Anda di halaman 1dari 36

Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... .......................................3


s
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................................................5
2.1. Konsep Entalpi dan Perubahan
Entalpi............................................................................................5
2.2. Reaksi Endoterm dan Eksoterm.........................................................................................6
2.3. Kalorimeter..........................................................................................................................6
2.4. Hubungan Termokimia dengan Geografi..........................................................................7
BAB III................................................................................................................................................. 8
3 1 Kesimpulan..........................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi kimia merupakan energi yang terkandung dalam setiap unsur, yang mana energi kimia
tersebut mengandung suatu zat seperti energi potensial kimia yang biasa disebut dengan
Termokimia. Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan diantara energi panas dan
energi kimia. Bagian ilmu kimia ini menelaah perubahan kalor suatu zat yang menyertai suatu reaksi
ataupun proses kimia dan fisika. Termokimia sendiri bersinggungan secara operasional dengan
pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang mengikuti reaksi kimia, perubahaan keadaan dan
pembentukan larutan.Dalam termokimia, kita mempelajari bagaimana energi potensial kimia yang
terdapat dalam suatu unsur dinyatakan dengan simbol H atau bisa disebut sebagai entalpi. Entalpi
tersebut dapat mengalami perubahaan entalpi yakni selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil
pada suatu reaksi. Perubahan tersebut merupakan perubahaan energinya dengan berbagai cara
yakni dengan reaksi endoterm serta reaksi eksoterm. Sederhanannya, reaksi endoterm memerlukan
kalor, sedangkan reaksi eksoterm membebaskan kalor. Untuk itu, dalam menentukan kalor reaksi
maka diperlukan sebuah perhitungan. Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan kalor yakni
calorimeter. Alat ini menentukan kalor dalam suatu reaksi, yang mana tidak adanya perpindahan
materi maupun energi dengan lingkungan di luar calorimeter.Karena termokimia mempelajari sebuah
dinamika sebuah sistem, maka bagian kajian dari ilmu kimia ini berkaitan dengan ilmu lainnya.
Termokimia secara tidak langsung memiliki hubungan dengan ilmu kebumian seperti geografi.
Karena dasarnya geografi mempelajari fenomena geosfer terutama kajian geografi fisik yang
menyimpan banyak reaksi kimia, hal ini dapat dijelaskan dengan bantuan ilmu termokimia. Dengan
mempelajari termokimia, seorang geograf dapat mempelajari suatu sistem atau bagian alam semesta
yang berinteraksi dengan sistem lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep yang terjadi pada entalpi serta perubahaan entalpi tersebut?
2. Bagaimana reaksi endoterm dan reaksi eksoterm dapat terjadi?
3. Bagaimana perhitungan serta cara kerja calorimeter?
4. Apa hubungan antara termokimia dengan ilmu geografi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, makalah ini memiliki tujuan penulisan
sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep entalpi dan perubahaan entalpi.
2. Menjelaskan endoterm dan eksoterm.
3. Menjelaskan perhitungan serta cara kerja alat ukur calorimeter.
4. Menjelaskan hubungan antara termokimia dengan ilmu geografi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Entalpi dan Perubahan Entalpi


Suatu sistem pasti memiliki energi yang terkandung di dalamnya. Energi tersebut yakni energi
kimia yang terkandung di suatu sistem dengan sebutan entalpi. Entalpi suatu sistem tidak dapat
diukur, akan tetapi perubahan entalpi yang menyertai perubahan tersebut dapat diukur. Entalpi akan
tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk ataupun keluar dari zat. Jumlah energi dan segala
bentuk energi yang terkandung pada suatu zat jumlahnya tidak dapat diukur yang merupakan dalam
menentukan suatu zat. Selanjutnya perubahan entalpi menunjukan banyaknya kalor yang diserap
maupun yang dilepas dalam suatu reaksi.

Konsep entalpi dapat dianalogikan sebagai isi dompet. Kita tidak dapat mengetahui isi dompet
seseorang, akan tetapi kita bisa mengetahui perubahan isi dompet tersebut dengan cara mengamati
perubahan isi dompet tadi. Misalkan Tono menerima uang sebesar Rp.1.000,-maka sudah pasti
dompet tersebut bertambah isinya sebesar Rp.1.000,-. Begitupun sebaliknya, jika Tono
membelanjakan uangnya sebesar Rp.1.000,-maka dompet tersebut akan berkurang sebesar
Rp.1.000,-Perubahan tadi jika dinyatakan secara matematis berurutan yakni sebesar (+)Rp.1.000,-
dan (-)Rp.1.000,-

Fajar (2014) perubahan entalpi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap distribusi
temperature pada proses pirolisis. Hal ini mengacu pada hasil simulasi yang perpindahan panas
konduksi pada proses pirolisis dengan entalpi 0 didapatkan kurva T rata-rata yang terus meningkat
dengan interval suhu berkisar antara 25 derajat – 350 derajat Celsius.

a. Entalpi Pembentukan standar


Suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk proses
pembentukan 1 mol senyawa setiap unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar.

b. Entralpi peruraian standar


Perubahan entalpi yang terjadi pada peruraian satu mol zat mejadi unsur-unsurnya yang paling
stabil pada keadaan standar

c. Entalpi pembakaran
Perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol zat yang bereaksi dengan oksigen
yang diukur dengan keadaan standar.

d. Entalpi netralisasi
Perubahan enatlpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol air dari reaksi asam-basa pada
keadaan standar.
e. Entalpi pelarutan
Perubahan entalpi yang terjadi pada pelarutan satu mol zat pada keadaan standar.

