Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES KIMIA INDUSTRI

CuSO4.5H2O

Disusun oleh:

Valina Adhelin Pradani

NIM 120019

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA

SEMARANG

2021
A. Materi Praktikum
Proses pembuatan kupri sulfat atau CuSO4.5H2O

B. Tanggal Praktikum
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Oktober 2021 sampai 14 Oktober 2021

C. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan memahami proses pembuatan Kupri Sulfat atau CuSO4

D. Dasar Teori

Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal
ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai
pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat
(Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak
(sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu--+.
Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat
rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+
sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap. (Keenan, 1984)

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri


diantaranya untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa
tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan
tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk
mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol
biru. Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini.
Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada
1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat
dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan
H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru
mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibuat dengan
memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam
bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada
setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati
oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh
ikatan hydrogen. (Svehla, 1985)

Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya


merah.Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnaya biru dan anhidratnya abu-abu.
Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan
mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia
berlebihan. Cu digunakan buat kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam
paduan; monel, perunggu kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan
lain-lain.
(Vogel 2, 1985)
Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna,
perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah dioksidasi
menjadisenyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida,
CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air; warna ini benar-benar khas hanya
untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion
kompleks tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna ion tembaga (II) dalam larutan air),
adalah 500 μg dalam batas konsentrasi 1 dalam 104. Garam-garam tembaga (II)
anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit
kuning).
(Keenan, 1984)
Tembaga ( II ) sulfat pentahidrat adalah salah satu jenis dari garam
terhidrat dengan rumus senyawa CuSO4.5H2O yang bersifat stabil dan memiliki
bentuk Kristal triklinik. Tembaga sulfat dapat dibuat dengan cara mereaksikan
tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat. Reaksi yang terjadi pada pembuatan
CuSO4.5H2O :
( Fitrony dkk,2013 )

E. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi beaker glass, pengaduk ,
kaleng, Erlenmeyer, bunsen, kasa, tripot, dan cawan porselen
2. Bahan
Bahan yang digunakan padaa praktikum kali ini meliputi Kawat tembaga (Cu),
Aquades, dan H2SO4

F. Cara Kerja
1. Limbah Cu dicuci kemudian dipotong – potong lalu dikeringkan dan ditimbang
2. Buatlah larutan H2SO4 encer dan larutan HNO3 encer
3. Reaksikan logam Cu dengan H2SO4 encer dan larutan HNO3 encer
4. Setelah reaksi selesai larutan kemudian disaring
5. Filtrat kemudian dikristalisasi dengan penguapan
6. Saring Kristal yang terbentuk kemudian keringkan dan timbang

G. Gambar Diagram Alir


H. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Praktikum CuSO4.5H2O

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Limbah Cu dicuci kemudian Limbah Cu menjadi bersih agar saat
dipotong kecil lalu dikeringkan direaksikan cairan tidak keruh
dan ditimbang
2. Buatlah larutan H2SO4 encer Memasukan pelarut terlebih dahulu baru
dan larutan HNO3 encer bahan bahan yang akan diencerkan
3. Reaksikan logam Cu dengan Terbentuk reaksi pada pembuatan
H2SO4 encer dan larutan CuSO4.5H2O dengan munculnya
HNO3 encer gelembung yang banyak. Melakukan
sampai gelembung hilang
4. Setelah reaksi selesai larutan Menghasilkan filtrat yang berwarna biru
kemudian disaring muda seberat
Pengotor seberat
5. Filtrat kemudian dikristalisasi Dengan dilakukan penguapan pada hasil
dengan penguapan filtrat hingga diperoleh larutan jenuh
6. Saring Kristal yang terbentuk Setelah ditimbang kemudian menghitung
kemudian keringkan dan hasil rendemen
timbang

I. Perhitungan
Basis 5 gram Cu
3 Cu + 2HNO3 + 3H2SO4 + 11 H2O  3 CuSO4.5H2O + 2 NO
 Mol Cu =
= 0,07867 gmol
 Kebutuhan HNO3 = x 0,07867 gmol
= 0,05244 gmol
 Kebutuhan H2SO4 = 0,07867 gmol
 Massa HNO3 = 0,05244 gmol x 63 gr/gmol
= 3,3037 gr
 Massa H2SO4 = 0,07867 gmol x 98 gr/gmol
= 7,7096 gr
 Massa 95% = x 7,7096 gr
= 8,1153 gr
 Volume H2SO4 95% =
= 4,4104 ml  4,4 ml H2SO4
 H2SO4 30% = x 8,1153
= 25,698 gr
 H2O = 25,698 – 8,1153
= 17,5827 gr = 17,5827 ml = 17,6 ml H2O
 HNO3 68% = x 3,3037
= 4,8583 gr
 HNO3 20% = x 4,8583
= 16,518 gr
 H2O untuk HNO3 = 16,518 – 4,8583
= 11,66 gr = 11,7 ml H2O
 Volume HNO3 68% =
= 3,2174 ml  3,2 ml

Bereaksi (CuSO4.5H2O)
 Pengotor = Kertas saring isi – Kertas saring kosong
= 1,50 gr – 0,70 gr
= 0,8 gr
 Bereaksi = – 0,8 gr
= 4,2 gr
 Mol =
= 0,06608 gmol
 Kristal terbentuk = 0,06608 gmol x 250 gr/gmol
= 16,52 gr
Solubility CuSO4.5H2O pada suhu 80°C (

 =

X =

X = gr H2O
X = 19,71 ge H2O = 19,71 ml
Larutan jenuh = 16,52 gr + 19,71 gr = 36,23 gr
Larutan setelah disaring
Air yang diuapkan = 67,72 gr – 36,23 gr
= 31,49 gr H2O
Solubility CuSO4.5H2O pada suhu 20°C ( )

 =

X =
X =
X = 6,3072 gr
Kristal = 16,52 gr – 6,3072 gr
= 10,21 gram
Rendemen = x 100%
= 204%
Yield Kristalisasi = x 100%
= 99,90%

J. Daftar Pustaka

Fitrony., dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat


(CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.

Keenan, K. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. Svehla, G.


vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualtatif Makro Dan Semimikro. Jakarta:
PT.Kalman Media Pustaka.

Vogel 2. (1985). analisis anorganik kualitatif. jakarta: pt. kalman media


pustaka.

Mengetahui, Semarang, 15 Oktober 2021

Dosen Pembimbing Praktikan

( Ir. Sri Sutanti, M.Eng ) ( Valina Adhelin Pradani )


LAMPIRAN

 Bahan dasar yaitu tembaga 

 Pencampuran bahan dasar


dengan bahan kimia agar
terjadi reaksi 

 Filtrasi pada campuran yang telah  Pendinginan hasil akhir 

dipanaskan dan dilarutkan. 

Anda mungkin juga menyukai