Oleh Kelompok :
Marta Duwi Lestari (522019021)
Samuel Atmaja Kristy (522019022)
Joshua Albertino Darmawan (522019023)
Ivan Aditya Santoso (522019024)
II. TUJUAN
1. Pemahaman terhadap konsep dasar pembuatan dan pengenceran suatu
larutan.
2. Keterampilan dalam pembuatan larutan dan pengenceran larutan dan
pengenceran dengan konsentrasi tertentu
B. Bahan :
- Akuades
- Padatan Kalium Dikromat (K2Cr2O7 )
- Padatan Barium Hidroksida (Ba(OH)2 )
- Padatan Kalium Permanganat (KMnO4 )
Larutan Ba(OH)2 :
1. Timbang Ba(OH)2 sebanyak 0,6 gram, masukkan kedalam gelas
beaker.
2. Tambahkan aquades, aduk hingga Ba(OH)2 larut sempurna.
3. Masukkan larutan Ba(OH)2 kedalam gelas takar, tambahkan larutan
aquades dengan takaran 30 ml. Kocok hingga homogen. (Larutan A).
4. Buat larutan B dengan mengencerkan 5 ml larutan A dengan 95 ml
aquades.
5. Buat larutan C dengan mengencerkan 10 ml larutan A dengan 90 ml
aquades.
6. Buat larutan D dengan mengencerkan 25 ml larutan A dengan 75 ml
aquades.
7. Catat serta hitung hasil konsentrasi yang didapat.
8. Foto hasil pengamatan
Larutan KMnO4 :
1. Timbang KMnO4 sebanyak 0,4 gram, masukkan kedalam gelas
beaker
2. Larutkan KMnO4 dalam gelas beker dengan 25 ml akuades
hingga larut sempurna
3. Masukkan larutan KMnO4 kedalam gelas takar 50 ml, Terakan
dan kocok hingga homogen.
4. Hitung larutan Induk (V1) untuk membuat 10 ml larutan baru
0,0001 M; 0,0005M
V. HASIL PENGAMATAN
Pada larutan K2Cr4O7
Diketahui :
m = 0,5 gram
Mr = 294 gram
V = 100ml
= 0,1 L
m
n Mr m 0,5 g
M = = = = = 0,17 gram/Liter
v v Mr x 0,1 L 294 x 0,1
m 1000 0,5 g
M = x = = 0,017 gram/Liter
Mr v (ml) 294 x 0,1
m 1000
M1 = x
Mr ml
0,4 1000
= 158 x 50
8
= 158 = 0,05
M 1 x M2 = V1 x V2
0,05 x 0,0005 = V1 x 10
25 x 10-6 = V1 x 10
25 x 10-7 = V1
M 1 x M2 = V1 X V2
0,05 x 0,0001 = V1 x 10
5 x 10-6 = V1 x 10
5 x 10-7 = V1
= 0,07 M
b. Larutan B
M1 x M 2 = V1 x V2
5 100
0,07 x M2 = 1000 x 1000
0,005 𝑋 00,1
M2 = 0,07
M2 = 0,007 M
M1 x M 2 = V1 x V2
10 100
0,07 x M2 = 1000 x 1000
0,01 𝑋 0,1
M2 = 0,07
M2 = 0,014 M
M1 x M 2 = V1 x V2
25 100
0,07 x M2 = 1000 x 1000
0,25 𝑋 0,1
M2 = 0,07
M2 = 0,035 M
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami membuat dan mengencerkan serta menghitung
konsentrasi beberapa larutan, yaitu larutan K2Cr2O7, larutan Ba(OH)2 dan larutan
KMnO4.
Pada percobaan pertama, kami mencampur padatan K2Cr2O7 = 0,30 g dengan
100 ml akuades, kemudian dengan menggunakan rumus molaritas didapatkan
konsentrasi larutan sebesar 0,102 mol/L.
Pada percobaan kedua, kami mencampurkan padatan Ba(OH)2 = 0,1 g dengan
30 ml akuades, kemudian larutan tersebut diterakan dan dihomogenkan
menggunakan labu takar 50 ml. Lalu bagi larutan menjadi beberapa bagian dengan
ukuran larutan B = 5 ml; larutan C = 10 ml; larutan D = 25 ml. Kemudian encerkan
masing-masing larutan dengan akuades hingga mencapat 100 ml larutan.
Menggunakan rumus molaritas didapatkan konsentrasi larutan sebesar, larutan B =
0,116; larutan C = 0,0058; larutan D = 0,023.
Pada percobaan ketiga, kami mencampurkan padatan KMnO4 = 0,15 g dengan
25 ml akuades, kemudian larutan tersebut diterakan dan dihomogenkan
menggunakan labu takar 50 ml. Lalu selanjutnya, kami membuat larutan baru
dengan konsentrasi 0,0005 M 10 ml, menggunakan rumus yang ada didapatkan
hasil volume yang dibutuhkan adalah 0,000015 liter.
4. Molaritas
Molaritas menyatakan konsentrasi berupa jumlah mol zat terlarut dalam satu liter
larutan. Molaritas dirumuskan :
𝑛 𝑚/𝑀𝑟 m 𝑚 1000
M= = = = x
𝑉 𝑉 𝑀𝑟 𝑥 𝑉 𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝑙)
Dengan,
M = Molaritas (mol/l)
n = jumlah mol zat telarut (mol)
v = volume larutan (l)
m = massa zat terlarut (gr)
Mr = massa rumus molekul zat terlarut (gr/mol)
5. Molalitas (m)
Molaritas adalah jumalh mol zat terlarut dalam 1000 g atau 1 kg pelarut. Satuan
molal tidak tergantung pada suhu dan biasanya digunakan untuk menyatakan
banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut. Molaritas
dirumuskan:
𝑛 𝑚1
m= =
𝑚2 𝑀𝑟 𝑥 𝑚2
Dengan,
m = molalitas (mol/kg)
n = jumlah mol zat telarut (mol)
m1 = massa zat terlarut (gr)
m2 = massa pelarut (gr)
Mr = massa rumus molekul zat terlarut (gr/mol)
6. Normalitas (N)
Normalitas adalah jumlah gram ekivalen (grek) zat terlarut dalam satu liter
larutan. Normalitas menyatakan konsentrasi larutan berupa jumlah ekuivalen zat
terlarut dalam 1 liter larutan (ek/l). Normalitas dirumuskan :
𝑒𝑘 𝑚
N= =
𝑉 𝐵𝐸 𝑥 𝑉
Dengan,
N = normalitas (mol/l)
Ek = jumlah mol ekuivalen zat terlarut (ek)
v = volume larutan (l)
m = massa zat terlarut (gr)
BE = berat ekuivalen zat terlarut (g/ek)
7. Persen berat (%w/w atau %b/b)
Persen berat adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100 g larutan. Persen berat
biasanya digunakan untuk menyatakan kadar komponen yang berupa zat padat.
Persen berat menyatakan persentase konsentrasi zat terlarut dalam proporsi berat.
Persen berat dirumuskan :
g zat terlarut
%b/b = x 100%
g zat terlarut+g pelarut
VII. KESIMPULAN
1. Kita dapat memahami konsep dasar membuat dan mengencerkan suatu
larutan lewat praktik yang kita lakukan.
2. Teruji keterampilan individu dalam pembuatan dan pengenceran larutan
dengan konsentrasi tertentu.
kalium
dikromat,
(K₂Cr₂O₇)
kalium
permanganat
(KMnO4)
barium
hidroksida
(Ba(OH)2)