2.2 Reaksi Endoterm dan Eksoterm


Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk lebih besar daripada entalpi pereaksi. Reaksi endoterm merupakan
reaksi penyerapan panas dari lingkungan sehingga suhu lingkungan berkurang. Suhu pada akhir
reaksi endoterm lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada awal reaksi. Akibatnya perubahan
yakni selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi bertanda positif.

Sebaliknya reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Reaksi eksoterm merupakan
pembebasan panas dari sistem ke lingkugan sehingga suhu lingkungan menjadi bertambah. Suhu
pada akhir reaksi eksoterm akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu pada awal reaksi, Oleh
karena itu, perubahan entalpi bertanda negatif.

2.3 Kalorimeter
Penetuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter disebut kalorimetri. Data perubahan
entalpi yang terdapat di tabel-tabel pada umumnya ditentukan secara kalometris. Oleh karena tidak
ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh air
dan bom, tetapi tandanya berbeda. Desain dari suatu contoh kalorimeter yang biasa digunakan untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.

Kalorimeter terbagi menjadi dua macam yakni kaloriimeter larutan dan kaloriimeter bom. Jika
dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor
sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.

a. Kalorimeter bom
Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna suatu senyawa.

b. Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kaloryang terlibat pada
reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yangdibebaskan/diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian
dihitung kalor reaksi dari reaksisistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian
cukup tinggidapat diperoleh dipasaran. Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan Q reaksi= - (Q
larutan + Q kalorimeter ) Q reaksi = -(m.c.∆T + c.∆T
2.4 Hubungan Termokimia dengan Geografi
Termokimia membahas perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia yang
dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel penyusun zat selalu bergerak konstan,
sehingga zat memiliki energi kinetik. Energi kinetik rata-rata suatu objek berbanding lurus dengan
temperature absolutnya.

Istilah sistem dan lingkungan yang dikaji dalam termokimia bermakna sebagai, sistem yang
merupakan segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Sistem merupakan bagian yang sedang
diamati perubahaannya dan lingkungan merupakan bagian di luar sistem.

Dalam pembahasan termokimia dapat menjelaskan gejala-gejala geografi fisik salah satunya
dalam sumber bahan bakar minyak. Selain itu, interaksi-interaksi gejala di luar angkasa dapat
dijelaskan dengan menggunakan ilmu termokimia dalam menjelaskan perpindahan energi-emergi
reaksi. Karena dengan menggunakan termokimia, dapat menjelaskan perpindahan kalor-kalor radiasi
yang terpancar. Alam semesta merupakan sistem ditambah lingkungan. Di alam semesta banyak
kejadian atau perubahan sehingga alam mengandung sistem dalam jumlah tak hingga, ada yang
berukuran besar seperti di alam semesta. Karena mengandung sebuah sistem maka sesuai dengan
konsep termokimia yakni sistem dan lingkungan.
BAB III

Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan diantara energi panas dan energi
kimia. Bagian ilmu kimia ini menelaah perubahan kalor suatu zat yang menyertai suatu reaksi
ataupun proses kimia dan fisika. Dalam termokimia, kita mempelajari bagaimana energi potensial
kimia yang terdapat dalam suatu unsur dinyatakan dengan simbol H atau bisa disebut sebagai
entalpi. Entalpi tersebut dapat mengalami perubahaan entalpi yakni selisih antara entalpi reaktan dan
entalpi hasil pada suatu reaksi. Perubahan entalpi jika dilihat perubahannya reaksi dapat dibagi
menjadi: (1) Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk lebih besar daripada entalpi pereaksi. Sebaliknya reaksi eksoterm,
sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih
kecil daripada entalpi pereaksi. Reaksi eksoterm merupakan pembebasan panas dari sistem ke
lingkugan sehingga suhu lingkungan menjadi bertambah

Penetuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter disebut kalorimetri Kalorimeter


terbagi menjadi dua macam yakni kaloriimeter larutan dan kaloriimeter bom. Jika dua buah zat atau
lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat
yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.

