Anda di halaman 1dari 18

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul ‘’ Penentuan Kalor Reaksi Zn + Cu2+ ”


yang bertujuan untuk mengukur kalor reaksi yang timbul bila Zn direaksikan
dengan ion Cu2+ menjadi Zn2+ dan Cu. Prinsip yang digunakan dalam percobaan
ini adalah analisis kuanititatif. Metode yang digunakan adalah metode dengan
menggunakan kalorimetri untuk menentukan kalor reaksi Zn + Cu2+. Hasil dari
percobaan ini ialah nilai ketetapan kalorimeter bernilai -68,7 K-1. Kesimpulan
yang dapat diambil dari percobaan ini adalah terjadinya reaksi eksoterm pada saat
air panas dan bubuk Zn yang dicampurkan dengan CuSO4 di dalam kalorimeter.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kalor merupakan perpindahan energi dari suhu yang tinggi ke suhu yang
rendah dan menyebabkan suatu benda dapat berubah suhu ataupun wujud nya.
Kalor dalam bentuk energi memiliki satuan joule. Bagian ilmu kimia yang
mempelajari tentang kalor reaksi disebut dengan termokimia. Termokimia
mempelajari tentang sejumlah panas yang dihasilkan atau diperlukan oleh
sejumlah pereaksi dan cara pengukuran reaksi tersebut. Kalor berbeda dengan
suhu karena suhu merupakan ukuran dalam satuan derajat panas sedangkan kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas yang diserap atau dilepas oleh suatu
benda.

Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi kimia dapat dijelaskan melalui
konsep sistem lingkungan. Reaksi kimia yang sedang diujicobakan dalam tabung
reaksi merupakan sistem. Sementara lingkungan adalah area di luar sistem. Ada
tiga jenis sistem yaitu sistem terbuka mengizinkan perpindahan massa dalam dan
energi dalam bentuk kalor dengan lingkungannya. Sistem tertutup, hanya
mengizinkan perpindahan kalor dengan lingkungannya, tetapi tidak untuk massa.
Sistem terisolasi tidak mengizinkan perpindahan massa maupun kalor dengan
lingkungan

Kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan menggunakan


hukum Hess. Berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar,
berdasarkan energi ikatan dan secara eksperimen. Percobaan penentuan kalor
reaksi Zn + Cu+2 menggunakan suatu alat yang bernama kalorimeter. Kalorimeter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam
suatu perubahan atau reaksi kimia. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara
adiabatis yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam
kalorimeter.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur kalor reaksi yang timbul
bila Zn direaksikan dengan ion Cu2+ menjadi Zn2+ dan Cu

1.3. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah pratikan dapat memahami prinsip kerja
dari kalorimeter dan prinsip dari Azas Black dan dapat menentukan kalor reaksi
dengan menggunakan persamaan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang merupakan bagian dari


termodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang mengikuti
reaksi-reaksi kimia. Kebanyakan reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan
tekanan tetap. Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap di mana volume
dapat berubah dan dapat berbeda dari perubahan energi dalam. Menyatakan kalor
reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, para ahli mendefinisikan suatu
besaran termodinamika yaitu entalpi. Entalpi merupakan jumlah energi di dalam
suatu sistem. Entalpi menyatakan kandungan kalor zat atau sistem. Perubahan
entalpi dari suatu reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan
dari reaksi itu (Chang,2004).

Alat yang digunakan untuk mengukur energi dalam adalah kalorimeter


bom adiabatik. Perubahan keadaan yang dapat berupa reaksi kimia berawal di
dalam wadah bervolume tetap yang disebut bom. Hal ini dilakukan untuk
memastikan tidak adanya kalor yang hilang dari calorimeter ke lingkungannya.
Perubahan temperatur ∆T dari calorimeter yang dihasilkan dari reaksi sebanding
dengan energi yang dibebaskan atau diserap sebagai kalor. Oleh karena itu,
dengan mengukur ∆T kita dapat menentukan kalor, sehingga kita dapat
mengetahui perubahan energi dalam. Konversi dari ∆T menjadi kalor tidak bisa
lepas dari kapasitas kalor dari calorimeter. C adalah koefisien perbandingan antara
energi yang diberikan sebagai kalor dan kenaikan temperature yang disebabkan
dari q = C x ∆T (Atkins,1994).

Jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda
kalor, q dapat diartikan sebagai energi yang dipindahkan melalui batas-batas
sistem, sebagian besari akibat dari adanya perbedaan suhu antara sistem dan
lingkungan. Sesuai aturan perjanjian kalor dihitung sebagai positif jika kalor
masuk sistem dan negatif jika kalor yang keluar dari sistem. Jika suhunya rendah,
maka kalor yang dikandung sedikit kalor dinyatakan dalam satuan energi dalam
joule (J) menurut satuan SI (Keenan,2001).
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat diterima atau dilepaskan
oleh suatu benda. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang
diserap mauapun dilepaskan suatu benda. Hampir semua reaksi kimia menyerap
atau menghasilkan energi dalam bentuk kalor. Kajian tentang kalor yang
dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia Penyerapan atau
pelepasan kalor yang menyertai suatu reaksi dapat diukur secara eksperimen.
(Zemansky dkk, 1999).

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu dan wujudnya. Kalor didefiniskan
sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Satuan standar untuk energi
panas atau kalor adalah kalori. Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan
kalor selama reaksi kimia berlangsung adalah calorimeter. Metode kalorimeter
dibagi menjadi dua jenis yaitu kalorimeter pembakar dan calorimeter reaksi.
Kalor umumnya dinyatakan dalam satuan kalori (kal) yaitu suatu kalori adalah
jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 K
atau 1°C suhu kamar (293K). Kapasitas kalor adalah jumlah energi kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sejumlah zat tertentu sebesar 1 K atau 1°C.
Jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat yang diketahui
oleh dari sembarang suhu awal (Ti) sampai sembarang suhu akhir (Tf) dapat
ditentukan melalui pemahaman persamaan kalor : T/ ∆Qkalor = m.c (Sabarno,
2002).

Kalor reaksi merupakan kalor yang diserap atau yang dibebaskan suatu
reaksi kimia pada tekanan tetap dengan symbol ∆H. Kalor reaksi (Entalpi)
diperoleh dari perbedaan antara entalpi hasil reaksi dan entalpi pereaksi. Jika nilai
∆H dari suatu reaksi bernilai positif maka reaksi tersebut dikatakan endoterm dan
jika ∆H bernilai negative maka disebut eksoterm. Kalor dan kerja merupakan
besaran aljabar yang dapat bernilai positif dan negatif. Kalor dan kerja adalah
bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem akibat dari adanya
perubahan suhu antara sistem dan lingkungan. Sedangkan kerja merupakan energi
bukan kalor yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan. Harga ∆E atau
perubahan energi dalam diperoleh apabila reaksi dilakukan dalam bom
calorimeter pada volume konstan. Sedangkan ∆H adalah panas reaksi yang diukur
pada tekanan konstan. Penyerapan atau pelepasan kalor yang menyertai suatu
reaksi. Dikenal beberapa macam kalor reaksi yang bergantung pada tipe
reaksinya. Diantaranya adalah kalor netralisasi, kalor pembentukan, kalor
penguraian, dan kalor pembakaran (Hardjono, 2005).

Kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan menggunakan


hukum hess. Berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar,
berdasarkan energi ikatan dan secara eksperimen. Pengukuran jumlah kalor reaksi
yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut
kalorimeteri. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatis yaitu tidak
ada energi yang lepas atau masuk dari luar kedalam kalorimeter. Kalorimeter
tidak hanya digunakan untuk mengukur kalor jenis bahan logam, melainkan dapat
juga digunakan untuk keperluan lain yang berkaitan dengan jumlah kalor
(Petrucci,1987).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah calorimeter, gelas ukur,
beaker gelas, pemanas elektrik.

Bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah larutan CuSO4 1M, serbuk
Zn, dan aquades.

3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan


Tabel 3.1. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Berat
No Bahan Titik Leleh Titik Tinjauan
Molekul
(OC) Didih (OC) Keamanan
(gr/mol)
1 CuSO4 159.6 1000 110 Iritasi
2 Serbuk Zn 65.39 907 420 Iritasi
3 H2O 18.01 100 0 Aman

Tabel 3.2. Cost Unit


No Bahan Harga Jumlah Harga
Satuan pemakaian Pemakaian
1 CuSO4 9.700/mL 40 mL Rp338.000
2 Serbuk Zn 11.800/gr 3 gr Rp35.400
3 H2O 14.000/mL 20 mL Rp560
Jumlah Total Rp423.960

