Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

KI-1101 Kimia Dasar IA


M odul 2
Perubahan Energi dalam Reaksi Kim ia

Nama : Elisa Rahayu

NIM : 16620267

Tanggal Praktikum : Senin, 7 Desember 2020

Shift Praktikum : P-1.2

Kelompok :D

Nama Asisten : Nadya Putri P.

LABORATORIUM KIMIA D ASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALA M
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Perubahan Energi dalam Reaksi Kim ia

1. Tujuan Percobaan
 M enenetukan kapasitas kalor kalorimeter
 M enentukan kalor penetralan reaksi larutan HCl dengan larutan NaOH
 M enentukan kalor penetralan reaksi larutan HCl dengan padatan NaOH

 M enentukan kalor pelarutan NaOH


 M enentukan nilai entalphi dengan hukum Hess
2. Teori Dasar
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor
suatu zat yang menyertai suatu reaksi. Penulisan persamaan termokimia berbeda dengan
penulisan persamaan reaksi kim ia. Penulisan persamaan reaksi kimia dikenal dengan nama
persamaan reaksi stoikiometri, sedangkan persamaan reaksi kimia yang melibatkan kalo r
dapat dituliskan sebagai persamaan termokimia. Pada persamaan termokimia, koefisien reaksi
tidak hanya menunjukan perbandingan jumlah mol, tetapi juga menyatakan jum lah mol yang

bereaksi. Persamaan termokimia juga dilengkapi dengan perubahan entalpi ( ᐃH). Satuan yang

digunakan adalah kJ, sedangkan perubahan entalpi dalam molar digunakan satuan kJ/mol .
Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu entalpi pembentukan, entalpi
pembakaran, entalpi penguraian, entalpi pelarutan, entalpi peleburan, entalpi penetralan, dan
entalpi penguapan. Pada percobaan ini, perubahan entalpi yang akan diamati adalah entalpi
penetralan dan entalpi pelarutan. Penentuan nilai perubahan kalor tersebut dapat dihitu ng
menggunakan pendekatan Hukum Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi
suatu proses keseluruhan adalah penjumlahan dari perubahan-perubahan entalpi dari masing-
masing tahap tunggal reaksi atau dalam arti lain, perubahan entalpi tidak bergantung pada
bagaimana suatu reaksi berjalan, hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir reaksi.
Untuk menentukan nilai perubahan entalpi, pada percobaan ini akan digunakan
kalorimeter sederhana. Pada prinsipnya, kalorimeter merupakan suatu wadah yang dapat
menyekat sistem sedemikian rupa sehingga tidak ada kalor yang berpindah dari sistem ke
lingkungan, dan sebaliknya. Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah yang bersifat
isolator (tidak menyerap kalor) yang terbuat dari gelas styrofoam. Gelas Styrofoam tersebut

2
diberi tutup dari bahan yang sama dan dilubangi untuk memasukkan termometer dan batang
pengaduk ke dalam gelas styrofoam.
Styrofoam merupakan isolator yang baik, walaupun sebagian kalor tentunya akan
diserap oleh Styrofoam dan sebagian akan dilepaskan ke lingkungan, namun nilai kalor
tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan jumlah kalor yang diserap oleh larutan di
dalam kalorimeter. K onsekuensinya, pada kondisi percobaan ini diasumsikan bahwa tidak ada
kalor yang diserap oleh gelas styrofoam, tutup gelas styrofoam, termomet er, dan batang
pengaduk serta lingkungan gelas styrofoam. Kalorimeter jenis lainnya dapat juga digunakan
pada percobaan penentuan jumlah kalor reaksi penetralan reaksi asam -basa.
3. Cara Kerja
a. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Hal yang dilakukan dalam penentuan kapasitas kalor kalorimeter yaitu praktikan
menyiapkan akuades sebanyak 50ml lalu dipanaskan, kemudian temperaturnya diukur
dan dicatat. A kuades lain disiapkan sebanyak 25ml lalu diukur temperaturnya, kemudian
dimasukkan ke dalam kalorimeter. Akuades yang telah dipanaskan diukur sebanyak 25ml
lalu dimasukkan ke dalam kalorimeter yang sama. Stopwatch harus segera dijalankan
setelah mencampurkan akuades, begitu pula kalorimeter harus segera ditutup dengan
rapat. Kemudian kalorimeter digoyangkan untuk mencampur akuades. Setelah itu
temperatur akan naik dan dicatat. Kemudian kalorimeter dibersihkan lalu dikeringkan.
b. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan : HCl(aq) +NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2 O(l)
Untuk menentukan kalor reaksi penetralan larutan HCl dengan larutan NaO H,
praktikan menyiapkan kedua larutan dengan konsentrasi 2 M dalam gelas kimia yang
berbeda, masing-masing sebanyak 25ml. Kedua larutan tersebut diukur temperaturnya
lalu dicatat. Setelah itu, kedua larutan dimasukkan ke dalam kalorimeter tetapi tidak pada
waktu yang bersamaan (HCl terlebih dahulu atau NaO H terlebih dahulu). Setelah kedua
larutan berada di dalam kalorimeter, stopwatch segera dinyalakan dan kal orimeter segera
ditutup rapat. Supaya larutan bercampur dan bereaksi dengan sempurna, kalorimeter
digoyangkan perlahan. Temperatur akan berubah, perubahannya dicatat pada interval
waktu tertentu hingga temperatur relatif konstan. Kemudian kalorimeter dibersihkan lalu
dikeringkan.

