Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 11  

PENENTUAN KALOR REAKSI SUATU REAKSI KIMIA


11.1. Tujuan
Mampu melaksanakan praktikum; menganalisis dan
membahas data hasil praktikum; serta
mempresentasikannya melalui penulisan laporan
praktikum berdasarkan kajian materi dalam
pembelajaran Matakuliah Kimia Dasar I sesuai kaidah
penulisan karya ilmiah menurut PPKI
Mengukur kalor suatu reaksi netralisasi melalui
percobaan menggunakan kalorimeter sederhana
Menentukan kalor reaksi netralisasi berdasarkan data
hasil percobaan kalorimetri
Menulis laporan hasil praktikum menggunakan kaidah
penulisan karya ilmiah menurut PPKI
11.2. Dasar Teori
Termodinamika kimia membahas perubahan energi yang menyertai reaksi. Perubahan
energi ini memberi petunjuk dalam menentukan (1) seberapa cepat reaksi berlangsung
dan (2) sempurna tidaknya reaksi. Termokimia membahas perubahan energi yang
dimanifestasikan sebagai kalor reaksi, misalnya ΔH. Pada reaksi yang reaktannya
membebaskan kalor ke lingkungan disebut reaksi eksoterm (ΔH negatif), sedangkan yang
menyerap kalor disebut reaksi endoterm (ΔH positif). Perubahan energi juga
dimanifestasikan sebagai energi listrik yang diukur dalam bentuk voltase yang diperlukan
atau dihasilkan dan jumlah perubahan kimia. Kerja yang dilakukan melawan udara luar
(tekanan) juga merupakan perubahan energi. Kalor reaksi dapat digolongkan  dalam
katagori yang lebih khusus: (1) kalor pembentukan adalah jumlah kalor yang dibebaskan
pada pembentukan satu mol zat dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar; (2) kalor
pembakaran adalah jumlah kalor yang dibebaskan untuk membakar (reaksi dengan
oksigen) satu mol zat. (3) kalor pelarutan, penguapan, dan sublimasi berhubungan dengan
perubahan wujud atau hidrasi molekul atau ion, (4) kalor netralisasi adalah kalor yang
dibebaskan bila satu mol air dihasilkan dari reaksi asam-basa.
Pengukuran kalor dilakukan dengan melangsungkan reaksi dalam kalorimeter. Kalor
reaksi dihitung dari perubahan suhu larutan yang dikalikan dengan berat larutan dan kalor
jenis (J/g.K). Harus dilakukan koreksi terhadap kalor yang diserap atau dibebaskan dari
kalorimeter. Bila perbedaan suhu antara kalorimeter dan lingkungan cukup besar dan jika
isolasi tidak sempurna, disarankan untuk mencatat suhu beberapa kali dan
mengekstrapolasi grafik data ini ke waktu pencampuran agar diperoleh perubahan suhu
yang benar.
11.3. Alat dan Bahan
Alat Bahan

1.  Kalorimeter 1. Air
2.  Erlenmeyer 2 buah 2. Larutan asam klorida, HCl
3.  Termometer 2 buah (aq)      2 M
4.  Timbangan 3. Lautan ammonium
5.  Pembakar spiritus hidroksida, NH4OH (aq) 2,05
6.  Kasa asbes M
4. Larutan asam asetat,
CH3COOH (aq) 2 M
5. Larutan natrium hidroksida,
NaOH (aq) 2,05 M

11.4. Prosedur Percobaan


A.  Penentuan tetapan kalorimeter

1. Bandingkan kedua termometer Anda dengan mencelupkannya bersama-sama


dalam air pada suhu kamar selama 1 menit dan bacalah suhu masing-masing
dengan ketelitian 0,1oC, harus selalu digunakan satu termometer dalam
kalorimeter.(Kedua thermometer harus menunjukkan suhu yang sama)
2. Masukkan 50 ml air dalam sebuah erlenmeyer, kemudian panaskan sampai 15–
20oC  di atas suhu kamar. Setelah itu matikan api.
3. Sambil mengerjakan tahap 2 timbanglah sebuah kalorimeter yang kering dan
bersih.
4. Masukkan 50 ml air dingin ke dalam kalorimeter, kemudian timbang lagi.
5. Tutup kalorimeter tersebut, pasang pengaduk dan termometernya.
6. Ukur suhu air dingin dalam kalorimeter dan air panas di meja (bukan di atas api)
secara bersamaan tiap menit selama 5 menit.
7. Pada menit ke-6 tuang air panas ke air dingin dalam kalorimeter dengan cepat,
kemudian tutup kalorimeter dan diaduk.
8. Pada menit ke-7, 8, 9, 10, dan 11 ukur suhunya (air tetap diaduk).
9. Timbang kembali kalorimeter berserta isinya, hitung pula berat air panas yang
ditambahkan.
10. Buatlah grafik suhu vs waktu, suhu sebagai ordinat dan waktu sebagai absis
untuk air dingin, air panas, dan campuran dalam satu gambar.
11. Ekstrapolasikan ketiga grafik tersebut ke waktu campuran (pada menit ke-7).
12. Hitunglah perubahan suhu untuk air dingin dan air panas.
13. Hitunglah kalor yang dilepas oleh air panas dan kalor yang diterima air dingin.
14. Hitunglah kalor yang diterima oleh kalorimeter yaitu selisih antara kalor yang
dilepas oleh air panas dan kalor yang diterima air dingin.
15. Hitunglah tetapan kalorimeter.

