KIMIA DASAR
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
PROGAM STUDI BIOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
ACARA II & III
PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
I. TUJUAN
1.1 Mampu membuat dan mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
1.2 Mampu mengukur konsentrasi larutan melaui proses titrasi
g
m=
Mr
P
1000
g 1000
m= ×
Mr P
Dengan Mr adalah massa molar dan P adalah berat pelarut (gram) (Wulandari
dan Yulkifli, 2018).
2.1.3 Normalitas
Normalitas yaitu ukuran yang menunjukkan konsentrasi dengan berat setara
dalam gram per liter larutan. Berat setara itu sendiri adalah ukuran kapasitas
reaktif dari suatu molekul yang terlarut dalam larutan. Dalam reaksi, peran zat
terlarut tersebut adalah akan menentukan normalitas suatu larutan. Normalitas
juga dikenal dengan sebagai satuan konsentrasi larutan yang setara.
Normalitas dapat disingkat dengan huruf “N” yang merupakan salah satu cara
efektif dan berguna dalam proses laboratorium. Secara umum, normalitas
hamper sama dengan molaritas atau M. Jika molaritas merupakan satuan
konsentrasi yang mewakili konsentrasi ion terlarut ataupun senyawa terlarut
dalam suatu larutan, normalitas memiliki fungsi yang lebih lengkap dimana
normalitas mewakili konsentrasi molar hanya dari komponen asam atau
komponen basa saja.
Komponen asam pada umumnya merupakan jumlah ion H+ yang berada dalam
larutan asam, sedangkan komponen basa adalah ion terlarut OH– dalam larutan
basa (Pangestu,2019).
jumlah mol ekivalen zat terlarut
Normalitas ( N )=
volume larutan
massa zat × e
Normalitas ( N )=
Mr × Volume
Normalitas ( N )=M × e
Dimana M adalah molaritas dari larutan dan e adalah ekivalen dari larutan
(Pangestu,2019).
2.3 Titrasi
Titrasi merupakan metode analisis kuantitatif untuk menentukan
konsentrasi/kadar suatu analit (senyawa yang dianalisis) dalam sampel. Reagen yang
digunakan untuk menitrasi disebut titran.
Sedangkan larutan yang dititrasi disebut titrat. Titrat pada volume tertentu
direaksikan dengan titran yang telah diketahui konsentrasinya tetes demi tetes hingga
terjadi perubahan yang menandakan titik ekuivalen.
Titrasi asam basa dapat diartikan sebagai penentuan konsentrasi asam dalam
larutan dengan cara menitrasinya dengan larutan basa yang telah diketahui
konsentrasinya, atau sebaliknya.
Pada titrasi terjadi perubahan pH, misalkan pada titrasi asam kuat oleh basa kuat,
maka pH akan meningkat sedikit demi sedikit hingga mendekati titik ekuivalen,
kemudian meningkat secara signifikan dan kembali meningkat secara perlahan
setelah melewati titik ekuivalen (Yuliantito,2020)
2.4 Indikator asam-basa
Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam
maupun basa dengan adanya perubahan warna sesuai dengan konsentrasi ion
hidrogen melalui proses titrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi basa kuat-asam
kuat biasanya berupa indikator sintetis, misalnya indikator fenolftalein (pp).
Indikator ini merupakan indikator sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang
relatif mahal, dapat menyebabkan polusi kimia, ketersediaan yang terbatas dan biaya
produksi yang tinggi (Nuryanti et al., 2010).
2.5 HCL
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa
asam. Garam (NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektro kimia, oleh karena itu
untuk membuat konsentrasi elektrolit konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal
ini adalah H2O atau aquades. Konsentrasi yang semakin tinggi yaitu gabungan antara
NaCl dan H2O akan menyebabkan kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin
tinggi (Budiman, A. 2012).
2.6 NaOH
Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida yang dilarutkan
dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
dalam air. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida
dari udara bebas. NaOH digunakan untuk menggantikan kapur dan natrium karbonat
dalam pembuatan telur pidan dalam industri yang lebih modern (Prasetya, 2012).
III.METODE
3.1 Alat
3.1.1. Gelas piala
3.1.2. Gelas ukur
3.1.3. Pipet tetes
3.1.4. Pipet ukur
3.1.5. Pipet gondok
3.1.6. Labu takar
3.1.7. Buret
3.2 Bahan
3.2.1. Etanol 70%
3.2.2. Natrium hidroksida (99%, Merck)
3.2.3. Asam klorida (36%, Merck)
3.2.4. Asam oksalat dihidrat (99,5%, Merck)
3.2.5. Akuades komersial
3.2.6. Indikator fenolftalein (Merck)
3.2.7. Indikator metil jingga (Merck)
3.3 Cara Kerja
3.3.1. Membuat Larutan HCl 0,1 M sebanyak 250 ml
Basis = 1000 ml
Kadar HCl = 37%
Ρ HCl = 119 gr/ml
Berat HCl = 1000 m x 1,19 gr/ml = 1190 gr
Beat HCl murni = 37% x 1190 gr = 440,3 gr
440,3 gram
M HCl Pekat = gr
36,5 .1 liter
mol
= 12,063 M
V1.N1 = V2.N2
V1. 12,063 = 250. 0,1
V1 = 2,07 ml
Prosedur :
1. Disiapkan pipet ukur dan Labu takar 250 ml
2. Larutan asam klorida pekat diambil sebanyak 2,07 mL dengan menggunakan
pipet ukur dan masukkan dalam labu takar 250 ml, lakukan dalam lemari
asam.
