BARAT DAYA PASAKIAT TAILELEU  
    Kirip 127
    Maonai 132
    Saumanuk/Peipei 127
    Tolomo 121
    KATUREI  
   
Tolou Laggo 105
   
Malilimok 125

Bab | 3 - 14
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

No. Kecamatan Desa/Dusun KK


    Sarausau 129
    Tiop 142
    SAGALUBBEK  
    Kaleak 76
    Pupailiat 65
   
Pasaregat 62
   
Siribakbak 13
   
Tepuk 25
   
   
8 SIBERUT TENGAH SALIGUMA  
    Malibakbak 132
    Matoimiang 133
    Sikebbukat 122
    SAIBI SAMUKOP  
    Masuggunei 86
   
Pangasaat 78
   
Saibi Muara 129
   
Sibudda Oinan 53
   
    Sua 37
    Totoet 31
    CIMPUNGAN  
Subelen (Masigem, Purotdotan, Simaingak Bebegen) 98
   
9 SIBERUT UTARA SIRILOGUI  
    Sirilogui Muara 118
    MUARA SIKABALUAN  
    Muara Sikabaluan 173
    Bose 72
    Puran 38
   
Nangnang 165
   
Pokai 171
   
   
10 SIBERUT BARAT SIMATALU SIPOKA  
    Bojo 32
    Limu 79
    Saikoat 48
    Muntei 83
    Simalibbeg 48
   
SIMALEGI TENGAH  
   
Betaet Selatan 50
   
Betaet Utara 79
   
    Simalegi Muara (Selatan + Utara) 106
    Sakaladat 42
    Sutek Uleu 46
    SIGAPOKNA  
    Sigapokna 112
    Labuan Bajau 103
Tiniti 55

Sumber : Hasil Analisis, 2011


Keterangan : Desa yang terkena tsunami sudah dikeluarkan dari Zona Rawan Tsunami

Bab | 3 - 15
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Selain potensi bencana gempa dan tsunami, potensi bencana lain yang mengancam wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah bahaya abrasi pantai. Abrasi pantai merupakan proses
pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Namun
selain disebabkan gejala alami, manusia juga sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.
Untuk mengetahui lebih jelas sebaran lokasi abrasi pantai dengan kondisi terparah di wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dlihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7
Wilayah Abrasi Pantai Terparah di Kabupaten Kepulauan Mentawai
NO KECAMATAN LOKASI KETERANGAN
1 Siberut Utara Pantai Muara Sikabaluan Abrasi sudah mengarah ke pemukiman
2 Siberut Selatan Pantai Muara Siberut Abrasi sudah mengarah ke pemukiman
3 Sipora Utara Pantai Mapadegat Abrasi sudah mengarah ke akses jalan
Pantai Tuapejat Abrasi sudah mengarah ke akses Jalan
4 Sipora Selatan Pantai Sioban Abrasi sudah mengarah ke akses jalan
Pantai Beriulou Abrasi sudah mengarah Pemukiman
Pantai desa Bosua Abrasi mengarah ke akses jalan
Pantai Bandara Rokot Matobek Abrasi mengarah ke lokasi Bandara
5 Sikakap Pantai depan SMA I Sikakap Abrasi mengarah ke halaman sekolah
Sumber : Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai

Bahaya lain yang perlu di waspadai adalah potensi bencana tanah longsor. Pada dasarnya
bencana tanah longsor merupakan potensi bencana yang dapat terjadi pada kawasan dengan kerengan
>25%. Gerakan tanah/batuan juga dikenal sebagai longsoran tanah/batuan adalah perpindahan massa
tanah/batuan pada suatu lereng keluar dari lereng aslinya.

Pergerakan ini dapat berupa pengelupasan sebagian kecil tanah penutup yang terjadi pada
lereng terjal dengan tanah pelapukan tipis massa tanah bergerak secara translasi, apabila gerakan
(mengalir) terjadi pada tanah rombakan yang tebal disebut “debris slide” atau “debris flow”, tetapi apabila
gerakan terjadi pada blok massa batuan disebut “rock slide”. Bencana gerakan tanah seringkali
mengakibatkan banyak kerusakan, baik berupa kerusakan lingkungan maupun kerusakan prasarana dan
sarana fisik hasil pembangunan, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit baik berupa harta
benda maupun korban jiwa manusia. Untuk mengetahui lebih jelas sebaran potensi bahaya longsor di
Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat pada gambar 3.8.

Bab | 3 - 16
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.8
Sebaran Potensi Bahaya Longsor di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada tahun 2018 beberapa
bencana sering terjadi di Kecamatan Sipora Utara diantaranya gempa bumi, banjir, dan gelombang
pasang. Bencana yang sering terjadi yaitu bencana gempa bumi sebanyak 4 kali dan gelombang pasang
terjadi sebnyak 2 kali di Desa Betumonga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8
Banyaknya Kejadian Bencana Alam Menurut Desa dan Jenis Bencana Alam
di Kecamatan Sipora Utara Tahun 2018
No Nama Desa Gempa Bumi Banjir Gelombang Pasang
1 Betumonga - - 2
2 Gesooinan 1 - -
3 Bukit Pamewa - - -
4 Sipora Jaya 1 - -

Bab | 3 - 17
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

No Nama Desa Gempa Bumi Banjir Gelombang Pasang

5 Sido Makmur 1 - -
Sipora Utara 4 1 2
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Berdasarkan gambaran kondisi kebencanaan di wilayah Kecamatan Sipora Utara yang telah
diuraikan di atas, maka dapat terlihat bahwa wilayah ini memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi terhadap
bahaya bencana alam. Dalam upaya pengembangan wilayah ini, maka secara keruangan resiko atas
terjadinya bencana alam perlu mendapat perhatian. Upaya antisipasi dampak dari peristiwa bencana
dilakukan dalam bentuk mitigasi bencana. Mitigasi sendiri merupakan proses mengupayakan berbagai
tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif bencana yang akan terjadi. Untuk
mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana alam,
pengembangan kawasan perlu disertai dengan konsep Mitigasi Bencana, sehingga dampak-dampak
akibat terjadinya bencana alam dapat diminimalisasi meskipun bencana tersebut tidak dapat
dihindari/dicegah untuk masa yang akan datang. Dengan demikian, kerugian ataupun jumlah korban
akibat bencana dapat dikurangi (risk reduction). Berikut ini merupakan keberadaan fasilitas atau upaya
mitigasi bencana alam menurut desadi Kecamatan Sipora Utara, dapat dilihat sebagai berikut ini:

Tabel 3.9
Keberadaan Fasilitas/Upaya Antisipasi/Mitigasi Bencana Alam Menurut Desa
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Pembuatan, perawatan
Rambu-rambu
System Pringatan Sistem Peringatan atau normalisasi:
Perlengkapan dan Jelur
No Nama Desa Dini Bencana Dini Khusus Sungai, Kanal, Tanggul,
Keselamatan Evakuasi
Alam Tsunami Perit, DRainase,
Bencana
Waduk, Pantai, dll
1 Betumonga Ada Ada Ada Tidak Ada
2 Gesooinan Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
3 Bukit Pamewa Ada Ada Ada Ada Ada
4 Sipora Jaya Ada Ada Tidak Ada Ada
5 Sido Makmur Ada Ada Ada Ada Ada
6 Tuapejat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.2.7 Hidrologi

Estuari atau biasa disebut muara sungai adalah suatu daerah dimana air tawar dari sungai dan
air asin dari laut bertemu dan sebagai perairan semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan
laut. Di estuari pasut (pasang surut) sangat dominan pengaruhnya dibandingkan dengan arus yg
ditimbulkan oleh angin dan gelombang. Sehingga perilaku estuari sangat tergantung pada aksi pasut dan
aliran sungai, dimana keduanya merupakan perubahan yang bebas. Menurut Dyer, K.R (1973) estuari
dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu estuari positif dan estuari negatif.

Bab | 3 - 18
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Estuari positif adalah suatu estuari dimana air tawar yang masuk dari sungai dan hujan lebih
banyak dibandingkan dengan penguapan, sehingga salinitas permukaan lebih rendah daripada laut
terbuka. Estuari negatif adalah kebalikannya, yaitu dimana penguapan lebih besar daripada aliran sungai
dan hujan, karena itu akan terjadi keadaan hypersaline (asin berlebih). Proses pencampuran dari massa
air dengan densitas yang berbeda, pasang dan surut dari air laut, masukan arus sungai dikombinasikan
dengan karakteristik alam seperti angin, temperature, presipitasi, dan arus menghasilkan pola sirkulasi air
yang sangat kompleks. Pola sirkulasi air ini yang berpengaruh sangat besar pada produktivitas biologi
dan keanekaragaman ekosistem muara sungai. Beberapa biota laut seperti ikan pelagis dan demersal
menggunakan estuari sebagai daerah pemijahan, yaitu tempat dimana tersedia cukup makanan bagi
anak-anak ikan tersebut.

Pertemuan arus dari salinitas tinggi dan salinitas rendah akan menyebabkan terbentuknya arus
muara (saline wedge). Arus ini yang akan mengendapkan sedimen dari hulu di muara sungai yang
menyebabkan terjadinya delta. Daerah estuari ditemukan di Kecamatan Sipora Utara sebagai berikut ini:

Tabel 3.10
Nama Sungai yang ada di Kecamatan Sipora Utara
No. Nama Sungai/Muara Daerah Yang Dilalui Panjang Sungai (Km)
5 Pogari Sipora Utara 12
Berimanua 10
Betumonga -
Sumber . DKP Kab. Kepulauan Mentawai, 2010

3.1.2.8 Hidro-oseanologi

Garis pantai merupakan suatu batas yang mempertemukan antar laut dengan darat yang waktu
terjadinya adalah saat air laut mengalami pasang tertinggi. Panjang garis pantai Kecamatan Sipora Utara
adalah 135,44 km. Panjangnya garis pantai dikarenakan wilayah Kecamatan Sipora Utara memiliki
sejumlah pulau yang berlokasi di perairan utara Desa Tuapejat. Oleh sebab itu, Desa Tuapejat menjadi
desa dengan garis pantai terpanjang di Kecamatan Sipora Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Tabel 3.11
Panjang Garis Pantai Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara
Tahun 2019
No Nama Desa Panjang Garis Pantai (Km)
1 Betumonga 43,16
2 Gesooinan 23,43
3 Bukit Pamewa -
4 Sipora Jaya -
5 Sido Makmur -
6 Tuapejat 68,85
Sipora Utara 135,44
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Bab | 3 - 19
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.1.2.9 Ekosistem Pesisir

A. Mangrove

Pada umumnya komunitas mangrove di Kepulauan Mentawai tidak terlalu tebal, Komunitas
mangrove berkisar antara 100 m – 200 m dari batas laut ke arah darat. Komunitas mangrove di
kepulauan Mentawai melalui pengamatan lapangan ketika survey dilakukan secara umum dalam
kondisi baik. Tidak tampak aktivitas besar besaran pembabatan hutan mangrove untuk keperluan
industri atau dalam rangka pembukaan lahan baru di daerah pesisir. Berdasarkan hasil
interpretasi citra satelit yang telah diverifikasi dengan data survey lapangan dapat dikuantifikasi
luas mangrove per kecamatan seperti pada Tabel 3.11. Luas tutupan mangrove terbesar ialah di
Kecamatan Siberut Barat yaitu sebesar 9.531 hektar dan luas tutupan mangrove terkecil berada
di Kecamatan Sipora Selatan. Terdapat 15 jenis mangrove yang teridentifikasi di Kepulauan
Mentawai. Jenis dominan ialah Rhizopora, Ceriops dan Bruguiera. Jenis mangrove yang terdapat
di Kepulauan Mentawai disajikan pada Tabel 1.12.

Tabel 3.12
Luas Tutupan Lahan Mangrove Di KecamatanSipora Utara
No Kecamatan Luas Tutupan (Ha)
1 Sipora Utara 352,21
Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 3.13
Jenis Mangrove di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Jenis Lokasi Penyebaran

- Rhizopora apiculata Saibi Samukop, Sigapokna, Malancan, Makalo, Saliguma, Katurei,


Tuapejat, Sikakap, Sinaka
- Ceriops tagal Saibi Samukop, Malancan, Sigapokna, Makalo, Saliguma, Katurei,
Tuapejat, Sikakap, Sinaka
- Bruguiera gymnorrhiza Saibi Samukop,Malancan, Sigapokna, Saliguma, Makalo Katurei,
Tuapejat, Sikakap, Sinaka
- Rhizopora mucronata Saliguma, Malancan, Sigapokna, Makalo, Tuapejat, Sikakap, Katurei

- Xylocarpus granatum Saliguma, Katurei, Tuapejat


Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai

B. Terumbu Karang

Di Sipora bagian Utara dan pulau-pulau kecil disekitarnya, pada umumnya memiliki pantai
berpasir yang tidak begitu lebar, dilanjutkan dengan rataan terumbu karang yang semakin jauh
dari pantai (50-100 m) semakin curam dengan sudut kemiringan 40 0 - 600. Karang yang tumbuh
pada kedalaman 1 – 5 m didominasi oleh suku Pocilloporidae dari marga pocillopora, stylophora
dan Seriatopora, suku Faviidae dari marga Favia dan Favites dan suku Poritidae dari marga

Bab | 3 - 20
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Porites. Karang Pocillopora verrucosa merupakan jenis yang paling dominan, diikuti oleh karang
dari marga Porites dan Favia. Pertumbuhan Acropora umumnya dengan koloni yang kecil dan
percabangan yang pendek. Pada kedalaman 5 – 10 meter bentuk pertumbuhan karang lebih
bervariasi, tetapi lebih didominasi oleh karang yang mempunyai bentuk pertumbuhan massif dan
merayap (encrusting). Pada kedalaman 10 – 20 meter pertumbuhan karang sudah jarang
dijumpai dan pasir terlihat lebih mendominasi.

Dari studi yang dilakukan COREMAP dan PKPSPL Universitas RIAU didapatkan persentase
tutupan karang hidup pada masing-masing desa. Tujuannya untuk menggambarkan kondisi dan
kualitas terumbu karang yang bisa secara umum menggambarkan kondisi terumbu karang di
Kepulauan Mentawai. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14
Kondisi Persentase Tutupan Terumbu Karang Hidup Dan Kondisi Kesehatan
Desa/Pulau Pulau Kondisi kesehatan Persentase tutupan HLCC (%)
Tuapejat Sipora Rusak – Sedang 21.65 - 43.5
Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai

C. Ikan Karang

Keberadaan ikan-ikan karang ini mempunyai peranan yang penting dengan keragaman dan
dominansinya. Keragaman jenis ikan mempunyai kaitan yang erat dengan jenis kondisi karang
yang ada di perairan. Keberadaan ikan di terumbu karang mempunyai peranan yang sangat
penting juga dalam produktivitas biologi ikan, dapat dilihat sebagai berikut ini:

Tabel 3.15
Data Ikan Karang di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Lokasi Pulau Kelompok Spesies/genus dominan Jumlah individu Jumlah
species
Tuapejat Sipora Indicator Chaetodon trifasciatus 94 14
Tuapejat Target Archanturidae 591 36
Sikakap Target Labridae 78 34
Sumber: RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.1.2.10 Tutupan Lahan

Kecamatan Sipora Utara merupakan areal yang sebagian besar terdiri dari hutan, semak belukar
dan perkebunan yang melingkupi lebih dari 75 persen luas kecamatan. Sementara itu, areal selebihnya
terdiri dari pemukiman dan lahan sawah.

