ANALISA KONSENTRASI
Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Kimia Analisa
Disusun Oleh :
Kelompok II (A1)
Percobaan berjudul analisa konsentrasi kadar NaCl dan % HCl dalam air keran
bertujuan untuk menghitung kadar NaCl dalam air laut dan menghitung % HCl
dalam air keran. Percobaan analisa konsentrasi NaCl dalam air laut menggunakan
jenis titrasi argentometri yang menghasilkan endapan yang menandai bahwa titrasi
telah berakhir.Prosedur kerja yang dilakukan adalah 50 ml air laut dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditetesi indikator K2CrO4 terjadi perubahan warna pada air
laut menjadi berwarna kuning yang disebabkan adanya kandungan kalium pada
larutan tersebut. Lalu dilakukan titrasi dengan AgNO3 dan menghabiskan volume
titrasi sebanyak 1,9 ml dan terdapat endapan putih pada larutan. Kadar NaCl
berturut-turut sebesar 2,22 Mg/L. Pada percobaan analisa % HCl ini dilakukan
dengan metode titrasi alkalimetri dimana untuk menentukan kadar asam dari suatu
larutan menggunakan penitran suatu basa dalam hal ini penitrannya NaOH.
Prosedur kerja yang dilakukan adalah 5 ml air keran dimasukkan dalam
erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml aquades yang berfungsi sebagai penjelas
warna yang menunjukkan tercapainya titik akhir titrasi. Larutan ditetesi indikator
PP dan dititrasi dengan NaOH sebagai titran dan menghabiskan volume titrasi
sebanyak 0,7 ml dan 0,5 ml, terjadi perubahan warna. %HCl yang didapat pada
kedua sampel adalah 0,504 %, 0,36 % dan 0,72%.
2.4 Titrasi
Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi juga dikenal
sebagai analisis volumetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi
dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam
bentuk larutan. Jenis-jenis titrasi dibedakan menjadi 4 yaitu:
2.4.1 Titrasi Redoks
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor
atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi antara analit dengan
titran, dimana reduktor akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi. Analit yang
mengandung reduktor dititrasi dengan titran yang berupa larutan standar
dari oksidator atau sebaliknya. Secara umum terdapat tiga macam reaksi redoks :
1. Titrasi Iodin (Iodometri dan iodimetri)
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tak langsung (iodomotri).
a. Titrasi langsung (iodimetri)
Iodimetri merupakan Metode Titrasi redoks yang melibatkan iodin yang
bereaksi secara langsung. Iodium merupakan oksidator yang relative kuat
dengan nilai potensial reaksi sebesar +0,535 V. Iodium akan mereduksi
senyawa–senyawa yang memiliki potensial reduksi lebih kecil
dibandingkan dengan iodium.
b. Titrasi tak langsung (iodometri)
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar daripada
sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator
seperti CuSO4.5H2O. Iodometri terjadi pada zat yang bersifat oksidator
seperti besi (III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida
yang ditambahkan membentuk iodin. Metode titrasi iodometri (tak
langsung) menggunakan larutan Na2S2O3 sebagai titran untuk menentukan
kadar iodium yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks.
2. Titrasi permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam analisa konsentrasi CO2 ditunjukkan
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Analisa konsentrasi CO2 pada air sungai.
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Kadar CO2
-kadar % HCl II
=0,36 %
-kadar % HCl III
= 0,72 %
(Sumber : Praktikum Analisa Konsentrasi, 2022 )
4.2 Pembahasan
Pada percobaan analisa konsentrasi CO2 pada air sungai dibutuhkan air
sampel 5 ml lalu ditetesi dengan Indikator PP larutan air sungai yang berwarna
kecoklatan dan keruh menjadi bening, disebabkan oleh pengaruhnya tetesan dari
Indikator PP yang memiliki nilai Ph nya delapan, saat akan dititrasinya dengan
menggunakan reagen NaOH 0,1 N mampu mengubah dari warna larutan yang
bening menjadi ungu disebabkan reagen yang digunakan adalah basa kuat yang
nilai PH nya 12-14. Kadar CO2 dari sungai Krueng Geukuh dapat kita katakan
dalam keadaan baik untuk ekosistem air, karena kadar CO 2 yang dimiliki oleh
sungai Krueng Geukuh yaitu 7,92 Mg/l, serta kadar CO 2 pada sungai ini pun
sangat sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan oleh pihak pemerintah yaitu 15
Mg/l. Tujuan dari penentuan kadar ini oleh pemerintah yaitu untuk
keberlangsungan organisme yang ada disungai dan jauh dari kata pencemaran air
(Agoes Soegianto, 2018).