3
c. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) +N aOH(s) NaCl(aq) + H 2 O(l)
Untuk menentukan kalor reaksi penetralan larutan HCl dengan padatan NaO H,
praktikan menyiapkan larutan HCl 2M sebanyak 30 ml, akuades sebanyak 20ml, dan
padatan NaO H sebanyak 2 gram. Larutan HCl dan akuades dimasukkan terlebih dahulu
ke dalam kalorimeter lalu temperaturnya diukur. Kemudian padatan NaOH dimasukkan
ke dalam kalorimeter. Stopwatch segera dijalankan dan kalorimeter ditutup dengan rapat.
Supaya reaktan bercampur dan bereaksi dengan sempurna, kalorimeter digoyangkan
perlahan. Temperatur akan berubah, perubahannya dicatat pada interval waktu tertentu
hingga temperatur relatif konstan. Kemudian kalorimeter dibersihkan lalu dikeringkan.
d. Penentuan Kalor Pelarutan NaOH(s) NaOH(aq)
Untuk menentukan kalor pelarutan NaOH, praktikan memasukkan akuades
sebanyak 50 ml ke dalam kalorimeter lalu temperaturnya diukur. Kemudian padatan
NaOH kurang lebih sebanyak 6 gram dimasukkan ke dalam kalorimeter yang sama.
Stopwatch segera dijalankan dan kalorimeter ditutup dengan rapat. Kalorimeter
digoyangkan perlahan supaya NaOH dapa t terlarut dengan baik. Temperatur akan
berubah, perubahannya dicatat pada interval waktu tertentu hingga temperatur relatif
konstan. Kemudian kalorimeter dibersihkan lalu dikeringkan.
4. Data dan Pengolahan
a. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
T air dingin : 27 °C
T air panas : 55 °C
T akhir campuran : 36.5 °C
s air : 4.186 J/g °C
Kapasitas kalor kalorimeter, C:
Q air panas = Q air dingin + Q kalorimeter
Q air dingin = massa air dingin x kalor jenis x ΔT
= 25 g x 4.186 J/g°C x (36.5-27)°C
= 994.175 J
Q air panas = massa air panas x kalor jenis x ΔT
= 25 g x 4.186 J/g°C x (55-36.5) °C
= 1936.025 J

4
Q kalorimeter = Q air panas – Q air dingin
= 1936.025 J - 994.175 J = 941.85 J
Q kalorimeter 941.85
C= = = 99.142 J/℃
∆T (36.5−27)

Kalor jenis air dianggap tetap = 4.2 J/gK


b. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan : HCl(aq) +NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2 O(l)
Konsentrasi HC l :2M
Volume HCl : 25mL
T awal HCl : 26°C
Konsentrasi NaO H :2M
Volume NaOH : 25mL
T awal NaOH : 26°C
T akhir campuran : 37°C
densitas larutan : 1 g/mL
s larutan : 4.186 J/g°C
a. M enghitung mol pereaksi
n HCl = M × V
= 2M × 0.025 L
= 0.05 mol
n NaOH = M × V
= 2M × 0.025 L
= 0.05 mol
b. M enghitung mol produk reaksi
HCl + NaOH → NaCl + H 2 O
m 0.05 0.05
r 0.05 0.05
s 0 0 0.05
mol NaCl = 0.05 mol
c. M enghitung kalor reaksi penetralan dalam kJ/mol untuk reaksi tersebut
Q kalorimeter = C x ΔT
= 99.142 J/℃ x (37-26)℃
= 1090.562 J

5
Q larutan = m x s x ΔT
= 50g x 4.186 J/g°C x (37-26)℃
= 2302.3 J
Q reaksi = -(Q larutan + Q kalorimeter)
= -3392.862 J
Q reaksi −3392.862 J
∆H1 = = = −67857.24 J/mol
n 0.05 mol
c. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) +N aOH(s) NaCl(aq) + H 2 O(l)
M assa NaOH :2g
Konsentrasi HC l : 2M
Volume HCl : 30mL
Volume H 2 O : 20mL
T awal larutan HCl : 26°C
T akhir campuran : 43.5°C
densitas larutan : 1 g/cm 3
s larutan : 4.186 J/g°C
C kalorimeter : 99.142 J/℃
a. M enghitung mol pereaksi
n HCl = M x V = 2 M x 0.05 L = 0.1 mol
n NaOH = massa/M r = 2 / 40 = 0.05 mol
b. M enghitung mol produk reaksi
HCl + NaOH → NaCl + H 2 O
m 0.1 0.05
r 0.05 0.05
s 0.05 0 0.05
mol NaCl = 0.05 mol
c. Pereaksi pembatas :
NaOH

6
d. M enghitung kalor penetralan dalam kJ/mol untuk reaksi tersebut
Q kalorimeter = C x ΔT
= 99.142 J/℃ x (43.5-26)℃
= 1734.985 J
Q netralisasi = m x s x ΔT
= 52 g x 4.186 J/g°C x (43.5-26)℃
= 3809.26 J
Q reaksi = -(Q netralisasi + Q kalorimeter)
= -(1734.985 J + 3809.26 J) = -5544.245 J
Q reaksi −5544.245 J
∆H2 = = = −110884.9 J/mol
n 0 .05 mol

d. Penentuan Kalor Pelarutan NaOH (s) NaOH (aq)


Volume H 2 O : 50mL
T awal H 2 O : 26°C
M assa NaOH : 6.09 g
T akhir campuran : 46°C
densitas larutan : 1 g/cm 3
s larutan : 4.186 J/g°C
C kalorimeter : 99.142 J/℃
a. M enghitung kalor pelarutan padatan NaO H dalam air dalam satuan kJ/mol.
NaOH (s) → NaOH (aq)
M ol NaOH = massa / M r = 6.09 / 40 = 0.15225 mol
Q kalorimeter = C x ΔT
= 99.142 J/℃ x (46-26)℃
= 1982.84 J
Q larutan = m x s x ΔT
= 56.09g x 4.186 J/g°C x (46-26)℃
= 4695.8548 J
Q reaksi = -(Q larutan + Q kalorimeter)
= -(4695.8548 J + 1982.84 J )= -6678.6948 J
Q reaksi −6678.6948 J
∆H3 = = = −43866.63251 J/mol
n 0.15225 mol

7
b. Diagram Hess untuk menentukan kalor pelarutan NaOH dalam air

ΔH2
HCl(aq) + NaOH(s) NaCl(aq) + H 2 O(l)

ΔH3 ΔH1

HCl(aq) + NaOH(aq)

ΔH2 = ΔH3 + ΔH1

c. Perhitungan kalor pelarutan NaO H dengan hukum Hess


ΔH3 = ΔH2 - ΔH1
= -110884.9 J/mol – (-67857.24 J/m ol)
= -43027.66 J/mol
5. Pembahasan
a. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Pada percobaan ini, sistem yang digunakan adalah sistem terisolasi karena air yang
dicampur berada di dalam kalorimeter tertutup sehingga tidak terjadi perpindahan energi
maupun kalor antara sistem dan lingkungan. M eskipun kalorimeter yang berupa
styrofoam menyerap sedikit kalor dari sistem tersebut, jumlahnya sangat kecil sehingga
dapat diabaikan. Untuk mengetahui tetapan kalorimeter, dilakukan p encampuran air
dingin dan air panas. Air dingin dan kalorimeter akan menyerap kalor dan air panas akan
melepaskan kalor.
Kapasitas kalor kalorimeter diperoleh dari membagi jumlah kalor y ang diserap oleh
kalorimeter (Q air panas – Q air dingin) dengan ΔT (suhu akhir campuran air - suhu air
dingin) maka diperoleh kapasitas kalor kalorimeter sebesar 99.142 J/℃ . Penentuan kalor
reaksi secara kalorimetris didasarkan pada perubahan suhu larutan dan kalorimeter
dengan prinsip perpindahan kalor, yaitu kalor yang di berikan sama dengan jum lah kalor
yang diserap.
b. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan : HCl(aq) +NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2 O(l)
Pada percobaan ini, sistem yang digunakan adalah sistem terisolasi di dalam
kalorimeter. Larutan HCl 2 M sebanyak 25m l dan larutan NaO H 2 M sebanyak 25 ml
habis bereaksi atau bereaksi dengan sempurna di dalam kalorimeter, sesuai dengan
perhitungan banyak mol yang habis bereaksi dan senyawa NaCl yang terbentuk.

