LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
OLEH
KELOMPOK 2:
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 4
I. TUJUAN
Setiap zat mempunyai sifat fisik tertentu. Bila sekelompok cairan organik
diketahui sifat-sifat fisiknya, suatu sampel cairan dalam kelompok tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan sifat-sifat tertentu. Dalam percobaan ini, kami mempelajari
bagaimana cara mengidentifikasi sampel berdasarkan sifat-sifat fisik sebagai berikut.
1. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa sebuah zat dengan
volume dalam suatu zat. Sehingga dapat di tuliskan rumus sebagai berikut.
m
d=
V
Keterangan :
d = Berat jenis atau densitas zat (gr/ml)
m = Massa zat ( gr )
V = Volume zat ( ml )
2. Titik Didih
Titik didih adalah suhu ( temperatur ) ketika tekanan uap sebuah zat cair sama
dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Pada tekanan dan temperature
udara standar (760 mmHg, 25 0C ) titik didih air sebesar 100 0C.
3. Kelarutan dalam Air
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut ( solut ) untuk
dapat larut pada pelarut tertentu memebentuk larutan homogen.
4. Kemampuan Nyala
Kemampuan nyala adalah kemampuan dari setiap zat dapat menyala atau
tidak. Dalam percobaan ini, zat akan dibakar pada nyala api agar diketahui dapat
menyala atau tidak.
5. Titik Beku
Titik beku adalah suhu (temperature) yang di peroleh saat zat cair dan zat
padat berada pada kesetimbangan, ( pada 760 mmHg ). Dalam percobaan kali ini
tidak dilakukan. Sehingga, hanya mengidentifikasi sifat-sifat fisika yang telah di
tentukan oleh dosen pengampu pada percobaan ini.
Untuk mengidentifikasi suatu sampel zat-zat organik yang kami uji, berikut
ini tabel konstanta fisik beberapa zat oraganik yang di gunakan sebagai pembanding.
Gelas ukur 10 ml
Timbangan
Beaker glass 250 ml
Tabung reaksi
Korek api dari kayu
Sampel cairan organik
Termometer
Sumbat
Gelas arloji
a) Berat Jenis
Hasil
b) Titik Didih
Hasil
d) Kemampuan Nyala
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
a) Berat Jenis
Untuk mencari berat jenis dari sampel, terlebih dahulu kami mencari
variable dari “m” dan “V “ dari data yang didapat. Penimbangan dialakukan pada
gelas ukur yang akan digunakan untuk mengukur volume sampel yang akan dianalisa.
Kemudian, sampel dimasukkan dalam gelas ukur sesuai volume yang di tetapkan.
Gelas ukur yang berisi sampel, ditimbang kembali.
Sampel A
Sampel F
Sampel G
Hasil yang di dapat dari analisis ini dapat dilihat pada tabel berikut.
b) Titik Didih
Hasil dari titik didih yang kami amati dari percobaan kali ini. Berikut tabel
hasilnya.
Untuk itu, kami dapat mencari titik didih terkoreksinya dengan rumus.
(760−𝑃 )
TD Terkorksi = TD Teramati + X fk
10
Keterangan :
TD : Titik didih
(760− 744 )
=55 0C + X 0,4 =55,64 0C
10
Sampel B
(760−𝑃 )
TD Terkoreksi = TD Teramati + X fk
10
(760− 744 )
=73 0C + 10
X 0,4 =73,64 0C
Sampel F
(760−𝑃 )
TD Terkoreksi = TD Teramati + X fk
10
(760− 744 )
=60 0C + X 0,4 = 60,640C
10
Sampel G
(760−𝑃 )
TD Terkoreksi = TD Teramati + X fk
10
(760− 744 )
=63 0C + X 0,4 = 63,64 0C
10
A 55,64
B 73,64
F 60,64
G 63,64
Kemungkinan senyawa organik yang “mungkin” berdasarkan titik didihnya yaitu :
Hasil berdasarkan titik didih ini, kami menemukan beberapa titik didih yang
berbeda tetapi mendekati sehingga dapat dibandingkan dengan hasil berat jenis agar
dapat di eliminasi.
Untuk melihat kelarutan dalam air, kita hanya perlu meneteskan beberapa tetes
sampel ke dalam air pada tabung reaksi. Berikut tabel hasilnya.
Dari hasil yang di dapat, kemungkinan dari hipotesis ini sudah mencapai 75 %
dari 100%. Sehingga, untuk membuktikan lagi agar memang benar-benar senyawa
yang di uji berdasarkan hasil hipotesis maka uji yang terakhir adalah pembuktian
“Kemampuan Nyala“ dalam sampel.
d) Kemampuan Nyala
Dalam pengujiannya, ini sangat mudah di lakukan. Dalam krusibel, di tetesi
5 tetes sampel dan di bakar menggunakan korek api kayu. Sehingga, dapat teramati
kemampuan nyala dari sampel yang di uji. Berikut tabel hasilnya.
B Ya Etanol Benar
F Ya Heksana Salah
G Ya Metanol Benar
Hasil yang di dapat pada sampel “A”,”B”, dan ”G” sudah terbukti benar
antara hipotesisnya dan kebenaran dalam “ Konstanta Fisik Zat Organik”. Tetapi pada
sampel “F” kesalahan terjadi pada uij “ Kemapuan Nyala”. Mengingat bahwa
Heksana yang seharusnya tidak dapat menyala tetapi malah dapat menyala. Sehingga
kami pun menelusuri kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan ini;
VII. KESIMPULAN
2. Identifikasi fisika suatu cairan organik dapat di uji dengan berat jenis, titik
didih, kelarutan dalam air dan kemampuan nyalanya. Dari setiap sampel yang di uji
memiliki sifat-sifat fisika yang berbeda. Sehingga, setiap senyawa organik memiliki
sifat-sifat fisika yang berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA