Anda di halaman 1dari 24

PERAKTEK TEKNIK PENGUKURAN

TENTANG PENGUKURAN JANGKASORONG

Disusun Oleh:

Nama : NASEN GINIKBAK

Nim : 2019061034031

PROGRAM STUDI STARA SATU (S1) TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah Swt, Tuhan Yang


Maha Esa. Karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah “Jangka Sorong” ini
dengan baik. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah teknik pengukuran dan instrumen
Makalah tentang Jangka Sorong ini telah dibuat dengan
semaksimal mungkin oleh penyusun dan pihak pihak yang telah
membantu. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.
Namun, terlepas dari semua itu, penyusun menyadari masih
terdapat kesalahan didalam pembuatan makalah ini. Untuk itu,
dengan sangat terbuka penyusun menerima kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya penyusun dapat membuat makalah
yang lebih baik.
Akhirnya penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan menginspirasi
pembaca.

                                                                        
                                                                       

 
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................
Daftar Isi.......................................................................
Bab I Pendahuluan......................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................
1.2 Tujuan Penulisan...................................................
1.3 Manfaat Penulisa....................................................
Bab II Teori Dasar ......................................................
2.1 Alat Ukur Jangka Sorong.........................................
2.2 piston.......................................................................
Bab III Hasil Pengukuran Dan Pembahasan............
3.1 Tabel Pengukuran..................................................
3.2 Perhitugan Alat Ukur..............................................
Bab IV Penutup...........................................................
4.1 Kesimpulan dan Saran...........................................
4.2 Daftar Pustaka.......................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengukur merupakan kegiatan membandingkan besaran dengan
besaran lain sebagai acuan. Dalam setiap pengukuran selalu
digunakan alat ukur. Alat ukur yang digunakan sesuai demgan
besaran yang akan diukur, misalnya panjang maka alat ukurnya
adalah mistar, meteran, mikrometer sekrup, jangka sorong dan
lain lain. Setiap alat ukur diatas memiliki fungsi utama yang
sama yaitu mengukur panjang. Namun ada keistimewaan
tersendiri pada setiap alat alat ukur tersebut baik dari segi fisik
maupun segi kegunaan. Contohnya pada jangka sorong, jangka
sorong memiliki bentuk fisik yang unik. Terdiri dari dua buah
rahang berbentuk seperti gigi runcing dan tiap rahang memiliki
skala. Pada satu rahang yang berada di depan skalanya disebut
skala utama sedangkan yang lainnya disebut skala nonius. Selain
itu, fungsi dari jangka sorong tidak hanya untuk mengukur
panjang suatu benda tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur
kedalaman sebuah benda, mengukur diameter dalam dan
diameter luar sebuah benda yang berbentuk lingkaran. Untuk
memahami jangka sorong secara lanjut dalam mata kuliah teknik
pengukuran & Instrumen, maka dibuatlah makalah ini yang
bertujuan untuk mendeskripsikan jangka sorong secara lebih rinci
dan mendukung persentasi penyusun.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk menetahui definisi pengukuran?
2. Untuk mengetahui struktur atau bagian jangka sorong?
3. Untuk mengetahui fungsi jangka sorong?
4. Untuk mengetahui cara mengukur menggunakan jangka
sorong?
5. Untuk mengetahui pemeliharan jangka sorong?
6. Untuk mengetahui ukuran pada benda kerja ?

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini
adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
alat ukur panjang jangka sorong, baik dari bentuk dan fungsi
bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip
kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan
hasil pengukurannya. Dan kita degan muddah dapat mengetahi
ukuran ,ketebalan,kedalaman,panjang,luasnya suatu benda kerja.
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Alat Ukur Jangka Sorong

