Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN


KALORIMETER
Selasa, 6 September 2022

Disusun oleh:

Anugrah Alda Pratama

Trimutia Wulandari

Jesica Yolanda Sitohang

Indah Gening Anarul

Rindu Bunga Kinanti

Muhammad Azzis Rohman


A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengukur atau menentukan harga perubahan entalpi reaksi antara dua senyawa
( HCl dan NaOH)
2. Menentukan jenis reaksi apa yang terjadi (eksoterm atau endoterm)
3. Menentukan selisih suhu kedua larutan

B. DASAR TEORI
Entalpi adalah jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah
energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa
dihitung adalah nilai perubahannya.
Pada reaksi kimia, sistem dapat melepaskan atau menyerap kalor. Reaksi kimia
dengan sistem melepaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia
dengan sistem menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi eksoterm, ∆H
bernilai negatif yang harga mutlatknya sebesar kalor yang dilepaskan. Pada reaksi
endoterm, ∆H reaksi berharga positif yang harga mutlaknya sebesar kalor yang diserap.
Untuk menentukan perubahan entalpi standar (∆H) dapat dilakukan dengan cara teoritis
dan secara eksperimen. Apabila menentukan perubahan entalpi secara teoritis, maka
akan menerapkan Hukum Hess dan Energi Ikatan. Apabila menentukan perubahan

entalpi secara eksperimen (kalorimetris), maka diperlukan suatu alat kalorimeter.

Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi secara kalorimetris, yaitu


kalorimetri pembakaran dan kalorimetri reaksi. Metode kalorimetri pembakaran
dilakukan dengan cara membakar suatu unsur atau senyawa (umumnya dengan oksigen)
dalam kalorimeter, kemudian kalor yang dibebaskan dalam reaksi pembakaran tersebut
diukur. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri
pembakaran disebut kalorimeter tipe bom. Sementara itu, metode kalorimetri reaksi
merujuk pada penentuan kalor reaksi apa saja selain reaksi pembakaran. Kalorimeter
yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri reaksi disebut
kalorimeter tipe reaksi.
Kalorimeter terdiri atas penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi
yang terendam dalam air. kenaikan temperatur diukur dengan termometer. Kalor yang
dilepas oleh sistem sama dengan kalor yang diserap oleh kalorimeter, yaitu sebesar
kapasitas kalor dari kalorimeter dikalikan dengan temperatur. Pada reaksi eksoterm,
kalor yang dilepaskan dari reaksi digunakan untuk menaikkan temperature larutan dan
kalorimeter. Untuk reaksi endoterm, kalor yang diserap oleh reaksi sama dengan kalor
yang diserap larutan.

Kalorimeter sederhana ialah alat untuk mengukur perubahan suhu dari sejumlah
air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi. Jadi,
kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di
dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan
mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000). Karena energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Hk. Termodinamika I), maka:

q reaksi = –q larutan

q larutan = m · c · ΔT

Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat


kalorimeter. Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azaz Black yaitu kalor
yang diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi
dapat dihitung dengan rumus :
Q = m. c. ∆T

Keterangan: m = massa larutan ( g)


                     C = kalor jenis = 4,18 Jg-10 C-1
                   ∆T = Takhir- Tawal ( oC )

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter sederhana
2. Termometer
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur 50 mL (2 buah)
5. Tisu
6. 50 mL HCl 1 M
7. 50 mL NaOH 1 M

D. PROSEDUR KERJA
1. Rangkailah alat kalorimeter sederhana,
2. Masukkan 50ml larutan HCL 1M kedalam kalorimeter. Ukur dan catat suhunya.
3. Sebelum NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter, suhu dari NaOH tersebut
harus diukur suhunya terlebih dahulu,
4. Setelah itu campur kedua larutan tersebut ke dalam calorimeter. Tutup
kalorimeter dan pasang termometer serta batang pengaduk pada tutupnya,
5. Aduk sampai rata, ukur dan catat suhu larutan setelah HCl dan NaOH bereaksi
sempurna, dan
6. Catat hasil pengamatan dalam tabel berikut.

No. Larutan Hasil Pengukuran Suhu (°C)


1. HCl 29°
2. NaOH 29°
3. HCl + NaOH 35°
E. PERTANYAAN DAN DISKUSI
1. Berapakah selisih suhu kedua larutan tersebut?
Jawab:
Selisih = HCl (29°) – NaOH (29°) = 0°

2. Hitunglah harga perubahan entalpi reaksi dan tulisan kan persamaan


termokimianya!
Jawab:
Dik: NaOH = 1 M
V = 50 mL
HCl =1M
V = 50 mL

∆T = 35° - 29° = 6°
c = 4,2 J/g
m = 50 + 50 = 100 mL
= 100 g

Dit: ∆H..?
Penyelesaian:
q = m.c.∆T
= 100 . 4,2 . 6
= 2.520 joule
HCl = M.V
= 1. 0,05 = 0,05
NaOH = M.V
= 1. 0,05 = 0,05

R = NaOH + HCl NaCl + H₂O


m 0,05 0,05
R 0,05 0,05 0,05
S 0,05

n = 0,05 mol
∆H = -2520 joule
0,05
= -5040 J/mol : 1.000
= -5,04 Kj/mol

3. Termaksuk jenis reaksi apakah reaksi pada percobaan tersebut (eksoterm atau
endoterm)? Jelaskan!
Jawab:
Reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut adalah eksoterm karena terjadi
pembebasan panas dari kalorimeter ke lingkungan sehingga suhu di lingkungan
bertambah.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil suatu simpulan bahwa,
1. ∆H yang diperoleh melalui percobaan tersebut adalah sebesar –5,04 kJ/mol.
Tanda negatif menandakan bahwa reaksi tersebut melepas kalor.
2. Reaksi antara HCl dengan NaOH menunjukkan adanya peningkatan suhu.
Sehingga reaksi tersebut melepaskan kalor (eksoterm).
3. Pada pencampuran HCl dan NaOH terjadi penaikan suhu yaitu 6° dan dari
percobaan ini dapat membentuk persamaan termokimia:
HCl + NaOH  NaCl + H₂O ∆H = -5,04 kj/mo

Anda mungkin juga menyukai