Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN 10

PENENTUAN PEREAKSI PEMBATAS


10.1. Tujuan
Mampu melaksanakan praktikum; menganalisis dan
membahas data hasil praktikum; serta
mempresentasikannya melalui penulisan laporan
praktikum berdasarkan kajian materi dalam
pembelajaran Matakuliah Kimia Dasar I sesuai kaidah
penulisan karya ilmiah menurut PPKI
Mengidentifikasi pereaksi pembatas dan pereaksi
berlebih secara kualitatif melalui percobaan
Menentukan konsentrasi pereaksi pembatas
berdasarkan analisis data hasil percobaan
Menulis laporan hasil praktikum menggunakan kaidah
penulisan karya ilmiah menurut PPKI
10.2. Dasar Teori
Pada suatu reaksi kimia sering dijumpai satu atau lebih dari satu pereaksi yang digunakan
ada dalam jumlah yang berlebih. Reaksi akan berhenti segera setelah salah satu pereaksi
habis bereaksi, sedangkan pereaksi lain yang tersisa bercampur dengan produk yang
terbentuk. Pereaksi yang habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia disebut pereaksi pembatas
atau reagen pembatas. Dinamakan demikian karena pereaksi tersebut yang menentukan
jumlah produk yang terbentuk. Reaksi antara larutan natrium fosfat (Na 3PO4) dengan
larutan barium klorida (BaCl2) adalah sebagai berikut:
2 Na3PO4(aq) + 3BaCl2(aq)→  Ba3(PO4)2(s) + 6 NaCl(aq)
Kedua pereaksi dan natrium klorida larut dalam air, tetapi barium fosfat tidak dapat larut,
sehingga reaksi kimia di atas dapat kita tulis sebagai:
6 Na+(aq) + 2 PO43-(aq)+ 3 Ba2+(aq) + 6Cl-(aq)→Ba3(PO4)2(s) + 6 Na+(aq) + 6 Cl-(aq)
Persamaan ion total menjadi:
2 PO43-(aq)+ 3 Ba2+(aq)→ Ba3(PO4)2(s)
Berdasarkan persamaan di atas, dua mol ion fosfat dari 2 mol Na 3PO4(Mr = 164 g/mol) atau
328g, bereaksi dengan 3 mol ion barium klorida dari 3 mol BaCl 2 (Mr = 208 g/mol) atau624g
jika reaksi berlangsung sempurna. Persamaan tersebut juga memperkirakan bahwa akan
terjadi pembentukan 1 mol Ba3(PO4)2 (Mr = 601,96 g/mol) atau 601,96 g.
10.3. Alat dan Bahan
Alat Bahan

1. Beaker glass – 100 mL 1. Larutan natrium fosfat,


2. Batang pengaduk Na3PO4 (aq) yang tidak
3. Pembakar spiritus diketahui konsentrasinya
4. Corong 2. Larutan barium klorida,
5. Kertas saring BaCl2 (aq) yang tidak
6. Gelas arloji diketahui konsentrasinya
7. Kasa asbes 3. Larutan barium klorida,
8. Erlenmeyer – 100 mL BaCl2 (aq) 0,5 M
9. Tabung reaksi (2 buah) 4. Larutan natrium fosfat,
Na3PO4 (aq) 0,5 M

10.4. Prosedur Percobaan

1. Masukkan 25 mL larutan natrium fosfat yang tidak diketahui konsentrasinya ke


dalam gelas piala 100 mL.
2. Tambahkan 25 mL larutan barium klorida yang tidak diketahui konsentrasinya ke
dalam gelas piala yang sudah berisi larutan natrium fosfat.
3. Tutup gelas beaker dengan gelas arloji dan hangatkan selama 5 menit, kemudian
dinginkan.
4. Timbanglah kertas saring yang kering dan bersih, dan catat massanya di lembar
observasi.
5. Saring residu yang diperoleh menggunakan erlenmeyer dan kertas saring yang
telah ditimbang. Cuci endapan yang tersisa di gelas beaker dengan filtrat dan
saring menjadi satu dengan residu sebelumnya.
6. Pipet filtrat masing-masing sebanyak 5 mL dalam 2 tabung reaksi, beri label pada
masing-masing gelas piala dengan GI dan GII. Simpan untuk percobaan
selanjutnya.
7. Cuci endapan pada kertas saring dengan etanol.
8. Keringkan endapan yang diperoleh di oven.
9. Setelah kering, dinginkan dan timbang endapan yang diperoleh.
10. Tambahkan 2 tetes larutan Ba2+ 0,5 M (dari BaCl2 0,5 M) ke dalam GI. Amati
apakah terbentuk endapan?
11. Tambahkan 2 tetes larutan PO43- 0,5 M (dari Na3PO4 0,5 M) ke dalam GII. Amati
apakah terbentuk endapan?
10.5  Lembar Pengamatan
Langkah Kerja Hasil pengamatan
Warna larutan natrium fosfat Jernih
Warna larutan barium klorida Jernih
Setelah larutan barium klorida Berwarna putih pekat, belum terlihat
ditambahkan ke dalam larutan natrium endapan.
sulfat
Setelah dihangatkan Larutan sedikit keruh berwarna putih
dengan adanya endapan (residu).
Warna residu Putih
Warna filtrat Sedikit keruh / lumayan jernih
Setelah penambahan 2 tetes larutan Warna larutan sedikit keruh (putih)
Ba2+ 0,5 M (dari BaCl2 0,5 M) ke dalam GI
Setelah penambahan 2 tetes larutan Warna tetap jernih
PO43- 0,5 M (dari Na3PO4 0,5 M) ke dalam
GII
Massa kertas saring 0,499 gr
Massa kertas saring dan residu 1,520 gr
Massa residu 1,021 gr

6. Analisa Data

1. Apa yang terjadi ketika larutan barium klorida ditambahkan ke dalam larutan
natrium fosfat?  Jelaskan fenomena yang terjadi.
 Terjadi reaksi pengendapan, yang membentuk endapan barium fosfat dan larutan
natrium klorida
2Na3PO₄ + 3BaCl₂ --> Ba3(PO₄)2 + 6NaCl

2. Tentukan pereaksi pembatas pada reaksi campuran garam tersebut. Mengapa


demikian?

25 mL×1,62 g /cm 3
nNa3PO₄ = m/Mr = = 0,247 mol / 2 = 0,1235 mol
164
25 mL×3,86 g/cm 3
nBaCl₂= m/Mr = = = 0,464 mol /3 = 0,1547 mol
208

2Na3PO₄ + 3BaCl₂ --> Ba3(PO₄)2 + 6NaCl

Mula-mula :     0,247 0,464 - -


Bereaksi    :     0,247 0,3705 0,1235 0,741  
          ________________________________________ _
Sisa           :     - 0,0935      0,1235     0,741
 Jadi perekasi pembatasnya adalah Na3PO₄ karena jumlah mol
BaCl₂ > Na3PO₄
3. Hitunglah jumlah mol pereaksi pereaksi pembatas.
25 mL ×1,62 g /cm 3
 nNa3PO₄ = m/Mr = = 0,247 mol
164
4. Hitunglah konsentrasi pereaksi pembatas pada percobaan ini.
5. Dari percobaan yang anda peroleh, tentukan berapa persen kesalahan yang
terjadi? (Bertanyalah kepada laboran mengenai konsentrasi pereaksi pembatas
sebenarnya).
6. Berikan saran sebagai perbaikan pada percobaan ini untuk memperkecil persen
kesalahan percobaan yang diperoleh!

Anda mungkin juga menyukai