PERCOBAAN VI
PEMBUATAN TERUSI
OLEH
NAMA : SUPARDI
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
reaksi serta energi yang menyertai reaksi tersebut. Kimia secara khusus dibagi
menjadi beberapa bidang utama yaitu, kimia analisis, kimia organik, kimia
anorganik, kimia fisik dan biokimia. Kimia anorganik adalah studi tentang sifat-
sifat, struktur, sintesis dan reaksi senyawa dari unsur-unsur yang ada pada tabel
periodik. Salah satu yang dipelajari dan disentesis adalah unsur tembaga.
merah dan mengakusisi kemerahan yang dapat berikatan ketika melakukan kontak
dengan udara, warna karakteristik hasil tembaga dari transisi elektronik antara 3d
diisi dan kerangka atom ini adalah sesuai dari perbedaan energi atom ini adalah
sesuai warna orange yang terdapat secara alami dalam bentuk mineralnya contoh
(Cu) dapat terjadi karena senyawa kompleks. Tembaga (II) sulfat pentahidrat
kompleks berwarna biru yang tersebar luas dan mudah didapatkan. Bentuk
pentahidrat dari tembaga (II) sulfat (CuSO4. 5H2O) berwarna biru cerah dan
memiliki sistem triklinik. Kristal tunggal tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO 4.
5H2O) digunakan sebagai bahan dasar filter opitk UV. Penanganan kristal tunggal
dari tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4. 5H2O) dilakukan dengan cara
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan pembuatan terusi adalah untuk
D. Manfaat
dapat mengetahui tentang proses pembuatan terusi dan teknik pembuatan terusi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
di mana senyawa kompleks yang terbentuk merupakan salah satu senyawa antara
yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi imu pengetahuan, seperti dalam
ilmu biologi, klinis, dan analitik. Oleh karena itu senyawa kompleks dapat
(Ariani., 2020).
lelehan (campuran lelehan), atau lebih jarang presipitasi langsung dari gas.
mana perpindahan massa terjadi dari zat terlarut dari larutan cair ke fase kristal
kinetik, yang dapat membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit dikendalikan.
Faktor-faktor seperti tingkat pengotor, metode percikan, desain wadah, dan profil
pendinginan dapat memiliki berpengaruh besar pada ukuran, jumlah dan bentuk
Rendemen adalah perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat
(berat ekstrak yang dihasilkan) dengan berat awal (berat biomassa sel yang
dengan struktur Kristal triklin. Pentahidratnya kehilangan lima molekul air pada
suhu yang berbeda. Kristal ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan
aam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan hingga terbentuk Kristal.
Selain dengan bahan baku logam tembaga Kristal CuSO4.5H2O juga bias dibuat
dari tembaga dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang
HNO3 adalah cairan tak berwarna, berat jenis 1.41 g/ml pada suhu 250 C,
membeku pada suhu −420C,membentuk kristal putih dan mendidih pada 1210C.
proses acid wash, maka perlu dipikirkan larutan asam lain yang dapat digunakan
efektifitas penggunaan pelarut HNO3 dan pelarut HCl terhadap kerak CaCO3.
Yang ingin diketahui adalah konsentrasi optimum HNO3 yang tepat digunakan
Oleo, Kendari.
1. Alat
kimia 500 mL, gelas ukur 10 mL dan 25 mL, erlenmeyer, corong, batang
pengaduk, spatula, timbangan analitik, hot plate, lemari asam, dan masker gas.
2. Bahan
gram serbuk tembaga (Cu), 20 mL akuades (H2O), asam sulfat (H2SO4) pekat 10
mL, asam nitrat (HNO3) pekat 20 mL, aluminium foil dan kertas saring whatman.
C. Prosedur Kerja
HNO3 pekat mL
- dihomogenkan
- dicampurkan
- dipanaskan
- didinginkan
Filtrat Residu
- ditimbang
- dihitung % rendemennya
Rendemen = 65,77 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
3. Analisis Data
Mr Cu = 63,5 gr/mol
[H2SO4] =2M
Volume H2SO4 = 10 mL
3. % rendamen = .....?
Penyelesaian :
1. Berat Teoritik
Mol Cu = massa Cu
Mr Cu
= 5 gr
63,5 gr/mol
= 0,07 mol
Mol H2SO4 = M. V
= 2M × 8 mL
1000 mL/L
= 2 M × 0,01 L
= 0,016 mol
= 17,465 gram
2. Berat Praktek
Berat praktek
% Rendamen = 100 %
Berat teoritik
11 , 488 gr
= 100 %
B 17 , 465 gr
= 65, 77 %
B. Pembahasan
dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih.
Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II)
nitrat serta akuades sebagai bahannya. Tembaga yang sudah ditimbang dimasukan
dilakukan di lemari asam, tujuannya agar uap yang dihasilkan oleh pemanasan
kimia yang sudah berisi serbuk tembaga, tujuan pemanasan ini dilakukan untuk
mempercepat reaksi yang terjadi. Pada pemanasan ini larutan mengeluarkan uap
yang berwarna cokelat, uap ini sifatnya beracun dan sangat berbahaya. Uap ini
dicampurkan dengan akuades. Tujuan penambahan akuades ini agar larutan asam
yang dicampurkan kedalam gelas kimia tidak terlalu asam, karena apabila dua
larutan asam yang memiliki konsentrasi yang tinggi dicampurkan ditakutkan akan
terjadi ledakan. Setelah penambahan larutan asam sulfat ini uap larutan yang
berwarna cokelat tadi berubah menjadi warna putih. Hal ini terjadi karena asam
sulfat (H2SO4) dapat menetral campuran asam nitrat (HNO3) dan tembaga (Cu).
Campuran tembaga (Cu), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO3),
dipanaskan hingga campuran tersebut larut hingga berubah warna menjadi biru.
Warna biru pada larutan adalah tanda dimana larutan telah mengikat hidrogen.
Namun pada percobaan ini larutan tidak berubah menjadi biru. Hal ini disebabkan
karena larutan asam nirat yang dipakai kurang pekat atau rusak. Kemudian warna
diambil. Pada percobaan ini larutan tidak didapatkan rendemennya, hal ini karena
terusi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembuatan terusi dilakukan
dengan mereaksikan air (H2O), H2SO4 pekat, serbuk tembaga, dan HNO3 pekat
percobaan ini terjadi kegagalan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
seperti konsentrasi HNO3 yang kurang baik atau pemanasan yang kurang baik.
Persen rendemen yang diperoleh pada percobaan kali ini sebesar 65,7 %.
DAFTAR PUSTAKA