Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM

MINYAK TANAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NIM :

AMOS ALLENSIUS WAY 2019061034017


DANI ROOY SALAKA 2019061034087
FIANEY F SADA 2019061034052
INDRA SULTAN 2019061034005
MUH.ABRIZAL S 2019061034003
SEPTIAN ELDY F 2019061034041
HOTNIEL 2019061034094

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih
2022
DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.2 Fungsi
2.3 Pembahasan kerja
2.4 Hasil penelitian

BAB III ALAT & BAHAN

3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Pembahasan & cara kerja
3.4 Hasil penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Bahan Penelitian


4.2 Peralatan Penelitian
4.3 Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi
kehidupan manusia, minyak tanah merupakan salah satu bahan bakar minyak (BBM)
yang di subsidi oleh pemerintah. Seperti yang diketahui minyak tanah sangat
dibutuhkan oleh seluruh masyarakat di indonesia, terutama dikalangan masyarakat
yang berekonomi menengah kebawah. Rasa ketergantungan yang dimiliki masyarakat
terhadap minyak tanah yang sangat tinggi untuk kebutuhan sehari-hati baik untuk
kebutuhan rumah tangga, perdagangan, maupun untuk kebutuhan industri.

Namun pada akhir-akhir ini minyak tanah sangat sulit ditemui di berbagai
daerah di Indonesia, akibat dari sulitnya ditemui minyak tanah isu-isu kelangkaan
minyak tanah pun berkembang dan menjadi perbincangan hangat dikalangan
masyarakat. Adapun beberapa faktor-faktor terjadinya kelangkaan minyak tanah
tersebut yaitu meningkatnya volume penggunaan minyak tanah oleh masyarakat dari
tahun ke tahun dan semakin melonjaknya harga minyak dunia sehingga pemerintah
tidak mampu lagi untuk mensubsidikan minyak tanah tersebut. Dikarenakan besarnya
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang digunakan untuk subsidi BBM.
Kondisi ini jelas akan berdampak besar kerhadap beban subsidi di Indonesia
khusunya subsidi bahan bakar minyak.

Untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah maka pemerintah merealisasikan


program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas yang di kenal
dengan LPG. Kebijakan ini terkait dengan program pengurangan subsidi bahan bakar
minyak (BBM). Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam
pengambilan kebijakan tentang program konversi minyak tanah antara lain:
1. Subsidi LPG lebih rendah dibandingkan dengan subsidi minyak tanah,
penghematan subsidi dapat mencapai Rp. 15 – 20 Triliyun jika program
konversi berhasil dilakukan.
2. LPG lebih sulit di oplos dan di salah gunakan. (3) LPG lebih bersih di
bandingkan dengan minyak tanah, sehingga dapat meminimalisirkan
tinggat polusi udara.
1.2 Tujuan
dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari sebuah burner :
1.Mencari Karakteristik Laju pembakaran
2.Mencari Karakteristik Masa sisa pembakaran
3.Karakteristik Temperatur pembakaran

1.3 Manfaat
1.Untuk mengetahui hasil dari laju pembakaran
2.Untuk mengetahui berapa lama masa sisa pembakaran menggunakan stopwatch
3.Untuk mencari temperatur suhu
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembahasan

1. Minyak tanah (minyak gas; bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)


adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Diperoleh dengan
cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275 °C (rantai
karbon.dari C12 sampai C15).Nama kerosene diturunkandari bahasaYunani keros (mala
m).
Biasanya, minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan
perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau hidrotreater, untuk mengurangi
kadar belerang dan pengaratannya.Minyak tanah dapat juga diproduksi
oleh hidrocracker, yang digunakan untuk memperbaiki kualitas bagian dari minyak
mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak. Penggunaanya sebagai bahan
bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, setelah melalui proses
penyulingan seperlunya dan masih tidak murni dan bahkan memilki pengotor (debris).

2. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi
redoks) di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan
dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar
adalah melalui reaksi kimia eksotermik. Hidrokarbon (termasuk di
dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling
sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam
radioaktif. Kadang-kadang materi yang digunakan untuk memproduksi energi
melalui reaksi nuklir (yaitu peluruhan radioaktif, fisi nuklir atau fusi nuklir) juga
termasuk bahan bakar.

3. Fungsi Minyak Tanah


Minyak tanah disebut juga dengan kerosene merupakan bahan bakar jenis distilat
yang tidak berwarna (jernih). Penggunaan minyak tanah pada umumnya adalah
untuk keperluan industri (seperti solvent) dan sebagian masih digunakan sebagai
bahan bakar di rumah tangga (memasak, penerangan, dll). Minyak Tanah (Kerosene)
Jenis bahan bakar yang satu ini juga sudah tidak asing lagi karena seringkali
digunakan untuk pemakaian domestik (rumahan) maupun usaha kecil. Minyak
tanah atau kerosene ini merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik
didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna
4. Menurut API (American Petroleum Institute) gravity atau berat jenis
Nilai API gravity yang semakin besar menunjukkan semakin ringan fraksi
yang ada dalam crude oil. Jika jumlah atom karbon sedikit dan atom hidrogen lebih
banyak serta nilai API gravity besar maka minyak mentah memiliki banyak
kandungan parafin dan cenderung menghasilkan gasolin serta produk fraksi ringan.
Sebaliknya jika jumlah atom karbon lebih besar dan atom hidrogen sedikit maka
minyak mentah kaya akan senyawa aromatic

Klasifikasi Minyak Bumi Menurut API Gravity

Jenis minyak mentah API gravity Specific gravity


Ringan >39 < 0,83
Ringan Sedang 39-35 0,83 – 0,85
Berat Sedang 35-32,1 0,85 – 0,865
Berat 32,1-24,8 0,865 – 0,905
Sangat Berat <24,8 >0,905

Karakteristik Penting Minyak Bumi dan Produknya


1. Density, specific gravity, dan API gravity
Density: berat persatuan volume atau produk minyak bumi Specific gravity:
perbandingan berat jenis minyak dengan berat jenis air pada temperatur 15 °C atau
60 °F API gravity: fungsi dari specific gravity
API gravity = 141,5 𝑠60/60𝐹 - 131,5
2. Tekanan uap Reid (Reid Vapor Pressure)
Tekanan (psi/kPa) suatu minyak atau produk minyak pada temperatur 37,8 °C.
Berguna untuk menentukan minyak atau produknya bersifat volatil atau tidak
(semakin tinggi nilainya maka produknya semakin volatil)
3. Titik nyala (flash point)
Temperatur terendah dimana uap minyak bumi dalam campurannya dengan udara
menyala jika dikenai nyala uji pada kondisi tertentu. Metode pengujian meliputi:
a. Metode terbuka cleveland (ASTM D92-90; IP 36/84)
Menguji semua jenis produk minyak bumi kecuali yang memiliki titik nyala di
bawah 79 °C
b. Alat uji cawan tertutup Pensky Martens (ASTM D93-80; IP 34/85)
Menentukan titik nyala minyak bakar, minyak pelumas, dan suspensi padatan
Alat uji cawan tertutup Abel (IP 170/75)
Menguji minyak dengan titik nyala antara -18 °C – 71 °C
4. Titik bakar (fire point)
Temperatur terendah dimana uap minyak bumi dalam campurannya dengan udara
menyala akan terbakar secara terus menerus jika dikena nyala uji pada kondisi
tertentu.
5. Warna
Penentuannya menggunakan metode kolorimetri dan biasanya pada produk
minyak
a. Lovibond Tintometer: mengukur warna minyak mentah dan produknya kecuali
minyak hitam dan bitumen
b. Khromometer Saybolt: menentukan warna produk yang terolah seperti bensin,
solar, Minyak Tanah , dll
c. Kolorimeter ASTM: prinsipnya membandingkan intensitas warna yang diserap
sampel dengan standar yang telah ada. Untuk produk pelumas, solar, dan malam
paraffin

