Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Termokimia

I. Judul Percobaan : Termokimia


II. Hari/Tanggal Percobaan : Jumat/15 November 2013
III. Selesai Percobaan : Jumat/15 November 2013
IV. Tujuan Peercobaan
1. Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau pelepasan kalor.
2. Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi kimia.
V. Tinjauan Pustaka
Termokimia adalah ilmu yangmembahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia
atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.Dalam praktiknya termokimia
lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau
proses-proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud
atau perubahan struktur kristal. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu
kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja yang dimiliki oleh
suatu zat, bagaimana energi tersebut berubah, bagaimana mengukur perubahan energi
tersebut, serta bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan.System adalahSegala sesuatu yang menjadi
pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energy, sedangkan lingkungan adalahhal-hal di
luar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem.
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Oleh karena itu, jumlah
energi yang diperoleh oleh sistem akan sama dengan jumlah energi yang dilepaskan oleh
lingkungan. Sebaliknya, jumlah energi yang dilepaskan oleh sistem akan sama dengan jumlah
energi yang diperoleh oleh lingkungan.
Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, maka dalam suatu
reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk kalor akan diserap oleh
lingkungan. Reaksinya disebut reaksi eksoterm. Sebaliknya, dalam reaksi dimana energi
diserap oleh sistem dalam bentuk kalor akan sama dengan energi yang dilepaskan oleh
lingkungan. Reaksinya disebut reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan.Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan.Pada reaksi eksoterm

umumnya suhu system naik.Adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan sistem
melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem.Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya.Pada
reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu.Adanya penurunan suhu
sistem inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.
Kalor merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu.Jadi,
perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang
terjadi.Pengkuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter.Kalorimeter adalah pengukur jumlah kalor yang dilepas atau diserap pada reaksi
kimia.
Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penurunan suhu)
air yang terdapat di dalam kalorimeter dirumuskan sebagai:

q air = m c T
dengan,

m = massa air dalam kalorimeter (gram)


c

= kalor jenis air dalam kalorimeter (J g

K atau J g

C )

T = perubahan suhu ( C atau K)


Kalorimeter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil.Artinya kalorimeter tersebut
benar-benar sebagai sistem yang terisolasi, sehingga perubahan kalor yang terjadi dari reaksi
dalam bom hanya berpengaruh terhadap perubahan suhu air atau larutan yang ada di dalam
kalorimeter.
Reaksi yang berlangsung dalam kalorimeter bom merupakan reaksi yang berlangsung
pada volum konstan (V = 0), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama
dengan perubahan energi dalamnya.
U = q + w , dimana w = - PV
Jika V = 0, maka w = 0
Perubahan energi dalam pada kalorimeter bom menjadi
U = q v

Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran, dapat dilakukan


menggunakan kalorimeter pada tekanan konstan. Misalnya pada kalorimeter stirofoam yang
dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter jenis ini umunya dilakukan untuk mengukur kalor
reaksi di mana reaksinya berlangsung dalam bentuk larutan, misalnya untuk mengukur
perubahan kalor yang terjadi pada reaksi netralisasi asam-basa.
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada tekanan konstan (P = 0),
1) Penentuan Tetapan Kalorimeter
maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan entalpinya.

H = q p
Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem ke
lingkungan selama reaksi berlangsung, maka

q reaksi + q kalorimeter + q laru tan = q sistem


VI. Alat dan Bahan
Alat-alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kalorimeter
Gelas kimia 100 mL
Termometer
Kasa
Kaki tiga
Spirtus

Bahan:
2) 1.Penentuan
Kalor Reaksi Zn-CuSO4
CuSO4 1M
2. NaOH 1M
3. HCl
1M
4. Serbuk Zn
5. H2O

VII. Cara Kerja

H2O 25mL
- dimasukkan dlm
Calorimeter
menggunakan
pipet ukur

H2O 25mL

-dimasukkan dalam
gelas kimia
-dipanaskan sampai
kenaikan suhu kirakira 10C dari T1
T1