3.1.3 Kependudukan

Bab | 3 - 21
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.1.3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk


Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Sedangkan kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi,
sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.

Pemahaman terhadap tingkat perkembangan penduduk dimaksudkan untuk mengetahui


karakteristik perkembangan jumlah penduduk sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan
perkiraan jumlah penduduk pada beberapa tahun mendatang (proyeksi penduduk). Dengan mengamati
karakteristik perkembangan laju pertumbuhan penduduk, maka dapat diperkirakan kecenderungan (trend)
pola perkembangan penduduk di masa mendatang.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk Kecamatan Sipora Utara pada
tahun 2019 adalah 13.559 orang yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 7.063 orang dan penduduk
perempuan sebanyak 6.369 orang. Dari 6 (enam) desa yangada di KecamatanSIpora Utara, jumlah
penduduk terbanya berada di Desa Tuapejat dengan jumlah penduduk 6.476 jiwa dan desa dengan
penduduk terkecil terdapat pada Desa Bukit Pamewa berjumlah 721 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 3.16
Jumlah Penduduk Kecamatan Sipora Utara Menurut Desa dan Jenis Kelamin, 2019
No Nama Desa Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)
1 Betumonga 866 821 1.687
2 Goisooinan 701 629 1.330
3 Bukit Pamewa 373 348 721
4 Sipora Jaya 1.233 1.152 2.835
5 Sido Makmur 493 467 960
6 Tuapejat 3.397 3.079 6.476
Sipora Utara 7.063 6.369 13.559
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Gambar 3.9
Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Sipora Utara Menurut Desa dan Jenis Kelamin, 2019

Bab | 3 - 22
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Sipora Utara dalam kurun waktu sepuluh
tahun terakhir (2013 – 2019), dimana jumlah penduduk pada kecamatan ini mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2013 penduduk Kecamatan Sipora Utara berjumlah 11.579 jiwa dan pada
tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 13.559 jiwa. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Sipora Utara setiap tahunnya dapat dilihat pada table
dibawah ini:

Tabel 3.17
Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sipora Utara
Tahun 2013-2019
No Tahun Jumlah Penduduk
1 2013 11.579
2 2014 11.817
3 2015 12.056
4 2016 12.294
5 2017 12.744
6 2018 13.199
7 2019 13.559
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Gambar 3.10
Diagram Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sipora Utara
Tahun 2013-2019

3.1.3.2 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk dibagi luas wilayah dalam kilometer persegi.
Kecamatan Sipora Utara merupakan ibukota Kabupaten Mentawai dengan kepadatan penduduk yaitu 49
jiwa/km2. Kepadatan penduduk di masing-masing desa Kecamatan Sipora Utara menunjukkan hasil yang
bervariasi, selain itu juha mem,perlihatkan bahwa penyebaran penduduk diwilayah ini tidak merata.
Adapun kepadatan tertinggi terdapat di Desa Sipora Jaya sebesar 438 jiwa/km2 dan desa dengan tingkat
kepadatan terendah terdapat di Desa Betumonga dengan tingkat kepadatan 15 jiwa/km2. Untuk

Bab | 3 - 23
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

mengetahui lebih jelas kepadatan penduduk di Kecamatan Sipora Utara dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:

Tabel 3.18
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Desa
di Kecamatan Sipora Utara Tahun 2019
No Nama Desa Jumlah (jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepdatan Penduduk (jiwa/Km2)
1 Betumonga 1.687 110,58 15,26
2 Goisooinan 1.330 56,07 23,72
3 Bukit Pamewa 721 7,72 93,44
4 Sipora Jaya 2.835 5,44 438,26
5 Sido Makmur 960 6,07 158,13
6 Tuapejat 6.476 86,52 73,85
Sipora Utara 13.559 272,40 49,78
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.3.3 Struktur Penduduk


A. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Data mengenai struktur penduduk menurut jenis kelamin, seringkali bermanfaat dalam strategi
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan
dengan perimbangan pembangunan yang berorientasi kepada pemberdayaan laki-laki dan
perempuan. Sebagai contoh, seberapa besar jumlah perempuan dalam sebuah wilayah yang
perlu mendapat bantuan pengembangan ekonomi perempuan untuk mendukung ekonomi rumah
tangga yang seringkali dianggap hanya menjadi tanggung jawab laki-laki.
Berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin tahun 2019, rasio jenis kelamin Kecamatan
Sipora Utara adalah 109. Artinya terdapat 109 laki-laki untuk setiap 100 orang penduduk
perempuan. Sex rasio terbesar terdapat di Desa Tuapejat yakni 110 dan sex rasio terkecil
terdapat di Desa Betumonga yaitu 105. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 3.19
Struktur Penduduk menurut Jenis Kelamin Per-Desa di Kecamatan Sipora Utara Tahun 2019
Rasio Jenis
No Nama Desa Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)
Kelamin
1 Betumonga 866 821 1.687 105
2 Goisooinan 701 629 1.330 111
3 Bukit Pamewa 373 348 721 107
4 Sipora Jaya 1.233 1.152 2.835 107
5 Sido Makmur 493 467 960 106
6 Tuapejat 3.397 3.079 6.476 110
Sipora Utara 7.063 6.369 13.559 109
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

B. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

Bab | 3 - 24
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Kelompok umur atau komposisi penduduk merupakan suatu susunan atau pengelompokan
penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriterian-kriterian tersebut seperti usia, jenis
kelamin, angkatan kerja, dan rasio ketergantungan.
Komposisi penduduk sangatlah diperlukan dalam suatu negara, karena dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan ataupun penentu kebijakan dalam melaksanakan pembangunan,
sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan ataupun penentuan
kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
Komposisi penduduk yang didasarkan pada jenis kelamin ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan antara jumlah laki-laki dan jumlah perempuan.
Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam sebuah
bentuk diagram atau biasa disebut dengan piramida penduduk. Diagram ini digunakan untuk
mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah tenaga kerja, dan struktur
penduduk suatu negara dengan cepat.
 Piramida penduduk muda (expansive), yang menggambarkan penduduk yang sedang
tumbuh dan berkembang. Maksudnya adalah jumlah penduduk masih terus meningkat
dengan ciri kelahiran lebih banyak dari kematian.
 Piramida penduduk stasioner, menunjukkan penduduk dalam keadaan yang tetap atau
stationer. Dicirikan dengan jumlah kelahiran seimbang dengan kematian.
 Piramida penduduk tua, menunjukkan penduduk yang menuju arah kemunduran. Ditandai
dengan jumlah penduduk terus berkurang, dan kelahiran juga semakin menurun, sebagian
besar penduduk berusia tua.

Berdasarkan penjelasan diatas, jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kecamatan Sipora
Utara lebih di dominasi oleh penduduk dengan kelompok balita ( umur 0 – 4 tahun) sebanyak
1.757jiwa dan kelompok umur ( Umur 5 – 9 tahun) berjumlah 1.480 jiwa. Sedangkan usia manula
(umur 60 – 75 tahun) sebanyak 233 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawh ini:

Tabel 3.20
Jumlah Penduduk Kecamatan Sipora Utara
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2019
Jumlah Penduduk
Kelompok Umur Jumlah
Laki-laki Perempuan
0–4 886 871 1.757
5–9 755 725 1.480
10 – 14 608 576 1.184
15 -19 576 673 1.249
20 – 24 697 664 1.361
25 – 29 753 731 1.484
30 – 34 713 624 1.337
35 – 39 540 445 985

Bab | 3 - 25
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Jumlah Penduduk
Kelompok Umur Jumlah
Laki-laki Perempuan
40 – 44 408 317 725
45 – 49 335 275 610
50 – 54 257 246 503
55 – 59 193 154 347
60 – 64 177 127 304
65 – 69 97 40 137
70 – 74 38 9 47
+75 30 19 49
Jumlah 7.063 6.496 13.559
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.4 Sumber Daya Alam


A. Pertanian Tanaman Pangan
Pada tahun 2019, jumlah produksi tanaman pangan di Kecamatan Sipora Utara yaitu 736,8 ton
dimana terdiri dari tanaman padi, ubi jalar, dan talas. Produksi tanaman pangan terbesar yaitu
taman padi berjumlah 636,20 ton dan produksi tanaman tala yaitu 94 ton. Produksi tanaman
pangan ini tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Sipora Utara, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.21
Produksi Tanaman Pangan Utama Menurut Jenis Tanaman
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Jenis Tanaman Produksi (Ton)
1 Padi 636,20
2 Jagung -
3 Ubi Kayu 6,60
4 Ubi Jalar -
5 Talas 94,00
Jumlah 736,8
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

B. Holtikultural
Hortikultura merupakan cabang ilmu pertanian yang berurusan dengan tanaman kebun seperti
buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias. Hortikultura merupakan cara berkebun domestik
dengan bentuk budidaya alami seperti pertanian besar. Tanaman hortukultura lebih sering
mengarah pada produk-produk yang bisa dikonsumsi. Tanaman holtikultural di Kecamatan
Sipora Utara merupakan tanaman perkebunan jenis buah-buahan. Total produksi tanaman buah
pada kecamatan ini tahun 2019 yaitu 2.016 kwintal. Untuk jenis buah-buahan pada yang
berpotensi di Kecamatan Sipora Utara yaitu buah manga, buah durian, buah jeruk, buah pisang,
dan buah papaya. Sedangkan untuk produksi buah paling banyak adalag buah pisang yaitu

Bab | 3 - 26
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

1.560 kwintal dan buah manga yaitu 384 kwintal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.22
Produksi Tanaman Buah Utama Menurut Jenis Tanaman
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Jenis Buah Produksi (Kwintal)
1 Mangga 384,00
2 Durian 20,00
3 Jeruk 36,00
4 Pisang 1.560,00
5 Papaya 16,00
Jumlah 2.016
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

C. Perkebunan
Perkebunan yang berpotensi di Kecamatan Sipora Utara ada 3 (tiga) jenis yaitu perkebunan
kelapa, perkebunan karet dan kako. Luas perkebunan pada kecamatan ini yaitu 1.229 hektar
dengan produksi 1.429,55 ton. Perkebunan yang paling luas dan produksi paling besar
merupakan perkebunan kelapa dengan luas 923 hektar dengan hasil produksi 1.418 ton.
Sedangkan untuk luas perkebunan kakao yaitu 287 hektar dengan hasil produksi 11.55 hektar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.23
Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Utama Menurut Jenis Tanaman
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Tanaman Perkebunan Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)
1 Kelapa 923,00 1.418,00
2 Karet 19,00 -
3 Kakao 287 11,55
Jumlah 1.229 1.429,55
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

D. Peternakan
Di Kecamatan Sipora Utara potensi peternakan cukup besar, dimana terdapat 8 (delapan) jenis
populasi ternak yaitu sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam kampong, ayam petelur, ayam
pedaging dan itik/bebek. Jumlah populasi ternak di kecamatan ini yaitu mencapai 11.445 ekor
dengan produksi daging yaitu 18.316 kg dan produksi telur yaitu 1.020 butir. Populasi ternak
paling banyak adalah ayam kam-ung yaitu 6.162 ekor sedangkan produksi dagingpaling banyak
yaitu sapi potong yaitu 11.600 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.24
Populasi dan Produksi Hasil Ternak Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Produksi Susu (liter)/
No Jenis Ternak Populasi Produksi Daging (kg)
Telur (butir)
1 Sapi Potong 119 11.600,00 -

Bab | 3 - 27
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Produksi Susu (liter)/


No Jenis Ternak Populasi Produksi Daging (kg)
Telur (butir)
2 Kerbau 57 2.400,00 -
3 Kambing 219 60,00 -
4 Babi 597 896,00 -
5 Ayam Kampung 6.162 290,00 -
6 Ayam Petelur 1.020 49,00 1.020
7 Ayam Pedaging 3.021 3.021 -
8 Itik/ Bebek 250 - -
Jumlah 11.445 18.316 1.020
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

E. Perikanan
Pada tahun 2019, produksi perikanan di Kecamatan Sipora Utara berjumlah 3.879,25 ton.
Dimana jenis perikanan tangkap laut dengan produksi berjumlah 3.856 ton dan produksi
perikanan perairan umum berjumlah 23,25 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.25
Produksi Perikanan Menurut Jenis Penangkapan
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Jenis Penangkapan Produksi (Ton)
1 Perikanan Tangkap Laut 3.856,00
2 perikanan Perairan Umum 23,25
Jumlah 3.879,25
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Di Kecamatan Sipora Utara terdapat beberapa jenis ikan yang berpotensi yaitu ikan cakalang,
ikan tongkol, ikan tuna, ikan udang dan ikan lainnya. Produksi ikan pada tahun 2019 di
kecamatan ini mencapai 3.856 ton. Produksi ikan terbesar adalah ikan tongkol dengan produksi
500 ton dan ikan tuna dengan hasil produksi yaitu 300 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.26
Produksi Perikanan Menurut Jenis Ikan
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Jenis Ikan Produksi (Ton)
1 Cakalang 46,00
2 Tongkol 500,00
3 Tuna 300,00
4 Udang 10,00
5 Ikan lainnya 3.000,00
Jumlah 3.856,00
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Bab | 3 - 28
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

F. Kehutanan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan.
Hutan Tetap adalah kawasan hutan yang akan dipertahankan keberadaannya sebagai kawasan
hutan, terdiri dari Hutan Konservasi, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan
Produksi Tetap.
Hutan Produksi yang dapat Dikonversi yang selanjutnya disebut HPK adalah Kawasan Hutan
Produksi yang tidak produktif dan produktif yang secara ruang dapat dicadangkan untuk
pembangunan di luar kegiatan kehutanan atau dapat dijadikan lahan pengganti Tukar Menukar
Kawasan Hutan. HPK yang tidak Produktif adalah HPK yang penutupan lahannya didominasi
lahan tidak berhutan antara lain semak belukar, lahan kosong, dan kebun campur.
Luas kawasan hutan di Kecamatan Sipora Utara seluas 12.207,93 hektar. Di Kecamatan Sipora
Utara terdapat jenis hutan produksi tetap dan hutan produksi dapat di konservasi. Untuk luas
masing-masing jenis hutan pada dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.27
Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Menurut Jenis Kawasan
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Jenis Kawasan Hutan Luas (ha)
1 Hutan Lindung -
2 Suaka dan pelestarian alam -
3 Hutan produsksi terbatas -
4 Hutan produksi tetap 10.448,69
5 Hutan produksi dapat dikonservasi 1.759,24
Jumlah 12.207,93
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.5 Kondisi Prasarana dan Sarana Wilayah


3.1.5.1 Kondisi Prasarana
A. Kondisi Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel.

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus adalah jalan
yang di bangun oleh instasi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk
kepentingan sendiri.

