Pembahasan
Percobaan kedua adalah penentuan kalor reaksi antara Zn-CuSO4. Pada percobaan ini
langkah yang digunnakan pada dasarnya adalah sama dengan percobaan 1. Pertama yakni
memasukkna larutan CuSO4 1 M sebanyak 15 mL kedalam kalorimeter lalu diukur dan
dicatat suhuya (untuk menegtahui t3). Kemudian menimbang serbuk Zn ± 0,5 gr. Zn
merupakan logam putih kebiruan, mudah ditempa. Titik lebur 4100C, titik didih 9060C,
melarut dengan lambat dengan asam dan alkali, logam murni. Lalu serbuk Zn tersebut
dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi larutan CuSO 4 tadi, kemudian diaduk
menggunakan pengaduk yang ada di calorimeter dan kemudian dicatat suhu campuran
reaksinya (untuk mengetahui t4). Peristiwa ini dikatagorikan ke dalam reaksi eksoterm.
Dan hal ini pun sama dengan teori pada percobaan pertama yang menyatakn bahwa
reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepas kalor dalam arti keluar.
(Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41). Suhu dari CuSO4 sebesar 31º C atau 304 K. Setelah
CuSO4 dicampur dengan Zn, diukur suhu campuran itu dan diperoleh suhu campuran (T 4)
sebesar 38º C atau 311 K. Kemudian menghitung q4 dengan mengalikan tetapan
kalorimeter dengan selisih suhu antara T4 dengan T3 mendapatkan hasil – 123384,1875 J.
Selanjutnya dengan Reaksi :
CuSo4 (aq) + Zn (s) ZnSo4 (aq) + Cu (s)
Dari hasil pencampuran tersebut diketahui suhu campuran (T 4) sebesar 38 ºC. Warna
campuran yang terbentuk adalah biru dan terdapat endapan Cu. Pada percobaan kedua
terjadi reaksi eksoterm yang ditandai dengan adanya panas dari kalorimeter dan kenaikan
suhu dari 31 ºC menjadi 38 ºC . Dalam percobaan ini jika Zn diganti dengan Ag maka
hasil yang didapat tidak akan sama dikarenakan pada deret volta Zn berada di sebelah kiri
yang artinya ia mudah bereaksi sedangkan Ag berada disebelah kanan yang artinya tidak
mudah bereaksi oleh karena itu untuk mempermudah dalam melakukan percobaan
sebaiknya menggunakan Zn.