T2

-dikocok
T

Tetapan kalorimeter
2) Penentuan Kalor Reaksi Zn CuSO4

25ml CuSO4 0,2M


-dimasukkan ke kalorimeter
T3
-+ Serbuk Zn 0,5 gram
T4

Kalor reaksi

3) Penentuan Kalor Penetralan HCl - NaOH


3)Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH

25ml HCl 0,5M

25ml NaOH 0,5M

-dimasukkan dalam kalorimeter


T5

-diatur suhunya
sehingga sama
dengan HCl
-dimasukkan ke
kalorimeter

T6

Kalor penetralan

VIII. Hasil Pengamatan


Tabel Penentuan Tetapan Kalorimeter
No

Nama

Suh

Zat

(C)
1. Air dingin 25 30
mL

Sebelum

Warna

bening,tidak
ada

2. Air panas 25

40

mL

endapan,tidak
berbau dan
tidak

Campuran
3. air

dingin

Sesudah

-Vcamp = 50 ml
-Warna
bening,tidak
ada
endapan,tidak
berbau,dan

mengeluarkan tidak
34

uap.

dan air panas

Tabel Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4

mengeluarkan
uap.

Dugaan/Re
aksi

Kesimpul

Air panas
melepaskan
kalor dan
diterima oleh
air dingin
sehingga
tercapai suhu
kesetimbangan.

Jadi tetapan

an

calorimeter
adalah 2,1
joule/K

No

Nama

Suh

Zat

1.

CuSO4 25
Sebuk

0,5gr

Dugaan/Reaksi

biru Zn (s) + CuSO4 (aq)

ada tua,terdapat

endapan,warn

endapan

ZnSO4

Cu

seng ZnSO4 (aq) + Cu(s)

a Zn abu-abu (Zn),warna

3. Campuran
25

biru -Warna

tua,tidak

Zn

Sesudah

38 dengan

mL

Kesimpu
lan

(C)
31 -Warna

mL 0,5 M
2.

Sebelum

masa endapan

0,5 gram.

Jadi delta Hr
adalah
-28,036
joule/K

abu-

abu.

CuSO4 0,5
M dan 0,5
gram Zn

Tabel Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH


No

Nama

Suh

Zat

1.

HCl 0,5 M
NaOH

0,5M
3. 25mL

Sesudah

HCl(aq) + NaOH(aq)

Jadi delta Hr

-Warna

-Warna

ZnSO4

adalah -1.180

bening,tidak

bening,tidak

NaCl(aq) + H2O(l)

ada endapan

ada

endapan

dalam tapi

Campuran

kalorimeter

keruh,tidak

HCl 0,5 M

menguap.

menguap.

NaOH 0,5
M 25 mL

IX. Analisis Data

Kesimpul

-Vcamp=50ml

35 -HCl

25 mL dan

Dugaan/Reaksi

an

(C)
30 -TNaOH=T5

25 mL
2.

Sebelum

+ Cu

joule/K

1.

Penentuan Tetapan Kalorimeter


Pada percobaan pertama,kami memasukkan 25mL air dengan suhu normalkedalam

kalorimeter. Kamimengukur temperaturnya (T1)yakni sebesar 30 C. Setelah itukami


memanaskan air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik 10 C dari suhu T 1atau hingga
suhu air (T2) itu mencapai 40. Selanjutnya kamimencampurkan air yang telah dipanaskan
tadi dengan air dingin yang ada dalam kalorimeter. Lalu kami aduk hingga keduanya
bercampur. Kita mengukur suhu campuran (T) tersebut yakni sebesar 34 C. Tahap
berikutnya kami menghitung nilai dari kalor yang diserap oleh air dingin (q 1) dengan
menggunakan rumus: Q1= mair dingin x cair x (T-T1) dengan catatan massa jenis () air diangap
konstan yakni 1 gr / mL dan kalor jenis (c) air sebesar 4,2 J / K. Kami akan memperoleh nilai
dariQ1sebasar 16,8 J. Kami juga menghitung kalor yang dilepas oleh air panas (q 2) dengan
menggunakan rumus:Q2= mair panas x cair x (T-T2). Dan kita akan mempooleh nilai Q2sebesar
25,2 J dan Q3 = selisih dari Q1 dan Q2 sebesar 8,4 J. Dengan demikian kami dapat menghitung
tetapan kalorimeter dengan mengunakan rumus :
k=

q3
T-T1

Maka kita akan memperoleh tetapan kalorimeter sebesar 2,1 J / oK


2.