Jangka Sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak,


kedalaman, maupun diameter dari suatu benda dengan batasan
ukuran mencapai 150 mm (15 cm) dalam suatu objek dengan
tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil
pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara
yang sama. Jangka sorong tidak hanya untuk mengukur dalam
satuan mm (mili meter) tapi juga untuk inchi. Alat ini dipakai
secara luas pada berbagai bidang industri engineering (mesin),
mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan,
hingga pengecekan akhir produk. Alat ini dipakai luas karena
memiliki tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah
digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan
perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih
disukai engineer dibandingkan alat ukur konvensional seperti
penggaris. Untuk merek jangka sorong yang paling baik didunia
saat ini adalah merek Mitutoyo, jangka sorong merek Mitutoyo
banyak dipakai di perusahaan besar manufaktur dibandingkan
merek lain, alasannya karena memang kualitasnya yang terbaik.
Jangka sorong merupakan salah satu alat yang juga harus
dikuasai oleh orang teknik, alat ukur lain yang juga harus
dikuasai yaitu micrometer.
Macam - Macam Jangka Sorong
Jangka sorong yang biasa digunakan oleh anak pemesinan yaitu:
1. Jangka Sorong Manual
Jangka Sorong Manual, merupakan jenis jangka sorong yang
pertama kali harus dikuasai sebelum ke jangka sorong jenis lain.
Jangka sorong jenis ini merupakan jangka sorong yang paling
banyak digunakan di bengkel bengkel sekolah pemesinan,
alasannya karena harganya lebih murah dibanding yang lain.
Jangka sorong manual terbagi menjadi 3 yaitu, jangka sorong
ketelitian 0.01 mm, jangka sorong ketelitian 0.02 mm, dan juga
0.05 mm.

  Untuk mengetahui ketelitian jenis apa pada jangka sorong,


selain dengan melihat langsung ke skala nonius kita dapat juga
menghitung sendiri tentang dari mana skala nonius itu berasal.
Rumusnya adalah    angka 1 adalah untuk 1 pergerakan full
dari skala nonius yang berjumlah 1 mm. Jadi kalau misalkan
jumlah garis 20 maka rumusnya 1/20 didapatlah 0.05 mm,
begitu juga 1/50 didapatlah 0.02mm, dan 1/100 didapatlah 0,01
mm.

2. Jangka Sorong Analog


Jangka Sorong Analog, merupakan jangka sorong dengan tingkat
ketelitian yaitu 0.01 mm. Jangka sorong ini sama saja dengan
jangka sorong manual, bedanya ada pada skala nonius. Kalau
jangka sorong manual skala noniusnya ada di bawah skala utama,
untuk jangka sorong analog skala nonius ada didalam analog
yang berbentuk jam, dimana 1 putaran jarum besar sama dengan
1 mm. Jangka sorong jenis ini lumayan jarang dipakai kalau
dibengkel sekolah penulis, bahkan tidak pernah penulis melihat
ada siswa yang memakai jangka jenis ini kecuali orang yang mau
diikutkan lomba dan kalau lomba selesai maka jangkanya
disimpan lagi. Untuk harga jangka sorong analog harganya lebih
mahal dibandingkan jangka sorong manual.

3. Jangka Sorong Digital


Jangka Sorong Digital adalah jangka nya para bengkel yang
sultan, harganya yang mahal sebanding dengan keteliian yang
sangat teliti. Bahkan jangka sorong digital bisa untuk menghitung
sampai 3 belakang koma, contohnya 10.417 mm.

Fungsi Jangka Sorong


Fungsi utama dari Jangka Sorong (Vernier Caliper) yaitu:

1. Untuk mengukur diameter/ panjang/ tebal sisi luar dari


sebuah benda (menggunakan rahang bawah).
2. Untuk mengukur diameter/ lebar sisi dalam dari sebuah
benda, misalnya diameter dalam dari sebuah cincin
(menggunakan rahang atas).
3. Untuk mengukur kedalaman/ ketinggian dari sebuah benda
(menggunakan tangkai ukur).

Prinsip Cara Kerja Jangka Sorong


1. Jangka Sorong ketelitian 0.01 mm
Prinsip dari jangka sorong ketelitian 0.01 mm yaitu setiap satu
garis bernilai 0.01 mm, jumlah garis pada skala nonius jangka
sorong ketelitian 0.01 mm berjumlah 100 garis. 

2. Jangka Sorong ketelitian 0.02 mm


Prinsip dari jangka sorong ketelitian 0.02 mm yaitu setiap satu
garis bernilai 0.02 mm sehingga untuk jangka ini angka
dibelakang koma tidak akan bernilai bilangan ganjil. Jumlah
garis pada skala nonius jangka sorong ketelitian 0.02 mm
berjumlah 50 garis. 

3. Jangka Sorong ketelitian 0.05 mm


Prinsip dari jangka sorong ketelitian 0.05 mm yaitu setiap satu
garis bernilai 0.05 mm artinya setiap garisnya kelipatan dari 5,
sehingga untuk jangka ini angka dibelakang koma tidak akan
bernilai bilangan ganjil. Jumlah garis pada skala nonius jangka
sorong ketelitian 0.02 mm berjumlah 20 garis. 

4. Jangka Sorong Analog


Untuk Jangka Sorong analog ketelitian 0.01 mm, prinsipnya
sama saja dengan jangka sorong manual ketelitian 0.01 mm yaitu
setiap satu garis bernilai 0.01 dengan jumlah garis didalam
analog 100 garis. Setiap satu putaran full jarum pada analog akan
bernilai 1 mm.
5. Jangka Sorong Digital
Prinsip kerja dari jangka sorong digital yaitu menggerakkan
rahang dengan alat bantu geser, kemudian menekan tombol zero
set, lalu lakukan proses pengukuran. Dan untuk hasil akan
ditampilkan di layar digital.

Kelebihan dan Kekurangan Dari Jangka Sorong


Adapun kelebihan dari jangka sorong diantaranya:

 Memliki kecermatan pembacaan yang bagus dengan


kecermatan pembacaannya berkisar 0.05-0.01 mm.
 Dapat mengukur diameter sisi luar dengan cara dijapit.
 Dapat mengukur diameter sisi dalam dengan cara di ulur.
 Dapat mengukur kedalaman.

Adapun kekurangan dari jangka sorong diantaranya:


 Tidak bisa mengukur benda yang besar.
 Bisa terjadi pemuaian pada alat yang dapat menyebabkan
pergeseran titik 0.
 Karena jangka sorong berkontak langsung dengan benda
kerja, memungkinkannya untuk terjadi goresan disalah satu
rahang (tetap/ geser) sehingga dapat membuat ketidakakuran
pada kedua rahang tersebut.

Bagian - Bagian Jangka Sorong


Jangka sorong terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Keterangan:
Rahang bawah: berfungsi untuk mengukur diameter/ panjang/
tebal sisi luar dari sebuah benda, misalnya untuk mengukur
diameter spidol.
Rahang atas: berfungsi untuk mengukur diameter/ lebar sisi
dalam dari sebuah benda, misalnya untuk mengukur diameter
dalam spidol.
Tangkai ukur: berfungsi untuk mengukur kedalaman atau
ketinggian dari sebuah benda, misalnya untuk mengukur
kedalaman spidol.
Pengunci: berfungsi untuk mengunci rahang geser pada jangka
sorong, hal ini biasanya dilakukan ketika jangka sorong dikirim
dari tempat yang jauh.
Alat bantu geser: berfungsi untuk memudahkan kita dalam
menggerakkan rahang geser pada jangka sorong.
Skala utama inch: berfungsi untuk memberikan nilai
pengukuran utama  dalam bentuk inchi.
Skala utama mm: berfungsi untuk memberikan nilai
pengukuran utama dalam bentuk mm.
Skala nonius inch: berfungsi untuk memberikan nilai
pengukuran fraksi dalam bentuk inchi.
Skala nonius mm: berfungsi untuk memberikan nilai keterangan
angka koma setelah skala uta

Perawatan Jangka Sorong


1. Simpan jangka sorong pada suhu yang stabil seperti suhu pada
kamar biasa (memungkinkan jangka sorong untuk tidak memuai
atau menyusut).
2. Letakkan jangka sorong pada tempatnya ketika selesai
digunakan (memungkinkan jangka sorong untuk tidak terbentur
atau tergores ).

3. Beri pelumas ketika selesai digunakan lalu lap dengan majun


yang bersih dan kering.

4. Saat membaca jangka untuk diameter dalam ataupun luar


usahakan baca di tempat jadi tidak usah dikunci dengan
pengunci, tujuannya adalah jika kita mengunci benda yang kita
ukur lalu kita tarik jangka sorong keluar dari benda kerja maka
dapat terjadi pergeseran ukuran ataupun lecet terhadap kedua
rahang.