Dalam pembahasan termokimia dapat menjelaskan gejala-gejala geografi fisik interaksi-


interaksi gejala di luar angkasa dapat dijelaskan dengan menggunakan ilmu termokimia dalam
menjelaskan perpindahan energi-emergi reaksi. Karena dengan menggunakan termokimia, dapat
menjelaskan perpindahan kalor-kalor radiasi yang terpancar

 
BAB. IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yangwajib
untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yangsecara umummencakup termodinamika
I, kalor reaksi, kerja, H reaksi, energi ikatan, dan entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan jenis -
jenis kalor merupakan materi-materi dasardalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari
materi selanjutnya yang tentusaja lebih rumit. Dalam makalah ini materi diuraikan secara singkat agar
para pembacalebih mudah memahaminya.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat
memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar
para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian untuk
menyempurnakan makalah ini penyusun mengharapkan kritik dan saran yang baik.
 
DAFTAR PUSTAKA
Michel Purba. 2007,  Kimia. Jakarta: Departemen PendidikanPista Kimia IIA. CV. Setia Aji
Depdiknas. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd. 2006. Jakarta.Departemen Pendidikan Brady, James .E.
1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5. Jakarta : Binarupa AksaraKleinfelter,
Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta :ErlanggaRahayu,Nurhayati,dan Jodhi
Pramuji G.2009.Rangkuman KimiaSMA.Jakarta : GagasMediaSutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar
Kimia untuk Kelas XI.Jakarta :Grafindo MediaPratamaKuliah Kimia Dasar I oleh Pak
Umarfree.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htmhttp://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/
kuliah-11_panas-reaksi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_8http://
id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hesshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeterhttp://www.scribd.com/doc/
20100823/Kalorimeter

KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah,karena berkat
kemurahanNya Makalah ini dapat saya selesaikan. Sebagaimana telahdiberikan tugas kepada saya
untuk membuat Makalah tentang Termokimia.Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan
yang saya hadapi. Namunsaya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan,dorongan dan bimbingan, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Oleh
karenaitu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mana telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, terima kasih atas semuanya.Saya sadar, sebagai seorang pelajar
yang masih dalam proses pembelajaran, penulisanmakalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkanadanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Harapan saya, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberikesadaran tersendiri bagi generasi muda tentang ketenagakerjaan di
Indonesia. Semogadengan saya membuat makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi
bagi para pembacanya, khususnya bagi saya dan bagi para generasi muda yang akan
datang.Makassar, 13 Mei 2014Penyusu

DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB. I. PENDAHULUAN
1.
 
Latar Belakang2.
 
Tujuan Penulisan3.
 
Metode Penulisan4.
 
Sistematika Penulisan
BAB. II. PEMBAHASAN
1.
 
Konsep Dasar2.
 
Temodinamika I3.
 
Kalor Reaksi4.
 
Kerja5.
 
Entalpi6.
 
Kalorimeter7.
 
Hukum Hess8.
 
Penentuan ∆H reaksi
 9.
 
Energi Ikatan10.
 
Jenis-jenis kalor
BAB III PENUTUP
A.
 
KesimpulanB.
 
Saran
DAFTAR PUSTAKA
 
 
BAB. I. PENDAHULUAN1.
 
Latar Belakang
Dalam makalah ini, memiliki tema tentang Termokimia. salah satu tema yangsangat penting karena
saya rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari karenatermokimia ini merupakan salah satu
materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai. Didalam makalah ini saya membahas tentang konsep
dasar dari termokimia yang sayasajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini saya lakukan
karena saya menilai untukmemahami suatu materi, kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu,
setelah itu barumasuk ke inti materinya. Termokimia merupakan materi yang harus dipahami
dengan baik karena didalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti termodinamika,kalor
reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, H reaksi, energi ikatan, dan
jenis- jenis kalor. Maka dari
 
 penentuan itu, saya berusaha untuk membuat materi termokimiadalam makalah ini menjadi ringkas
dan mudah dipahami.
2.
 
Tujuan Penulisan
a.
 
Untuk mempelajari konsep dasar termokimia. b.
 
Untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia.c.
 
Memahami tentang termokimia dengan baik.d.
 
Untuk menyelesaikan suatu tugas dalam mata kuliah Kimia Analitik.
3.
 
Metode Penulisan
Dalam menulis makalah ini, saya memperoleh kajian materi dari beberapa sumber,yaitu studi literatur
dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai artikel dariinternet.

 
BAB. II. PEMBAHASAN
1.
 
Konsep DasarTermokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
energikimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsuratau
senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam
energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas
dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktandan entalpi hasil
pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi
reaksi diberi simbol ΔH. Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau
 panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebuttermokimia. Secara
operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan
pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukanlaru
tan. Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapatdiperoleh dari
reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia
dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalahtentang jumlah kalor yang dapat
dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta
cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertamatermodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertaireaksi kimia.2.
 
TermodinamikaTermodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang
menanganihubungan kalor, kerja dan bentuk lain energy, dengan kesetimbangan dalam reaksi
kimiadan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika,
karenatermokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertaireaksi
kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Penerapan hukumtermodinamika pertama
dalam bidang kimia merupakan
 bahan kajian dari termokimia.”
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,tetapi dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain, atau energi alam
semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1
 Perubahan kalor pada tekanan E = energi dalam

V

VW= P

E+P

H=

Konstan:

3.Kalor Reaksi
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itulebih tepat bila
istilahnya disebut panas reaksi. Kebanyakan, reaksi kimia tidaklahterututup dari dunia luar. Bila
temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensialdari zat-zat kimia yang bersangkutan turun,
maka disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun
bila pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi potensialdari zat-zat yang
ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai reaksi endoterm. Ada beberapa macam jenis
perubahan pada suatu sistim. Salah satunya adalah sistim terbuka,yaitu ketika massa, panas, dan
kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup,dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya
panas dan kerja saja.
Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkunganse
hingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yangterjadi pada
temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik. Pada perubahan
suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur),
 dihitung dengan cara mengurangitemperatur akhir dengan temperatur mula-mula.
∆t = t
 akhir
 – 
 t mula-mula. Demikian juga, perubahan energi potensial;

 (E.P) = (E.P) akhir
 – 
 (E.P) mula-mula. Dari definisiini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan
eksoterm danendoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih
rendahdari energi potensial pereaksi, berarti EP akhir lebih rendah dari EP mula-mula. Sehingga
harga ∆(E.P) mempunyai harga negatif. Pada
 reaksi endoterm, terjadi kebalikannyasehingga
harga ∆(E.P) adalah positif. Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya
didefinisikan sebagai reaksiyang membentuk senyawa tunggal dari unsur-
unsur penyusunnya (contoh: C +½O
2
 + 2H
2
 
→ CH
3
OH). Sementara panas pembentukannyadidasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas
pembentukan standar yaitu 298.15 K
(∆H° f298).
 Panas standar adalah pada 25°C, seperti contoh 2H
2(g)
 + O
2(g)
 
→4HCl
(g)

2H
2(g)
 + 2Cl
2(g)
 
∆H°298 = (4)(92307)
 reaksi 2H
2
O
(g)
 
∆H°298 = (2)(
-241818) Sementara, panas reaksi pada temperatur Cp dT

 298

H 298 +

HT=

 tidak standar O 0 T.4.
 
KerjaKetika kayu atau minyak tanah dibakar, dihasilkan sejumlah kalor. Kalor yangdihasilkan kayu
atau minyak tanah yang terbakar mengakibatkan keadaan sekitarnyamenjadi panas. Namun, ketika
api sudah padam, keadaan akan menjadi normal Kembali.

 
Azas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataudimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jadi, kalor yangdihasilkan pada pembakaran kayu atau
minyak tanah diserap oleh molekul-molekul udaraatau benda-benda lain di sekitarnya dan diubah
menjadibentuk energi lain, misalnyamenjadi energi kinetik. Demikian juga halnya dengan sumber
kalor yang dihasilkanketika kayu atau minyak tanah terbakar, bukanlah sesuatu yang tercipta,
melainkan
hanya perubahan bentuk energi. Kayu dan minyak tanah menyimpan sejumlah energi, yangdisebut
energi kimia. Ketika bahan-bahan itu terbakar, sebagian energi kimia yangtersimpan di dalamnya
berubah menjadi kalor. Azas kekekalan energi disebut jugaHukum Termodinamika I. Dalam
termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yangmenyangku tperpindahan energi, yaitu sistem
dan lingkungan. Segala sesuatu yangmenjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi
disebut sistem, sedangkanhal-hal yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem
disebut lingkungan.Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga
macam,yaitu :

 
Sistem TerbukaSistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahanenergi
dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materiartinya ada hasil reaksi yang
dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnyagas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang
dapat memasuki sistem.

 
Sistem TertutupSuatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan
energi,tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.

 
Sistem TerisolasiSistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Energi adalahkapasitas
untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan panas (kalor=q).Pertukaran energi antara sistem dan
lingkungan dapat berupakalor (q) atau bentukenergi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w).
Energi yang dipindahkan
dalam bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang memengaruhi jumlah total energi yangterdapat
dalam sistem disebut energi dalam (internal energy). Kerja adalah suatu bentuk

 
 pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerjayang sering
menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan
atau pengurangan volum sistem.5.
 
EntalpiSetiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan di dalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkankarena
atom
 – 
atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah totaldari semua bentuk energi itu
disebut entalpi (H). Entalpi akan tetap konstan selama tidakada energi yang masuk atau keluar dari
zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H
2
0
(l)
 dan untuk es ditulis H H
2
0
(s)
. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dansemua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahankalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan
atau pelepasan kalor dinyatakan
dengan ”perubahan entalpi (ΔH)”
. Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat
ditulis sebagai berikut: Δ
H=HH
2
0
(l)
 -H H
2
0
(s)
.Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energikimia yang
dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas danenergi mekanik untuk
menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme kerja selaki. Pada saat sel aki bekerja, energi
kimia diubah menjadi energi listrik, energi panasyang dipakai untuk membakar bensin dan reaksi
pembakaran bensin menghasilkan gas,menggerakkan piston sehingga menggerakkan roda motor.
Harga entalpi zat sebenarnyatidak dapat ditentukan atau diukur, t
etapi ΔH
 dapat ditentukan dengan cara
mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89kalori/
gram. Pada perubahan es
menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil
 perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia
yangmempelajari perubahan entalpiyang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi
perubahan
entalpi, besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksidam
jumlah entalpi pereaksi. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar,
sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi
 
menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reak 
si disebutkalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas

 
 pula, misalnya kalor pembentukan, kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutandan
sebagainya.a.
 
