Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS ORGANIK ANORGANIK

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017

MODUL : Pembuatan Senyawa Kompleks Tembaga Sulfat Pentahidrat


(CuSO4.5H2O) dari Limbah Tembaga
PEMBIMBING : Ir. Umar Khayam

PERCOBAAN : 20 Maret 2017

PENYERAHAN : 27 Maret
2017
OLEH
KELOMPOK :6

NAMA

1. M. Salman Sony A. (161411021)


2. Nabila Khairunisa (161411022)
3. Novianti (161411023)
4. Qulbudin Anugrah H. (161411024)

KELAS: 1A-TKI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
MODUL PRAKTIKUM : Pembuatan CuSO4.5H2O dari Limbah Tembaga
NAMA PEMBIMBING : Ir. Umar Khayam

TANGGAL PRAKTIKUM : 20 Maret 2017

TANGGAL PENYERAHAN : 27 Maret 2017

I. Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
1. Membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat dari limbah tembaga
2. Mengenal sifat-sifat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
3. Menganalisis produk dengan menghitung rendemen

II. Landasan Teori

Dalam suatu sistem periodik unsur, tembaga (Cu) termasuk ke dalam golongan
transisi. Tembaga, perak, dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama
sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak
reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam
berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut
dalam asam yang bukan pengoksidasinya tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO 3
sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,
yaitu kehilangan empat molekul airnya pada suhu 110 oC dan kelima-lima molekul air
pada 150oC. Pada 650oC, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida
(CuO), sulfur dioksida (SO2), dan oksigen (O2).

Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
+
Cu mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini
bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada
keadaan bagaimana mereka ditembukan yaitu jika kita mencoba membuat (Cu +)
cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak sebab
konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu +.
Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di lain pihak Cu + dijaga sangat rendah
(seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu 2+ sangat kecil dan
tembaga (I) menjadi mantap

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industry diantaranya


untuk membuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga
lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstik serta
sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air
dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO 4.5H2O triklini.
Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110 oC dan yang ke lima pada 150 oC
membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan
mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4, larutannya
dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan.
Pada skala industrim senyawa ini dibuat dengan memompa udara melalui campuran
tembaga panas dengan H2SO4. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II)
dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima
dan keenam dari oktaherdral ditempati oleh atom oksifen dari anion sulfat, sedangkan
molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen. Salah satu sifat dari logam tembaga
yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga
teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3.
3Cu + 8H+ + 2NO3- 3Cu2+ + 2NO + 4H2O
Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfide (Cu2S) yang dioksidasi dengan Oksigen
Cu2S + 2O2 CuO + SO2
2CuO + Cu2S SO2 + 4Cu

Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion
Cu(H2O)42+. Jika larutan ini ditambah ammonia akan menghasilkan ion Cu(NH 3) 42+
yang berwarna biru pekat. Senyawa CuCl2, CuBr2, CuI2 sukar larut dalam air dengan
Ksp masing masing 1,9.10-7, 5. 10-9, dan 1. 10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat
dibuat langsung dari unsurnya pada suhu tinggi. Kedua senyawa ini cenderung
nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian membentuk CuO dan CuS.

Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan


senyawa Cu(II) hidratnya biru dan anhidratnya abu- abu. Senyawa senyawa Cu (II)
lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru
gelap) yang terbentuk dengan larutan ammonia berlebihan. Cu digunakan buat
kabel/kawat/peralatan listrik, dalam logam logam paduan; monel, perunggu,
kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain lain.

Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna,
perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). mereka mudak dioksidasi menjadi
senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO, hitam.
Garam garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
maupun dalam larutan air, warna ini benar benar khas hanya untuk ion tetraakuoprat
[Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat (II) yaitu
warna ion tembaga (II) dalam larutan air adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1
dalam 104. Garam garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat
CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning).
Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah
dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfide cenderung teroksidasi menjadi tembaga
(II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang
dilepaskan pada proses ini.

Persamaan reaksi kristalisasi secara keseluruhan adalah:


Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4.5H2O + 2NO2 (berwarna kuning coklat)

III. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia 250 mL
2. Gelas ukur 50 mL
3. Corong
4. Kaca arloji
5. Batang pengaduk
6. Pemanas
7. Pipet tetes
8. Cawan penguap
9. Timbangan
10. Limbah tembaga dari kabel bekas
11. Larutan H2SO4 pekat
12. Larutan HNO3 pekat
13. Aquades
14. Kertas saring
IV. Cara Kerja
Flowsheet

Menimbang Cu dari kabel bekas sebanyak 5 gram dan dimasukkan


ke dalam gelas kimia

Ditambahkan 10 ml larutan H2SO4 pekat (98%), 15 ml HNO3 40%


dan 50 ml air ke dalam gelas kimia kemudian dilakukan pengadukan

Memanaskan campuran larutan pada suhu 100oC sampai Cu terlarut (setelah


gas bewarna coklattidak keluar, sehingga uap tidak lagi berwarna coklat)

Menyaring campuran larutan dalam keadan panas (jika masih


ada Cu yang belum terlarut)

