Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK

STOIKIOMETRI REAKSI CuSO4.5H2O DAN ALUMINUM

Dosen : Harizal, S.Pd., M.Sc.

Dibuat Oleh :

Nama : Winda Ayudianur

Nim : 20170302061

Kelompok :4

SESI 02

ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2019
Percobann 4
a. STOIKIOMETRI REAKSI CuSO4.5H2O DAN ALUMINUM

b. Tujuam :
1) Mengetahui persamaan reaksi
2) Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol
3) Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan

c. Tinjauan Teoritis
Pengertian Stoikiometri
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitas zat-zat dalam suatu
reaksi. Perubahan kimia disebut reaksi. Berlangsungnya reaksi ditandai oleh perubahan suhu,
warna, melarutnya zat padat, terbentuknya endapan , terbentuknya gas dan lain-lain.
Persamaan gambaran reaksi adalah gambaran atau rumusan peristiwa reaksi (Diari, 2008)
Istilah Stoikiometri berasal dari kata-kata Yunani yaitu Stoicheoin (partikel) dan
metron (pengukuran). Stoikiometri mengacu kepada cara perhitungan dan pengukuran zat
serta campuran kimia. Pengukuran stokiometri merupakan pengukuran kuantitatif sehingga
perlu ditetapkan suatu hubungan yang dapat mencakup jumlah relatif atom-atom, ion-ion atau
molekul-molekul suatu zat. Konsep stoikiometri dikembangkan dengan berlandaskan hukum
kekekalan massa dimana massa total reaktan yang habis bereaksi akan sama dengan total
massa produk yang terbentuk dengan menggunakan persamaan reaksi yang setara, jumlah
produk yang akan terbentuk akan dapat diprediksi dengan menggunakan jumlah reaktan yang
diketahui.
Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia
Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa ditemukan oleh Antonio Lauren Lavoisier yang berbunyi
“massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Berdasarkan hukum kekekalan massa
cacah atom tiap unsur (bersenyawa atau bebas) yang ada disebelah kiri tanda panah persis
sama dengan cacah atom tiap unsur atau senyawa yang disebelah kanan. (Diari, 2008)
Hukum perbandingan tetap
Louis Proust melakukan penelitian tentang hubungan massa unsur-unsur yang
membentuk senyawa. Hasil penelitian menunjukan perbandingan massa unsur-unsur yang
membentuk senyawa tetap. Kemudia lahir hukum proust atau hukum perbandingan yang
berbunyi “setiap senyawa terbentu dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap” (Diari, 2008)
Hukun perbandingan ganda
John Dalton tahun 1804 adalah orang pertama kali meneliti kasus adanya
perbandingan tertentu suatu unsur-unsur yang dapat membentuk senyawa lebih dari satu,
yang dikenal dengan nama hukum perbandingan tetap. Hukum perbandingan ganda berbunyi
“bila dua macam unsur yang sama banyaknya, massa unsur berikutnya dalam senyawa-
senyawa itu akan berbanding sebagai bilangan bulat positif dan sederhana (Diari, 2008)
Hukum perbandingan volume gay lussac
Volume gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan
tekanan yang sama berbanding sebagi bilangan bulat dan sederhana (Diari, 2008)
Hukum Avogadro
Avogadro berbunyi pada suhu dan tekanan yang tetap, “semua gas volumenya akan
sama mengandung moleklul yang sama cacahnya” (Diari, 2008)
Pada percobaan ini, sejumlah tertentu logam tembaga akan dipreparasi melalui reaksi

antara larutan CuSO4.5H2O dan logam aluminum dalam suasana asam dari jumlah reaktan

yang digunakan, pereaksi pembatas dari reaksi ini akan dapat ditentukan dari hasil
perhitungan pereaksi pembatas ini, dapat dihitung jumlah logam tembaga yang dihasilkan
secara teoritis dan dari jumlah jumlah tembaga yang diperoleh, dapat dihitung persentase
rendemen prooduk (logam tembaga) yang dihasilkan.

d. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Gelas beaker 1. Aluminum foil
2. Batang pengaduk 2. CuSO4.5H2O

3. Hot plate 3. HCl 6 M

4. Neraca analitik 4. Metanol

5. Corong kaca 5. Akuades

6. Statif 6. Kertas saring

7. Oven

e. Prosedur Kerja

1. Timbang sebanyak 2 g CuSO4.5H2O dan masukkan ke dalam gelas beaker kering ukuran
100 mL.
2. Ukurlah 10 mL akuades menggunakan gelas ukur dan masukkan gelas beaker yang berisi
kristal CuSO4.5H2O, kemudian diaduk hingga larut seluruhnya.
3. Tambahkan 2 mL larutan HCl 6M ke dalam larutan CuSO4 dan aduk hingga homogen.
4. Timbang 0,25 g aluminum foil kering dalam potongan kecil dan catat hasil penimbangan.
5. Masukkan serbuk aluminum foil sedikit demi sedikit. Gunakan batang pengaduk untuk
mempercepat reaksi. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Tambahkan 5 mL larutan
HCl 6M untuk lebih mempercepat reaksi.
6. Setelah semua aluminum foil habis bereaksi, biarkan padatan tembaga yang terbentuk
mengendap dan dekantasi larutan dari padatan. Tambahkan 20 mL akuades ke dalam
padatan untuk mencuci padatan yang tersisa dan dekantasi kembali hingga menyisakan
padatannya. Lakukan pencucian ini sebanyak dua kali. Tambahkan 10 mL metanol ke
dalam padatan, aduk, dan dekantasi kembali.
o
7. Keringkan padatan dengan menggunakan hotplate pada suhu sedang (50-60 C) dan
timbang padatan yang diperoleh..
8. Pada buku jurnal, hitunglah mol Al dan CuSO4.5H2O yang digunakan, dan tentukan
manakah dari kedua reaktan yang merupakan pereaksi pembatas. Dengan menggunakan
mol dari pereaksi pembatas, tentukan massa teoritis logam tembaga yang dapat
diperoleh.Tentukan persen rendemen dari logam tembaga yang diperoleh dari reaksi.