Enta
lpi Pembentukan Standar (ΔH ◦f)
 Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yangdiperlukan atau
dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada
keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan standar
diberi simbol (ΔH ◦f), simbol

 berasal dari kata formation yang berarti pembentukan.Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan
standar, yaitu: H
2
, O
2
, C, N
2
,Ag, Cl
2
, Br 
2
, S, Na, Ca, dan Hg. b.
 
Ent
alpi Penguraian Standar (ΔH ◦d)
 Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yangdiperlukan atau
dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan
standar (STP). Entalpi penguraian standar
diberi simbol (ΔH◦d) simbol
d
 berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang
dibebaskan pada pembentukansenyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-
unsurnya. Jadi, entalpi penguraianmerupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang
sama. Dengandemikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena
reaksinya berlawanan arah.c.
 
En
talpi Pembakaran Standar (ΔH◦c)
 Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yangdiperlukan atau
dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan
standar (STP). Entalpi penguraian standar
diberi simbol (ΔH◦c) simbol
c
 berasal dari kata combustion yang
berarti pembakaran. Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpi pembakaran
selalu negatif (eksoterm).d.
 
E
ntalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s)
 Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan ataudibebaskan untuk
melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi

 
 penguraian standar diber 
i simbol (ΔH◦s) simbol
s
 berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan.6.
 
Kalorimeter.Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibatdalam
suatu perubahan atau reaksi kimia.Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu: kalorimeter larutan dan
kalorimeter bom. Jikadua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi
akanmelepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampaitercapai
kesetimbangan termal.Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima Kalor jenis
suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi tergantung pada sifat dan jenis bendatersebut
. Jika kalor jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu benda tersebutakan cepat bila
dipanaskan. Kapasitas kalor air = 4.200 J/kg °C.a)
 
Kalorimeter Bom.Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor(nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O
2
 berlebih)suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan padatabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dansampel akan terbakar oleh
apilistrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter
makanan. b)
 
Kalorimeter makanan.Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat
makanankarbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yangtingginya
kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagiandasarnya melengkung ke
atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup inidisumbat dengan sebuah sumbat karet yang
yang berlubang di bagian tengah.Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang
bundar. Di dalamtabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus
tutupebonit, juga terdapat sebuah pipa spiral dari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itumenembus
lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah.
Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuahlubang, tempat untuk memasukkan sebuah
termometer ke dalam tabung kaca,tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes dan
ditahan oleh 3 buahkeping, keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm,
di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrikyang akan dihubungkan dengansumber listrik bila
digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawanaluminium, di atas cawan itu tergantung
sebuah kawat nikelin yang berhubungandengan kabel listrik di bawah keping asbes, kawat nikelin
itulah yang akanmenyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik, dekat
cawanterdapat pipa logam untuk mengalirkan oksigen.c)

 
Kalorimeter larutanKalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kaloryang
terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yangdibebaskan/diserap
menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan
suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksisistem larutan tersebut. Kini
kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggidapat diperoleh dipasaran. Dalam menentukan
entalpi berlaku persamaan Q reaksi= - (Q larutan + Q kalorimeter ) Q reaksi = -
(m.c.∆T + c.∆T)
 Jika kapasitas kaloridalam kalorimeter diabaikan, maka Qreaksi = -
(m.c.∆T)
 Keterangan: m = massa zat (kg). c = kalor jenis (J/kg

C).
∆t = perubahan suhu
(Celcius).7.
 
Hukum Hess.Gambaran visual dari hukum Hess dalam reaksi. Menurut hukum Hess, karena
entalpiadalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama,
walaupunlangkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata
lain,hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukanlangkah-
langkah yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini menyebabkan perubahanentalpi suatu reaksi
dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranyaadalah dengan melakukan
operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi
yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikianrupa
sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kitainginkan. Jika suatu
persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka,

perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan en
talpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -
ΔH). Selain itu, denganmenggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat
 diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-
produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis,untuk reaksi-reaksi lainnya secara
umum kegunaan d
engan mengetahui ΔHf (perubahan
entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi
reaksi apapun, dengan rumus ΔH=ΔH
fP-
ΔH
fR, perubahan entalpi suatu reaksi juga dapatdiramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan
dan produk, dengan rumus
ΔH=
-
ΔHcP+ΔHcR, k 
onsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahanfungsi keadaan lainnya,
seperti entropi dan energi bebas, kedua aplikasi ini amat bergunakarena besaran-besaran tersebut
sulit atau tidak bisa diukur secara langsung,
sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya.Untu
k perubahan entropi:
ΔS = Σ
 
(ΔSf produk) – 
 
Σ
 
(ΔSf reaktan), ΔS =
 
Σ
 
(ΔS produk) – 
 
Σ
 
(ΔS reaktan). Untuk perubahan energi bebas: ΔG = Σ
 
(ΔGf produk) – 
 
Σ
 
(ΔGf reaktan
),
ΔG = Σ(ΔG produk)
-
Σ(ΔG reaktan
).8.
 
Penentuan ΔH Reaksi
 Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa banyak
tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain,untuk suatu reaksi
keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakahreaksi itu dilaksanakan secara
langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan. Rumus yang dapat
dipakai yaitu: Ada tiga cara yang dapat
digunakan untuk mencari ΔH
 reaksi dengan hukum Hess ini, yaitu cara diagram, siklus,dan cara persamaan reaksi.

 
DiagramPerhitungan dengan cara diagram adalah dengan memperhatikan keadaanawal, keadaan
akhir, dan tanda panah reaksi (atas atau bawah).

 
SiklusCara siklus hampir sama dengan cara diagram, namun bentuknya lebihfleksibel dibandingkan
diagram. Cara Persamaan Reaksi, Cara ini dapat
dipakai jika diagram atau siklusnya tidak diketahui. Penentuan cara ini memerlukanketelitian dalam
menentukan apakah suatu reaksi tetap, dibalik, atau dikalikankarena akan mempengaruhi hasilnya.

 
Ada cara lain untuk menentukan ΔH
 reaksi dengan menghitung energi ikatan rata-ratanya. Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata
yang diperlukan untukmemutuskan satu mol ikatan antar atom dalam fase gas.Data energi ikatan
rata-rata: C-H = 410 kJ/mol C-O = 351 kJ/mol O-H = 460 kJ/molC=C = 607 kJ/molC-C = 343 kJ/mol.
Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi pembentukan satu mol senyawa disebut en
talpi pembentukan standar ΔH°f.
 9.
 
Energi IkatanEnergi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam
1mol suatu molekul / senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya. Lambang energiikatan = D H
 – 
nya ditentukan dengan menggunakan energi

Suatu reaksi yang ikatan,maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas.
Berdasarkan jenis danletak atom terhadap atom-atom lain dalammolekulnya, dikenal 3 jenis energi
ikatanyaitu:1)
 
Energi Atomisasi.Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 molmolekul
menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi = jumlahseluruh ikatan atom-atom
dalam 1 mol senyawa.2)
 
Energi Disosiasi Ikatan.Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan
yangterdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.3)
 
Energi Ikatan Rata-Rata.Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-
atom pada suatu senyawa (notasinya = D). Energi ikatan suatu molekul yang berwujudgas dapat Hf
dan energi ditentukan dari data entalpi pembentukan standar ikatunsur-unsurnya.Prosesnya melalui 2
tahap yaitu:
o
 
Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya.
o
 
Pengubahan unsur menjadi atom gas.Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses:

 

 
Pemutusan ikatan pada pereaksi.

 
Pembentukan ikatan pada produk reaksi.Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi. Pada
proses pembentukan ikatan= membebaskan energi.10.
 
Jenis-Jenis Kalor.Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkankarena
atom
 – 
atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah totaldari semua bentuk energi itu
disebut entalpi (H). Sedangkan kalor adalah bentuk energiyang berpindah dari suhu tinggi kesuhu
rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskankalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau
wujud benda berubah. Kalor jenis (c)adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan1
gram atau 1 kg zat sebesar1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Kalor yang digunakan
untukmenaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat: Q = kalor yang dilepas/diterima, H =
kapasitas kalor, Dt = kenaikan/penurunan suhu, m = massa benda, c=kalor jenis.Kalor yang
diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda: Q=m.L, m= massa benda (kg), L =
kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap, kalor embun,kalor sublim, kalor lenyap) Jadi kalor yang
diserap atau yang dilepas pada saat
terjadi perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu bendakonstan).

 
Kalor Pembentukan Standar.Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada
pembentukan 1molsenyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25
o
C, 1 atm ).Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentukstandar
dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu padakeadaan standar ( 298 K, 1
atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidakdiukur pada keadaan standar maka Hf dinotasikan
dengan Catatan :
Hf unsur bebas = nol. Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1mol. Dibentuk
dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

 

 
Kalor Penguraian Standar.Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian
1molsenyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan Hd. Satuannya = kJ / mol. Perubahanstandar, maka dinotasikan denga
n entalpi penguraian standar merupakankebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar,
maka nilainyapun akan
 berlawanan tanda. Menurut Marquis de Laplace, “jumlah kalor yang dilepaskan
 pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yangdiperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsu
r penyusunnya”.
Pernyataan ini disebut Hukum Laplace.

 
Kalor Pembakaran Standar.Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1
molsuatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka Hc Satuannya = kJ /mol.

 
Kalor Netralisasi dinotasikan dengan StandarAdalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi
pada penetralan 1 molasam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika
pengukurantidak dilakukan pada keadaan standar, maka Hn Satuannya= kJ / mol.