Langkah - Langkah Menggunakan Jangka Sorong


1. Jangka Sorong Manual.
Langkah menggunakan Jangka sorong manual yaitu proses
pengkalibrasian baru kemudian membuka rahang geser dan
menjepit benda kerja, kemudian menjumlahkan hasil pengukuran
dengan membaca skala utama terlebih dahulu baru skala nonius.

2. Jangka Sorong Analog.


Langkah menggunakan Jangka Sorong analog yaitu
pengkalibrasian dengan cara menggeser rahang geser kekiri
sampai ke titik 0, baru kemudian mengendurkan skrup yang ada
pada analog, setelah dikendurkan putar analog sampai jarum
menunjuk tepat kearah 0. Setelah itu gunakan jangka sorong
seperti biasa.

3. Jangka Sorong Digital.


Hidupkan jangka dengan menekan tombol on lalu tekan mm/inch
sampai dilayar menunjukkan angka mm. Kemudian geser rahang
ke kiri sampai ke titik 0, setelah sampai tekan zero. Dan
kemudian lakukan pengukuran seperti biasa.

Cara Menggunakan Jangka Sorong


a. Cara menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter
luar suatu benda:
1. Jika jangka sorong dikunci maka putar pengunci dengan
berlawanan arah jarum jam untuk membuka pengunci.
2. Geser rahang geser sampai kira kira melebihi sedikit dari
ukuran benda yang akan diukur.
3. Ambil benda yang akan diukur lalu letakkan benda yang
akan diukur diantara kedua rahang, tapi jika benda yang diukur
tidak bisa berpindah tempat maka jangka sorong yang mendekati
benda kerja.
4. Geser rahang geser ke kiri sampai menjepit benda kerja
dengan kedua rahang sejajar/ tidak miring (usahakan untuk tidak
dikunci)
5. Baca ditempat hasil pengukuran dan catat bila perlu.

b. Cara menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter


dalam suatu benda:

1. Jika jangka sorong dikunci maka putar pengunci dengan


berlawanan arah jarum jam untuk membuka pengunci.
2. Geser rahang geser sedikit saja.
3. Ambil benda yang akan diukur, misalnya cincin, lalu
masukkan rahang atas kedalam cincin kemudian geser rahang ke
kanan sampai kedua sensor rahang atas menyentuh sisi cincin
dengan rata/ tidak miring.
4. Baca ditempat hasil pengukuran dan catat bila perlu.

c. Cara menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur kedalaman


suatu benda.

1. Jika jangka sorong dikunci maka putar pengunci dengan


berlawanan arah jarum jam untuk membuka pengunci.
2. Letakkan benda yang akan diukur di meja perata/ di meja
biasa.
3. Putar jangka ke posisi tegak, lalu tarik kebawah rahang
geser seperlunya menggunakan alat bantu geser.
4. Tahan benda yang diukur menggunakan tangan kiri, dan
jari jempol kanan menurunkan rahang geser bawah sampai ujung
tangkai sejajar dengan dasar benda yang diukur (kalau mau
dikunci skrupnya boleh).
5. Baca dan catat hasil pengukuran.