Bab | 3 - 29
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan
memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan
perdesaan.

Kondisi jalan adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menentukan program
pemeliharaan jalan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga 1992, kondisi
jalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jalan dengan kondisi baik adalah jalan dengan permukaan perkerasan yang benar-benar
rata, tidak ada gelombang dan tidak ada kerusakan permukaan.
2. Jalan dengan kondisi sedang adalah jalan dengan kerataan permukaan perkerasan
sedang, mulai ada gelombang tetapi tidak ada kerusakan permukaan.
3. Jalan dengan koondisi rusak ringan adalah jalan dengan permukaan perkerasan sudah
mulai bergelombang, mulai ada kerusakan permukaan dan penambalan kurang dari 20 dari
luas jalan yang ditinjau.
4. Jalan dengan kondisi rusak berat adalah jalan dengan permukaan perkerasan sudah
banyak kerusakan seperti bergelombang, retak-retak buaya, dan terkelupas yang cukup
besar 20-60 dari ruas jalan yang ditinjau disertai dengan kerusakan lapis pondasi seperti
amblas, sungkur, dan sebagainya.
Berikut ini merupakan kondisi jalan antar desa di Kecamatan Siora Utara pada tahun 2019
menurut badan pusat statistik (BPS) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.28
Kondisi Jalan Darat Antar Desa Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Jenis Permukaan Jalan Dapat Dilalui Kendaraan

1 Betumonga Diperkeras (kerikil, batu, dll) Tidak dapat dilalui sepanjang tahun
2 Goisooinan Aspal/ Beton Dapat dilalui sepanjang tahun
3 Bukit Pamewa Aspal/ Beton Dapat dilalui sepanjang tahun
4 Sipora Jaya Aspal/ Beton Dapat dilalui sepanjang tahun
5 Sido Makmur Aspal/ Beton Dapat dilalui sepanjang tahun
6 Tuapejat Aspal/ Beton Dapat dilalui sepanjang tahun
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Dilihat dari kondisi sarana tranfortasi antar desa di Kecamatan Sipora Utara terdiri dari darat dan
air. Adapun desa-desa yang bias dilalui lewat darat adalah Desa Bukit Pamewa, Desa Sipora
Jaya dan Desa Sido Makmur. Sedangkan desa yang bias dilalui melalui darat dan air yaitu Desa
Betumonga, Desa Gesooinan dan Desa Tuapejat. Sedangkan untuk keberadaan angkutan
umum di desa-desa yang ada di Kecamatan Sipora Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Bab | 3 - 30
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tabel 3.29
Sarana Transportasi Antar Desa Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Jenis Transfortasi Keberadaan Angkutan Umum

1 Betumonga Darat dan Air Tidak ada angkutan umum


2 Gesooinan Darat dan Air Ada, tanpa trayek tetap
3 Bukit Pamewa Darat Ada, tanpa trayek tetap
4 Sipora Jaya Darat Ada, tanpa trayek tetap
5 Sido Makmur Darat Tidak ada angkutan umum
6 Tuapejat Darat dan Air Ada, dengan trayek tetap
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

B. Kondisi Air Bersih


Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen
kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat.

Air adalah salah satu elemen utama di Bumi yang menjadi bagian tidak terpisahkan bagi seluruh
manusia. Makhluk hidup tidak dapat hidup jika tidak ada air, sehingga air sangat dibutuhkan
untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup. Air dalam tubuh manusia sangat berfungsi untuk
mengisi cairan dalam tubuh dengan meminum air. Selain untuk penghilang rasa haus dan
manfaat utama lainnya air untuk tubuh, air juga memiliki manfaat lain yang sangat dibutuhkan
untuk menunjang kehidupan. Salah satu bentuk Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat atau PHBS adalah dengan menggunakan air bersih sehari-hari. Karena kualitas air dapat
mempengaruhi kesehatan dan kehidupan sehari-hari.

Di Kecamatan Sipora Utara terdapat 9 (Sembilan) sumber air bersih, yaitu air kemasan
bermerek, air isi ulang, ledeng dengan meteran/ non meteran. Sumber air minum sebagian besar
warga desa di Kecamatan Sipora Utara adalah air isi ulang dan air sumur. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.30
Banyaknya Desa Menurut Sumber Air Minum Sebagian Besar Keluarga
di Kecamatan Sipora Utara, 2014, 2018, dan 2019
Tahun
No Sumber Air Minum
2014 2018 2019
1 Air Kemasan Bermerek 1 - -
2 Air Isi Ulang - 4 3
3 Ledeng dengan Meteran/ non meteran - 1 -
4 Sumur Bora tau Pompa - - -
5 Sumur 2 - 2

Bab | 3 - 31
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tahun
No Sumber Air Minum
2014 2018 2019

6 Mata Air 1 - -
7 Sungai/ Danau/ Kolam/ Waduk/ Situ/ Embung/ Bendungan - - -
8 Air Hujan 2 1 1
9 Lainnya - - -
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

C. Kondisi Penerangan atau Penerangan Listrik


Sebagian besar keluarga di Kecamatan Sipora Utara telah tercatat sebagai pengguna listrik.
Jumlah keluarga pengguna listrik tercatat sebanyak 2210 keluarga dan jumlah keluarga bukan
pengguna listrik (api, lampu minyak, petromaks, dsb) tercatat sebanyak 329 keluarga. Dari 2210
keluarga pengguna listrik tersebut, 1807 diantaranya merupakan pengguna listrik PLN dan 403
lainnya memperoleh listrik dari sumber lain seperti panel surya, generator, baterai/aki dll.
Penerangan jalan di sebagian besar (5 dari 6) desa sudah menggunakan listrik yang dibiayai
oleh pemerintah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.31
Banyaknya Keluarga Menurut Desa dan Jenis Pengguna Listrik di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Pengguna Listrik Bukan Pengguna
No Nama Desa
PLN Non PLN Jumlah Listrik
1 Betumonga 426 15 441 32
2 Gesooinan 191 180 371 32
3 Bukit Pamewa - 208 208 91
4 Sipora Jaya 260 - 260 63
5 Sido Makmur 610 - 610 23
6 Tuapejat 320 - 320 88
Sipora Utara 1.807 403 2.210 329
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

D. Kondisi Telekominukasi
Sinyal telepon seluler adalah besaran elektromagnetik yang berubah dalam ruang dan waktu
dengan membawa informasi yang memberikan konfirmasi bahwa layanan telepon seluler sudah
tersedia. Base Transceiver Station (BTS) adalah alat yang berfungsi sebagai pengirim dan
penerima (transceiver) sinyal komunikasi seluler. Biasanya BTS ditandai adanya menara/tower
yang dilengkapi antena sebagai perangkat transceiver.
Sarana komunikasi berupa kantor pos/pos pembantu telah tersedia di 2 desa yakni Desa
Goisooinan dan Desa Tuapejat. Sementara itu, sarana komunikasi berupa menara telepon
seluler (BTS) sudah berdiri di 4 desa. Seluruh desa di wilayah kecamatan Sipora Utara telah
terjangkau oleh sinyal telepon seluler meskipun kualitas sinyalnya lemah pada dua desa
(Betumonga dan Goisooinan). Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tabel dibawah ini:

Bab | 3 - 32
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tabel 3.32
Jumlah Menara dan Operator Layanan Komunikasi Telepon Seluler Serta Kondisi Sinyal Telepon Seluler Menurut
Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Jumlah Menara Jumlah Operator Layanan Kondisi Sinyal Telepon Seluler
No Nama Desa Telepon Seluler Komunikasi Telepon Seluler Yang di Sebagian Besar Wilayah
(BTS) Menjangkau di Desa Desa
1 Betumonga 1 1 Sinyal lemah
2 Gesooinan 1 1 Sinyal lemah
3 Bukit Pamewa - 1 Sinyal Kuat
4 Sipora Jaya 1 1 Sinyal Kuat
5 Sido Makmur - 1 Sinyal Kuat
6 Tuapejat 1 1 Sinyal Kuat
Sipora Utara 4 1 -
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

E. Kondisi Fasilitas atau Lapangan Olaraga


Sarana-sarana olahraga dan kebugaran yang tersedia di Kecamatan Sipora Utara tergolong
cukup lengkap dibandingkan dengan kecamatankecamatan lain di Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Lapangan sepakbola dan voli tercatat terdapat di 5 desa, lapangan bulu tangkis
terdapat di 2 desa, lapangan futsal di 1 desa dan pusat kebugaran (fitness) terdapat di 1 desa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.33
Banyaknya Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Menurut
Jenis Olahraga dan Ketersediaan Fasilitas/Lapangan Olahraga
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Kondisi Fasilitas Tidakada
fasilitas/
No Jenis OLaraga Rusak Rusak
Baik lapangan
Sedang Parah
olahraga
1 Sepak Bola 3 1 1 1
2 Bola Voli 2 3 - 1
3 Bulu Tangkis 1 1 - 4
4 Bola Basket - - - 6
5 Tenis Lapangan - - - 6
6 Tenis Meja - - - 6
7 Futsal 1 - - 5
8 Renang - - - 6
9 Bela Diri (Pencat Silat, Karate, dll) - - - 6
10 Bilyard - - - 6
11 Pusat Kebugaran (senam, Fitness, Aerobik, dll) 1 - - 5
12 Lainnya - - - 6
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.5.2 Kondisi Sarana Sosial


A. Sarana Pendidikan

Bab | 3 - 33
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dan strategis bagi kehidupan manusia.
Sebagai sesuatu yang khas dan spesifik bagi manusia, pendidikan sangat berperan amat
signifikan dalam membekali manusia untuk menyongsong masa depan yang akan dijalanin, yang
diwarnai tantangan dan perubahan. Berikut ini macam-macam sarana pendidikan di Kecamatan
Sipora Utara dapat dilihat sebagai berikut ini:
a) Sarana Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
Dilihat dari jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Sipora Utara pada tahun 2019
berjumlah 17 unit, tersebar pada 6 (enam) desa. Sarana pendidikan taman kanak-kanak
paling banyak terdapat di Desa Tuapejat berjumlah 7 unit. Dan desa yang memiliki taman
kanak-kanak 1 unit terdapat di Desa Betumonga dan Desa Bukit Pamewa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 3.34
Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Taman Kanak- kanak (TK) Menurut Desa
di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020
Sekolah
No Nama Desa
Negeri Swasta Jumlah
1 Betumonga - 1 1
2 Goisooinan - 2 2
3 Bukit Pamewa - 1 1
4 Sipora Jaya - 4 4
5 Sido Makmur - 2 2
6 Tuapejat - 7 7
Sipora Utara - 17 17
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

b) Sarana Pendidikan Sekolah Dasar (SD)


Pendidikan dasar di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu yang dikelola
oleh pemerintah biasanya disebut Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri
sedang yang kedua dikelola oleh masyarakat biasanya disebut Sekolah Dasar Swasta dan
Madrasah Ibtidaiyah Swasta. SD dibawah lingkup Kemendikbud sedang MI dibawah
lingkup Kemenag. Disamping itu ada pula sekolah dasar dibawah lingkup Kemendikbud
berciri khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar Islam, Sekolah Dasar Kristen, Sekolah
Dasar Katolik, dll.

Bab | 3 - 34
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Di Kecamatan Sipora Utara terdapat 14 unit Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di 6 desa.
Desa Tuapejat merupakan desa yang memiliki Sekolah Dasar (SD) terbanyak yaitu
terdapat 4 unit. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.35
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar (SD) Menurut Desa
di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020
Sekolah
No Nama Desa
Negeri Swasta Jumlah
1 Betumonga 2 - 2
2 Goisooinan 2 - 2
3 Bukit Pamewa 1 - 1
4 Sipora Jaya 2 - 2
5 Sido Makmur 1 - 1
6 Tuapejat 4 2 6
Sipora Utara 12 2 14
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

c) Sarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Sekolah Menengah Pertama (disingkat SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Dasar (SD atau sederajat).
Sekolah menengah pertama ditempuh dalam kurun waktu 3 tahun (kelas 7 sampai kelas 9).
Dulunya sekolah menengah pertama ini pernah disebut sebagai Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), hingga pada tahun ajaran 2003-2004 SLTP diganti dengan sebutan
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Di Kecamatan Sipora Utara, terdapat 5 unit sekolah menengah pertama, dimana terdapat 2
unit SMP negeri dan 3 unit SMP swasta. Untuk SMP negeri tersebar di Desa Betumonga
dan Desa Tuapejat. Sedangkan SMP swasta terdapat di Desa Tuapejat 2 unit dan 1 unit di
Desa Sipora Jaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.36
Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Desa
di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020
Sekolah
No Nama Desa
Negeri Swasta Jumlah
1 Betumonga 1 - 1
2 Goisooinan - - -
3 Bukit Pamewa - - -
4 Sipora Jaya - 1 1
5 Sido Makmur - - -
6 Tuapejat 1 2 3
Sipora Utara 2 3 5
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

d) Sarana Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Bab | 3 - 35
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA) adalah jenjang pendidikan menengah pada


pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).
Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas
12.
Untuk sarana pendidikanSekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Sipora Utara pada
tahun 2019 berjumlah 2 unit. Dimana terdapat 1 unit SMA negeri dan 1 unit SMA swasta.
Masing-masing sarana pendidikan ini tersebar di Desa SIpora Jaya dan Desa Sido
Makmur, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.37
Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Menengah Atas (SMA) Menurut Desa
di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020
Sekolah
No Nama Desa
Negeri Swasta Jumlah
1 Betumonga - - -
2 Goisooinan - - -
3 Bukit Pamewa - - -
4 Sipora Jaya 1 - 1
5 Sido Makmur - 1 1
6 Tuapejat - - -
Sipora Utara 1 1 2
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

B. Sarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan berperan dalam meningkatkan mutu masyarakat di
bidang kesehatan, maka kemudahan untuk menjangkau lokasi sarana dan
prasarana kesehatan merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut.
Di Kecamatan Sipora Utara sudah terdapat sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas rawat inap yang berlokasi di Desa Tuapejat, 2 unit apotik, 4 unit pustu, 3 unit
poskesdes dan 10 unit posyandu. Masing-masing sarana kesehatan ini tersebar di desa yang di
Kecmatan Sipora Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.38
Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa dan Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Puskesmas
No Nama Desa Rumah Sakit Apotek Pustu Poskesdes Posyandu
Rawat Inap
1 Betumonga - - - - 3 3
2 Goisooinan - - - 1 - 2
3 Bukit Pamewa - - - 1 - 1
4 Sipora Jaya - - - 1 - 2
5 Sido Makmur - - - 1 - 1
6 Tuapejat 1 1 2 - - 4
Sipora Utara 1 1 2 4 3 10
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Bab | 3 - 36
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

C. Sarana Peribadatan
Seluruh pemeluk agama di Kecamatan Sipora Utara telah memiliki tempattempat peribadatannya
sendiri. Sarana-sarana peribadatan yang tersedia di Kecamatan Sipora Utara antara lain 14 unit
masjid, 7 unit mushala, 25 unit gereja protestan dan 3 unit gereja katolik. Untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.39
Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa dan Jenis Sarana Pendidikan di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Masjid Mushala Gereja Protestan Gereja Katolik
1 Betumonga 1 - 4 1
2 Goisooinan 1 - 5 1
3 Bukit Pamewa 1 1 - -
4 Sipora Jaya 2 3 1 -
5 Sido Makmur 2 2 3 -
6 Tuapejat 7 1 12 1
Sipora Utara 14 7 25 3
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.1.6 Kondisi Sarana Perekonomian


A. Kondisi Perbankkan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan). Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu
Untuk menunjang layanan perbankan di Kecamatan Sipora Utara telah berdiri 3 bank umum milik
pemerintah dan 1 bank perkreditan rakyat. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.40
Banyaknya Sarana Lembaga Keuangan Yang Beroperasi Menurut Desa dan Jenisnya
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
No Nama Desa Bank Umum Pemerintah Bank Umum Swasta Bank Perkreditan Rakyat
1 Betumonga - - -
2 Goisooinan - - -
3 Bukit Pamewa - - -
4 Sipora Jaya - - -
5 Sido Makmur - - -
6 Tuapejat 3 - 1
Sipora Utara 3 - 1
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

Bab | 3 - 37
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

B. Kondisi Pasar
Pasar dengan Bangunan Permanen/ Semi Permanen adalah pasar yang menggunakan
bangunan tetap dan memiliki lantai, atap, baik berdinding maupun tidak. Pasar Tanpa Bangunan
adalah pasar yang tidak berada dalam bangunan, termasuk pasar terapung. Kegiatan ekonomi
khususnya perdagangan di Kecamatan Sipora Utara belum berbentuk aktivitas khusus pasar
secara seutuhnya. Keberadaan pasar baru tercatat sebagai berdirinya 1 bangunan semi
permanen namun belum digunakan sebagai pasar resmi. Di samping bangunan pasar tersebut,
kegiatan perdagangan juga ditunjang oleh berdirinya 6 supermarket, 242 toko/warung kelontong,
4 restoran, 99 warung makan, 2 hotel dan 24 penginapan berbentuk hostel/motel/losmen/ wisma.
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.41
Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Desa dan Jenisnya
di Kecamatan Sipora Utara, 2019
Pasar
Hostel/
dengan Took/ Restoran/ Warung/
Minimarket/ Motel/
No Nama Desa Bangunan Warung Rumah Kedai/ Hotel
Swalayan Losmen/
Semi Kelontong Makan Makanan
Wisma
Permanen
1 Betumonga - 4 - 1 - -
2 Goisooinan - 15 - 1 - -
3 Bukit Pamewa - 7 - 3 - -
4 Sipora Jaya 1 72 1 31 1 1
5 Sido Makmur - 23 - 5 - -
6 Tuapejat 1 6 121 1 58 1 23
Sipora Utara 1 7 242 2 99 2 24
Sumber: Kecamatan Sipora Utara Dalam Angka, 2020

3.2 GAMBARANUMUM DESA BETUMONGA


3.2.1 Letak Geografis danBatas Aministrasi
Betumonga adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten
Kepulauan Mentawai. Letak astronomi Desa Betumonga yaitu 16’59’33” Lintang Sselatan dan
99’39’24.11” Bujur Timur. Desa Betumonga terletak ± 12 mil dari pusat Kota Kabupaten Kepulauan
Mentawai dan memiliki luas wilayah yaitu 110,58 Km2 atau 40,59 % dari luas wilayah Kecamatan Sipora
Utara. Secara administrasi batas wilayah Desa Betumonga adalah sebaga berikut ini:
Sebelah Utara : Desa Tuapejat
Sebelah Selatan : Selat Hindia
Sebelah Barat : Desa Beriulou
Sebelah Timur : Desa Mara

Bab | 3 - 38
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Desa Betumonga terdiri atas Tujuh (7) dusun yakni Dusun Majawak, Dusun Mabolak , Dusun
Taraet Borsa, Dusun Mabukku, Dusun Sibujai, Dusun Moria, dan Dusun Sipa’arau. Untuk lebih
jelasnyaberikut ini adalah peta batas administrasi Desa Betumonga dapat dilihat pada gambar peta
dibawah ini:
Gambar 3.11 Peta Administrasi Desa Betumonga

Bab | 3 - 39
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.2 Kondisi Fisik Wilayah


3.2.2.1 Kondisi Topografi
Desa Betumonga diperkirakan mempunyai Ketinggian permukaan daratan ± 25 s/d 200 meter
dari permukaan laut (mdpl), dengan topografi bergelombang, lereng dan terjal dengan derajat kemiringan
antara 15-20 derajat.

3.2.2.2 Kondisi Iklim


Dilihat dari kondisi agroklimat Desa Betumonga secara umum memiliki ciri iklim tropis, dimana
temperatur udara secara rata-rata berada dalam interval Kira-kira 20-30 0 Celcius dan kecepatan angin
rata-rata 20 km/jam. Pergantian musim jika berada dalam kondisi normal memiliki tingkat pergantian
antara bulan September s/d Maret merupakan musim hujan, dan bulan April s/d Agustus merupakan
musim kemarau. Tingkat curah hujan 5 - 7 bulan basah, terutama pada musim hujan, antara bulan
Oktober s/d Maret. Curah hujan diprkirakan rata-rata 287 mm/tahun dengan rata-rata hujan perbulan 22
hari.

3.2.2.3 Kondisi Kelautan


Berdasarkan Kecamatan Sipora Utara dalam angka tahun 2020, dimana panjang garis pantai
Desa Betumonga yaitu 43,16 km. Desa Betumonga dikenai dengan Desa yang mempunyai ombak yang
sangat tinggi dan besar. Selain itu ombak yang memecah ditengah laut begitu besar terutama pada bulan
Juni, Agustus, Oktober dan November. Besarnya ombak ini dipengaruhi oleh musim dan perkiraan cuaca
penghujan, air deras dan musim anggau.

3.2.2.4 Jenis Tanah


Jenis tanah yang ada disebagian besar wilayah ini memiliki klasifikasi jenis tanah latosol, alluvial
dan Gambut

3.2.3 Sejarah dan Kebudayaan Desa Betumonga


Desa Betumonga merupakan daerah yang berada dipantai barat Kecamatan Sipora Utara. Hutan
di Betumonga masih sangat asri dan belum terjamah oleh aktivitas penebangan liar. Asal usul kata
Betumonga berasal dari dua suku kata yaitu Betu dan Monga. Betu berarti ombak memecah sampai
masuk kemuara sungai dan Monga berarti muara sungai asal ombak memecah. Jadi Betumonga adalah

Bab | 3 - 40
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

ombak memecah sampai masuk kemuara sungai asal ombak memecah, sehingga sampai saat ini dikenal
dengan Desa Betumonga.
Desa Betumonga memiliki beragam suku, diantaranya Suku Tatubeket, Sakerebau, Sabaggalet,
Taileleu, Saogo, sababalat dan Samangilailai mereka hidup rukun dalam kehidupan sehari-hari meskipun
mereka dari suku yang berbeda-beda akan tetapi mereka diikat oleh adat istiadat berupa aturan tidak
tertulis namun memiliki sanksi secara adat yang begitu kuat. Contoh yang masih ada saat ini berupa tulou
atau autak.
Desa betumonga memiliki wilayah luas dari perbatasan Desa Tuapejat, Beriulou dan Desa Mara,
terdiri dari tujuh Dusun. Adapun nama dusunnya yaitu Dusun Sipaarau, Dusun Sibujai, Dusun Moria,
Dusun Taraet Mabukku, Dusun Taraet Borsa, Dusun Majawak dan Dusun Mabolak. Didalam wilayah
tersebut memiliki potensi yang tinggi seperti : Parawisata dengan keindahan alam bawah laut dan pesisir
pantai yang masih asri. Potensi alam lainnya berupa Eko Wisata Alam berupa Air Terjun di Dusun Taraet
Borsa dan Matuptuman dan penghasil kepala yang besar sehingga diwacanakan menjadi Sentral Industry
Virgin Oil (VCO) atau minyak kelapa murni pada tahun 2016, selain itu penghasil Anggau dan Lobster
terbesar dipulau Sipora.
Perspektik budaya masyarakat di Desa Betumonga masih sangat kental dengan budaya
Mentawai, walaupun budaya-budaya dari suku lain misalnya Minang, Batak, Nias, Jawa dan budaya dari
suku lainnya juga ada. Hal ini dapat dimengerti karena hampir semua desa diKabupaten Kepulauan
Mentawai masih kuat Tradisi dan Budaya Mentawai.
Dari latar belakang, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat. Didalam hubungannya dengan Agama yang dianutmisalnya, Kristen sebagai
Agama mayoritas yang dianut masyarakat, dalam menjalankannya sangat kental tradisi budaya
mentawai.Tradisi budaya Mentawai sendiri berkembang dengan banyak dipengaruhi ritual-ritual atau
kepercayaan masyarakat sebelum Agama Kristen masuk.
Hal ini menjelaskan mengapa kegiatan peringatan-peringatan keagamaan yang dimasyarakat
terutama Kristen, karena dipeluk masyarakat, dalam menjalankanya muncul kesan nuansa tradisinya.
Atau kegiatan-kegiatan budaya yang bercampur dengan nuansaAgama Kristen. Contoh yang kita biasa
lihat adalah peringatan Natal dan Paskah.
Secara idividual didalam keluarga masyarakat Desa Betumonga, tradisi Mentawai lama dipadu
dengan Agama Kristen, juga tetap dipegang. Tradisi ini dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih
diyakini sekaligus digunakan sebagai bagian cara untuk bersosialisi dan berinteraksi dimasyarakat.
Tetapi yang perlu diwaspadai adalah muncul dan berkembangnya pemahaman keyakinan
terhadap agama ataupun kepercayaan tidak berakar dari pemahaman terahadap tardisi dan budaya
masyarakat yang sudah ada. Hal ini mengakibatkan munculnya kerenggangan sosial di masyarakat dan
gesekan antara masyarakat.

Bab | 3 - 41
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.4 Struktur Pemerintahan Desa Betumonga


3.2.4.1 Gambaran Pemerintahan Desa Betumonga
Visi – Misi Kepala Desa Betumonga disamping merupakan Visi-Misi Kepala Desa Terpilih, juga
diintegrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa untuk mengatasi permasalahan yang ada dan
pengembangan Desa ke depan, dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif mulai dari
tingkat Dusun sampai tingkat Desa.
Adapun Visi Kepala Desa Betumonga, sebagai berikut :
“terciptanya pemerintah desa betumonga yang transparan, profesional, jujur, amanah, dan
terciptanya hubungan sosial kemasyarakatan yang tentram dan harmonis, serta meningkatkan
pola hidup masyarakat desa betumonga dibidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan”

Selain penyusunan Visi juga ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus
dilaksanakan oleh Desa agar Visi desa dapat tercapai. Pernyataan visi ini dijabarkan ke dalam misi agar
dapat dioperasionalkan dan dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan dengan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa
Betumonga. Sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Betumonga adalah:
a. Menata Aparatur Pemerintahan Desa Betumonga sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai
tugas pokoknya masing-masing.
b. Membina dan menciptakan kerukunan masyarakat Desa Betumonga secara netral dan mandiri.
c. Meningkatkan peran serta pemuda dan remaja di bidang pembangunan, olahraga, seni dan
kemasyarakatan.
d. Meningkatkan dan memotivasi keragaman bersama kegiatan Desa Betumonga
e. Meningkatkan sarana dan prasarana umum sesuai dengan aspirasi masyarakat yang dituangkan
dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).

3.2.4.2 Kelembagaan Desa Betumonga


A. Kepala Desa
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan. Kepala Desa mempunyai wewenang:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama BPD
2) Mengajukan rancangan Peraturan Desa
3) Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa mengenai APBDesa untuk dibahas
dan ditetapkan bersama BPD.
5) Membina kehidupan masyarakat Desa.
6) Membina perekonomian Desa.

Bab | 3 - 42
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

7) Mengkoordinasikan pembangunan Desa secara pertisipatif.

Gambar 3.12
Struktur Pemerintah Desa Betumonga

B. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


Tugas BPD adalah menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan menetapkan
Peraturan Desa bersama Kepala Desa. Wewenang yang lain antara lain :
1. Menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
2. Mengawasi pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa.

Oleh sebab itu dalam kegiatan penyusunan perencanaan pembangunan Desa, maka BPD
berperan antara lain:
a. Menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
b. Mengawasi pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa.

Oleh sebab itu dalam kegiatan penyusunan perencanaan pembangunan Desa, maka BPD
berperan antara lain :
1. Menggali Aspirasi.
2. Merumuskan aspirasi
3. Menyalurkan aspirasi
4. Menetapkan Peraturan Desa yang berhubungan dengan hasil Musrenbang Desa.

Bab | 3 - 43
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.13
Struktur Organisasi Badan Permusyawatan Desa (BPD)

KETUA BPD
OKULI SAMOIRI

WAKIL KETUA
SRIANTO

SEKRETARIS
IAL ALVADIUS

ANGGOTA ANGGOTA
MELDIUS MIRWENTI

C. Lembaga Kemasyarakatan di Desa Betumonga


1) LPMD
Adapun fungsi LPMD, yaitu:
a) Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan.
b) Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c) Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat.
d) Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil –
hasil pembangunan secara partisipatif.
e) Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya
gotong royong masyarakat.
Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta
keserasian lingkungan hidup.