 
Kalor Penguapan dinotasikan dengan Standar.Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi
pada penguapan 1 molzat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidakdilakukan pada keadaan standar, maka Hvap Satuannya = kJ / mol.

 
Kalor Peleburan dinotasikan dengan StandarAdalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi
pada pencairan/peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada
keadaanstandar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan Hfus. Satuannya = kJ /mol.

 
Kalor standar, maka dinotasikan dengan Sublimasi StandarAdalah perubahan entalpi yang terjadi
pada sublimasi 1 mol zat dalam
fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidakdilakukan pada
keadaan standar, Hsub. Satuannya = kJ/ mol.

 
Kalor Pelarutan maka dinotasikan dengan Standar
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarutdalam suatu pelarut
(umumnya air) pada keadaan standar. Jika pengukuran tidakdilakukan pada keadaan standar, maka
Hsol. Satuannya = kJ / mol.

 
BAB III
PERHITUNGAN
Contoh soal 1
Bensin yang mengenai telapak tangan akan terasa dingin. Namun, lama kelamaan bensin akan
mengering. Pernyataan yang benar terkait keadaan tersebut adalah ….

Bensin merupakan sistem yang berperan menyerap kalor dari lingkungan.


Kalor berpindah dari kulit telapak tangan ke bensin.
Bensin berperan sebagai sumber kalor.
Kulit tangan menyerap kalor dari bensin.
Bensin melepaskan kalor untuk menguap.
Pembahasan:

Jika kamu meneteskan bensin di telapak tangan, pasti telapak tangan akan terasa dingin. Hal itu
karena bensin menyerap kalor dari telapak tanganmu. Nah, kalor yang diterima bensin dari telapak
tangan itu nantinya digunakan untuk menguap. Dalam hal ini, bensin berperan sebagai sistem yang
menyerap kalor. Sementara telapak tangan berperan sebagai sumber kalornya.
Jadi, pernyataan yang tepat terkait keadaan itu adalah bensin merupakan sistem yang berperan
menyerap kalor dari lingkungan.

Contoh soal 2
Suatu sistem mengalami perubahan energi dalam 650 J. Jika sistem tersebut melakukan kerja
sebesar 120 J, dapat disimpulkan bahwa ….

Sistem menyerap kalor sebesar 530 J.


Sistem melepaskan kalor sebesar 530 J.
Sistem menyerap kalor sebesar 770 J.
Sistem melepaskan kalor sebesar 770 J.
Sistem menyerap kalor sebesar 520 J.
Pembahasan:

Diketahui:

∆E = 650 J

W = – 120 J (melakukan kerja)

Ditanya: keadaan sistem =…?

Pembahasan:

Tentukan besarnya kalor pada sistem dengan persamaan berikut.

Oleh karena Q bernilai positif, maka sistem menyerap kalor.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem menyerap kalor sebesar 770 J.

Jawaban: C

Contoh soal 3
Perhatikan persamaan reaksi termokimia berikut.

Besarnya kalor untuk menguapkan 3,6 gram H2O adalah …. (Ar H = 1, O = 16)

37,5 kJ
27,5 kJ
42 kJ
110 kJ
98 kJ
Pembahasan:

Diketahui:

m = 3,6 grm

Ar H = 1

Ar O = 16

Ditanya: Q =…?

Jawab:

Dari reaksi yang tertera di soal, diketahui bahwa penguapan 1 mol H2O membutuhkan kalor sebesar
55 kJ.

Mula-mula, tentukan jumlah mol pada 3,6 gram H2O.

Lalu, tentukan besarnya kalor untuk menguapkan 0,5 mol H2O.

Jadi, besarnya kalor untuk menguapkan 3,6 gram H2O adalah 27,5 kJ.

Jawaban: B

Contoh soal 4
Diketahui kalor pembakaran 4 mol gas butana (C4H10) adalah -2.440 kJ. Kalor pembakaran 17,4
gram butana adalah …. (Ar C = 12, H = 1)

-221 kJ
183 kJ
-178 kJ
178 kJ
-183 kJ
Pembahasan:

Diketahui:

n=4

∆H = -2.440 kJ

Ar C = 12

Ar H = 1

Ditanya: Q untuk 17,4 gr butana =…?

Jawab:

Mula-mula, kamu harus mencari jumlah mol 17,4 gr butana.

Lalu, tentukan kalor pembakaran 0,3 mol butana.

Jadi, kalor pembakaran 17,4 gram butana adalah -183 kJ.

Jawaban: E

Contoh soal 5
Perhatikan reaksi pembakaran asetilena berikut ini.

Diketahui entalpi pembentukan standar CO2 (g) = y kJ/mol dan C2H2 (g) = z kJ/mol. Entalpi
pembentukan standar untuk H2O(

) adalah ….
(x – 2y + z) kJ/mol
(2x + y + z) kJ/mol
(x – y + 2z) kJ/mol
(x – y + z) kJ/mol
(x +y + z) kJ/mol
Pembahasan:

Diketahui:

∆H = x kJ/mol

∆H fo CO2 (g) = y kJ/mol

∆H fo C2H2 (g) = z kJ/mol

Ditanya: ∆H fo H2O (

) =…?