Cara Membaca Jangka Sorong

1. Jangka Sorong 0.01 mm


Mula-mula perhatikan dimana letak titik 0 pada skala nonius, lalu
lihat pada skala utama diangka berapa titik 0 nonius berada.
Misalkan titik 0 nonius berada diangka 10, maka skala utamanya
adalah 10 mm. Lalu perhatikan lagi skala nonius, garis ke berapa
yang paling sejajar dengan skala utama, misalkan garis yang
paling sejajar adalah 5 garis setelah angka 1, maka  15, maka
sobat tinggal menyimpan angka 1 menjadi 0.1 dan untuk garis ke
5, karena ketelitian yang dipakai adalah 0.01 kalikan saja dengan
urutan keberapa garis itu sejajar, jadi 5 * 0,01 adalah 0.05. Maka
skala nonisunya adalah 0.10 + 0.05 = 0.15 mm. Lalu untuk hasil
jumlahkan skala utama + skala nonius untuk contoh yang penulis
berikan didapatlah jumlah pengukuran yaitu 10.15 mm.
2. Jangka Sorong 0.02 mm
Mula-mula perhatikan dimana letak titik 0 pada skala nonius, lalu
lihat pada skala utama diangka berapa titik 0 nonius berada.
Misalkan titik 0 nonius berada diangka 40, maka skala utamanya
adalah 40 mm. Lalu perhatikan skala nonius, garis mana yang
paling sejajar dengan skala utama, misalkan garis yang paling
sejajar adalah 3 garis setelah angka 6, maka sobat tinggal
menyimpan angka 6 menjadi 0.60 dan untuk garis 3, karena
ketelitian yang dipakai adalah 0.02 kalikan saja dengan urutan
keberapa garis itu sejajar, jadi 3 * 0,02 adalah 0.06. Maka skala
nonisunya adalah 0.60 + 0.06 = 0.66 mm. Lalu untuk hasil
jumlahkan skala utama + skala nonius untuk contoh yang penulis
berikan didapatlah jumlah pengukuran yaitu 40.66 mm.

3. Jangka Sorong 0.05 mm


Mula-mula perhatikan dimana letak titik 0 pada skala nonius, lalu
lihat pada skala utama diangka berapa titik 0 nonius berada.
Misalkan titik 0 nonius berada 1 garis setelah angka 10 maka
skala utamanya adalah 101 mm. Lalu perhatikan skala nonius,
garis mana yang paling sejajar dengan skala utama, misalkan
garis yang paling sejajar adalah 1 garis setelah angka 1, maka
sobat tinggal menyimpan angka 1 menjadi 0.10 dan untuk garis
1, karena ketelitian yang dipakai adalah 0.05 kalikan saja dengan
urutan keberapa garis itu sejajar, jadi 1 * 0,05 adalah 0.05. Maka
skala nonisunya adalah 0.10 + 0.05 = 0.15 mm. Lalu untuk hasil
jumlahkan skala utama + skala nonius untuk contoh yang penulis
berikan didapatlah jumlah pengukuran yaitu 101.15 mm.

 Saat melakukan pengukuran lihat dulu dimana kira-kira letak


angka 0 nonius, jadi misalkan letaknya dibawah 50 persen atau
tidak sampai pada tengah tengah dari salah satu garis skala
utama maka sobat tidak perlu untuk melihat skala nonius 50-100
cukup lihat saja 0-50. Begitu juga sebaliknya, jika titik 0 berada
diatas 50 persen atau melebihi tengah tengah dari suatu garis di
skala utama, maka kita cukup melihat diskala nonius pada angka
50-100 saja.

4. Jangka Sorong Analog


Mula-mula perhatikan angka berapa yang berhimpit atau yang
terlihat dibagian paling ujung wadah analog, misalkan angka
yang kelihatan adalah 52 maka skala utamanya adalah 52 mm.
Dan untuk skala nonius lihat pada jarum menunjukkan angka
berapa misalkan 98, maka skala noniusnya adalah 0.98 mm, lalu
jumlahkan maka didapatlah 52.98 mm.

2.2 Torak atau piston

Torak atau piston adalah bagian terpenting pada sistem motor bakar
kendaraan. Komponen ini bergerak secara bolak balik naik-turun
untuk bisa mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dan
menggerakkan kendaraan.

Piston berperan dalam menahan ekspansi gas hasil pembakaran dan


mengirimkan kekuatan ledakan ke poros engkol dalam bentuk
gerakan putar. Piston juga dilengkapi dengan cincin segel di antara
piston dan dinding silinder untuk fungsi tertentu. Dari sudut
pandang desain, torak sebetulnya lumayan kompleks untuk
dijelaskan.

Memahami apa itu piston, fungsi serta cara kerjanya akan membuat
kalian semakin paham bagaimana performa kendaraan itu
dipengaruhi oleh komponen ini. Tidak bisa dipungkiri kalau piston
memiliki peranan penting yang tanpa nya mustahil mesin bakar bisa
merubah bensin jadi sumber tenaga kendaraan. Inilah mengapa
kemampuan kendaraan bersumber dari kinerja piston itu sendiri.