Penentuan Kalor Reaksi Zn CuSO4


Dalam percobaan yang kedua kami memasukkan CuSO4dengan konsentrasi 1 M

sebanyak 25 mL ke dalam kalorimeter. Lalu kami mengukur suhu CuSO 4dengan


menggunakan termometer sehingga diperoleh suhu CuSO 4(T3) sebesar 31 C atau 304 K.
Lalu kami menimbang serbuk Zn sebanyak 0,5 gram. Kemudian kami campurkan serbuk Zn
yang telah ditimbang dengan CuSO4 dalam kalorimeter. Kami aduk hingga tercampur dan kita
ukur suhu campuran itu dan kita peroleh suhu campuran (T 4) sebesar 38 C atau 311oK. Dan
menghitung q4 dengan mengalikan tetapan kalorimeter dengan selisih suhu antara T4 dengan
T3mendapatkan hasil 2,1J. Selanjutnya dengan Reaksi :
Zn(s) + CuSO4(aq)

ZnSO4(aq) + Cu(s)

kami menghitung kalor reaksi Zn - CuSO4. Dengan cara pertama kami hitung mol zat
ZnSO4yang terbentuk setelah terjadi mereaksikan CuSO4dengan Zn. Setelah itu kami kalikan
mol ZnSO4 dengan massa molekul relatifnya, maka kami akan memperoleh massa ZnSO 4
yang terbentuk. Dengan massa ZnSO4yang terbentuk itu kami dapat menghitung kalor yang
diserap larutan ( q5 ), yakni dengan menggunakan rumus: q5 = mlarutan x clarutan x T dengan
memperhatikan clarutandianggap 3,52 J / gr K. Maka kami akan memperoleh q5 sebesar 686,2J.

Lalu kita menghitung kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q 6) dengan cara menambahkan
q4dan q5, maka kami akan mendapatkan q6sebesar -700,9J. setelah itu kami akan menghitung
kalor reaksi (Hr) antara Zn dan CuSO4 dengan cara membagi q6 dengan mol ZnSO4yang
terbentuk setelah reaksi. Maka akan kami peroleh kalor reaksi sebesar -87612,5 J /mol.
3.

Kalor Penetralan HCl NaOH

Inti dari percobaan ini adalah menentukan kalor pada reaksi HCl dan NaOH. Mulamulalarutan HCl dengan konsentrasi 1 M sebanyak 25 mL dimasukkan kedalam kalorimeter
dan kami peroleh suhu (T5) sebesar 30C atau 303K.Selanjutnya kami mengambil NaOH
dengan konsentrasi 1 M sebanyak 25 mL dan mengatur suhunya agar sama dengan suhu HCl.
NaOH yang temperaturnya sama dengan temperatur HCl tadi dicampurkan dengan HCl.Kami
mengaduk agar kedua larutan itu tercampur dan Kami mengukur suhu campurannya (T 6)
sebesar 35 C atau 308oK. Setelah diamati terjadi perubahan suhu HCl sebelum dan sesudah
dicampurkan dengan NaOH.Pada percobaan terjadi reaksi antara asam klorida (HCl) dan basa
natrium hidroksida(NaOH) yang menghasilkan garam dengan air. Reaksi tersebut dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq)

NaCl(aq) + H2O(l)