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Penetapan kalorimeter
Kalorimeter dibersihkan dari sisa-sisa larutan. Dimasukkan 20 mL air ke
dalam calorimeter dan dicatat suhunya. 20 mL air dipanaskan dalam gelas kimia
sampai 10°C diatas suhu kamar (45°C). Air panas dan air dingin dicampurkan ke
dalam calorimeter, diaduk dan diamati suhunya setelah pencampuran selama 10
menit dengan selang waktu 1 atau ½ menit. Dibuat kurva pengamatan suhu
terhadap selang waktu untuk ditentukan besarnya penurunan suhu air panas dan
kenaikan suhu air dingin. Kemudian suhu dialurkan pada sumbu tegak (koordinat)
dan selang waktu dialurkan pada sumbu horizontal (absis)

3.3.2. Penentuan kalor reaksi Zn + Cu2+

Kalorimeter dibersihkan dari sisa-sisa larutan. 40 mL larutan CuSO4 1M


dimasukan ke dalam kalorimeter dan suhu larutan dicatat selama 2 menit
berselang ½ menit. Serbuk Zn ditimbang dengan ketelitian 3,00 – 3,10. Kemudian
dimasukan ke dalam larutan CuSO4 yang telah disiapkan di dalam calorimeter.
Suhu setelah pencampuran selama 10 menit diamati dan dicatat dengan selang
waktu 1 menit. Besarnya kenaikan suhu (T) ditentukan.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Tetapan Kalorimeter
No. Uraian Hasil Pengamatan
1. 20 mL air dimasukkan ke dalam kalorimeter Suhu = 32°C
2. 20 mL air di dalam gelas kimia dipanaskan Suhu = 45°C
hingga suhu meningkat 10°C dari suhu kamar
3. Air panas (dari nomor 2) dicampurkan dengan Suhu campuran Setelah:
air di dalam kalorimeter, kemudian dikocok 1 menit = 47°C
2 menit = 45°C
3 menit = 44°C
4 menit = 42°C
5 menit = 42°C
6 menit = 42°C
7 menit = 42°C
8 menit = 42°C
9 menit = 42°C
10 menit = 42°C

Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan Kalor Reaksi Zn + Cu2+


No. Uraian Hasil Pengamatan
1. 17,5 mL larutan CuSO4 1 M dimasukkan ke Suhu larutan setelah:
dalam kalorimeter 0,5 menit = 32°C
1 menit = 32°C
1,5 menit = 32°C
2 menit = 32°C

2. Timbang bubuk Zn Berat Zn = 1,5 gram


3. Bubuk Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 Suhu campuran Setelah:
di dalam kalorimeter 1 menit = 39°C
2 menit = 39°C
3 menit = 39°C
4 menit = 39°C
5 menit = 38°C
6 menit = 38°C
7 menit = 38°C
8 menit = 37°C
9 menit = 37°C
10 menit = 36°C