8
Ketika kedua larutan bercampur dan bereaksi, temperatur yang terbaca pada
termometer mengalami kenaikan dari temperatur awal masing -masing larutan. Hal
tersebut menunjukan bahwa reaksi penetralan berlangsung secara eksoterm, di mana
larutan melepaskan kalor dan kalorimeter menerima kalor tersebut. Berdasarkan hasil
pengolahan data, nilai entalpi reaksi penetralan larutan HCl dan NaOH tersebut kurang
lebih sebesar 67857.24 J/mol.
c. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) +N aOH(s) NaCl(aq) + H 2 O(l)
Pada percobaan ini, sistem yang digunakan adalah sistem terisolasi di dalam
kalorimeter. Larutan HC l 2 M sebanyak 2 5ml dan padatan NaOH sebanyak 2 gram
bercampur menghasilkan larutan NaCl, tetapi masih tersisa larutan HCl sebanyak 0.05
mol. Padatan NaOH harus habis bereaksi supaya tidak ada padatan lagi karena akan
terdapat energi lain yang memengaruhi lingkungan, kalor yang dilepaskan dari reaksi
tersebut akan diserap oleh padatan tersebut.
Ketika larutan HCl dan padatan NaOH bercampur dan bereaksi, temperatur yang
terbaca pada termometer mengalami kenaikan dari temperatur awal larutan HCl. Hal
tersebut menunjukkan bahwa reaksi penetralan berlangsung secara eksoterm, di mana
larutan melepaskan kalor dan kalorimeter menerima kalor tersebut. Berdasarkan hasil
pengolahan data, nilai entalpi reaksi penetralan larutan HCl dan padatan NaOH tersebut
kurang lebih sebesar 110884.9 J/mol.
d. Penentuan Kalor Pelarutan NaOH (s) NaOH (aq)
Pada percobaan ini, sistem yang digunakan adalah sistem terisolasi di dalam
kalorimeter. Kalor pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadan di mana pada
penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi. Pada
percobaan ini, dilakukan pelarutan padatan NaO H kurang lebih sebanyak 6 gram.
Ketika padatan NaOH mulai larut, temperatur yang terbaca pada termometer
mengalami kenaikan dari temperatur awal air. Hal terseb ut menunjukkan bahwa reaksi
perlarutan berlangsung secara eksoterm, di mana larutan melepaskan kalor dan
kalorimeter menerima kalor tersebut. Berdasarkan hasil pen golahan data, nilai entalpi
pelarutan NaO H tersebut kurang lebih sebesar 43866.63251 J/mol.

9
Penentuan nilai perubahan kalor tersebut dapat dihitung menggunakan pendekatan
Hukum Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya bergantung pada
kondisi awal dan akhir reaksi. Berdasarkan perhitungan dengan diagram Hess, kalor
pelarutan NaOH dalam air kurang lebih sebesar 43027.66 J/mol. Terdapat perbedaan
antara nilai tersebut dengan nilai perubahan kalor yang dihitung secara manual. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya faktor temperatur ruang yang masuk ke kalorimeter
sehingga perhitungan menjadi kurang akurat.
6. Kesimpulan
 Kapasitas kalor kalorimeter yang didapat adalah sebesar 99.142 J/ ℃
 Kalor penetralan reaksi larutan HCl dengan larutan NaOH adalah sebesar 67857.24 J/mol
 Kalor penetralan reaksi larutan HCl dengan padatan NaOH adalah sebesar
110884.9 J/m ol
 Kalor pelarutan NaOH adalah sebesar 43866.63251 J/m ol
 Nilai entalphi perlarutan NaOH berdasarkan hukum Hess adalah sebesar 43027.66 J/mol
7. Daftar Pustaka
Yoki.2020.”K imia Termokimia & Persamaan Termokimia”,
https://w ww.zenius.net/prologmateri/kimia/a/78/Persamaan -Termokimia, diakses pada 12
Desember 2020
Edra, Rabia.2018.”Persamaan Termokimia dan Jenis Perubahan Entalpi Standar ”,
https://blog.ruangguru.com/persamaan-termokimia-dan-jenis-perubahan-entalpi-standar,
diakses pada 12 Desember 2020
Anonim.2020.”Kalorimeter”,https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/124/Kalorimeter ,
diakses pada 12 Desember 2020
M odul Praktikum Online K idas IA

10

Anda mungkin juga menyukai