Yang bertindak sebagai sistem dalam reaksi ini adalah HCl dan NaOH dan yang
bertindak sebagai lingkungan adalah air sebagai medium pelarut kedua zat tersebut. Pada
reaksi tersebut suhu larutan meningkat, hal ini terjadi karena pada saat reaksi terjadi
pelepasan kalor(ditandai dengan keluarnya uap). Kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi
(NaOH dan HCl) diserap oleh lingkungan pelarut dan material lain (Kalorimeter).Akibatnya
suhu lingkungan naik yang ditunjukkanoleh kenaikan suhu larutan.Jadi dalam percobaan
tersebut yang diukur bukanlah suhusistem, melainkan suhu lingkungan tempat terjadinya
reaksi.Sedangkan sistem pada reaksitersebut suhunya turun dan mencapai keadaan stabil
membentuk NaCl dan H2O.
Setelah itu kami menghitung kalor penetralan HCl NaOH. Caranya adalah awalnya kami
hitung mol HCl dan NaOH yang beraksi dengan cara mengalikan Molaritas dengan volume
larutan,maka kami akan mengetahui mol NaCl yang terbentuk. Selanjutnya kami hitung
massa NaCl yang terbentuk dengan cara mengalikan mol NaCl yang terbentuk dengan massa
molekul relatif (Mr) NaCl. Kemudian kamimenghitung kalor yang diserap larutan (q 7)
dengan cara mengalikan massa larutan NaCl dengan kalor jenis larutan dan kenaikan suhu
larutan. q7 = mlarutan x clarutan x T. Maka kamimemperoleh q 7 sebesar 19J. kemudian kami

menghitung kalor yang diserap kalorimeter (q8 ) dengan cara mengalikan tetapan kalorimeter
dengan perubahan suhu. q8= k x (T6 T5). Maka kami mendapatkan kalor yang diserap
kalorimeter (q8) sebesar 10,5 J. Dengan diketahuinya q7dan q8maka kami dapat menghitung
kalor yang dihasilkan sistem reaksi (q9) dengan cara manambahkan kalor yang diserap larutan
(q7) dan kalor yang diserap kalorimeter (q8). Maka kami memperoleh kalor yang dihasilkan
sistem reaksi (q9) sebesar -29,5 J. Dengan demikian kami dapat menghitung kalor penetralan
yang dihasilkan dalam satu mol larutan (Hn). Caranya yaitu dengan membagi kalor yang
dihasilkan sistem reaksi (q9) dengan jumlah mol NaCl yang terbentuk. Makakami
memperoleh kalor penetralan (Hn) sebesar -1180 J/mol.

X. Pembahasan
Pada percobaan pertama tidak terjadi reaksi karena apabila air direaksikan dengan air
maka akan tetap menghasilkan molekul air (molekul yang direaksikan sama). Reaksi ini
termasuk reaksi Endoterm karena sistem (air dingin) menerima kalor dari lingkungan (air
panas). Dalam percobaan tidak hanya air dingin dan air panas yang terlibat, akan tetapi
kalorimeter juga terlibat menyerap kalor. Kita juga mengetahui tetapan kalorimeter k= 2.1
J/K.
Pada percobaan kedua terjadi reaksi Zn(s)+CuSO4(aq) ZnSO4(aq)+Cu(s). Reaksi ini
termasuk reaksi eksoterm dimana sistem (Zn menerima kalor dari lingkungan) CuSO 4. Kita
juga mengetahui kalor reaksi Hr=-87612,5 J/mol.
Pada percobaan ketiga terjadi reaksi HCl(aq)+NaOH(aq) NaCl(aq)+H2O(l).karena apabila
asam klorida dan natrium hidroksida direaksikan maka menghasilkan natrium klorida dan
air.Reaksi ini termasuk reaksi eksoterm dimana sistem (HCl) menerima kalor dari lingkungan
(NaCl). Kita juga mengetahui kalor penetralan Hn= - 1180 J/mol.

XI. Kesimpulan

1) Setiap reaksi kimia disertai penyerapan dan pelepasan kalor yang ditandai dengan
terjadinya kenaikan suhu pada saat air dipanaskan(eksoterm) dan penurunan suhu
2)

(endoterm) setelah dicampur dalam kalorimeter.


Perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi kimia yaitu tetapan calorimeter
adalah 2,1 J / oK,kalor yang dihasilkan dalam reaksi Zn-CuSO4 adalah -87612,5 J/mol
dan kalor yang dihasilkan pada reaksi penetralan HCl-NaOH adalah sebesar -1180
J/mol.