B.  Penentuan kalor netralisai larutan HCl (aq) dan larutan NaOH (aq)

1. Dinginkan kedua Erlenmeyer yang telah digunakan.


2. Masukkan 20 mL larutan HCl 2 M ke dalam kalorimeter dan 20 mL larutan NaOH
2,05 M dalam erlenmeyer.
3. Ukur suhu larutan HCl 2 M tiap menit selama 5 menit.
4. Pada menit ke-6 masukan larutan NaOH ke dalam larutan HCl dengan cepat,
kemudian ukur suhunya tiap menit selama 5 menit.
5. Ekstrapolasikan ketiga grafik tersebut pada menit ke-6.
6. Hitunglah kalor netralisasi per mol air yang dihasilkan jika kerapatan larutan
1,03 g/mL dan kalor jenisnya adalah 3,96 J/g.K.

C.  Penentuan kalor netralisai larutan HCl (aq) dan larutan NH4OH (aq)
Ikuti cara pengerjaan pada percobaan kalorimeter HCl – NaOH, tetapi ganti larutan NaOH
dengan larutan NH4OH 2,05 M. Untuk perhitungan gunakan kerapatan larutan 1,105
g/cm3 dan kalor jenisnya adalah 3,96J/g.K.
D.  Penentuan kalor netralisai larutan CH3COOH (aq) dan larutan NaOH (aq)
Ikuti cara pengerjaan pada percobaan kalorimeter HCl – NaOH, tetapi ganti larutan HCl
dengan latutan CH3COOH 2 M. Untuk perhitungan gunakan kerapatan larutan 1,098
g/cm3 dan kalor jenisnya adalah 4,02 J/g.K.
11.5  Lembar Pengamatan
A.  Penentuan tetapan kalorimeter
1 gr
 Massa kalorimeter = 25 mL × = 25 gr
mL
 Massa kalorimeter + air dingin = 30 gr + 25 gr = 55 gr
 Massa kalorimeter + air dingin + air panas = 30 gr + 25 gr + 25 gr = 80 gr
1 gr
Massa air dingin = 25 mL × = 25 gr
mL
1 gr
Massa air panas = 25 mL × = 25 gr
mL
 Volume air panas                                   = 25 mL
Menit ke- Suhu air dingin Suhu air panas
0:00 29oC
0:00 71oC
o
0:30 46 C 46oC
1:00 45oC 45oC
1:30 45oC 45oC
2:00 44oC 44oC
B.  Penentuan kalor netralisai larutan HCl (aq) dan larutan NaOH (aq)
Volume larutan HCl = 25 mL
Volume larutan NaOH = 25 mL
Menit ke- Suhu larutan HCl Suhu campuran larutan HCl dan
larutan NaOH
0:00 30oC
0:30 37oC
1:00 37oC
1:30 37oC
11.6. Analisis Data
A.  Penentuan tetapan kalorimeter

1. Berdasarkan data buatlah grafik hubungan antara waktu versus suhu untuk air
dingin, air panas dan campuran dalam satu gambar (sumbu x = waktu dan
sumbu y = suhu). Kemudian ekstrapolasi ketiga grafik tersebut ke waktu
campuran untuk menentukan nilai T air panas, T maks dan T air dingin.
(Pembuatan grafik menggunakan Ms. exel).

Chart Title
80

70

60

50
Suhu (oC)

40

30

20

10

0
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00
Waktu (menit)

Air Dingin Air Panas Campuran

2. Tentukan perubahan suhu untuk air panas (ΔT1) dan air dingin (ΔT2)!
3. Tentukan q1 yaitu kalor yang dilepaskan oleh air panas, q1 = m air panas x Cair
x ΔT1
4. Tentukan Ckal yaitu tetapan kalorimeter,  Ckal = q kal/ ΔT2!
        
B.  Penentuan kalor netralisasi larutan HCl (aq) dan larutan NaOH (aq)

1. Buatlah grafik hubungan antara waktu versus suhu larutan HCl dan campuran
larutan HCl dan NaOH dalam satu gambar (sumbu x = waktu dan sumbu y =
suhu). Kemudian ekstrapolasi ketiga grafik tersebut ke waktu campuran untuk
menentukan nilai ΔT. Jika diketahui kerapatan larutan 1,03 g/mL, kalor jenis
larutan 3,96 J/g.K. Hitung kalor netralisasi dari 20 mL larutan HCl 2 M dengan 20
mL larutan NaOH 2,05 M.

Chart Title
40

35

30

25

20

15

10

0
0:00 0:30 1:00 1:30

Larutan HCl Lar. Campuran (HCl + NaOH)


2. Hitung kalor netralisasi per mol air yang dihasilkan untuk sistem HCl-NaOH!
3. Penentuan kalor netralisasi larutan HCl (aq) dan larutan NH4OH (aq)
4. Penentuan kalor netralisai larutan CH3COOH (aq) dan larutan NaOH (aq)

Langkah sama dengan penentuan kalor netralisasi HCl (aq) dan NaOH (aq).

Anda mungkin juga menyukai