Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Kimia Analitik
Dosen Pengampu : Dr. Hayuni Retno Widarti, M.Si & Dr. Neena Zakia, M.Si
2021
Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan dua jenis larutan, yaitu larutan basa dan larutan asam
yang dapat menempati dua peran sebagai zat dititrasi (titran) dan zat peniter (titrat).
Tujuan titrasi asam basa adalah untuk menentukan molatiras larutan yang
konsentrasinya tidak diketahui. Titrasi asam basa juga untuk menentukan persentase
massa zat terlarut dalam sebuah larutan tertentu.
Prinsip kerja titrasi asam basa adalah zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan
larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya. Bisa juga sebaliknya, zat yang
bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya.
Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah reaksi penetralan atau netralisasi ,
yaitu :
H+ + OH- → H2O
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen dari arutan asam dengan ion hidroksida
dari larutan basa dan membentuk air yang bersifat netral. Reaksi netralisasi juga
disebut sebagai reaksi antara donor proton dengan akseptor proton. Titran
ditambahkan tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara
stoikiometri titran dan analit tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator, keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen” yaitu titik
dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah
basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan [H+] = [OH-].
Untuk memaksimalkan proses titrasi asam basa, maka ketika proses pemberian titran
ke dalam larutan titrat harus memiliki sebuah indikator pengukuran. Hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan jumlah pemberian titran yang cukup. Sehingga, dapat
mencapai konsetrasi dari larutan asam-basa yang ekuivalen. Indikator yang
dibutuhkan dapat menggunakan zat kimia.
Pada titrasi, umumnya digunakan alat gelas yang disebut buret. Buret adalah tabung
yang telah dikalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat
pada bagian bawahnya
Indikator asam basa terbuat dari asam atau basa organik lemah. Indikator dapat
melakukan melakukan perubahan warna jika berada dalam kondisi terdisosiasi dan
tidak terdisosiasi.
Perubahan warna pada indikator dapat terjadi maupun tidak ketika larutan asam dan
basa memenuhi konsentrasi yang ekuivalen.
Tahapan akhir dari proses titrasi terjadi setelah indikator mengalami perubahan
warna.
Titik ekuivalen dalam proses titrasi asam basa terjadi ketika jumlah mol asam sama
dengan jumlah mol basa. Secara sederhana, zat titran dan zat titrat akan habis tereaksi
dalam proses titrasi.
Warna anion indikator berbeda dari asam indikator nya, jika larutan yang kepadanya
ditambahkan indikator itu adalah suatu asam, yaitu mengandung ion-ion hidrogen dalam
jumlah besar, kesetimbangan diatas akan bergeser ke arah kiri, yaitu warna asam indikator
yang tak terdisosiasi menjadi kelihatan. Tetapi jika larutan menjadi basa, yaitu ion-ion
hidrogen dihilangkan, kesetimbangan akan bergeser kearah pembentukan anion indikator,
dan warna larutan berubah.
Karakter indikator dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
indikator yang akan digunakan untuk titrasi asam basauntuk mendapat perubahan warna
yang sangat jelas.
Dimulai dari pH tinggi menuju pH rendah. Titik ekuivalen tepat di pH 7. Ujung kurva
baik awal dan akhir kurva relatif datar.
Dimulai dari pH tinggi menuju pH rendah. Titik ekuivalen terjadi pada pH di bawah
7. Ujung kurva awal relatif turun cepat (pH turun cepat) dengan hanya sedikit
penambahan asam. Ujung akhir kurva melandai dan relatif datar.
urip.inf
o
Dimulai dari pH rendah menuju pH tinggi. Titik ekuivalen terjadi pada pH di atas
7. Ujung kurva awal biasanya naik relatif cepat (pH naik cepat dengan hanya
penambahan sedikit basa) kemudian melandai (relatif datar). Ujung akhir kurva relatif
datar.
6. Kurva titrasi basa kuat dengan asam lemah
urip.i
nfo
Dimulai dari pH tinggi menuju pH rendah. Titik ekuivalen terjadi pada pH di atas 7.
Ujung kurva awal relatif datar. Ujung akhir kurva relatif turun cepat (pH turun
cepat) dengan catatan basa kuat benar-benar telah habis bereaksi.
Dimulai dari pH rendah menuju pH tinggi. Titik ekuivalen terjadi pada pH di sekitar
7, tergantung nilai Ka atau Kb. Bila Ka > Kb maka titik ekuivalen sedikit di bawah
pH 7, dan bila Ka < Kb maka titik ekuivalen sedikit di atas pH 7. Ujung kurva awal
naik relatif cepat walau tidak secepat pada penambahan basa kuat, kemudian
melandai. Ujung akhir kurva terjadi sedikit kenaikan pH relatif cepat.
Dimulai dari pH tinggi menuju pH rendah. Titik ekuivalen terjadi pada pH di sekitar
7, tergantung nilai Ka atau Kb. Bila Ka > Kb maka titik ekuivalen sedikit di bawah
pH 7, dan bila Ka < Kb maka titik ekuivalen sedikit di atas pH 7. Ujung kurva awal
turun relatif cepat walau tidak secepat pada penambahan basa kuat, kemudian
melandai. Ujung akhir kurva terjadi sedikit penurunan pH relatif cepat.