f. Hasil Pengamatan
1. Tahap 1 : setarakan reaksi
Al + Cu(CH3COO)2
2Al + 3Cu(CH3COO)2 3Cu + 2Al(CH3COO)2
2. Tahap 2 : mol dari reaktan yang diketahui
Dik : Mr Al = 27 g/mol
Mr Cu(CH3COO)2 = 181,5 g/mol
Massa Al = 0,0625 g
Massa Cu(CH3COO)2 = 0,4 g
Jawab:

a) Mol Al =

= 0,00233 mol

b) Mol Cu(CH3COO)2 =

= 0,00221 mol
3. Tahap 3 : mol dari produk yang ditentukan

Rasio mol/koefisien Al = = 0,00117 mol

Rasio mol/koefisien Cu(CH3COO)2 = = 0,00074 mol (pereaksi pembatas)

Karena Cu(CH3COO)2 merupakan pereaksi pembatas, maka perhitungan produk


yang dilakukan berdasarkan mol Cu(CH3COO)2.

Mol Al(CH3COO)2 = 0,00074 mol Cu(CH3COO)2 ×

= 0,000493 mol Al(CH3COO)2

4. Tahap 4 : ubah mol Al(CH3COO)2 ke gram


gram Al(CH3COO)2 = 0,000493 mol × 145 g/mol
= 0,0715 g

Menentukan persen rendemen

% rendemen = × 100%

= × 100%

= 176,7 %

Parameter yang dihitung Hasil perhitungan


1. Massa CuSO4.5H2O yang digunakan 0,4026
2. Massa Aluminum foil yang digunakan 0,0629
3. Warna larutan sebelum dan setelah
 Cu Asetat + Aquades : Biru muda
reaksi  + 1ml HCL 6M : Biru muda
 + Al foil 0,0629 : Endapan Merah bata
 + 2,5 ml HCL : Larutan -> Bening
: Al foil -> Endapan
Merah Bata
 Dekantasi, + 20ml aquades : Endapan Merah
bata
 + 5ml metanol : Endapan Merah bata
 Padatan dikeringkan : Merah bata

4. Massa produk logam tembaga yang 0,1264

terbentuk.
Parameter yang dihitung Hasil perhitungan
5. Mol aluminium yang bereaksi 0,00233 mol
6. Mol Cu(CH3COO)2 yang bereaksi 0,00221 mol
7. Mol produk yang dihasilkan secara 0,00117 mol
teoritik berdasarrkan mol Al
8. Mol produk yang dihasilkan secara 0,00074 mol
teoritik berdasarrkan mol
Cu(CH3COO)2
9. Perekasi pembatas Cu(CH3COO)2 0,00074 mol
10. Mssa Cu(g) berdasarkan pereaksi 0,0715
pembatas
11. Pereaksi rendemen Cu yang 176,7 %
dihasilkan

g. Pembahasan

Reaksi kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia
dari satu atau berbagai jenis zat. Ada beberapa hal yang menandai terjadina reaksi
kimia, diantaranya terjadi perubahan warna, suhu, timbulnya gas dan endapan.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan suatu larutan yang
berbeda bila dicampurkan dan terjadi perubahan warna. Perubahan warna terjadi jika
2 zat dicampurkan. CuSO4 memiliki warna awal biru muda dan Alumunium Foil
memiliki warna silver. Ketika Alumunium foil dicampurkan dengan CuSO4 terjadi
perubahan warna menjadi endapan merah bata pada alumunium foil dan warna larutan
CuSO4 menjadi warna bening. Hal ini beruhungan dengan ciri khas kation dari
golongan III yaitu golongan tidak bereaksi dengan asam klorida ataupun hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer, mamun kation membentuk endapan
Berdasarkan hasil diatas, perubahan yang menjadi yang menjadi faktor utama
adalah perubah warna yang digunakan untuk menentukan stoikiometri dari larutan
tersebut.
h. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Reaksi stoikiometri adalah reaksi yang pereaksinya habis bereaksi membentuk
hasil reaksi atau produk.
2. Hasil dari perhitungan massa CuSO4.5H2O yang digunakan adalah 0,4026
3. Massa alumunium foil yang digunakan adalah 0,0629
4. Warna larutan sebelum reaksi adalah Biru Muda, warna setelah reaksi adalah
Merah bata
5. Pereaksi rendemen yang dihasilkan 176,7%

i. Daftar Pustaka

Diari, E. (2008). Jago Kimia SMA. Jakarta: Niaga Swadaya.


Harizal. (2018). Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Jakarta : Laboratorium Universitas
Esa Unggul.

j. Tanda Tangan
Lampiran Dokumentasi Praktikum

Menimbang alumunium Mempersiapkan larutan CuSO4

Alumunium dicampurkan dengan CuSO4 Menggunakan batang pengaduk untuk


mempercepat reaksi

Memisahkan endapan kemudian akan di Mengeringkan menggunakan oven


keringkan menggunakan oven

Endapan Al yang sudah dikeringkan

Anda mungkin juga menyukai