: 9 JUNI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
1. RENALDO
(151411025)
2. SAFIRA VITASASTI
(151411026)
3. SEPTIAN HARDI P
(151411027)
4. SEPTIANI RASIDAH
(151411028)
I.
II.
Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa
diharapkan mampu:
Membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat dari limbah
tembaga
Mengenal sifat-sifat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
Menganalisis produk dengan menghitung rendemen dan jumlah
air kristal (hidrat) secara stoikiometri
Landasan Teori
Dalam suatu sistem periodik unsur, tembaga (Cu)
termasuk ke dalam golongan transisi. Tembaga, perak, dan emas
disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang
dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam
ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama.
Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka
dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam
yang bukan pengoksidasinya tetapi tembaga teroksidasi oleh
HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat
yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya
pada suhu 110oC dan kelima-lima molekul air pada 150 oC. Pada
650oC, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida
(CuO), sulfur dioksida (SO2), dan oksigen (O2).
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling
ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara
spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti
larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai
pada keadaan bagaimana mereka ditembukan yaitu jika kita
mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu 2+
akan berada pada jumlah banyak sebab konsentrasinya harus
sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu +. Disproporsionasi
akan menjadi sempurna. Di lain pihak Cu + dijaga sangat rendah
(seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap),
Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap.
Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang
industry diantaranya untuk membuat campuran Bordeaux
(sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini
juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstik serta
sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan
Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan
tidak berwarna, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I).
mereka mudak dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang
dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO, hitam. Garam
garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk
hidrat, padat, maupun dalam larutan air, warna ini benar benar
khas hanya untuk ion tetraakuoprat [Cu(H2O)4]2+ saja. Batas
terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat (II) yaitu warna
ion tembaga (II) dalam larutan air adalah 500 g dalam batas
konsentrasi 1 dalam 104. Garam garam tembaga (II) anhidrat,
seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO 4, berwarna putih (atau
sedikit kuning).
Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang
sangat sedikit terbentuk endapan biru suatu garam basa
(tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah dibiarkan
terkena udara, tembaga (II) sulfide cenderung teroksidasi
menjadi tembaga (II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut
dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan pada proses ini.
Persamaan reaksi kristalisasi secara keseluruhan adalah:
III.
SPESIFIK
ASI
Hot plate
Kertas
saring
Batang
pengadu
k
Gelas
kimia
Gelas
kimia
Gelas
ukur
Corong
Gelas
arloji
Pipet
seukuran
Neraca
analitik
Gunting
250 mL
100 mL
50 mL
1
1
1
10 mL
Magnetic
stirer
Hotplate
Labu
takar
JUMLA
H
1
1
1
50 mL
BAHAN
Larutan
HNO3
Larutan
H2SO4
Logam
Cu
Aquadest
SPESIFIK
ASI
60%
JUMLA
H
15 mL
98%
10 mL
5 gram
50 mL
IV.
Skema Kerja
Flowsheet
Diagram Alir
50 ml air
Pencampuran
10 ml H2SO4 pekat (98%)
dan
5 gram tembaga (sudah dipotong kecil)Pengadukan
15 ml HNO3 60%
Larutan berwarna
biru terang
Pemanasan
100oC
Adanya uap
berwarna
coklat
Penyaringan
berwarna
semakin biru
terang
Warna larutan biru
Pendinginan
(Kristalisasi)
terang
Adanya endapan
berbentuk kristal
bongkahan
Penimbangan
kristal dalam
keadaan
basah
Pengeringan
(dipanaskan
dalam oven)
Penimbangan
kristal dalam
keadaan
kering
V.
Data Pengamatan
N
o.
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur Percobaan
Dimasukkan air ke dalam
gelas kimia
Ditambahkan 10 ml H2SO4
60%
Ditambahkan 5 gram
tembaga (Cu)
Ditambahkan 15 ml HNO3
pekat
Dilakukan pengadukan terus
menerus 30 menit
6.
Dipanaskan
7.
Disaring larutan
8.
VI.
Hasil Pengamatan
Volume= 50 ml
Berwarna kekuningan dan larutan seperti
minyak
Hanya ada uap disekitar gelas kimia
Timbul gelembung dan berwarna biru
terang
Adanya uap berwarna coklat, adanya buih
disekitar larutan, larutan berwarna biru
semakin pekat (biru muda pekat)
Pada waktu 25 menit uap coklat sudah
tidak ada
Tidak adanya tembaga yang tidak larut,
maka tidak ada residu tetapi penyaringan
berlangsung lambat
Adanya endapan kristal berbentuk
bongkahan kecil dan berwarna biru muda
pekat
- massa CuSO4.xH2O basah = 28.13gr
- massa CuSO4.xH2O kering = 26,71 gr
Pengolahan Data
1. Menghitung rendemen CuSO4
Diketahui :
- Massa Cu = 5 gram
- Massa kristal = 26,71 gram
- BM CuSO4.5H2O = 249,55 gr/mol
- BA Cu = 63,55 gr/mol
Ditanya : Rendemen?
Jawab :
Reaksi : Cu2+ + SO42- + 5H2O
Mol Cu =
CuSO4.5H2O
Massa
Mr
5 gr
= 63.55 gr /mol
= 0,079 mol
Mol H2SO4 =
10. p . . v
1000. Mr
= 10 x 1,84 x 60 x 10
1000 x 98
= 0,112 mol
Mol HNO3 = 10 x x % x v
1000 x Mr
= 10 x 1,4 x 68 x 15
1000 x 63
= 0,226 mol
Mol air
= massa
Mr
= 50 gr
18 gr/mol
= 2,778 mol
CuSO4.5H2O +
0,112
0,226
2,778
0,079
0,158
0,395
0,079
0,068
2,385
0,079
0,033
Massa CuSO4.5H2O
= mol x Mr
Massa x.H2O
= 28,13-26,71 gram
= 1,42 gram
Mol x.H2O
= massa
Mr
= 1,42 gram
18 gr/mol
= 0,07 mol
Koefisien air
= mol air
Koefisien CuSO4 mol CuSO4
X= 0,07
1
0,042
x1
Jadi, kadar air pada kristal dari hasil percobaan adalah CuSO4.H2O
3. Tulis semua reaksi yang terjadi
Mengoksidasi Cu menggunakan HNO3 pekat
3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq)
CuSO4 + 2H+
CuSO4.5H2O
Reaksi keseluruhan
Cu2+ +3H2O+H2SO4+2HNO3
CuSO4.5H2O+ 2NO2