3. Setelah dimasukkan dalam labu akar 250 mL Labu takar tersebut diisi
dengan sekitar 20-25 mL akuades.
4. Tambahkan akuades ke dalam labu takar hingga tanda batas. Labu takar
ditutup dan dilakukan pengocokan hingga larutan homogen. Labu takar yang
telah berisi larutan disebut Larutan A (Larutan HCl).
3.3.2. Membuat Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 500 ml
500
. 0,1. 40=2 gram
1000
1. NaOH sebanyak 2 gram dan masukkan dalam beaker glass 500 ml
2. Tambahkan aquadest sampai 500 ml
IV.HASIL PENGAMATAN
Basis = 1000 ml
Kadar HCl = 37%
Ρ HCl = 119 gr/ml
Berat HCl = 1000 m x 1,19 gr/ml = 1190 gr
Beat HCl murni = 37% x 1190 gr = 440,3 gr
440,3 gram
M HCl Pekat = gr
36,5 .1 liter
mol
= 12,063 M
V1.N1 = V2.N2
V1. 12,063 = 250. 0,1
V1 = 2,07 ml
Prosedur :
1. Disiapkan pipet ukur dan Labu takar 250 ml
2. Larutan asam klorida pekat diambil sebanyak 2,07 mL dengan
menggunakan pipet ukur dan masukkan dalam labu takar 250 ml, lakukan
dalam lemari asam.
3. Setelah dimasukkan dalam labu akar 250 mL Labu takar tersebut diisi
dengan sekitar 20-25 mL akuades.
4. Tambahkan akuades ke dalam labu takar hingga tanda batas. Labu takar
ditutup dan dilakukan pengocokan hingga larutan homogen. Labu takar
yang telah berisi larutan disebut Larutan A (Larutan HCl).
Membuat Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 500 ml
500
. 0,1. 40=2 gram
1000
1. NaOH sebanyak 2 gram dan masukkan dalam beaker glass 500 ml
2. Tambahkan aquadest sampai 500 ml
Sesuai dengan pendapat Yuliantito(2020) bahwa penentuan kadar suatu asam dan
basa menggunakan rumus
Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak Terhadap Desorpsi
Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla Micropylla-Sitrat. Kimia Student Journal.
Vol.1 (1) : 636-642.
Apriani, Ftri et.al. 2016. Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia trifolia (L.) Domin) Sebagai
Indikator Alami Pada Titrasi Basa Kuat dan Asam Kuat. JKK. 5(4) : 74-78.
Budiman , A. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju
Pelepasan Material Pada Proses Electrochemical Mechining. Jurnal Teknik Pomits. 1 (1) : 1-5.
Chemslaboratory. (2015). Alat-alat Dalam Titrasi. Chemistry Laboratory. Diakses dari :
https://chemslaboratory.wordpress.com/2015/04/18/alat-alat-dalam-titrasi/. [diakses 6 Oktober
2020, 5.36].
Prasetya, A., Widhiyanuraiyawan, D. & Sugiarto. (2012). Pengaruh konsentrasi naoh terhadap
kandungan gas CO2 dalam proses purifikasi biogas sistem continue. repository. Fakultas
Teknik. Universitas Brawijaya. Malang.
Putri, Triani, Dewita. (2016). Titrasi Asam Basa. Google Site. Diakses dari :
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xi/bab-14-konsep-
asam-basa/d-titrasi-asam-basa [diakses 6 Oktober 2020, 7.05]
Pratiwi. (2013). Meniskus Zat Cair, Penimbangan Selisih , Pembacaan Skala Pada Alat Gelas.
Diakses dari : http://allthehiddenknowledgepratiwi.blogspot.com/2013/07/meniskus-zat-cair-
penimbangan-selisih.html [diakses 6 Oktober 2020, 7.49].
Pangestu, Aji. (2019). Pengertian Normalitas, Rumus, Contoh Soal, dan Jawabannya. Pakar
Kimia. Diakses dari : https://www.pakarkimia.com/normalitas/ [diakses 5 Oktober 2020, 11.23]
Ratnasari, S., Suhendar, D., Amalia. Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor)
Sebagai Indikator Titrasi Asam- Basa. , Jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Safrizal, Rino. (2017). Indikator Asam Basa. Rino Safrizal. Diakses dari :
https://rinosafrizal.com/indikator-asam-basa/ [diakses 6 Oktober 2020, 8.10].
Utami, Lisa dan Mainur Hikmayanti. 2019. Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa
Kelas XI MAN 1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. 9
(1).
Ulty. (2020). Prinsip Pengenceran Larutan. Lancang Kuning. Diakses dari :
https://lancangkuning.com/post/17045/prinsip-pengenceran-larutan.html#:~:text=Teknik
%20Pengenceran,ke%20stok%20yang%20di%20berikan. [diakses 6 Oktober 2020, 5.07].
Wulandari, Ayu, Delvi dan Yulkifli. 2018. Studi Awal Rancang Bangun Colorimeter Sebagai
Pendeteksi Pada Pewarna Makanan Menggunakan Sensor Photodioda. Pillar of Physics. 11 (2) :
81 – 87.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. dan Raharjo, T.J., 2010, Indikator Titrasi Asam-Basa dari
Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L). Agritech. 30 (3): 178-183.
Yuliantito. (2020). Titrasi Asam Basa: Pengertian, Rumus, Contoh Soal. Rumus Pintar. Diakses
dari : https://rumuspintar.com/titrasi-asam-basa/ [diakses 5 Oktober 2020, 16.05]
LEMBAR PENGESAHAN