Bahan bakar Minyak Tanah mempunyai sifat-sifat utama, yaitu:


1. Warna kekuningan merah biru dan berbau
2. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal
3. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40 °C sampai 100°C)
4. Terbakar secara spontan dan mudah terbakar pada suhu 150°C
5. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86
6. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)
7. Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin.
8. Berat Jenis Rendah

Keunggulan :
1. Api Bisa Lebih Besar & Fokus
2. Aman Dari Tiupan Angin
3. Irit Bahan Bakar

Kelemahan :

1. Api Berwarna Kuning Yang Menyebabkan Alat Masak Menjadi Hitam


Faktor Utama Proses Pembakaran Terjadinya proses pembakaran bergantung pada
tiga faktor utama yang dikenal dengan “3T”, yaitu:
1. Time (waktu),
2. Turbulence (turbulensi aliran)
3. Temperature (suhu)

Bahan Bakar Kekentalan Berat Jenis Titik Didih Nilai Kalor


A.P.I F Btu/1b
Bensin 65-56 0,72-0,755 300 19.000-21.000
Minyak tanah 45-40 0,80-0,825 -500 18.000-20.000
Solar 47-35 0,79-0,850 460 18.000-20.000
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian


Penelitian yang telah dilakukan menggunakan bahan bakar yaitu minyak tanah. karena
tersedia dipasaran bebas maka kami membelinya. Untuk proses pengujian pada penelitian
yang telah dilakukan menggunakan kaleng/cawan bertekanan yang dirakit sendiri

3.2 Peralatan Penelitian


Pada penelitian yang telah dilakukan alat- alat yang kami gunakan adalah sebagai
berikut :
a. Cawan/kaleng bertekanan sebagai alat untuk membakar bahan bakar
b. Termometer, alat untuk mengukur temperatur selubung api yang menyala dari ketiga
bahan bakar yang diuji.
c. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume bahan bakar yang habis terbakar akibat
proses pembakaran.
d. Stop watch, dipakai untuk mengukur waktu yang digunakan untuk membakar bahan
bakar pada volume yang telah ditentukan.
e. botol untuk tempat bahan bakar.
f. Suntik untuk mengisi bahan bakar.

3.3 Hasil penilitian

Dalam penilitian atau pratikum ini kami melakukan beberapa tahap, sebagai berikut.

1. Cuma pake 1 saringan kecil


Dalam tahap uji coba pertama ini hasil yang kami dapat belum stabil.
Dikarenakan, saringan yang kami buat terlalu kecil sehingga proses pembakan
tidak stabil dan tidak sesuai yang kami harapkan.
2. Penambahan saringan kedua
Setelah kami menambah saringan yang kedua dan kami mencoba kembali,
perbedaannya sangat berbeda dari yang sebelumnya, dan ini sesuai dengan
hasil yang kami harapkan.

3. hasil dari pembakaran yang terjadi selama jangka waktu yang sdh di tentukan
sangat baik, dan kami menyesesaikan laporan penelitian/pratikum ini.
3.4 waktu yang digunakan untuk menghabiska bahan bakar

Dari bahan bakar, waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan bahan bakar pada
proses pembakaran yang paling lama adalah bahan bakar minyak tanah waktu rata-rata
07,18 menit.

Hasil dari Infrared / termal

Hasil dari Pembakaran


BAB IV

PEMBAHASAN

ALAT & BAHAN

4.1 Alat 4. 2 Bahan


- Gunting - Kaleng Bekas 2
- Kater - Sumbu
- Paku - Minyak Tanah
- Timbangan Digital - Gelas Ukur
- Machis / Korek - Cawan / Burner
- Kamera
- Termometer Air Raksa
- Termokopil
- Spidol
- Suntik
4.3 Pembahasan & Cara Kerja