2) Lembaga Adat
Lembaga Adat mempunyai tugas untuk membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat

Bab | 3 - 44
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

serta hubungan antar tokoh adat dengan pemerintah Desa. Adapun fungsi Lembaga Adat
adalah sebagai berikut :
a. Penampung dan penyalur pendapat atau aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa
serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum adat, adat istiadat dan
kebiasaan – kebiasaan masyarakat.
b. Pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan kebiasaan –
kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta
memberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan Desa.
c. Penciptaan hubungan yang demokratis dan harmonis serta objektif antara Kepala
Adat/Pemangku adat/ketua adat atau pemuka adat dengan aparat pemerintahan Desa.

3) Tim Penggerak PKK Desa


Tim Penggerak PKK Desa mempunyai tugas membantu pemerintah Desa dan merupakan
mitra dalam pemberdayaaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Adapun tugas Tim
Penggerak PKK meliputi :
a) Menyusun rencana kerja PKK Desa, sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten.
b) Melaksanaka kegiatan sesuai jadwal yang disepakati.
c) Menyuluh dan menggerakkan kelompok – kelompok PKK Dusun/Lingkungan, Dusun
dan Dasa Wisma agar dapat mewujudkan kegiatan – kegiatan yang telah disusun dan
disepakati.
d) Menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya
keluarga yang meningkatkan Kesejahteraan Keluarga sesuai dengan kebijaksanaan
yang telah ditetapkan.
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga yang mencakup kegiatan
bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejatera.
f) Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja.
g) Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga di Desa.
h) Membuat laporan hasil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan
tembusan kepada ketua dewan penyantun Tim Penggerak PKK setempat.
i) Melaksanakan tertib administrasi
j) Mengadakan konsultasi dengan ketua dewan penyantun Tim Penggerak PKK setempat.

Adapun fungsi dari Tim Penggerak PKK Desa, yaitu:


a. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan
program PKK.

Bab | 3 - 45
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

b. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing gerakan PKK

Gambar 3.14
Struktur Organisasi TP-PKK Desa Betumonga

DEWAN PENYANTUN KETUA


Kepala Desa BERTA
Saibi Samukop

WAKIL KETUA
IJARNI

BENDAHARA SEKRETARIS
EVI PASMALIA HIDAYATI

POKJA I POKJA II POKJA III POKJA IV


GUSTINA NOVA HARTATI MARTELINA
AMINA HANDAYANI NOVA DELTI
MIDAR SARLI JUMEIDA JUMER
IDASTI DESERLINA MISNA DESNA
IDAR BERJA TORSINA MELISA
INEL

4) Karang Taruna
Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial
terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun
pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. Karang Taruna dalam
melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a) Penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial.
b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat.
c) Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya
secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan.
d) Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di
lingkungannya.
e) Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggungjawab sosial
generasi muda.
f) Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai – nilai kearifan dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
g) Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggungjawab

Bab | 3 - 46
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis
lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di
lingkungannya secara swadaya.
h) Penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
i) Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan
berbagai sektor lainnya.
j) Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.
k) Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat
terlarang (Narkoba) bagi remaja.

Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif, dalam rangka


pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja

Gambar 3.15
Bagan 2.6Struktur Organisasi Karang Taruna

PEMBINA KETUA MAJELIS


SUPARMAN PERTIMBANGAN

WAKIL KETUA
SANDRI ANTONI

BENDAHARA SEKRETARIS
OLYU RIDUAL

ANGGOTA

5) Kader Posyandu
Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan
pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan
oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat yang
menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas
manusia secara empirik telah dapat meratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan

Bab | 3 - 47
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan


kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan antara lain untuk
memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.
Pengertian Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota
masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara  menurut WHO (1998)
merupakan  laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani,
masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara lain :
1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin
4. Sabar dan memahami usia lanjut
Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan
penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat.  Sedangkan menurut Depkes RI (2003),
berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu, antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil
SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan

Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain :


1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat
2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan
Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir di
posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.

Bab | 3 - 48
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

7. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada bumil, ibu
yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,
Berikut ini merupakan nama-nama kader posyandu di Desa Betumonga serta jabatan yang
di peluk oleh anggota kader, antara lain:
Tabel 3.42
Daftar Nama-nama Kader Posyandu Desa Betumonga
No Nama Jabatan
1 Lion Ketua Posyandu Dusun Betumonga
2 Ides Anggota Posyandu Dusun Betumonga
3 Santi Mawar Anggota Posyandu Dusun Betumonga
4 Renia Anggota Posyandu Dusun Betumonga
5 Animar Anggota Posyandu Dusun Betumonga
6 Forgelina Ketua Posyandu Dusun Taraet
7 Nijar Anggota Posyandu Dusun Taraet
8 Rostina Anggota Posyandu Dusun Taraet
9 Ijarni Anggota Posyandu Dusun Taraet
10 Berta Anggota Posyandu Dusun Taraet
11 Barmin Ketua Posyandu Matuptuman
12 Milis Anggota Posyandu Matuptuman
13 Dewi Anggota Posyandu Matuptuman
14 Mersi Anggota Posyandu Matuptuman
15 Gentar Anggota Posyandu Matuptuman
Sumber: Profil Desa Betumonga Tahun 2021

6) Kader Pemberdayaan Masyarakat


Upaya Pemberdayaan Masyarakat merupakan gerakan yang bercirikan “dari, oleh, untuk
masyarakat” (DOUM). Gerakan dari, oleh, untuk masyarakat dapat terjadi apabila ada warga
menjadi pelopor atau penggerak. Oleh sebab itu di masing-masing Desa harus ada kader
yang disebut dengan Kader Pemberdayaan Masyarakat. Peran Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM) secara umum menjadi fasilitatior dalam proses pemberdayaan
masyarakat. Adapun pokok-pokok peran Kader Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai
berikut :
a. Pelopor, yaitu yang merintis atau melopori gagasan-gagasan kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
b. Penggerak, yaitu yang memotivasi, mendorong dan menggerakkan partisipasi, swadaya
dan gotong royong masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
c. Pembimbing, yaitu yang memfasilitasi, membelajarkan, memberi masukan atau
mendampingi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat.
d. Perencana, yaitu memproses perencanaan kegiatan secara partisipatif, mulai dari
masalah kebutuhan, prioritas dan rencana kegiatan pemberdayaan masyarakat.
e. Perantara, yaitu yang menghubung-hubungkan antara berbagai kepentingan atau
antara kebutuhan dengan sumber daya untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
f. Pelaksana, yaitu melaksanakan hal-hal teknis dalam pelaksanaan kegiatan

Bab | 3 - 49
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

pemberdayaan masyarakat yang belum dapat dilakukan oleh warga masyarakat.


g. Pembaharuan, yaitu memperbaiki atau memperbaharui kegiatan pemberdayaan
masyarakat ke arah lebih baik atau lebih unggul.

Dari peran KPM tersebut di atas maka peran KPM dalam perencanaan pembangunan Desa
dapat sebagai:
a) Pencari Data
b) Narasumber
c) Pemandu proses perencanaan
d) Mediator

3.2.5 Kondisi Kependudukan Desa Betumonga


3.2.5.1 Pertumbuhan Penduduk Desa Betumonga
Pertumbuhan penduduk sebenarnya merupakan keseimbangan dinamis antara dua kekuatan
yang menambah atau yang mengurangi jumlah penduduk. Perkembangan penduduk akan dipengaruhi
oleh jumlah bayi yang lahir tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang
dapat terjadi pada semua golongan umur. Dalam konteks spasial moblitas penduduk juga berpengaruh
terhadap perubahan dalam jumlah penduduk, dimana imigrasi akan menambah jumlah penduduk dan
emigrasi akan mengurangi jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Jumlah penduduk yang besar bagi
beberapa kalangan merupakan suatu hal positif karena dengan jumlah penduduk yang besar tersebut
dapat dijadikan sebagai subjek pembangunan, perekonomian akan berkembang bila jumlah tenaga
kerjanya banyak.
Perkembangan jumlah penduduk di Desa Betumonga dari lima tahun terakhir dari tahun 2017 –
2021 tidak terlalu tinggi, dimana pada tahun 2017 penduduk di desa ini berjumlah 1.167 jiwa dan pada
tahun 2021 berjumlah 1.364 jiwa. pertumbuhan penduduk di Desa Betumonga dalam kurun waktu 5
yahun terakhir yaitu ±197 jiwa. Untuk jelasanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.43
Pertumbuhan Penduduk Desa Betumonga Tahun 2021 - 2017

No Tahun Jumlah Penduduk


1 Tahun 2021 1.364
2 Tahun 2020 1.335
3 Tahun 2019 1.279
4 Tahun 2018 1.223
5 Tahun 2017 1.167
Sumber: Profil Desa Betumonga Tahun 2021

Bab | 3 - 50
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.16
Diagram Pertumbuhan Desa Betumonga Tahun 2021-2017

3.2.5.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di desa Betumonga


Penduduk memegang peranan sangat penting yang menentukan arah kemajuan desa. Desa
yang memiliki sumber daya alam melimpah namun penduduknya tidak memiliki kemampuan keterampilan
dan juga pengetahan yang memadai untuk mengelolanya maka desa tidak bisa maju. Namun sebaliknya,
apabila sumber daya alam desa tidak begitu potensial tetapi penduduknya memliki kemampuan yang
memadai, maka penduduk akan mampu mencari solusi untuk menghadapi tantangan tersebut agar desa
dapat menjadi maju dan makmur.  
Pada tahun 2021 jumlah penduduk Desa Betumonga Berdsarkan data profil 1.364 jwa yang
terdiri dari 712 jiwa penduduk laki-laki dan 652 jiwa penduduk perempuan. dilihat dari tujuh dusun yang
memiliki penduduk paling banyak terdapat di Dusun Sipa’arau yang berjumlah 306 jiwa yang terdiri dari
154 jiwa penduduk laki-laki dan 85 jiwa penduduk perempua. Selanjutnya Dusun Taraet Borsa dengan
jumlah penduduk 213 jiwa dimana terdapat 107 jiwa penduduk laki-laki dan 106 jiwa penduduk
perempuan, sedangkan dusun yang memiliki penduduk paling rendah atau paling sedikit yaitu Dusun
Majawak dengan jumlah penduduk yaitu 138 jiwa yang terdiri dari 71 jiwa penduduk laki-laki dan 67 jiwa
penduduk perempuan. Untuk lebih lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut dusun di Desa
Betumonga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.44
Jumlah Penduduk Desa Betumonga Menurut Jenis Kelamin Tahun 2021
Jenis Kelamin
No Dusun Jumlah Jiwa
Laki-laki Perempuan
1 Majawak 71 67 138
2 Mabolak 108 96 204
3 Taraet Borsa 107 106 213
4 Mabukku 96 65 161
5 Sibujai 95 81 176
6 Moria 81 85 166
7 Sipa’arau 154 152 306

Bab | 3 - 51
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Jenis Kelamin
No Dusun Jumlah Jiwa
Laki-laki Perempuan
Jumlah 712 652 1.364
Sumber: Profil Desa Betumonga Tahun 2021
3.2.5.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Betumonga
Desa Betumonga terdapat tiga agama yang di peluk oleh masyarakatnya yaitu agama Islam,
Agama Kristen, dan Agama Katolik. Agama yang paling banyak dipeluk oleh penduduk Desa Betumonga
yaitu agama Kristen yang berjumlah 1.067 penduduk, yang kedua yaitu agama Katolik dengan jumlah
penduduk yaitu 203 jiwa sedangkan pemeluk agama Islam berjumlah 94 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dan gambar diagram dibawah ini:
Tabel 3.45
Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Betumonga
Agama ( Jiwa ) Jumlah
No Penduduk
Dusun Islam Kristen Katolik Lainnya (Jiwa)
1 Sipa'arau 18 251 37 0 306
2 Sibujai 12 112 52 0 176
3 Moria 0 66 100 0 166
4 Mabukku 49 102 10 0 161
5 Taraet Borsa 10 199 4 0 213
6 Mabolak 0 204 0 0 204
7 Majawak 5 133 0 0 138
Jumlah 94 1.067 203 0 1.364
Sumber: Profil Desa Betumonga Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk menurut agama yang dipeluk dan diyakini masing-
masing penduduk. dilihat dari jumlah penduduk terbanyak terdapat di Dusun Sipa’arau berjumlah 306 jiwa
untuk jenis agama yang dipeluk paling banyak merupakan agama kristen berjumlah 251 jiwa, penduduk
pemeluk agama katolik berjumlah 37 jiwa dan pemeluk agama islam berjumlah 18 jiwa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.17
Diagram jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Betumonga

Bab | 3 - 52
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.6 Kondisi Ekonomi


Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada dasarnya ditentukan dan dipengaruih
oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi di sini adalah
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia (tenaga kerja), permodalan dan tenaga kerja manajerial
yang mengorganisir dan mengatur proses produksi, yang kesemuanya disebut sebagai faktor-faktor
produksi. Dan disamping itu juga berupa spesialisasi atau pembagian tenaga kerja, perkembangan
teknologi dan sebagainya yang menunjang faktorfaktor produksi tersebut dalam proses produksi dan
pembangunan.
Faktor nonekonomi adalah berupa lembaga sosial, kondisi politik, nilai-nilai moral dan yang
sejenisnya yang bukan merupakan faktor ekonomiyang mempengaruhi, baik menunjang ataupun
menghalangi, proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah.