Pada analisa konsentrasi NaOH menggunakan sampel dari air untuk
pembersih toilet dibutuhkan 5 ml air yang sudah tercampur dengan pembersih
toilet dan ditambahkan thio 1 ml serta 3 tetes Indikator PP sehingga akan
membuat warna larutan berubah dari warna larutan sampel yang biru pekat
menjadi biru muda jernih yang dipengaruhi oleh Indikator PP dan thio, karena
fungsi dari thio adalah untuk katalisator. Larutan pun dititrasi dengan HCl
menghasilkan larutan keruh, karena reagen yang yang digunakan reagen bersifat
asam. Larutan yang keruh diteteskan dengan Indikator Metyl Orange dan larutan
berubah menjadi orange dan saat dititrasi dengan HCl pada tahap kedua mampu
mengubah warna larutan menjadi merah yang menandakan bahwa larutan tersebut
bersifat asam kuat. Kadar rata-rata dari analisa konsentrasi NaOH pada air
pembersih toilet yaitu 3,89 Mg/l, sehingga dengan kadar 3,89 Mg/l dapat kita
katakan sangatlah berbahaya untuk kulit kita, karena NaOH yang kadarnya tinggi
bersifat korosi, kadar NaOH yang bisa digunakan dan sesuai dengan standar
nasional Indonesia yaitu 2,50 Mg/l dengan syarat 80 % air dan bahan penetral
lainnya, khususnya bahan keperluan untuk rumah tangga seperti sabun, kosmetik,
detergen dan bahan pembersih lainnya sesuai dengan SNI dan BPOM, demi
adanya produk yang ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan (Agoes
Soegianto, 2018).
Pada analisa NaCl menggunakan air laut dibutuhkan 5 ml air laut yang
sudah diencerkan dengan 1000 ml aquades dengan ditambahkannya Indikator
K2CrO4 sebanyak 3 tetes menghasilkan warna kuning yang jernih disebabkan oleh
warna dari Indikator K2CrO4 lalu saat dititrasi dengan reagen AgNO3
menghasilkan endapan berwarna putih. Karena nacl bereaksi dengan indikator
k2cro4 menghasilkan senyawa nacl sehingga terbentukny endapan putih yaitu
endapan AgCl. Reaksi pembentukannya adalah sebagai berikut :
NaCL + AgNO3 → AgCl + NaNO3.................................................(4.1)
Kadar dari rata-rata NaCl pada air laut yaitu 2,22 Mg/l dapat dikatakan masih
sesuai dengan kadar NaCl, karena kadar NaCl nya masih dibawah 3 sampai 5
Mg/l atau 100-300mm NaCl/l. Kadar NaCl yaang cukup tinggi sangatlah
berbahaya untuk dikonsumsi, disebabkan kadar NaCl yang tinggi mampu
memicunya penyakit pada sistem transportasi tubuh manusia seperti hipertensi.
BPOM pun menyatakan bahwa NaCl yang layak dikonsumsi ialah garam yang
beryodium karena mampu untuk penyembuhan pada penyakit kelenjar. Garam
yang beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang
digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi satndar nasional Indonesia
antara lain mengandung yodium sebesar 30-80 ppm.