4.2. Pembahasan
Termokimia adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perubahan
kalor atau energi yang menyertai suatu reaksi kimia, baik yang diserap maupun
yang dilepaskan. Transformasi dari berbagai bentuk energi, pembatasan-
pembatasan dalam transformasi ini serta penggunaannya dipelajari dalam
termodinamika. Segala sesuatu yang menjadi pusat perubahan energi dan selama
proses perubahan itu berlangsung disebut dengan sistem. Sedangkan hal-hal yang
tidak berubah selama proses berlangsung juga dapat mempengaruhi sistem disebut
lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibagi menjadi 2
yaitu : sistem tertutup dan sistem tersekat. Sistem tertutup merupakan sisstem
yang hanya dapat melakukan pertukaran energi dengan lingkungannya.
Sedangkan sistem tersekat adalah sistem yang tidak dapat melakukan pertukaran
energi dengan lingkungannya. Reaksi pada termokimia terbagi atas reaksi
endoterm dan reaksi eksoterm. Reaksi endoterm adalah reaksi yang terjadi ketika
berlangsungnya penyerapan panas/kalor dari lingkungan ke sistem. Sedangkan
reaksi eksoterm adalah reaksi yang terjadi ketika pelepasan panas/kalor dari
sistem ke lingkungan.
Percobaan ini dilakukan untuk pengukuran kalor menggunakan
kalorimeter. Pengukuran kalor reaksi dilakukan dengan memasukkan air dingin ke
kalorimeter dan diperoleh suhu 32°C. Kemudian dimasukkan air panas yang
memiliki suhu 45°C ke dalam kalorimeter, setelah itu diukur suhu air di dalam
kalorimeter tersebut setiap 1 menit. Suhu pada menit ke-1 sampai ke-10 diperoleh
suhunya masing-masing yaitu: 47°C, 45°C, 44°C, 42°C, 42°C, 42°C, 42°C, 42°C,
42°C, 42°C. Berdasarkan data hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa campuran
air dingin dengan air panas menghasilkan suhu yang semakin menurun hingga
mencapai suhu konstan 42°C. Hal ini disebabkan karena adanya kalor yang
diserap oleh air dingin dari air panas dan adanya kalor yang dilepaskan oleh air
panas itu sendiri. sehingga hasilnya kalor yang dilepaskan oleh air panas dengan
kalor yang diserap oleh air dingin adalah sama.
Penentuan kalor reaksi selanjutnya dilakukan dengan memasukkan larutan
CuOS4 sebanyak 40 mL ke dalam kalorimeter dan diperoleh suhu pada ½ menit, 1
menit, 1 ½ menit dan 2 menit yaitu dengan suhu konstan 32°C. Kemudian
ditambahkan bubuk Zn yang telah digerus dan diperoleh suhu masing-masing
pada waktu 1 menit‒10 menit yaitu: 39°C, 39°C, 39°C, 39°C, 38°C, 38 °C, 38°C,
37°C, 37°C, 36°C. Percobaan ini juga menghasilkan persamaan reaksi, dimana
kalor reaksi Zn + Cu2+ membentuk:
CuSO4 (aq) + Zn (S) ⇌ ZnSO4(s) + Cu(s)
Berdasarkan pengamatan suhu selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit
diperoleh suhu yang bertambah saat bubuk Zn ditambahkan. Kenaikan suhu ini
menandakan bahwa reaksi yang terjadi antara Zn dan CuOS4 adalah reaksi
eksoterm, dimana reaksi tersebut melepaskan energi panas/kalor.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Terjadinya reaksi eksoterm pada saat air panas dan bubuk Zn yang
dicampurkan dengan CuSO4 di dalam kalorimeter.
2. Air dingin dan air panas yang dicampurkan mengakibatkan suhu menurun
secara drastis mencapai suhu konstan pada 42°C
3. Terjadinya reaksi endoterm pada saat air dingin dan air panas dicampurkan
mengakibatkan suhu menurun, hal ini disebabkan karena adanya kalor dari
air panas yang diserap oleh air dingin. Sehingga kalor yang dilepas oleh air
panas dengan kalor yang diserap oleh air dingin adalah sama.

5.2. Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan
digunakan dipersiapkan dan dicek kondisinya terlebih dahulu, dan apabila ada alat
yang sudah tidak layak pakai seharusnya diganti dengan alat yang masih bagus
untuk mempermudah proses jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika. Terjemahan dari Physical Chemistry, oleh Irma
I. Kartohadiprodjo, Erlangga, Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Terjemahan dari
General Chemistry The Essential Concepts, oleh Suminar, Erlangga,
Jakarta.
Hardjono. 2005. Kimia Fisika. Erlangga, Jakarta.
Keenan, Charles W. 2001. Kimia Modern. Terjemahan dari Modern of Chemistry,
oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Terjemahan dari General Chemistry oleh
Suminar Achmadi. Jakarta. Erlangga.
Sabarno, Nita. 2002. Fisika Untuk Universitas. Gramedia, Surakarta.
Zemansky, Mark W and Dittman, Richard H.1990. Kalor dan Termodinamika.
ITB, Bandung.
LAMPIRAN

1. Tetapan Kalorimeter
Dik : T1 = 32°C + 273 = 305 K
T2 = 45°C + 273 = 318 K
T3 = (47°C + 45°C + 44°C + 42°C + 42°C+ 42°C+ 42°C+ 42°C+ 42°C+
42°C)
= (320 K + 318 K + 317 K + 315 K+ 315 K+ 315 K+ 315 K+ 315 K+
315 K+ 315 K)
= 3160 K/ 10
= 316 K
Cair = 4.2 J/g°C
Massa air = 20 gram
Dit : Q1, Q2, Q3, ε ?
Penyelesaian:

 Q1 = m.c (T3 ‒ T1)


= 20 gram.4.2 J g-10 C-1 (316 K ‒ 305 K)
= 924 J
 Q2 = m.c (T2 ‒ T3)
= 20 gram.4.2 J g-10 C-1 (318 K ‒ 316 K)
= 168 J
 Q3 = Q2 ‒ Q1
= 168 J – 924 J
= -756 J (eksoterm)