3.2.6.1 Sumber Daya Alam


Berdasarkan penjelasan diatas salah satu faktor ekonomi yang menunjang perekonomian di
Desa Betumonga berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dlihat dari sumber daya alam
yang ada di Desa Betumonga dimana desa ini memiliki potensi di bidang hewan ternak. Jumlah hewan
ternak yang ada di desa ini yaitu 889 ekor yang terdiri empat jenis hewan ternak yaitu ayam yang
berjumlah 825 ekor, bebek berjumlah 50 ekor, kambing berjumlah 4 ekor, dan babi berjumlah 100 ekor.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tatbel dibawah ini:
Tabel 3.46
Banyak Jenis Hewan Ternak di Desa Betumonga
No Jenis Hewan Ternak Jumlah (ekor)
1 Ayam 825
2 Bebek 50
3 Kambing 4
4 Babi 10
Jumlah 889
Sumber: Profil Desa Betumonga Tahun 2021

Bab | 3 - 53
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Berikut ini merupakan diagram jumlah hewan ternah yang ada di Desa Betumonga, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada atbel dibawah ini:
Gambar 3.18
Diagram Banyak Jenis Hewan Ternak di Desa Betumonga

3.2.6.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Betumonga


Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan. Mata pencaharian
diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam memberdayakan potensi sumber daya alam
Secara umum, masyarakat perdesaan memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian,
perkebunan, peternakan, dan perdagangan. Namun di Desa Batumonga terdapat beberapa jenis
pekerjaan penduduknya, yaitu sebagai ibu rumah tangga (IRT), Pelajar/mahasiswa, pensiunan, tidak
memiliki pekerkaan atau menganggur, nelayan, pedagang, transp, pegawai negeri sipil (PNS), Polri dan
lainnya seperti petani.
Sebagian besar penduduk Desa Betumonga merupan pelajar atau mahasiswa. Sedangkan untuk
matapencaharian penduduk paling banyak bekerja di bidang jasa atau petani berjumlah 330 jiwa.
Berikutnya sebagai ibu rumah tangga (IRT) 300 jiwa, dan penduduk yang tidak bekerja berjumlah 288
orang. Untuk lebih jelasya dapat dilihat ada tabel dibawah ini:
Tabel 3.47
Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Betumonga
Jenis Pekerjaan
Pelajar/ Tdk Jasa Jumlah
No Dusun
IRT Mahasiswa Pensiun Bekerja Nelayan Dagang Transp PNS Polri lainnya ( Jiwa )
(tani)
1 Sipa'arau 77 50 0 20 30 4 0 3 0 122 306
2 Sibujai 42 49 0 39 10 3 0 0 0 33 176
3 Moria 0 56 0 108 0 0 0 1 1 0 166
4 Mabukku 38 54 0 15 10 3 0 0 0 41 161
5 Taraet Borsa 110 76 0 15 0 3 8 1 0 0 213
6 Mabolak 0 92 0 18 0 4 0 0 0 90 204
7 Majawak 33 45 1 13 0 1 0 1 0 44 138
Jumlah 300 422 1 228 50 18 8 6 1 330 1.364
Sumber: Profil Desa Betumonga Tahun 2021

Gambar 3.19
Diagram Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Betumonga

Bab | 3 - 54
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.6.3 Sumber Keuangan Desa Betumonga


Pendapatan Desa sebagaimana meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Desa yang
merupakan hak Desa dalam 1 (satu) Tahun Anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Desa.
Perkiraan pendapatan Desa disusun berdasarkan asumsi realisasi pendapatan Desa tahun sebelumnya
dan atau dengan kebijakan umum Anggaran 2021 (N+1) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintahan
Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai serta mempertimbangkan perkiraan peningkatan berdasarkan
potensi yang menjadi sumber pendapatan asli Desa, Bagian Dana Perimbangan, Bantuan Keuangan dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga.
Adapun asumsi Pendapatan Desa Betumonga Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp.
2.783.748.300-,(Dua Miliar Tujuh ratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh delapan ribu tiga
ratus rupiah) yang berasal dari:
Pendapatan Asli Desa (PADesa); Rp. -,
- Hasil Usaha Desa : Rp 0-,
- Hasil Kekayaan Desa : Rp 0-,
- Hasil Swadaya dan Partsipasi masyarakat : Rp 0-,
- Lain-lain pendapatan desa yang sah : Rp 0-,
Pendapatan Transfer : Rp. 4.460.600.700-,
- Alokasi Dana Desa : Rp 1.477.773.500-,
- Dana Desa : Rp 1.275.600.000-,
- Bagi Hasil Pajak/Retribusi Kabupaten : Rp 8.533.800-,
- Bagi Hasil Retribusi : Rp 21.841.000-,
- Surplus/Depisit (Silpa) : Rp. -,
JUMLAH : Rp 2.783.748.300-,

3.2.7 Potensi Kepariwisataan

Bab | 3 - 55
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2015 – 2025
dimana salah satu pengembangan kawasan wisata berselancar terdapat di Desa Betumonga. Rencana
pengembangan wisata alam yang akan di rencanakan yaitu objek wisata berselancar (surfing) yaitu
Beach Break Left & righ dan Pukaraya Left. Selain itu Desa Batumonga juga memiliki keindahan alam lain
yaitu Air Terjun di Dusun Taraet Borsa dan Matuptuman.

3.2.8 Potensi Perkebunan


Sebagai Desa yang memiliki garis pantai terpanjang di Kecamatan Sipora Utara, Desa
Batumonga memiliki perkebunan kepala yang sangat luas. Sebagian mata pencaharian masyarakat di
Desa Betumonga merupakan petani kelapa kering atau kopra. Petani-petani kopra ini akan menjual hasil
panennya kepada pengepul yang ada di Desa Betumonga. Hasil – hasil kopra ini akan di jual oleh
pengepul ke luas Provinsi Sumatera Barat. Sebagai penghasil kopra yang cukup besar ini menjadi potensi
ekonomi yang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Batumonga menjadi Sentral
Industry Virgin Oil (VCO).

Gambar 3.20
Tempat Pengeringan Kopra Masrayakat Desa Betumonga

3.2.9 Kondisi Prasarana


Prasarana lingkungan merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan
lingkungan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, lebih jelasnya prasarana lingkungan atau sarana
yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman adalah jaringan jalan untuk mobilitas orang
dan angkutan barang, mencegah perambatan kebakaran serta untuk menciptakan ruang dan bangunan
yang teratur, jaringan air bersih, jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan
sampah untuk kesehatan lingkungan, serta jaringan saluran air hujan untuk pematusan (drainase) dan
pencegah banjir setempat.
Fungsi prasarana adalah untuk melayani dan mendorong terwujudnya lingkungan permukiman
dan lingkungan usaha yang optimal sesuai dengan fungsinya, upaya memperbaiki lingkungan
membutuhkan keseimbangan antar tingkat kebutuhan masyarakat

Bab | 3 - 56
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.9.1 Kondisi Jalan


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan desa merupakan jalan umum
yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Berdasarkan survei lapangan pada tahun 2021, panjang jalan pada kawasan permukiman di
Desa Betumonga yaitu 18.238 meter dengan kondisi 1.263 meter jalan baik dan 16.975 dengan kondisi
buruk. Dusun yang memiliki jalan permukiman terpanjang terdapat pada Dusun Majawak dengan panjang
4.859 meter dan jalan permukiman terpendek terdapat pada Dusun Moria yaitu 401 meter. Lebar jalan
yang ada berdasarkan hasil survei lapangan yaitu berkitar ± 1 meter – 2 meter. Untuk kondisi jalan
permukiman pada Desa Betumonga rata-rata memiliki jalan buruk, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
Tabel 3.48
Panjang dan Kondisi Jalan Menurut Dusun Di Desa Betumonga
Kondisi Jalan (meter) Panjang Jalan
No Dusun
Baik Buruk meter)
1 Mabolak - 3.812 3.812
2 Mabukuk - 2.557 2.557
3 Majawak 78 4.781 4.859
4 Moria - 401 401
5 Sibujai 595 130 725
6 Sipaaran - 3.963 3.963
7 Taraet Borsa 590 1.330 1.920
Total 1.263 16.975 18.238
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2021

Gambar 3.21
Kondisi Jalan di Desa Betumonga

Kondisi Jalan Baik di Dusun Sibujai Kondisi Jalan Buruk di Dusun Sibujai

Bab | 3 - 57
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Kondisi Jalan Baik di Dusun Siparaan Kondisi Jalan Buruk di Dusun Siparaan

Kondisi Jalan Baik di Dusun Mabolak Kondisi Jalan Buruk di Dusun Mabolak

Kondisi Jalan Baik di Dusun Taraet Borsa Kondisi Jalan Buruk di Dusun Taraet Borsa

Perkerasan jalan di Desa Betumonga terdapat tiga jenis yaitu perkerasan jalan dengan aspal,
perkererasan jalan dengan beton dan jalan tanah. Panjang jalan dengan perkerasan aspal yaitu 128
meter, panjang jalan dengan perkerasan beton yaitu 17.943 meter sedangkan jalan tanah dengan
oanjang 166 meter. Untuk dusun yang memiliki jalan dengan perkerasan aspal terdapat di Dusun
Majawak denga panjang 128 meter. Panjang jalan dengan perkerasan beton terpanjang terdapat pada
Dusun 4.741 meter dan dusun yang masih terdapat jalan tanah yaitu Dusun Siparaan 12 meter dan
Dusun Taraet Borsa dengan panjang 43 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.49
Panjang Jalan berdasarkan perkerasan Jalan di Desa Betumonga
Jenis Perkerasan Jalan (meter) Panjang Jalan
No Dusun
Aspal Beton Tanah (meter)
1 Mabolak - 3.812 - 3.812
2 Mabukuk - 2.557 - 2.557
3 Majawak 128 4.731 - 4.859
4 Moria - 401 - 401
5 Sibujai - 725 - 725
6 Sipaaran - 3.840 123 3.963

Bab | 3 - 58
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

7 Taraet Borsa - 1.877 43 1.920


Total 128 17.943 166 18.238
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2021

Jalan utama merupakan jalan yang menjadi pangkal utama dari jalan-jalan yang lain, sedangkan
jalan Lingkungan adalah jalan yang berada di lingkungan perumahan, atau jalan servis untuk lingkungan
perumahan. Di Desa Batumonga terdapat dua fungsi jalan, yaitu sebagai jalan utama dan jalan
lingkungan. Panjang jalan utama pada desa ini yaitu 13.427 meter dan panjang jalan lingkungan yaitu
4.810 meter. Jalan-jalan utama pada Desa Betumonga melewati dusun diantaranya Dusun Mabolak,
Dusun Mabukuk, Dusun Majawak, Dusun Siparaan dan Dusun Taraet Borsa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.50
Panjang Jalan berdasarkan Fungsi Jalan di Desa Betumonga
Fungsi Jalan (meter) Panjang Jalan
No Dusun
Utama Lingkungan (metera)
1 Mabolak 3.326 486 3.812
2 Mabukuk 2.322 235 2.557
3 Majawak 4.472 387 4.859
4 Moria - 401 401
5 Sibujai - 725 725
6 Sipaaran 2.566 1.397 3.963
7 Taraet Borsa 742 1.178 1.920
Total 13.427 4.810 18.238
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2021

Gambar 3.22
Jenis Perkerasan Jalan di Desa Betumonga

Perkerasan Aspal Perkerasan Tanah

Bab | 3 - 59
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Perkerasan Beton

Gambar 3.23 Peta Kondisi Jalan di Desa Betumonga

Bab | 3 - 60
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.24 peta Kodisi Jalan Berdasarkan Perkerasan Jalan di Desa Betumonga

Bab | 3 - 61
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.9.2 Kondisi Drainase


Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, mengalihkan air, atau mengeringkan suatu wilayah tertentu dari genangan air.
Saluran drainase dibangun dengan tujuan untuk melewatkan laju air atau debit rencana dengan aman.
Dalam kaitannya dengan salinitas, drainase diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah.
Jadi, drainase tidak hanya menyangkut air permukaan tapi juga air tanah.
Drainase adalah salah satu upaya teknis dengan membuat saluran air atau jalur pembuangan air
untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, dan kelebihan air irigasi dari suatu
kawasan atau lahan. Jika penanganan drainase kurang baik, maka akan mengakibatkan tergenangnya
lingkungan sekitar saluran drainase yang pada akhirnya menyebabkan pencemaran lingkungan.
Adapun fungsi drainase adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu wilayah, jalan, dan lahan,
sehingga lahan dapat kembali difungsikan secara optimal.

2. Membebaskan suatu wilayah, terutama wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk yang
banyak, dari genangan air, erosi dan banjir.

3. Berfungsi untuk memperkecil risiko kesehatan lingkungan, bebas dari malaria (nyamuk),
demam berdarah dengue (DBD), dan penyakit lainnya yang dapat menimbulkan kerugian.
4. Berfungsi untuk menciptkan sistem tata guna lahan yang baik yang dapat dioptimalkan dan
juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan lainnya.

Berdasarkan hasil survei lapangan, di Desa Betumonga terdapat drainase yang berada di sekitar
Kantor Desa Betumonga. panjang drainase yang ada yaitu 433 meter yang berda disisi kiri dan kanan
jalan. Drainase yang ada didesa ini berfungsi dengan baik, dimana mampu mengalirkan air hujan dengan
pembuangan akhir yang dialirkan ke sungai kecil.
Jenis perkerasan pada drainase yang ada yaitu perserasan semenisasi. Dilihat dari kondisi
drainase yang ada terdapat kondisi baik dan kondisi buruk, adapun panjang drainase kondisi baik yaitu
370 meter dengan lebar drainase ± 50 cm dan ketinggian drainase ± 50 cm. Sedangka drainse kondisi
buruk dengan panjang yaitu 63 meter, lebar drainase ± 25 cm dan ketingian drainase ± 25 cm. Untuk
lebih jelasnya dapat dlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.51
Panjang dan Kondisi Drainase di Desa Betumonga
No Kondisi Drainase Panjang Drainase (m) Lebar Drainase Tinggi Drainase

Bab | 3 - 62
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

(cm) (cm)
1 Baik 370 ± 50 ± 50
2 Buruk 63 ± 25 ± 25
Total 433 - -
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2021

Gambar 3.25
Kondisi Drainase yang ada di Desa Betumonga

Kondisi Drainase yang ada

Pembangan Akhir Drainase Lingkungan

Bab | 3 - 63
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.26 Peta Kondisi Drainase di Desa Betumonga

Bab | 3 - 64
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.9.3 Kondisi Air Besih


Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air
dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya.
Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas
dan kualitas. Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena
penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Air tersebut harus
memenuhi standar 3b yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.
Berdasarkan hasil survei lapangan, Desa Betumonga belum terakses air bersih seperti PDAM,.
Di Desa Betumonga sudah terdapat pamsimas yang telah melayani beberapa dusun, namun pamsimas
ini tidak berfungsi dan tidak aktif lagi. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-sehari seperti mandi dan
mencuci masyarakat mengandalkan air sumur galian, Mata Air, air sungai dan air hujan. Kondisi air sumur
galian rata-rata berwarna kuning dan abu-abu serta berbau sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Sedangkan untuk kebutuhan air minum sehari-hari masyarakat mengandalkan air isi ulang atau air hujan
untuk dikonsumsi. berikut ini merupakan data sumber air bersih di Desa Betumonga berdasarkan data
profil desa, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.52
Sumber Air Besih di Desa Betumonga
No Sumber Air Jumlah Rumah Terlayani
1 Mata Air 7 Titik
2 Sumur Gali 150 Unit
3 Sungai 5 Buah
Sumber: Profil Desa Betumonga

Gambar 3.27
Sumber Air Bersih di Desa Betumonga

Sumur Tanah Galian

Bab | 3 - 65
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Titik-titik Kran Umum Pamsimas yang tidak aktif

Gambar 3.28 Peta Titik Sebaran Sumber Air di Desa Batumonga

Bab | 3 - 66
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.9.4 Kondisi Persampahan


Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat.
sampah dapat dihasilkan oleh alam, manusia,kegiatan industri, kegiatan pertambangan, dan sampah
lainnya.
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Pengelolaan Sampah, meliputi :
1) pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan atau sifat sampah;
2) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke
tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
3) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke
tempat pemrosesan akhir;
4) pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah;
5) pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman

Di Desa Betumonga sampah dihasilkan oleh alam dan masyarakatnya, namum belum ada
proses pengolahan sampah. sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat akan dibakar, dan dibuang
kelahan kosong. Berikut ini merupakan contoh-contoh pengolahan persampahan di Desa Betumonga,
dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.29
Kondisi Persampahan si Desa Batumonga

Bab | 3 - 67
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Pengelolaan Persampahan dengan cara di Bakar dan di buang ke semak-semak

3.2.9.5 Kondisi Limbah


Pengertian limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah merupakan sisa produksi, baik dari alam maupun hasil
kegiatan manusia.
Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan di Desa Betumonga, limbah yang paling besar
dihasilkan merupaka limbah dari kegiatan manusia seperti kegiatan rumah tanggi yaitu mandi, mencuci
dan kakkus. sistem pengelolaan air limbah umumnya belum memenuhi persyaratan teknis dimana
sebagian besar masyarakat tidak memiliki WC sendiri dan tidak memiliki tempat pembuangan akhir
(septic tank), hal ini disebabkan karena kebiasaan masyarakat yang selalu menggunakan wc alam atau
dengan cara menggali tanah.
Sedangkan untuk pembuangan limbah rumah tangga langsung disalurkan ke tanah. Masyarakat
yang sudah memiliki wc sendiri di kawasan ini baru sekitar 5% dengan tempat pembuangan akhir yang
sudah memiliki septictank masing-masing. Untuk sarana umum terdapat 2 unit MCK umum yang masing
berfungi, wc umum ini diperuntukkan bagi masyarakat yang belum memiliki wc. Berikut ini beberapa foto
kondisi sistem pembuangan limbah rumah tangga yang terdapat di Desa Betumonga dan gambar peta
tempat pembuangan tinja dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.30
Kondisi Limbah di Desa Betumonga

MCK umum yang ada di Dusun Taraet Borsa dan Dusun Majawak

Bab | 3 - 68
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Limbah Rumah Tangga yang di salurkan ke tanah

Gambar 3.31 Peta Titik Sebaran MCK Umum di Desa Betumonga

Bab | 3 - 69
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.9.6 Kondisi Jaringan Telekomunikasi


Menurut badan pusat statistik (BPS) telekomunikasi mengandung pengertian setiap pemancaran,
pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan,
gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.
Termasuk kegiatan telekomunikasi adalah penyediaan pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video
menggunakan fasilitas transmisi berdasarkan teknologi tunggal atau kombinasi dari berbagai teknologi.
Jaringan Telekomunikasi merupakan rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya
yang digunakan untuk kegiatan telekomunikasi. Termasuk dalam kegiatan jaringan telekomunikasi adalah
kegiatan penyelenggaraan jaringan tetap untuk telekomunikasi publik dan sirkuit sewa, serta
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi bergerak seperti jaringan bergerak terestrial, Seluler dan satelit.
Base Tranceiver Station (BTS) adalah komponen jaringan dari sistem komunikasi mobile yang menerima
dan mengirim sinyal. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan
menuju jaringan lain.
Saat ini sudah terdapat satu buah Base Tranceiver Station (BTS) yang berlokasi di Dususn
Taraet Borsa yang merupakan satu-satunya alat komunikasi bagi masyarakat. Base Tranceiver Station
(BTS) ini sering mengalami gangguan apabila cuaca buruk atau terjadi badai sehingga mengakibatkan
hilangnya sinyal dan menyebabkan susahnya melakukan komunikasi pada Desa Betumonga yang
berlokasi terisolir dari pusat kegiatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. selain Base Tranceiver Station
(BTS) ini juha terdapat tower info bencana, namun saat ini tidak berfungsi.

Gambar 3.32
Jaringan Telekomunikasi yang ada di Desa Betumonga

Bab | 3 - 70
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tower Bts Jaringan Telpon Dusun Taraet Borsa Tower Info Bencana Dusun Sipaaran tidak Berfungsi

3.2.9.7 Kondisi Penerangan


Berdasarkan hasil survei lapangan, saat ini Desa Betumonga belum sepenuhnya teraliri
listrik, adapun sumber penerangan pada desa ini yaitu dari mesin diesel,

3.2.10 Kondisi Sarana


3.2.10.1 Kondisi Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi suatu potensi sumber daya manusia
yang ada pada suatu wilayah tersebut. Adanya sarana pendidikan yang baik dan memenuhi standar
dapat memunculkan sumber daya manusia yang berpotensi, yang sangat berguna sebagai generasi
penerus dalam pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu dalam suatu perencanaan harus
mempertimbangkan kebutuhan sarana pendidikan.
Sarana pendidikan Desa Betumonga terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK)/, Sekolah Dasar (SD),
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP. Dilihat dari jumlah sarana pendidikan dimana Taman Kanak-
Kanak (TK) berjumlah 3 unit, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 3 unit, dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) berjumlah 1 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.53
Sarana Pendidikan Di Desa Betumonga
No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Sarana Pendidikan (unit)
1 TK/PAUD 3 Unit
2 SD/MIS 3 Unit
3 SLTP 1 unit
Jumlah 7
Sumber: Profil Desa Betumonga

Gambar 3.33
Sarana Pendidika di Desa Betumonga

Bab | 3 - 71
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

TK Calvary Betumonga Sekolah Dasar Negeri 24 Batumonga Taraet

Sekolah Dasar Negeri 12 Betumonga Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sipora Utara

Gambar 3.34 Peta Sebaran Sarana Pendidikan di Desa Betumonga

Bab | 3 - 72
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.10.2 Kondisi Sarana Kesehatan


Dalam hubungannya dengan kesehatan, maka ketersediaan sarana kesehatan merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kebutuhan akan
sarana kesehatan sangat penting dalam suatu perncanaan. Desa Betumonga terdapat tiga Jenis sarana
kesehatan yaitu 3 unit pustu dan 3 unit posyandu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.54
Jumlah Sarana Kesehatan Desa Betumonga
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Sarana (unit)
1 Pustu 3 unit
2 Posyandu 3 unit
Jumlah 6 unit
Sumber: Profil Desa Betumonga

Gambar 3.35
Sarana Kesehatan Desa Betumonga

Bab | 3 - 73
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Poskesdes Matuptuman Pustu Taraet Borsa

Pustu Siparaan

Gambar 3.36 Peta Sarana Kesehatan di Desa Betumonga

Bab | 3 - 74
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.10.3 Kondisi Sarana Peribadatan


Tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk
beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing. Desa Betumonga penduduk
mayoritas beragama Kristen. Hal ini ditandai dengan adanya 8 buah gereja dan 1 buah masjid. dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.55
Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Betumonga
No Jenis Sarana Peribadatan Jumlah

1 Gereja 8 buah

2 Masjid 1 buah

Jumlah 9 buah
Sumber: Profil Desa Betumonga

Gambar 3.37
Sarana Peribadatan di Desa Betumonga

Bab | 3 - 75
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gereja Kristen Luther Indonesia


Gereja Katolik Santos Stefanus
Jamaat Narwastu

Gereja Kristen Luther Indonesia


Gereja Batesda
Jamaat Batesda Taraet

Gereja Dusun Manjawak Masjid Dusun Siparaan


Gambar 3.38 Peta Sarana Peribadatan di Desa Betumonga

Bab | 3 - 76
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.10.4 Sarana Umum Lainnya


A. Sarana Lembaga Pemerintahan
Berdarakan hasil survei lapangan yang dilakukan sarana pemerintahan yang ada di Desa
Betumonga yaitu terdiri dari Kantor Desa, Kantor BPD (Badan Permusyawaratan Desa). Badan
Permusyawaratan Desa merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa dan kantor PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga disingkat PKK, adalah organisasi kemasyarakatan yang
memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. Dapat dilihat
pada tabel dan gambar dibawah ini:
Tabel 3.56
Jumlah dan Jenis Sarana Pemerintahan Desa Betumonga
No Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1 Kantor Desa 1 Unit
2 Kantor BPD (Badan Permusyawaratan Desa) 1 Unit
3 kantor PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) 1 Unit
Jumlah 3 Unit
Sumber: Hasil Survei Lapangan, Tahun 2021

Gambar 3.39
Sarana Pemerintahan Desa Betumonga

Bab | 3 - 77
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Kantor Desa Betumonga Kantor PKK Desa Betumonga

B. Sarana Olahraga
Sarana Penunjang lainnya yaitu sarana olahraga. Sarana olaraga merupakan salah satu
program dari Kementrian Desa. Tujuan diadanya sarana olah raga ini yaitu menggali potensi
yang dimiliki oleh anak-anak desa. Sarana dan prasarana olahraga dapat difungsikan sebagai
ruang publik untuk aktivitas keramaian. Serta ruang kegiatan positif agar terhindar dari narkoba,
radikalisme, dan tawuran. Selain itu, sarana olahraga juga dapat memacu kegiatan ekonomi
desa.
Di Desa Betumonga terdapat beberapa sarana olahraga seperti lapangan volly, lapangan sepak
bola, lapangan takraw, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.57
Jenis Sarana Olaraga di Desa Betumonga
No Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1 Lapangan Sepak Bola 1 Unit
2 Lapangan Volly 6 Unit
3 Lapangan Takrow 3 unit
4 Meja Tennis Meja 2 unit
Sumber: Profil Desa Betumonga

Gambar 3.40
Sarana Olaraga Desa Betumonga

Lapangan Sepak Bola Lapangan Bola Volly Dusun Mabolak

Bab | 3 - 78
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Lapangan Bola Volly Dusun Taraet Borsa Lapangan Bola Volly Dusun Mabukuk

Gambar 3.41
Peta Sebaran Sarana Pemerintahan dan Sarana Olaraga Desa Betumonga

Bab | 3 - 79
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.3 POTENSI DAN MASALAH DESA BETUMONGA

3.3.1 Potensi Desa Betumonga


Berdasarkan gambaran umum Kecamatan Sipora Utara dan gambaran Umum Desa Btumonga
diatas, maka dapat digali beberap potensi besar yang ada di Desa Betumonga. adapun potensi-potensi
yang ada di desa ini sebagai berikut ini:
1) Di Desa Betumonga dilihat dari jenis pekerjaan ±400 jiwa penduduk sebagai pelajar atau maha
siswa, hal ini merupakan potensi untuk peningkatan kuliats hidup dan peningkatan ekonomi di
desa ini.
2) Sebagai desa yang berada di tepi pantai dan desa yang memiliki garis pantai terpanjang di
Kecamatan Sipora Utara, pantai Desa Betumonga berpotensi besar dikembangkan sebagai
Objek wisata alam serta ombaknya yang tinggi berpotensi wisata surfing. Potensi – potensi ini
sesuai dengan pengembagan yang akan di rencanakan dalan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai.
3) Kopra merupakan salah mata pencaharian di Desa Betumonga, hal ini merupakan potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan kembali, mengingat sebelumnya sudah ada pabrik Sentral

Bab | 3 - 80
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Industry Virgin Oil (VCO) tetapi saat ini tidak berfungsi dan tidak aktif lagi. Potensi ini bisa
dikembangkan kembali untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Hal ini perlunya peran serta
kerja sama masyarakat, pemerintah dan swasta dalam menigkatkan potensi kopra di Desa
Batumonga.
4) Banyak perkebunan kelapa di Desa Betumonga salah satu potensi alam yang harus di
kembangkan, mengingat pohon kelapa bisa dimanfaatkan berbagai macam barang.
5) Berdasarkan hasil survei lapangan perkebunan pohon pinang juga merupaka potensi di Desa
Betumonga
6) Hasil laut yang juga memiliki potensi dan nilai jual tinggi salah satunya adalah lobster. Di Desa
Betumonga juga terdapat penangkaran lobster. Namun penangakaran ini masih bersifat
musiman.
7) Penangkaran penyu di Desa Betumonga juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek
wisata.

3.3.2 Masalah Desa Betumonga


Dari hasil survei lapangan dan penyebaran kusioner yang dilakukan oleh surveyor di Desa
Betumonga, maka beberapa masalah yang ada pada desa ini adalah sebagai beikut ini:
1. Transfotasi
Desa Batumonga merupakan desa terletak diujung pulau sipora dengan jarak ±12 km dari pusat
ibukota. Untuk menempuh Desa Betumonga dapat dilalui dengan jalur darat dan jalur laut. ntuk
jalur darat akan menempuh waktu yang cukup lama dengan kondisi jalan buruk, terlebih jika
musim hujan dan jalur utama menuju Desa Betumonga akan susah dilalui. Sedangkan untuk
akses menuju Desa Betumonga menggunakan laur laut akan menempuh waktu ±2 dengan
menggunakan speedboat atau perahu motor. jalur ini tidak bisa ditempuh setiap saat oleh
masyarakat dikarenakan peruhana cuaca dan biaya transformasi yang cukup mahal. Sedangkan
kondi jalan pada kawasan permukiman di Desa Batumonga terbilang cukup buruk, karena
banyaknya jalan yang menghubungkan antar dusun rusak dan kecil. serta masih ada dusun
yang belum memiliki perkerasan atau masih jalan tanah.

2. Telekomunikasi
Saat ini Desa Betumonga sudah memiliki Base Tranceiver Station (BTS) yang berlokasi di
Dususn Taraet Borsa yang merupakan satu-satunya alat komunikasi bagi masyarakat. Desa
Betumonga sering terjadi putus komunikasi dengan desa yang lainnya, hal ini disebabkan sinyal
yang dipancarkan oleh Base Tranceiver Station (BTS) tersebut tidak tertalu kuat , terlebih lagi
saat musim hujan dan cuaca yang sering berubah-ubah di Kebuaten Kepulauan Mentawai.

Bab | 3 - 81
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Melihat kondisi tersbut, telekomunikasi saat ini menjadi peranna penting dalam kehidupan
masyarat untuk berkomunikasi dengan masyarakat luar dan menerima informasi atau berita.

3. Air Bersih
Di Desa Batumonga mengalami kesulitan air bersih, dikerenakan lokasi desa ini berada dtepi
Pulau Sipora. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat mengandalkan air hujan dan
air isi ulang atau galon untuk minum. sedangkan untuk mandi dan keperluan lainnya masyarakat
menggunakan air sumur galian yang berwaran kuning dan berbau untuk mandi dan mencuci.
Desa Betumonga sudah terdapat pamsimas namun dan sudah tidak akhif lagi.

4. Limbah
Kondisi limbah di Desa Betumonga saat ini bisa dikatakan tidak cukup baik, berdasarkan hasil
survei lapangan yang dilakukan pada Desa Batumonga. Masih banyak masyarakat mengelolah
air limbah tidak sesua dengan persayaratan teknis. Dimana pengelolaan air limbah di Desa
Betumonga untuk limbah tinja, masyarakat jarang menggunakan cw dan sptitank dikarenakan
kebiasaan masyarakat menggunakan wc lempar atau wc tanah galan.
Untuk limbah rumah tangga seperti mencuci dan mandi, limbah ini akan disalurkan lagsung
ketanah. hal ini tentu tidak sesuai dengan persyaratan teknis dan akan menimbulkan penurunan
kesehatan lingkungan dan masyarakat.

3.1 GAMBARAN UMUM KECAMATAN SIPORA UTARA...................................................1


3.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi.........................................................1
3.1.2 Kondisi Fisik Wilayah.......................................................................................5
3.1.2.1 Ketinggian...............................................................................................5
3.1.2.2 Kelerengan..............................................................................................5
3.1.2.3 Geologi....................................................................................................6
3.1.2.4 Geormofologi..........................................................................................6
3.1.2.5 Jenis Tanah..............................................................................................7
3.1.2.6 Mitigasi Bencana.....................................................................................8
3.1.2.7 Hidrologi................................................................................................18
3.1.2.8 Hidro-oseanologi..................................................................................19
3.1.2.9 Ekosistem Pesisir...................................................................................20

Bab | 3 - 82
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.1.2.10 Tutupan Lahan......................................................................................21


3.1.3 Kependudukan..............................................................................................22
3.1.3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk...................................................22
3.1.3.2 Kepadatan Penduduk...........................................................................23
3.1.3.3 Struktur Penduduk................................................................................24
3.1.4 Sumber Daya Alam.......................................................................................26
3.1.5 Kondisi Prasarana dan Sarana Wilayah........................................................29
3.1.5.1 Kondisi Prasarana..................................................................................29
3.1.5.2 Kondisi Sarana Sosial.............................................................................33
3.1.6 Kondisi Sarana Perekonomian......................................................................37
3.2 GAMBARANUMUM DESA BETUMONGA.................................................................38
3.2.1 Letak Geografis danBatas Aministrasi..........................................................38
3.2.2 Kondisi Fisik Wilayah.....................................................................................40
3.2.2.1 Kondisi Topografi...................................................................................40
3.2.2.2 Kondisi Iklim..........................................................................................40
3.2.2.3 Kondisi Kelautan....................................................................................40
3.2.2.4 Jenis Tanah............................................................................................40
3.2.3 Sejarah dan Kebudayaan Desa Betumonga..................................................40
3.2.4 Struktur Pemerintahan Desa Betumonga....................................................41
3.2.4.1 Gambaran Pemerintahan Desa Betumonga.........................................41
3.2.4.2 Kelembagaan Desa Betumonga............................................................42
3.2.5 Kondisi Kependudukan Desa Betumonga.....................................................50
3.2.5.1 Pertumbuhan Penduduk Desa Betumonga...........................................50
3.2.5.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di desa Betumonga............51
3.2.5.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Betumonga......................52
3.2.6 Kondisi Ekonomi...........................................................................................53
3.2.6.1 Sumber Daya Alam................................................................................53
3.2.6.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Betumonga....................................54
3.2.6.3 Sumber Keuangan Desa Betumonga.....................................................55
3.2.7 Potensi Kepariwisataan................................................................................55
3.2.8 Potensi Perkebunan......................................................................................55
3.2.9 Kondisi Prasarana.........................................................................................56
3.2.9.1 Kondisi Jalan..........................................................................................56
3.2.9.2 Kondisi Drainase....................................................................................62
3.2.9.3 Kondisi Air Besih....................................................................................65

Bab | 3 - 83
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

3.2.9.4 Kondisi Persampahan............................................................................67


3.2.9.5 Kondisi Limbah......................................................................................68
3.2.9.6 Kondisi Jaringan Telekomunikasi...........................................................70
3.2.9.7 Kondisi Penerangan...............................................................................70
3.2.10 Kondisi Sarana...............................................................................................71
3.2.10.1 Kondisi Sarana Pendidikan....................................................................71
3.2.10.2 Kondisi Sarana Kesehatan.....................................................................73
3.2.10.3 Kondisi Sarana Peribadatan...................................................................75
3.2.10.4 Sarana Umum Lainnya...........................................................................77
3.3 POTENSI DAN MASALAH DESA BETUMONGA.......................................................80
3.3.1 Potensi Desa Betumonga..............................................................................80
3.3.2 Masalah Desa Betumonga............................................................................80

Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019.................3
Tabel 3.2 Jarak Desa di Kecamatan Sipora Utara ke Ibukota Kecamatan, Kabupaten
dan Provinsi, 2019.............................................................................................................3
Tabel 3.3 Nama Desa dan Jumlah Dusun di Kecamatan Sipora Utara, 2019.............4
Tabel 3.4 Daftar Nama Dusun Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019......5
Tabel 3.5 Desa-desa Pesisir Di Kabupaten Kepulauan Mentawai..............................9
Tabel 3.6 Rekapitulasi Dusun Tepi Pantai/Zona Merah/Rawan Bencana Tsunami. 12
Tabel 3.7 Wilayah Abrasi Pantai Terparah di Kabupaten Kepulauan Mentawai......16
Tabel 3.8 Banyaknya Kejadian Bencana Alam Menurut Desa dan Jenis Bencana
Alam di Kecamatan Sipora Utara Tahun 2018...............................................................17
Tabel 3.9 Keberadaan Fasilitas/Upaya Antisipasi/Mitigasi Bencana Alam Menurut
Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019..........................................................................18
Tabel 3.10 Nama Sungai yang ada di Kecamatan Sipora Utara..................................19
Tabel 3.11 Panjang Garis Pantai Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara Tahun
2019 19
Tabel 3.12 Luas Tutupan Lahan Mangrove Di KecamatanSipora Utara.....................20
Tabel 3.13 Jenis Mangrove di Kabupaten Kepulauan Mentawai...............................20
Tabel 3.14 Kondisi Persentase Tutupan Terumbu Karang Hidup Dan Kondisi
Kesehatan 21
Tabel 3.15 Data Ikan Karang di Kabupaten Kepulauan Mentawai.............................21
Tabel 3.16 Jumlah Penduduk Kecamatan Sipora Utara Menurut Desa dan Jenis
Kelamin, 2019..................................................................................................................22
Tabel 3.17 Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sipora Utara Tahun 2013-2019 23

Bab | 3 - 84
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tabel 3.18 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara Tahun 2019................................................24
Tabel 3.19 Struktur Penduduk menurut Jenis Kelamin Per-Desa di Kecamatan Sipora
Utara Tahun 2019...........................................................................................................24
Tabel 3.20 Jumlah Penduduk Kecamatan Sipora Utara Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2019........................................................................................25
Tabel 3.21 Produksi Tanaman Pangan Utama Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan
Sipora Utara, 2019..........................................................................................................26
Tabel 3.22 Produksi Tanaman Buah Utama Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan
Sipora Utara, 2019..........................................................................................................27
Tabel 3.23 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Utama Menurut Jenis
Tanaman di Kecamatan Sipora Utara, 2019..................................................................27
Tabel 3.24 Populasi dan Produksi Hasil Ternak Menurut Jenis Ternak di Kecamatan
Sipora Utara, 2019..........................................................................................................27
Tabel 3.25 Produksi Perikanan Menurut Jenis Penangkapan di Kecamatan Sipora
Utara, 2019 28
Tabel 3.26 Produksi Perikanan Menurut Jenis Ikan di Kecamatan Sipora Utara, 2019
28
Tabel 3.27 Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Menurut Jenis Kawasan di
Kecamatan Sipora Utara, 2019.......................................................................................29
Tabel 3.28 Kondisi Jalan Darat Antar Desa Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara,
2019 30
Tabel 3.29 Sarana Transportasi Antar Desa Menurut Desa di Kecamatan Sipora
Utara, 2019 31
Tabel 3.30 Banyaknya Desa Menurut Sumber Air Minum Sebagian Besar Keluarga di
Kecamatan Sipora Utara, 2014, 2018, dan 2019............................................................31
Tabel 3.31 Banyaknya Keluarga Menurut Desa dan Jenis Pengguna Listrik di
Kecamatan Sipora Utara, 2019.......................................................................................32
Tabel 3.32 Jumlah Menara dan Operator Layanan Komunikasi Telepon Seluler Serta
Kondisi Sinyal Telepon Seluler Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, 2019..........33
Tabel 3.33 Banyaknya Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Menurut
Jenis Olahraga dan Ketersediaan Fasilitas/Lapangan Olahraga di Kecamatan Sipora
Utara, 2019 33
Tabel 3.34 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Taman Kanak- kanak (TK) Menurut
Desa di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020...........................................................34
Tabel 3.35 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar (SD) Menurut Desa di
Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020........................................................................35
Tabel 3.36 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020...........................................35

Bab | 3 - 85
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Tabel 3.37 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara, TA 2019/2020...........................................36
Tabel 3.38 Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa dan Jenis Sarana Kesehatan
di Kecamatan Sipora Utara, 2019...................................................................................36
Tabel 3.39 Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa dan Jenis Sarana Pendidikan
di Kecamatan Sipora Utara, 2019...................................................................................37
Tabel 3.40 Banyaknya Sarana Lembaga Keuangan Yang Beroperasi Menurut Desa
dan Jenisnya di Kecamatan Sipora Utara, 2019.............................................................37
Tabel 3.41 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Desa dan Jenisnya
di Kecamatan Sipora Utara, 2019...................................................................................38
Tabel 3.42 Daftar Nama-nama Kader Posyandu Desa Betumonga............................49
Tabel 3.43 Pertumbuhan Penduduk Desa Betumonga Tahun 2021 - 2017...............50
Tabel 3.44 Jumlah Penduduk Desa Betumonga Menurut Jenis Kelamin Tahun 2021
51
Tabel 3.45 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Betumonga..........................52
Tabel 3.46 Banyak Jenis Hewan Ternak di Desa Betumonga.....................................53
Tabel 3.47 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Betumonga..............................54
Tabel 3.48 Panjang dan Kondisi Jalan Menurut Dusun Di Desa Betumonga..............57
Tabel 3.49 Panjang Jalan berdasarkan perkerasan Jalan di Desa Betumonga...........58
Tabel 3.50 Panjang Jalan berdasarkan Fungsi Jalan di Desa Betumonga...................59
Tabel 3.51 Panjang dan Kondisi Drainase di Desa Betumonga..................................62
Tabel 3.52 Sumber Air Besih di Desa Betumonga......................................................65
Tabel 3.53 Sarana Pendidikan Di Desa Betumonga....................................................71
Tabel 3.54 Jumlah Sarana Kesehatan Desa Betumonga.............................................73
Tabel 3.55 Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Betumonga......................................75
Tabel 3.56 Jumlah dan Jenis Sarana Pemerintahan Desa Betumonga.......................77
Tabel 3.57 Jenis Sarana Olaraga di Desa Betumonga.................................................78

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan SIpora Utara............................................2


Gambar 3.2 Persentase Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Sipora Utara,
2019 3
Gambar 3.3 Jumlah Desa dan Jumlah Dusun di Kecamatan Sipora Utara, 2019........4
Gambar 3.4 Lokasi Dan Kategori Gempa Di Wilayah Mentawai Dan Sekitarnya.....10
Gambar 3.5 Potensi tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai...........................11
Gambar 3.6 Potensi Bahaya Tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai..............11

Bab | 3 - 86
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.7 Desa-desa terkena dampak tsunami 25 Oktober 2010 di Kabupaten


Kepulauan Mentawai......................................................................................................12
Gambar 3.8 Sebaran Potensi Bahaya Longsor di Kabupaten Kepulauan Mentawai 17
Gambar 3.9 Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Sipora Utara Menurut Desa dan
Jenis Kelamin, 2019.........................................................................................................22
Gambar 3.10 Diagram Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sipora Utara Tahun
2013-2019 23
Gambar 3.11 Peta Administrasi Desa Betumonga......................................................39
Gambar 3.12 Struktur Pemerintah Desa Betumonga.................................................43
Gambar 3.13 Struktur Organisasi Badan Permusyawatan Desa (BPD).....................44
Gambar 3.14 Struktur Organisasi TP-PKK Desa Betumonga.......................................46
Gambar 3.15 Bagan 2.6Struktur Organisasi Karang Taruna.......................................47
Gambar 3.16 Diagram Pertumbuhan Desa Betumonga Tahun 2021-2017................51
Gambar 3.17 Diagram jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Betumonga........52
Gambar 3.18 Diagram Banyak Jenis Hewan Ternak di Desa Betumonga...................53
Gambar 3.19 Diagram Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Betumonga............54
Gambar 3.20 Tempat Pengeringan Kopra Masrayakat Desa Betumonga..................56
Gambar 3.21 Kondisi Jalan di Desa Betumonga..........................................................57
Gambar 3.22 Jenis Perkerasan Jalan di Desa Betumonga...........................................59
Gambar 3.23 Peta Kondisi Jalan di Desa Betumonga.................................................60
Gambar 3.24 peta Kodisi Jalan Berdasarkan Perkerasan Jalan di Desa Betumonga. .61
Gambar 3.25 Kondisi Drainase yang ada di Desa Betumonga....................................63
Gambar 3.26 Peta Kondisi Drainase di Desa Betumonga...........................................64
Gambar 3.27 Sumber Air Bersih di Desa Betumonga.................................................65
Gambar 3.28 Peta Titik Sebaran Sumber Air di Desa Batumonga..............................66
Gambar 3.29 Kondisi Persampahan si Desa Batumonga............................................67
Gambar 3.30 Kondisi Limbah di Desa Betumonga......................................................68
Gambar 3.31 Peta Titik Sebaran MCK Umum di Desa Betumonga.............................69
Gambar 3.32 Jaringan Telekomunikasi yang ada di Desa Betumonga.......................70
Gambar 3.33 Sarana Pendidika di Desa Betumonga...................................................71
Gambar 3.34 Peta Sebaran Sarana Pendidikan di Desa Betumonga..........................72
Gambar 3.35 Sarana Kesehatan Desa Betumonga.....................................................73
Gambar 3.36 Peta Sarana Kesehatan di Desa Betumonga.........................................74
Gambar 3.37 Sarana Peribadatan di Desa Betumonga...............................................75
Gambar 3.38 Peta Sarana Peribadatan di Desa Betumonga.......................................76

Bab | 3 - 87
PENYUSUNAN MASTERPLAN DESA BETUMONGA
KECAMATAN SIPORA UTARA
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Gambar 3.39 Sarana Pemerintahan Desa Betumonga...............................................77


Gambar 3.40 Sarana Olaraga Desa Betumonga..........................................................78
Gambar 3.41 Peta Sebaran Sarana Pemerintahan dan Sarana Olaraga Desa
Betumonga 79

Bab | 3 - 88

Anda mungkin juga menyukai