1. Sediakan 2 Buah Kaleng Lasegar Yang Bekas


2. Kemudian Potong Masing” Kaleng Menjadi 2 Bagian, Dengan Ukuran
Masing” 4,5cm, Sesudah Di Potong Bawah kaleng Di Lubangi Menjadi 8
Lubang Secara Vertika Horizontal Dengan Diameter 0.6 Yang sama Dan
Penempatan Lubang Yang Sama. Dan bagian bawah kaleng yang satu
berfungsi untuk penyimpanan bahan bakar.
3. Siapkan 1 buah seng plat dan kaleng kecil.
4. Setelah itu lubangi kaleng dan seng plat sebanyak mungkin dengan
ukuran diameter 0.6
5. Setelah Siapkan Sumbuh dan potong menjadi 8 dengan ukuran 5cm,
Sambung Kedua Kaleng Menjadi Satu Bagian.
6. Kemudian Isi Kaleng Dengan Minyak Tanah Langsung/Bisa
Menggunakan Suntik, suntik yang di gunakan berukuran 5ml pengisian
3x
7. Setelah semuanya sudah di periksa kembali dan tidak ada yang kurang
barti kaleng sudah siap digunakan.
BAB V
PENUTUP

Penutup

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakn dengan melakukan pengujian
bahan bakar minyak nabati(minyak jarak dan minyak kelapa) sebagai bahan bakar
dibandingkan dengan menggunakan minyak tanah terhadap kompor yang dibuat maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pembakaran bahan bakar minyak tanah memerlukan waktu lebih lama untuk
terjadinya pembakaran bahan bakar secara normal yaitu 07,18 menit.
b. Temperatur dari selubung api nyala kaleng/cawan yang terjadi untuk ketiga bahan bakar
rata-rata dari hasil pengukuran didapatkan 300 0C dengan waktu sentuh dengan nyala
api 1 menit .
c. Hasil emisi dari hasil pembakaran ketiga bahan bakar tersebut didapatkan CO2
tertinggi pada minyak tanah yaitu 1,06 .

SARAN.

a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk merekayasa kaleng/cawan yang dapat


menggunakan bahan bakar minyak tanah tetapi proses pembakaran secara normal
mendekati waktu yang diperlukan .

b. Dengan penelitian ini kami membutuhkan saran dan kritik dari siapa saja untuk kami
perbaiki dan kami tingkatkan lagi untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat
bagi masyarakat,
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac. id/14109/6/6.%20BAB%20I__2018608ADN.pdf
http://eprints.ums.ac.id/49205/3/BAB%20I.pdf
http://repository.unissula.ac.id/16050/4/bab%20I.pdf

ASTM, 2008, D 1319-08: Standard Test Method for Hydrocarbon Types in Liquid
Petroleum Products by Fluorescent Indicator Adsorption, West Conshohocken, USA,
ASTM.
ASTM, 2007, D 1840-07: Standard Test Method for Naphthalene Hydrocarbons in
Aviation Turbine Fuels by Ultraviolet Spectrophotometry, West Conshohocken, USA,
ASTM.
ASTM, 2004, D 3227-04a: Standard Test Method for (Thiol Mercaptan) Sulfur in
Gasoline, Kerosine, Aviation Turbine, and Distillate Fuels (Potentiometric Method),
West Conshohocken, USA, ASTM.

Darwin Sitompul,Kusnul Hadi, 1991,” Prinsip Prinsip Konversi Energi” ,Penerbit


Erlangga, Cetakan ketiga Jakarta.
Erwin Widhiarto, 2006 ”Studi Eksprimen Pengaruh Penambahan Biodiesel Jatropha
Curcas 35 %-65 % terhadap unjuk kerja Motor Diesel Putaran Konstan”, FTI-ITS,
Surabaya.
Hamri, 2006, ”Analisis Prestasi Mesin dengan Menggunakan bahan Bakar Minyak
Nabati”, Makassar.
Http//ec.bppt.go.id, ”Biodiesel”, Engineering
Center BPPT, Pebruari 2002

Anda mungkin juga menyukai