Disusun oleh :
Kelompok 2
Hasna Salsabila (061830400295)
Indah Riani (061830400296)
Juandito Yudhatama (061830400297)
Muhammad Arfan (061830400298)
Putri Maya Safira (061830400299)
Siti Nada Salsabilah (061830400305)
Kelas : 2KB
Instruktur : Meilianti, S.T., M.T.
I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan:
1. Dapat menentukan sifat biner dengan membuat diagram temperatur versus
komposisi.
2. Dapat menentukan indeks bias campuran.
Dalam larutan ideal sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat
komponen yang lain, sehingga sifat larutan yang dihasilkan terletak diantara sifat
kedua komponennya. Contoh sistem benzena-toulena, sedangkan larutan non ideal
adalah larutan yang tidak memiliki sifat-sifat diatas. Larutan ini dapat dibagi 2
golongan yaitu:
1. Larutan non ideal deviasi positif yang mempunyai volume ekspansi. Dimana
akan menghasilkan titik didih maksimum pada sistem campuran itu.
Contoh: sistem aseton-karbon disulfida dan sistem HCl-air.
2. Larutan non ideal deviasi negatif yang mempunyai volume konstraksi. Dimana
akan menghasilkan titik didih minumum pada sistem campuran.
Contoh: sistem benzena-etanol dan sistem aseton-kloroform.
Dalam percobaan ini komposisi larutan merupakan harga mol fraksi larutan.
Untuk membuat diagram T-X maka harga x tidak dihitung pada tiap-tiap titik
didig tetapi dengan mengukur indeks bias pada beberapa komposisi tertentu dari
larutan. Kemudian dibuat dahulu grafik standart komposisi versus indeks bias.
Komposisi dapat dihitung sebagai berikut:
Misalnya mencampurkan a ml aseton dengan massa jenis 1, dengan b ml
kloroform massa jenis 2, maka komposisinya adalah:
a ρ1 / M 1
X1=
a ρ 1 /M 1 +b ρ2 / M 2
M1 = massa molekul aseton = 58, dan M2 = massa molekul CHCl3 = 119,5.
Dari grafik standart akan diturunkan menjadi bentuk grafik antara lain:
Kloroform
Kloroform (CHCl3) dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius,
akan tetapi penggunaannya sudah dilarang karena dapat merusak liver dan ginjal.
Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut non polar di laboratorium.
Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap, dan berbau khas.
Campuran Aseton-Kloroform
Campuran antara aseton dan kloroform merupakan larutan non ideal
penyimpangan negatif yang mempunyai volume kontraksi, sehingga menghasilkan
tekanan uap minimum pada campuran. Pada tekanan minimum ini, campuran
mempunyai titik didih yang konstan. Karena tekanan uap berbanding terbalik
dengan titik didih, maka pada saat tercapai tekanan uap minimum, titik didihnya
menjadi maksimum. Titik tersebut disebut dengan titik azeotrop.
Campuran azeotrop tidak dapat didestilasi biasa, karena ketika dididihkan,
fase uap yang dihasilkan mempunyai komposisi yang sama dengan fase cairnya.
Campuran azeotrop biasanya dipisahkan dengan destilasi fraksionasi. Destilasi
fraksionasi adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik
didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini
dimaksudkan untuk destilasi ulang.
V. KESELAMATAN KERJA
Dalam melakukan percobaan ini gunakan jas praktikum dan kaca pelindung,
dan jangan menghirup zat yang digunakan. Dalam memakai refraktometer sebelum
dan sesudah dipakai bersihkan lensanya dengan zat cair organik sebagai pembersih
(misalnya aseton)
Aseton 72 ml 64 ml 48 ml 32 ml 16 ml 8 ml
Kloroform 8 ml 16 ml 32 ml 48 ml 64 ml 72 ml
4. Untuk setiap campuran ini didestilasi, dicatat titik didihnya masing-masing
larutan. Distilat diambil dengan pipet dilihat indeks biasnya kemudian residu juga
ditentukan indeks biasnya.
Indeks Bias
Fraksi Mol Kloroform
Sebelum Destilasi Sesudah Destilasi
0,0924 1,365 1,362
0,1865 1,373 1,371
0,3794 1,386 1,385
0,5790 1,408 1,407
0,7858 1,409 1,414
0,8913 1,429 1,428
IX. PERHITUNGAN
1. Konsentrasi 10% kloroform dalam 80 ml
- Kloroform = 8 ml - Aseton = 72 ml
Massa=ρ ×V Massa=ρ ×V
¿ 1,48 gr /ml ×8 ml ¿ 0,7857 gr /ml ×72 ml
¿ 11,84 gr ¿ 56,5704 gr
gr gr
Mol= Mol=
BM BM
11,84 gr 56,5704 gr
¿ ¿
119,32 gr /mol 58,08 gr /mol
¿ 0,0992 mol ¿ 0,9740 mol
Mol total=0,0992 mol+0,9740 mol=1,0732 mol
0,0992 mol 0,9740 mol
X Kloroform = X Aseton =
1,0732 mol 1,0732mol
¿ 0,0924 ¿ 0,9076
X. GRAFIK PENGAMATAN
1. Grafik Indeks Bias (Sebelum Destilasi dan Sesudah Destilasi)
1.42
1.4
Indeks Bias
1.38
1.36
1.34
1.32
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Fraksi mol kloroform
58
56
54
52
50
48
46
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Fraksi Mol Kloroform
XII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa:
1. Campuran antara kloroform dan aseton adalah campuran azeotropik maksimum.
2. Semakin besar komposisi kloroform atau semakin kecil komposisi aseton maka
indeks biasnya semakin besar.
XIII. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan fase.
2. Kapan sistem dua komponen mencapai titik didihnya.
3. Apa yang dimaksud titik azeotrop, ada berapa macam, jelaskan.
4. Bagaimana mendapatkan diagram T-X.
Jawab:
1. Kesetimbangan fase adalah suatu keadaan dimana suatu zat memiliki komposisi
yang pasti pada kedua fasanya pada sushu dan tekanan tertentu, biasanya pada
fasa cair dan uapnya.
2. Sistem dua campuran mencapai titik didihnya saat kedua campuran temperaturnya
sama dengan temperatur luar. Saat dalam larutan sifat komponen yang satu akan
mempengaruhi sifat komponen yang lain, sehingga larutan yang dihasilkan
terletak diantara sifat kedua komponennya atau pada saat larutan non ideal positif
maupun negative mempunyai volume ekspansi dan volume konstruksi dimana
akan menghasilkan titik didih maksimum dan minimum pada system campuran.
3. Titik azeotropik adalah dimana titik dua campuran saling melarutkan. Dimana
suatu keadaan campuran mempunyai komposisi difase uap dengan fase cairnya.
Macam-macamnya:
1) Campuran azeotropik maksimum adalah titik dimana garis titik-titik didih
mencapai maksimum, garis titik-titik tekanan uapya mencapai titik itu.
2) Campuran azeotropik minimum adalah dimana titik-titik didih campuran dua
zat cair yang saling melarut menunjukkan adanya titik minimum.
4. Mendapatkan diagram T-X yaitu dengan mengukur indeks bias pada komposisi
tertentu dari larutan. Kemudaian dibaut grafik standar komposisi vs indeks bias.