Apa Itu Piston?


Berikut pengertian piston atau torak berdasarkan beberapa sumber:

1. Ajeet Singh. Piston adalah suatu silinder geser berongga


yang tertutup di satu sisi dan berlubang melintang di bagian
tengahnya sebagai tempat untuk pin, serta memiliki lekukan
di bagian sisi atasnya sebagai tempat cincin piston yang
berfungsi mencegah kebocoran gas dari area antara piston
dan silinder.
2. Paul Breeze. Piston adalah suatu disk berbentuk silinder
yang didesain khusus agar cocok dimasukkan dalam
silinder untuk menutup bukaan ujungnya, selain itu
komponen ini juga didesain untuk bergerak ke depan dan
ke belakang dalam sebuah silinder.
3. US Department of Army. Piston merupakan komponen
silindrikal dalam mesin yang bergerak ke atas dan ke
bawah dalam suatu silinder.
4. Satishkumar. Pengertian piston engine ialah suatu bagian
dari mesin yang mengubah panas dan tekanan yang
dilepaskan dari pembakaran bahan bakar menjadi suatu
kerja mekanik.
5. MAHLE GmbH. Piston artinya suatu elemen dari proses
transmisi daya dalam silinder sebuah mesin, di mana
energi dari bahan bakar diubah menjadi panas dan tekanan.
Berdasarkan pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa piston
adalah suatu elemen dalam silinder mesin yang juga berbentuk
silinder berongga dengan suatu lubang untuk tempat pin dan
berfungsi mengubah panas dan tekanan hasil pembakaran energi
menjadi suatu kerja mekanis yang memutar poros engkol (crank
shaft).

Apa Fungsi Piston?


Beberapa fungsi piston pada mesin pembakaran dalam
kendaraan:

1. Elemen Pengubah Bentuk Energi


Fungsi torak untuk mengubah
ledakan jadi putaran dan mencegah kebocoran

Pada ruang pembakaran, busi menghasilkan percikan listrik


bertegangan tinggi pada campuran fluida (udara – bahan bakar)
sehingga terjadi ledakan. Dari proses ledakan ini, energi pada
campuran tersebut dikonversikan menjadi panas dan tekanan yang
mendorong torak bergerak ke bawah dan memutar poros engkol
melalui perantara batang seher (connecting rod).

Selain fungsi piston yang mengubah panas dan tekanan hasil


pembakaran menjadi energi mekanik, piston juga berfungsi dalam
menerima gaya dorong dari ledakan pada ruang silinder. Piston
harus terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menahan tekanan
dan panas hingga 2000 derajat Celcius.

Bagaimana Cara Kerja Piston?

Cara kerja naik turun piston – motor bakar 4 tak


Piston bekerja dengan cara mengatur volume silinder. Ketika piston
berada pada posisi turun maka volume silinder menjadi besar. Pada
posisi seperti ini udara dihisap ke dalam ruang bakar untuk
kemudian dicampur dengan minyak bakar. Ketika piston berada
pada posisi naik maka volume udara di dalamnya akan mengecil.
Dengan posisi yang seperti ini maka akan dimanfaatkan untuk
meningkatkan tekanan dan temperatur campuran fluida.

Mesin kendaraan dapat menghasilkan tenaga yang dibutuhkan


kendaraan untuk bergerak. Tenaga ini dihasilkan dari adanya proses
pembakaran. Proses ini memerlukan tahapan-tahapan yang saling
berhubungan, yaitu memasukkan bahan pembakaran, tahap
kompresi, tahap pembakaran dan tahap pembuangan gas sisa
pembakaran.

Keempat tahapan kerja ini dapat dilakukan hanya oleh sebuah


piston. Berikut prinsip kerja piston:

1. Menghisap Udara Ke Dalam Silinder

Seperti pada gambar “ISAP” di atas, ketika piston bergerak dari


TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah) maka secara
otomatis volume udara dalam ruang p embakaran akan
membesar. Proses penambahan udara ini sama dengan
menghisap udara. Penghisapan udara ini akan menyedot bahan
bakar dan udara ke dalam ruang pembakaran.