𝑚.𝑐[(𝑇2 −𝑇3 )−(𝑇3 −𝑇1 )]


 ε=
𝑇3 −𝑇1

20 gram × 4,2 J 𝑔−1 𝐶 −1 [(318 k−316 K)−(316 K−305 K)]


=
316 𝐾 −305 𝐾
= -68.7 K‒1 (eksoterm)

2. Kalor Reaksi Zn + Cu2+


Dik : T1 = 32°C + 273 = 305 K
m Zn = 1.5 gram
T2 = (39°C + 39°C + 39°C + 39°C + 38°C + 38°C + 38°C + 37°C + 37°C
+ 36°C)
= (312 K + 312 K + 312 K + 312 K + 311 K + 311 K + 311 K + 310
K + 310 K + 309 K)
= 3110 K/10
= 311 K
K = 52.5 J/K
Kalor jenis (C) ZnSO4 = 3.25 J/K.gr
V CuSO4 = 40 mL = 0.04 L
M CuSO4 = 1 M
Mr ZnSO4 = Ar Zn + Ar S + Ar O (4)
= 65,4 + 32 + 16 (4)
= 161.4 g/mol

Dit: kalor reaksi Zn + Cu2+ ?

CuSO4 (aq) + Zn (S) ⇌ ZnSO4 + Cu


𝑚 1,5
 mol Zn = = = 0.022 mol
𝑀𝑟 65,5

 mol CuSO4 = M × V = 1 × 0,04 L


 m ZnSO4 = mol CuSO4 × Mr ZnSO4
= 0,04 × 161,4
= 6.456 gram
𝑚
 mol ZnSO4 =
𝑀𝑟
6,456
=
161,4
= 0,04 mol
 Q1 = K (T2‒T1)
= 52,5 J/K (311‒305) K
= 315 J
 Q2 = m larutan × C larutan × (T2‒T1)
= 6,456 gr × 3,52 J/K.gr × (311‒305) K
= 136,35 J
 Q3= Q2 + Q1
= 315 J + 136,35 J
= 451,35 J
Q3
 ∆H =
mol ZnSO4
451,35 J
=
0,04

= 11283,75 J/mol

Revisi :
1. Abstrak = spasi diperhatikan kembali, hasil dan kesimpulan harus
sesuai.
Jika mau buat kesimpulan tentang perubahan suhu air panas dan air
dingin sebaiknya disesuaikan dengan hasil yang dituliskan pada abstrak.
Sebaiknya pada hasil abstrak juga dituliskan hasil perubahan suhu air
panas dan air dingin. Agar pembaca lebih paham maksud dari percobaan
ini.
2. Bab 1 = spasi di perhatikan lagi. Jarak antara 1.1. ke latar belakang 1
spasi
Paragraf pertama isi latar belakang spasi nya 1,25
Isi latar belakang sesuaikan dengan percobaan
Tulis latar belakang ikuti format dari umum ke khusus
Tuliskan mengapa perlu dilakukan percobaan ini
3. Bab 2= spasi diperhatikan kembali
Cara menulis diperhatikan kembali
Banyak teori yang tidak berkaitan
Antara paragraf satu dengan yang lainya harus berkaitan.
4. Bab 3= spasi diperhatikan kembali
Tulisan antara bold dan tidak bold disesuaikan
Bahasa diperhatikan dan disesuaikan
5. Bab 4=spasi diperhatikan kembali
Pembahasan : termokimia harus sesuai dengan teori
Sistem ada tiga = tersekat, tertutup dan terbuka
Prinsip kalorimeter
Kalorimeter menggunakan sistem apa ...?
Percobaan= kata-kata diperhatikan kembali
Kaitkan hasil dengan teori
6. Bab 5= kesimpulan sesuaikn degan hasil
Kesimpulan Zn + Cu tolong dibuat
7. Daftar pustaka=spasi diperhatikan
Jarak antara satu buku dan buku selanjutnya diperhatikan kembali
spasinya.
8. Lampiran= tolong diketahui nya ditulis secara lengkap, jangan hanya
menulis diketahui suhu nya saja tapi seperti m dan c juga harus ditulis
Cara mencari m tolong ditulis
C air tolong dicari kembali.
T2= 45 jangan 69

Anda mungkin juga menyukai