Asam lemah yang memiliki nilai Ka lebih besar memiliki pH awal yang lebih
rendah daripada Ka yang lebih kecil dalam konsentrasi yang sama
Semakin besar nilai Ka maka bentuk kurva titrasi akan semakin curam, dan
sebaliknya, semakin kecil nilai Ka maka bentuk kurva titrasi akan lebih landai.
Basa lemah yang memiliki Kb lebih besar memiliki pH awal yang lebih tinggi
daripada Ka yang lebih kecil dalam konsentrasi yang sama
Semakin besar nilai Kb maka bentuk kurva titrasi akan semakin curam, dan
sebaliknya, semakin kecil nilai Ka maka bentuk kurva titrasi akan lebih landai.
3. Kurva titrasi poliprotik
Asam poliprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan lebih dari satu ion H +.Asam
poliprotik biasanya dinyatakan dengan rumus umum HnX, dengan n adalah 2 atau 3. Ketika
basa kuat ditambahkan ke larutan asam poliprotik, terjadi reaksi netralisasi secara bertahap.
Pemilihan Indikator
Dalam titrasi asam-basa, indikator berfungsi penanda terjadinya titik akhir titrasi dengan
menunjukkan perubahan warna yang permanen. Tidak semua indikator dapat digunakan
untuk semua jenis titrasi. Pemilihan indikator didasarkan pada pH pada saat titik ekivalen.
Indikator dengan trayek pH yang paling mendekati pH saat titik ekivalen merupakan
indikator paling efisien/tepat dan dipilih yang memiliki perubahan warna jelas. Berikut ini
rentang/trayek pH yang dimiliki oleh beberapa indikator.
Titik ekuivalen terjadi pada saat asam tepat bereaksi dengan basa secara stoikiometri
dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk memilih indikator mana yang harus dipergunakan
dalam titrasi asam basa adalah memilih indikator yang memiliki kisaran pH yang sama atau
setidaknya mendekati titik ekuivalen tersebut.
Penggunaan fenoltalein sebagai indikator tentu saja tidak akan berguna hal ini
disebabkan jauhnya pH range yang dimiliki pp dari titik ekuivalen. Akan tetapi
indikator metil jingga adalah pilihan terbaik untuk indikator jenis titrasi ini. Selain itu,
bisa juga memilih indikator lain yang memiliki pH range disekitar titik ekuivalen.
Perhitungan Kadar
Langkah-langkah menghitung konsentrasi larutan asam atau basa pada titrasi asam basa :
a) Menuliskan persamaan reaksi netralisasi yang terjadi, misal antara larutan asam A
dengan larutan basa B
aA + bB → cC + dD + ….
b) Menyatakan perbandingkan jumlah mol asam A dan basa B yang bereaksi agar tepat
habis bereaksi
nA a
=
nB b
c) Menghitung konsentrasi larutan asam/basa dari persamaan perbandingan tersebut :
nA = MA x VA
nB = MB x VB
MAV A a
=
M BV B b
Keterangan :
nA, nB = jumlah mol asam A dan basa B
a, b = koefisien reaksi asam A dan basa B
MA, MB = molaritas asam A dan basa B
VA, VB = volume larutan asam A dan basa B
Jika valensi dari asam A dan basa B yang bereaksi diketahui, konsentrasi larutan
asam/basa juga dapat dicari dengan rumus :
MA x VA x valensi A = MB x VB x valensi B
Contoh Soal :
1) Berapa konsentrasi dari larutan asam asetat CH3COOH jika diketahui untuk
titrasi 25 mL larutan CH3COOH tersebut diperlukan 15 mL larutan NaOH 0,05
M agar mencapai titik ekivalen?
Diketahui :
Persamaan reaksi netralisasi CH3COOH dengan NaOH :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
V CH3COOH = 25 mL
V NaOH = 15 mL
M NaOH = 0,05 M
a = 1, b = 1
Ditanya : M CH3COOH … ?
Jawab :
MAV A a
=
M BV B b
M CH 3COOH V CH 3 COOH a
=
M NaOH V NaOH b
( M ¿¿ CH 3 COOH )(25 mL) 1
= ¿
( 0,05 M ) ( 15 mL ) 1
( 0,05 M )( 15 mL )
M CH 3 COOH =
(25 mL )
M CH 3 COOH =0,03 M
Jadi, konsentrasi dari CH3COOH adalah 0,03 M
Daftar Pustaka
1. Abdillah, Fahri. 2018. Pengertian dan Kurva Titrasi Asam Basa | Kimia Kelas 11.
Online. https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-titrasi-asam-basa. Diakses 5
November 2021
2. Analytical Chemystry, 7th Edition
3. Maarif, Syamsul Dwi. 2021. Rangkuman Materi Titrasi Asam dan Basa : Pengertian
Prinsip dan Jenisnya. https://tirto.id/rangkuman-materi-titrasi-asam-basa-pengertian-
prinsip-dan-jenisnya-gjfx (Diakses pada tanggal 2 November 2021, pukul 18.55 WIB)