2. Mengkompresi Material Pembakaran

Seperti pada gambar “KOMPRESI” di atas, ketika piston


bergerak dari TMB (Titik Mati Atas) ke TMA (Titik Mati
Bawah) yang di dalamnya ada bahan bakar dan udara maka
bahan bakar dan udara tersebut akan terkompresi atau mengalami
tekanan. Hal ini disebabkan karena katup di bagian atas juga
tertutup. Ketika bahan bakar dan udara mengalami kompresi
maka akan memudahkan proses pembakaran.

3. Mengkonversi Hasil Pembakaran Menjadi Gerakan Mekanis

Seperti pada gambar “TENAGA” di atas, ketika dalam proses


pembakaran berjalan, akan terjadi ledakan-ledakan di dalam
silinder. Hasil ledakan itu berupa energi, panas dan gas sisa
pembakaran. Energi (ekspansi) ini lah yang dirubah oleh piston
menjadi energi mekanik. Karena energi ekspansi ini juga lah
yang mengakibatkan posisi piston berubah drastis, dari TMB
menuju TMA secara cepat atau terhempas ke bawah.

4. Mendorong Sisa Gas Pembakaran Keluar

Seperti pada gambar “BUANG” di atas, ketika piston berbalik


arah dari TMB menuju TMA maka dengan sendirinya piston
akan mendorong udara ke atas. Pada proses ini udara atau sisa
gas hasil pembakaran akan didorong keluar menuju katup yang
ada.

Jenis - jenis Piston

Salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan torak terhadap


beban dan panas adalah dengan menambah berat piston itu sendiri.
Sayangnya, cara ini tidak lah direkomendasikan karena
penambahan berat pada piston dapat meningkatkan momen inersi.
Karena itu, cara yang sering dilakukan adalah dengan
memaksimalkan desain piston. Berikut sekilas desain dari pison
mesin petrol dan diesel:

1. Piston Mesin Petrol/Bensin


 Piston mesin bakar berbahan bakar bensin

Piston mesin bakar bensin dari aluminum

2. Piston Motor Bakar Diesel

Piston mesin berbahan bakar diesel


piston mesin diesel dari besi

BAB III
HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN

3.1 tabel Data Pengukuran

no Nama gambar Jenis Jumlah Hasil Rata-rata


bahan pengukura ∑Xi penggukura
kerja n n
1 x 1+ x 2+ x 3
x=
Piston X1 =1 5,26 mm 3
/torak diameter X2 =2 4,75 mm
Luar X3=3 4,27 mm 5,26 mm+4,75 mm+ 4,27 mm
¿
3
14,28
¿
3

×= 4,76 mm

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai jangka sorong didapatkan kesimpulan berikut
ini :
1.      Jangka sorong adalah alat ukur panjang
2.      Jangka sorong memiliki dua buah rahang yaitu rahang tetap dan rahang
geser
3.      Skala pada rahang tetap disebut skala utama sedangkan pada rahang geser
disebut skala nonius
4.      Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam,
diameter luar dan kedalaman suatu benda
Membaca hasil pengukuran jangka sorong adalah dengan cara Hasil = skala
utama + (skala nonius yg berhimpit x skala terkecil jangka sorong)
5.      Penulisan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ditulis dengan cara
L = xo ± ∆x dengan xo adalah hasil pembacaan pada skala dan ∆x adalah
ketelitian alat
6.      Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga
menyentuh rahang tetap.

Saran

Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan


jangka sorong dan spesifikasi jangka sorong itu sendiri. Mengingat bahwa
pembelajaran yang tidak terlepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu
pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka
sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.

Penulis berharap agar mahasiswa di segala tingkatan tidak asing lagi


dengan alat ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka
sorong untuk berbagai keperluan pengukuran panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. KALIBRASI ALAT UKUR


(http://dhianmilanisty.blogspot.com). Diunduh pada kamis 5 maret 2015
pada pukul 15.03 WIB
Anonim.2015. Jangka sorong (http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong).
Diunduh pada kamis 5 Maret 2015 pada pukul 15.00 WIB
Anonim.2015. http://komponenelektronika.biz/fungsi-jangka-sorong.html.

Anda mungkin juga menyukai