Mendinginkan larutan (proses kristalisasi) sampai terbentuk


endapan kristal

Menyaring kristal agar terpisah dari larutan dan menimbang kristal


yang terbentuk dalam keadaan basah

Mengeringkan kristal dengan cara dipanaskan di dalam oven sampai


kristal berwarna lebih putih

Menimbang kembali kristal yang telah kering

Hitung rendemen yang terbentuk


Diagram Alir

50 ml air Pencampuran
10 ml H2SO4 pekat (98%) dan
5 gram tembaga (sudah dipotong kecil) Pengadukan
15 ml HNO3 40%
Larutan berwarna
biru terang

Pemanasan

100oC

Adanya uap
berwarna coklat
Penyaringan (gas NO3) dan
larutan berwarna
semakin biru terang

Warna
larutan biru
terang
Pendinginan

(Kristalisasi) Adanya endapan


berbentuk kristal
bongkahan

Penimbangan
kristal dalam
keadaan
basah

Pengeringan
(dipanaskan
dalam oven)

Warna kristal
lebih putih

Penimbangan
kristal dalam
keadaan
kering
Kristal anhidrat

V. Keselamatan Kerja
1) Gunakan jas lab, masker dans epatu tertutup sebelum memasuki laboratorium
2) Pastikan semua alat dan bahan tersedia dan siap digunakan
3) Hati-hati menangani asam sulfat dan asam nitrat pekat dan perhatikan
prosedur cara pembuatan larutan dan lakukan dalam lemari asam, gunakan
sarung tangan, masker karena asam sulfat bersifat oksidator, korosif dan
bereaksi dengan air bersifat eksplosif
4) Limbah dikumpulkan dalam satu tempat
5) Kristal tembaga (II) sulfat dikumpulkan pada satu tempat bersih

VI. Data Pengamatan

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan


.
1. Dimasukkan air ke dalam gelas Volume= 50 ml
kimia
2. Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat Larutan bening dan hangat.
(98%) .
3. Ditambahkan 5 gram tembaga (Cu) Larutan berwarna bening, dan tembaga tidak larut
4. Ditambahkan 15 ml HNO3 40% Adanya gelembung dan larutan berubah warna
menjadi biru
5. Dilakukan pengadukan terus Adanya uap berwarna coklat, adanya buih disekitar
menerus 30 menit larutan, larutan berwarna biru semakin pekat (biru
muda pekat)
6. Dipanaskan -Pada waktu 15 menit uap coklat sudah tidak ada
-Semua tembaga mulai larut dan pada waktu 20
menit tembaga sudah larut semua
7. Disaring larutan adanya tembaga yang tidak larut dan berwana perak ,
karena tembaga masih mengandung besi
8. Didiamkan dan ditimbang kristal Adanya endapan kristal berbentuk bongkahan kecil
yang terbentuk dan berwarna biru muda pekat
- Didapatkan massa CuSO4.5H2O = 10,50 gram

VII. Pengolahan Data


1. Menghitung rendemen CuSO4

Diketahui : - Massa Cu = 5 gram

- Massa kristal = 11,58 gram

- BM CuSO4.5H2O = 249,55 gr/mol


- BA Cu = 63,55 gr/mol

Ditanya : Rendemen?

Jawab :

Reaksi : Cu2+ + SO42- + 5H2O CuSO4.5H2O

Mol CuSO4.5H2O = Mol Cu = b mol

Mol Cu = massa
Mr

= 5 gr
63,55 gr/mol
= 0,079 mol

Massa CuSO4.5H2O (teori) = mol CuSO4.5H2O x BM CuSO4.5H2O

= 0,079 mol x 249,55 gram/mol

= 19,71 gram

Massa CuSO4.5H2O hasil percobaan : 10,41 gram

Massa CuSO 4 .5 H 2 O(hasil percobaan)


Rendemen = x 100%
MassaCuSO 4 .5 H 2 O(teori)

10,41 gram
= x 100%
19,71 gram

= 52,82%

2. Reaksi yang terjadi

Cu + 2H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2H2O

Cu + 4HNO3 3Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O

Cu2+ + H2SO4 + 2HNO3 + 5H2O CuSO4.5H2O + 2NO2


KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Pembuatan tembaga (II) sulfat penta hidrat (CuSO4.5H2O) dapat dilakukan dengan
mereaksikan logam tembaga (Cu) dengan asam sulfat pekat (H2SO4), asam nitrat
(HNO3), serta air.

2. Massa kristal yang diperoleh pada percobaan ini adalah 10,41gram

3. Didapatkan yield kristal CuSO4.5H2O sebesar 52,82%


DAFTAR PUSTAKA

Annisa.t.t.. Pembuatan CuSO4.5H2O

Muharrahman, Yunus. 2011. Laporan Praktikum CuSO4.5H2O.

Polban. 2012. Buku I Bahan Ajar Praktikum Satuan Proses I .Bandung

http://dokumen.tips/documents/laporan-cu.htm [26 Maret 2017]

http://www.Pembuatan_ CuSO4.5H2O<Annisanfushies_Weblog.html [26 Maret 2017]

Anda mungkin juga menyukai