Pada percobaan analisa persen HCl didapatkan hasilnya berwarna bening
yang dipengaruhi oleh 5 ml air kran ditambahkan 3 tetes Indikator PP, saat
dititrasi dengan NaOH menghasilkan warna larutan menjadi ungu dipengaruhi
oleh NaOH dengan kadar rata-rata %HCl pada air kran ialah 0,528%, sehingga
dapat dikatakan air kran tersebut layak dikonsumsi dalam keperluan sehari-hari
karena %HCl pada air kran belum pada 1%, disebabkan oleh pengaruh letak mata
airnya. Kadar %HCl untuk 1% tidak layak untuk dikonsumsi dalam keperluan
sehari-hari karena %HCl pada air kran belum pada 1%, disebabkan oleh pengaruh letak
mata airnya. Kadar %HCl untuk 1% tidak layak untuk dikonsumsi karena dapat
mengubah warna larutan yang keruh serta Phnya tidak sesuai lagi. Menurut Permenkes RI
nomor 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat kualitas air bersih, nilai PH sebaiknya tidak
kurang dari 6,5 atau lebih dari 8,5. Namun jika kadar %HCl 1% pada air kran yang
mengakir melalui perpipaan Phnya akan menjadi 3,5.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada percobaan analisa konsentrasi CO2 dalam air sungai didapatkan kadar
CO2 sebesar 6,12 Mg/l, 5,28 Mg/l dan 12,32 Mg/l dengan kadar rata-rata
CO2 sebesar 7,92 Mg/l.
2. Pada percobaan analisa NaOH pada air pembersih toilet didapatkan
volume titrasi sebesar 1,4 ml, 3ml dan 3,4 ml dengan rata-rata kadar
NaOH sebesar 3,89 Mg/l.
3. Pada percobaan analisa NaCl pada air laut didapatkan volume titrasi
sebesar 1,9 ml, 1,9 ml dan 1,9 ml dengan rata-rata kadar NaCl pada air laut
sebesar 2,22 Mg/l.
4. Pada percobaan analisa %HCl pada air kran didapatkan volume titrasi 0,7
ml, 0,5 ml, dan 0,5 ml dengan rata-rata kadar %HCl sebesar 0,528 %.
5.2 Saran
Pada percobaan analisa konsentrasi selanjutnya dapat menggunakan
larutan NH4OH sebagai titran dan dapat menggantikan sampel dengan disenfektan
sesuai dengan titrasi asam kuat dan basa lemah.
DAFTAR PUSTAKA
= 6,16 Mg/l
A x N x BE
CO2 =
Volume Sampel x 1000
0,6 x 1 x 44
= 5 x 1000
= 5,28 Mg/l
A x N x BE
CO2 =
Volume Sampel x 1000
1,4 x 1 x 44
= 5 x 1000
= 12,32 Mg/l
= 3,52 Mg/l
A x N x BE
NaOH =
Volume Sampel x 1000
1,1 x 1,9 x 0,1 x 40
= 5 x 1000
= 2,4 Mg/l
1,9 x 0,1 x 58,44
= 5 x 1000
= 2,22 Mg/l
A x N x BE
NaCl =
Volume Sampel x 1000
1,9 x 0,1 x 58,44
= 5 x 1000
= 2,22 Mg/l
A x N x BE
NaCl =
Volume Sampel x 1000
1,9 x 0,1 x 58,44
= 5 x 1000
= 2,22 Mg/l
4. Analisa % HCl
Diketahui : A run I = 0,7 mL
A run II = 0,5 mL
A run III = 1,0 mL
N =1
BE = 36
Volume Sampel = 5 mL
Ditanya : Kadar % HCl pada air keran?
Penyelesaian:
A x N x BE
% HCl = x100 %
Volume Sampel x 1000
0,7 x 1 x 36
= 5 x 1000 x 100 %
= 0,504 %
A x N x BE
% HCl = x100 %
Volume Sampel x 1000
0,5 x 1 x 36
= 5 x 1000 x 100 %
= 0,36 %
A x N x BE
% HCl = x100 %
Volume Sampel x 1000
1,0 x 1 x 36
= 5 x 1000 x 100 % = 0,72 %
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT
2 Gelas kimia
3 Erlenmeyer
6 Labu ukur
7 Gelas Ukur