XII.Daftar Pustaka

Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum KimiaUmum. Surabaya:Unipress

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar . Jakarta:Erlangga.

Justiana,Sandi.2008.Kimia.bandung:Yudhistira
Prawirosudirjo,Ganardi.2003.Kamus Ilmu Pengetahuan Alam.Surabaya:Balai Pustaka
Atkins,Pw.1994.Kimia Fisik II.Jakarta:Erlangga

Lampiran

1) Perhitungan Penentuan Tetapan Kalorimeter


Diketahui:
T1=30oC= 303 K
T2= 40oC= 313 K
T=34oC=307 K
Ditanya: K?
Jawab:
a. q1= mair dingin x kalor jenis air x kenaikan suhu
= 1 gram x 4,2 J/gram K x (307-303) K
= 16,8 J
b. q2= mair panas x kalor jenis air x penurunan suhu
= 1 gram x 4,2 J/gram K x (313-307) K
= 25,2 J
c. q3= q2-q1
= 25,2-16,8
= 8,4 J
q3
d. K=
( T T 1 )
8,4
=
307303
= 2,1 J/k
2) Perhitungan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
Diketahui: VCuSO4= 25mL= 0,025 Liter
mZn= 0,5 gram
Ar
Zn= 65,4
Mr ZnSO4= 161,4
T3= 31oC= 304 K
T4= 38oC= 311 K
Ditanya: Hr?
Jawab: Mol Zn = massa / Mr
= 0,5 / 65,4
= 0,008 mol

Mol CuSO4= M x V
= 1 . 0,025
= 0,025 mol
Zn(s) + CuSO4(aq)
Awal

0,0080,025

Reaksi

0,0080,008

Sisa

ZnSO4(aq) + Cu(s)
-

0,0017

0,0080,008
0,008

0,008

a. q4= k(T4-T3)
= 2,1J/K (311-304)K
= 14,7 J
b. q5= mlarutan x kalor jenis larutan x kenaikan suhu
= 27,85 gram x 3,52 J/gram K x (311-304) K
= 686,2 J
c. q6= -(q5+q4)
= -(686,2+14,7)
= -700,9 J
q6
d. H r=
mol larutan ZnSO 4
700,9
=
0,008
= -87612,5 J/mol
3) Perhitungan Kalor Penetralan HCl-NaOH
Diketahui:Massa jenis larutan 1,03 gram/ml
Kalor jenis larutan= 3,69 J/gram K.
T6= 35oC= 308 K
T5= 30oC= 303 K
Ditanya: Hn?
Jawab :a. q7= mlarutan x kalor jenis larutan x kenaikan suhu
= 1,03 gram x 3,69 J/gram K x (308-303) K
= 19 J
b. q8= K x (T6-T5)
= 2,1 J/K x (308-303)
= 10,5 J
c. q9= -(q7+q8)
= -(19 J + 10,5 J)
= -29,5 J
q9
d. H n=
mol larutan NaCl
29,5
=
0,025
= -1180 J/mol

Gambar Hasil Percobaan :


Penentuan Tetapan Kalorimeter

Gambar 1. Mendidihkan air sebanyak 25 mL


sampai temperaturnya naik 10 C

Gambar 2. Mencampur air yang telah dipanaskan tadi


dengan air dingin yang ada dalam kalorimeter dan mengukur suhu maksimal

Gambar 3. Hasil perobaan pertama yaitu setelah suhu diukur dalam kalorimeter

Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4

Gambar 4. Mengambil larutan CuSO40,2 M sebanyak 25 mL

Gambar 5.mencampurkanCuSO4tersebut ke dalam kalorimeter dengan serbuk Zn

Gambar 6. Hasil percobaan antara serbuk Zn dan larutan CuSO4

Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH

Gambar 7. Mengukur larutan NaOH 0,5M sebanyak 25 ml dan mengukur HCl 0,5M juga
sebanyak 25ml.

Gambar 8. mencampur NaOH tersebut ke dalam kalorimeter yang di dalam telah terdapat
HCl

Gambar 9. Hasil percobaan antara laruran HCl dan larutan NaOH

Anda mungkin juga menyukai