Jawab:

Untuk mencari entalpi pembentukan standar H2O (

), gunakan persamaan berikut.

Jadi, entalpi pembentukan standar untuk H2O (

) adalah (x – 2y + z) kJ/mol.

Jawaban: A

Contoh soal 6
Perhatikan reaksi berikut.
Tentukan besarnya energi ikatan antara atom C dan H!

Pembahasan:

Di soal kamu diminta untuk menentukan energi ikatan antara atom C dan H. Energi ikatan merupakan
energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan antara dua atom. Di soal tersebut diketahui ∆H =
+1.212 kJ/mol. Artinya, pemutusan 4 ikatan C – H menghasilkan perubahan entalpi sebesar 1.212
kJ/mol. Dengan demikian, besar energi ikatan untuk memutus 1 ikatan C – H adalah .

Jadi, besarnya energi ikatan antara atom C dan H adalah 303 kJ.

Contoh soal 7
Pembakaran 20 gr zat A pada suatu penelitian ternyata mampu memanaskan 160 gr air dari suhu 20
oC sampai 70 oC. Pembakaran 1 mol zat A tersebut disertai pelepasan kalor sebesar 210 kJ. Jika
efisiensi kalor pada penelitian tersebut dibuat 80%, berapakah massa molekul relatif zat A? (c air =
4,2 J/g oC)

Pembahasan:

Diketahui:

mair = 160 gr

mA = 20 gr

∆T = 70 oC – 20 oC = 50 oC

c air = 4,2 J/g oC

Ditanya: Mr A =…?

Jawab:
Mula-mula, tentukan besarnya kalor yang dihasilkan oleh pembakaran zat A.

Lalu, tentukan banyaknya mol zat A yang terbakar.

Terakhir, tentukan Mr A dengan persamaan berikut.

Jadi, massa molekul relatif zat A adalah 100.

Contoh soal 8
Perhatikan diagram berikut.

Berdasarkan aturan hukum Hess, berapakah nilai ∆H2?

Pembahasan:

Hukum Hess menyatakan bahwa besarnya kalor yang masuk (diserap) dan keluar (dilepaskan) tidak
bergantung pada jalannya reaksi. Namun, hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir. Dengan
demikian, perubahan entalpi awal = perubahan entalpi akhir. Secara matematis, bisa ditulis seperti
berikut.

Jadi, nilai ∆H2 adalah -350 kJ/mol.

Contoh soal 9
Diketahui reaksi seperti berikut.

Jika perubahan entalpi pembentukan standar SO2(g) dan SO3(g) berturut-turut adalah -295 kJ/mol
dan -396 kJ/mol, tentukan perubahan entalpi pembentukan reaksi tersebut!

Pembahasan:
Diketahui:

Ditanya: ∆H =…?

Jawab:

Untuk mencari perubahan entalpi reaksi, gunakan persamaan berikut.

Jadi, perubahan entalpi reaksi tersebut adalah -1.087 kJ/mol.

Contoh soal 10
Diketahui diagram seperti berikut.

Berapakah perubahan entalpi untuk menguraikan 1 mol air menjadi unsur-unsur bebasnya?

Pembahasan:

Perhatikan kembali diagram pada soal. Pada diagram tersebut terdapat tanda panah yang mengarah
ke bawah. Tanda panah ke bawah itu menunjukkan reaksi pembentukan air dari unsur-unsur
bebasnya. Perubahan entalpi dari reaksi pembentukan air tersebut adalah -484 kJ/mol. Sementara
itu, besaran yang ditanyakan di soal adalah perubahan entalpi penguraian. Quipperian tentu tahu
bahwa penguraian merupakan kebalikan dari pembentukan. Dengan demikian, perubahan entalpi
untuk menguraikan 1 mol air menjadi unsur-unsur bebasnya adalah +484 kJ/mol.
RE L A TE D  

RE L A TE D  
MAKALAH KIMIA FISIKA

TERMOKIMIA

Dosen Pengampu:
Ibu Dr. Suriyati ST.,MT

Disusun Oleh:
Kelompok III (A3)

Kristina Sitompul NIM. 220140068


Siti Zubaidah Sirait NIM. 220140075
Liza Aprillia NIM. 220140083
Muhammad Alvino Bellomiro NIM. 220140096

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KIMIA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok mata kuliah Kimia Fisika yang berjudul
“TERMOKIMIA”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata kuliah Kimia
Fisika dan sebagai asahan pengetahuan mahasiswa. Makalah ini disusun dari berbagai referensi
yang berhubungan dengan Mata Kuliah Kimia Fisika seperti situs internet dan buku.

Ucapan terimakasih kami kepada dosen pengampu dan juga kepada teman-teman terkait
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi ataupun struktur penyusunan makalahnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai