Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA & PERPINDAHAN MASSA

DESTILASI PACKING

DISUSUN OLEH :

NAMA / NIM : 1. Dewi Anggreni (18 644 007)


2. Dwi Yuni Wulandari (18 644 019)
3. Aprillia Hidayah Ningsih (18 644 020)
4. Andre Irawan (18 644 049)
JENJANG : S1 Terapan Teknologi Kimia Industri
KELAS : IV A
KELOMPOK : 1 (Satu)

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal .................... Juni 2020

Mengesahkan dan Menyetujui


Dosen Pembimbing

Irmawati Syahrir, S. T., M. T.


NIP 19690326 200003 2 001
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


 Mahasiswa dapat memisahkan campuran biner etanol-air dengan metode destilasi packing
 Mahasiswa dapat menghitung neraca massa pada destilasi packing proses batch
 Mahasiswa dapat menentukan komposisi campuran hasil destilasi etanol-air

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Destilasi
Destilasi adalah suatu proses dimana campuran dua atau lebih zat liquid atau vapor dipisahkan
menjadi komponen fraksi yang murni dengan pengaplikasian dari perpindahan massa dan
perpindahan panas. Dimana zat tersebut dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke
dalam alat pendingin dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair. Kondensor
menggunakan air yang mengalir sebagai pendingin. Air pada kondensor dialirkan dari bawah ke atas
agar air tersebut dapat mengisi seluruh bagian kondensor. Sehingga, akan dihasilkan proses
pendinginan yang sempurna. Ketika suhunya naik, cairan yang mempunyai titik didih lebih rendah
akan menguap. Uap ini akan dialirkan ke kondensor sehingga berubah fase menjadi cairan dan
ditampung pada labu destilat. Cairan yang titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada labu
destilat bagian bottom. Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali dengan
tekanan dan suhu tertentu.
Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera terbentuk setelah campuran dipanaskan.
Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak sedemikian hingga pada suatu saat semua komponen
terjadi dalam campuran akan terdestilasi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan. Setelah
keseimbangan dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian dikondensasikan membentuk
distilat.

1.2.2 Jenis-jenis Destilasi


Destilasi sendiri dibagi menjadi tiga jenis proses yaitu kontinyu, batch, dan semi batch/kontinyu :
1. Kontinyu
Proses ini berlangsung terus-menerus yaitu pertama-tama cairan campuran diumpankan ke dalam
menara kolom. Selanjutnya cairan yang tidak berubah menjadi uap menuju ke bawah akibat gaya
gravitasi, sedangkan cairan yang menjadi uap bergerak ke atas. Untuk cairan ke bawah selanjutnya
keluar kolom untuk diumpankan ke reboiler. Hasil reboiler yang berupa gas dikembalikan lagi ke
dalam kolom dan yang tidak langsung mengalir keluar menjadi produk bawah. Untuk gas hasil
distilasi selanjutnya dikondensasikan menjadi cairan yang disebut dengan produk distilasi. Sedangkan
gas yang tidak terkondensasi selanjutnya dikembalikkan ke dalam kolom distilasi untuk diproses
kembali. Pada proses distilasi secara kontinyu dikenal dengan istilah bagian rectifying dan bagian
stripping. Bagian rectifying adalah proses bagian atas setelah gas keluar dari kolom distilasi dan
bagian stripping adalah proses bagian bawah setelah cairan keluar dari kolom distilasi. Biasanya
dalam kolom ini digunakan untuk memisahkan umpan multi komponen untuk menghasilkan dua atau
lebih produk murni.
2. Batch
Proses distilasi ini merupakan proses yang paling tua yang diketahui untuk memisahkan suatu cairan
campuran. Pada zaman dahulu proses ini sering digunakan untuk menyuling minuman beralkohol,
minyak parfum, untuk farmasi dan penghasil minyak tanah. Selain itu proses ini juga digunakan
untuk memproduksi bahan kimia yang bagus dan spesialis. Metode ini dipakai hanya untuk sekali
proses saja, setelah itu proses pembersihan alat kemudian proses distilasi dapat dimulai kembali.
Sekarang ini metode distilasi batch merupakan metode yang sering digunakan dalam berbagai industri
kimia. Alat pada distilasi batch berbeda bentuknya dengan alat distilasi kontinyu yaitu pada bagian
stripping di distilasi kontinyu dihilangkan pada proses distilasi batch. Pada bagian ini diganti dengan
aliran umpan menuju kolom pada distilasi batch. Selain itu pada bagian retifying output produk di
distilasi kontinyu hanya satu, sedangkan pada distilasi batch ada 2 produk dan 1 produk intermediet.
Alat ini digunakan pada proses distilasi batch secara konvensional. Tentu sekarang sudah ada
modifikasi terhadap metode distilasi batch saat ini dengan adanya penelitian-penelitian mengenai
optimasi distilasi batch.
Prinsip kerja dari distilasi batch adalah pertama-tama umpan masuk melalui bawah kolom. Setelah itu
dipanaskan yang mana menghasilkan gas yang akan naik keatas kolom. Cairan yang tidak menguap
akan tetap dibawah sampai pemanasan selesai. Gas hasil pemanasan akan keluar dari kolom lalu
dikondensasikan menjadi cairan yang diinginkan, sedangkan gas yang tidak dapat terkondensasi akan
dikembalikan ke kolom. Akan tetapi hasil dari distilasi pertama belum 100% murni. Untuk itu hasil
distilasi pertama dapat didistilasi kembali untuk mendapatkan produk dengan kemurnian yang lebih
tinggi dari produk sebelumnya.
3. Semi Batch/Kontinyu
Proses kerja dari distilasi semi batch/kontinyu adalah menggabungkan prinsip kerja dari distilasi
batch dan distilasi kontinyu. Contohnya adalah dimana terjadi kesamaan antara prinsip kerja pada
proses batch, akan tetapi terdapat perbedaan pada pengumpanan bahan baku. Dimana pengumpanan
bahan baku hamper sama prinsip kerjanya pada proses distilasi kontinyu.

1.2.3 Destilasi Packing


Destilasi packing adalah sebuah proses destilasi yang kolom destilasinya ditambah atau dilengkapi
packing untuk memperluas bidang kontak dan membuat aliran turbulensi sehingga kontak lebih
sempurna. Macam-macam bentuk packing :
1. Sederhana : Rasching Ring, harga lebih murah tetapi efisiensi lebih rendah
2. Sedang : Pall Ring, distribusi liquid baik
3. Tinggi : Berl Saddle, mahal, bed seragam, dan pressure drop rendah

1.2.4 Packing
Pada umumnya packing dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
1. Random atau dumped packing merupakan packing yang berdiri sendiri, memiliki bentuk
spesifik geometri, dan disusun secara pada sebuah kolom.
2. Struktur atau schematicaly packing merupakan packing yang terbentuk dari lapisan-lapisan
kabel kecil atau lembaran metal yang dilipat dengan pola tertentu.
3. Grid packing juga disusun secara schematically pola seperti berlian pada bagian yang kosong
diantara keduanya.
Adapun syarat packing yang baik, sebagai berikut :
1. Densitas kecil (mengurangi beban kolom)
2. Volume rongga besar (mengurangi pressure drop)
3. Tahap pembasahan baik
4. Tahap Korosi
5. Murah
6. Perumusan Neraca Massa
Pada destilasi batch, penambahan produk destilat sama dengan pengurangan cairan dalam bottom dan
dapat dinyatakan dalam persamaan seperti dibawah ini :
Gambar 1.1 Contoh Proses Destilasi

Persamaan neraca massa :

Neraca Massa Total : F = B + D......................................(1)

Neraca Massa Komponen : ........(2)

Dengan mensubstitusi persamaan 1 ke 2 maka didapatkan hasil destilat :

Dimana: F= Feed (g) XF= Fraksi mol feed

B= Bottom (g) XB= Fraksi mol bottom

D= Destilat (g) XD= Fraksi mol destilat

1.2.5 Sifat Fisika dan Kimia Etanol


Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan
dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan thermometer modern. Etanol adalah salah satu
obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C 2H5OH dan
rumus empiris C2H6O. Etanol merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering
disingkat menjadi EtOH, dengan “Et” merupakan singkatan dari gugus etil (C 2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah
dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu.
Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk
sampingan pengilangan minyak bumi.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk
konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan
obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan
untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai
bahan bakar.
1. Sifat Fisika Etanol
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Etanol
terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada
cahaya biasa.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya
rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hydrogen, sehingga
membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa
molekul yang sama.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya,
meliputi asam asetat, aseton, benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol,
gliserol, nitrometana, piridina, dan toluene. Etanol juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang
ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti
trikloroetana dan tetrakloroetilena.
Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut
secara terpisah. Campuran etanol dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan
campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal. Pencampuran etanol dan air
bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K.
Campuran etanol dan air akan membentuk azeotrop dengan perbandingan kira-kira 89 mol %
etanol dan 11 mol % air. Perbandingan ini juga dapat dinyatakan sebagai 96% volume etanol dan
4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini sangat tergantung
pada suhu dan tekanan. Etanol akan menghilang pada temperatur di bawah 303 K.
Ikatan hydrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya etanol akan
menyerap air dari udara. Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat larut dalam
banyak senyawa ion, utamanya natrium hidroksida, kalium hidroksida, magnesium klorida,
kalsium klorida, ammonium klorida, ammonium bromida, dan natrium bromida. Natrium klorida
dan kalium klorida sedikit larut dalam etanol. Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon
non-polar, etanol juga larut dalam senyawa non-polar, meliputi kebanyakan minyak atsiri dan
banyak perasa, pewarna, dan obat.
Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air secara
drastis. Campuran etanol dengan air yang lebih dari 50% etanol bersifat mudah terbakar dan
mudah menyala. Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan
tersebut dipanaskan terlebih dahulu. Indeks refraksi etanol adalah 1,36242 (pada λ = 589,3 nm
dan 18,35°C).
2. Sifat Kimia Etanol
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan dengan gugus
hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia
yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
BAB II

Metodologi

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat yang digunakan :
 Termometer  Gelas Ukur
 Labu Destilat  Stopwatch
 Piknometer  Neraca Analitik
 Labu Ukur  Botol Semprot
2.1.2 Bahan yang digunakan :
 Etanol 96%
 Aquades

2.2 Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan campuran etanol dan air dengan konsentrasi 50% sebanyak 500 mL
2. Menjalankan air pendingin pada kondensor
3. Melakukan proses destilasi pada titik didih etanol
4. Ketika sedang menunggu proses destilasi, membuat larutan etanol 20%, 40%, 60%, dan
80%, serta menentukan densitasnya
5. Membuat grafik antara % etanol (sumbu tegak) dengan densitas (sumbu datar)
6. Setelah proses destilasi selesai, mengambil bottom dan hasil destilasi yang akan diukur
volume dan densitasnya
7. Menentukan komposisi hasil destilasi dan bottom dengan memplotkan pada grafik
standar
BAB III

Hasil dan Pembahasan

3.1 Data Pengamatan

3.1.1 Data Massa Jenis Etanol-Air Kurva Kalibrasi


Konsentrasi
Massa Massa Etanol
Massa Volume
Konsentrasi Piknometer Piknometer + Densitas ( % mol )
No. Etanol Piknometer
Etanol Kosong Etanol ( g/mL )
(g) (mL)
(g) (g)

1. 20% 25.4763 9.1381 0.91381 8.9109

2. 40% 25.2186 8.8804 0.88804 20.6890

3. 60% 24.8234 8.4852 0.84852 36.9863

4. 80% 16.3382 24.4572 8.1190 10 0.81190 61.0170

5. 96% 23.9115 7.5733 0.75733 90.3766

6. Destilat 23.7260 7.3878 0.73880 98.7887

7. Bottom 25.8359 9.4977 0.94977 11.9937


3.1.2 Hasil Suhu dan Waktu Operasi Distilasi
Waktu
NO T0 (0C) T1 (oC) T2 (oC) T3(oC)
(menit)
1. 10 30.4 44.5 29.1 31.0
2. 20 30.6 73.2 29.7 31.4
3. 30 31.2 80.2 29.7 68.2
4. 40 30.7 81.0 29.5 68.5
5. 50 31.0 82.3 29.7 67.5
6. 60 31.0 83.4 29.5 66.9
7. 70 31.2 84.9 29.8 66.9
8. 80 31.2 86.6 29.8 66.9
9. 90 31.4 89.1 29.9 66.4
10. 100 31.2 90.6 29.9 66.4
11. 110 31.9 92.8 29.8 66.2
12. 120 31.3 94.9 29.9 66.3
13. 130 31.2 97.0 30.3 66.1
14. 140 31.3 98.4 30.0 66.2
15. 150 31.7 99.6 29.6 66.5
16. 160 31.6 100.2 29.6 66.3

3.1.3 Waktu dan Suhu Tetesan Distilat

Keterangan Waktu (menit) To (oC) T1 (oC) T2 (oC) T3 (oC)

Tetesan Awal 30.25 31.2 80.2 29.7 68.2


Tetesan Akhir 162 31.6 100.2 29.6 66.3
3.1.4 Data Volume
No. Komponen Volume (ml)
1 Feed 500
2 Distilat 179
3 Bottom 245

3.1.5 Data Massa Jenis


No. Komponen Massa Jenis (g/mL)
1 Etanol Feed (50 %) 0.86217
2 Etanol Distilat 0.73880
3 Etanol Bottom 0.94977

3.1.6 Data Neraca Massa


No. Komponen Konsentrasi Massa (g)
1 Etanol 50 % 215,5425
Feed
2 Air 50 % 215,5425
3 Etanol 98.7887 % 130,645
Distilat
4 Air 1.2113 % 16,0149
5 Etanol 11.9937 % 27,9
Bottom
6 Air 88.0063 % 204,7937
3.2 Pembahasan
Pada praktikum destilasi packing ini bertujuan untuk memisahkan
campuran biner etanol dan air dan dapat menghitung neraca massa serta
komposisi campuran hasil destilasi.
Campuran biner etanol dan air sebanyak 500 mL didestilasi dengan
menggunakan destilasi packing skala laboratorium dengan bahan isian yang
berjenis rasching rings. Rasching rings berupa polimer menyerupai kaca
dengan diameter 0,5 cm dan panjang 1 cm. Sistem destilasi ini dilengkapi
dengan pemanas yang berfungsi untuk menjaga temperatur kolom destilasi,
sehingga fase uap dari bawah dapat naik melewati kolom kemudian menuju
ke kondensor dan berubah fase menjadi liquid.
Berdasarkan data pengamatan, kondensasi pertama kali terjadi pada menit
O
ke 30 dengan temperatur atas 68,2 C dan temperatur bawah 80,2 OC.
O
Menurut teori, etanol akan menguap pada temperatur 78 C. Hal ini
dikarenakan, temperatur pada wadah penampung campuran lebih tinggi,
sehingga energi yang ada di udara akan diserap oleh campuran terutama
etanol yang berada di permukaan. Energi tambahan membuat molekul etanol
yang ada di permukaan bergerak semakin cepat yang mengakibatkan molekul
etanol yang ada di permukaan dapat melepaskan diri dari tarikan molekul
campuran. Molekul etanol akan lepas dan berubah fase menjadi uap kemudian
menuju kolom destilasi. Proses destilasi dihentikan pada menit ke 162 dengan
temperatur atas 66,3 OC dan temperatur bawah 100,2 OC dikarenakan tidak
ada lagi cairan yang menetes ke dalam labu destilat.
Berdasarkan hasil percobaan, etanol yang diperoleh dari hasil destilasi
sebesar 179 mL. Jumlah tersebut lebih kecil dari etanol yang digunakan untuk
membuat campuran air dan etanol yaitu 260,42 mL. Hal ini dikarenakan,
campuran air dan etanol sudah dalam keadaan azeotrop yaitu keadaan di mana
campuran dari 2 atau lebih cairan memiliki komposisi yang tetap atau tidak
bisa dipisahkan lagi dengan cara destilasi sederhana dalam hal ini adalah
destilasi packing.
Berdasarkan hasil perhitungan, neraca massa hasil destilasi menunjukkan
tidak balance. Hal ini terlihat dari massa total umpan (F) sebesar 431,085
gram, sedangkan massa total sisa dan hasil destilasi (B+D) sebesar 364,9389
gram. Sehingga, dapat disimpulkan ada cairan yang hilang. Hal ini
dikarenakan, pada saat proses destilasi berlangsung terjadi kebocoran pada
beberapa sambungan dan pada penutup lubang yang terdapat pada wadah
penampung cairan, serta disebabkan karena masih ada uap sisa dari proses
destilasi yang tertinggal di rongga rasching rings.
Pada percobaan ini juga didapatkan komposisi campuran di destilat yaitu
98,7887% etanol dan 1,2113% air, sedangkan komposisi campuran di umpan
yaitu 50% etanol dan 50% air. Komposisi etanol pada hasil destilat lebih besar
dari umpan dikarenakan pada proses destilasi ini etanol dipisahkan dari air
berdasarkan perbedaan titik didih. Sehingga, komposisi air di hasil destilat
lebih sedikit.
BAB IV

Kesimpulan

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,


diantaranya :
1. Pemisahan campuran biner etanol-air dilakukan dengan proses distilasi
packing dan volume distilat yang diperoleh sebesar 179 mL dan pada
bottom sebesar 245 mL.
2. Massa total komponen yang berada di aliran feed sebesar 431.085 gram;
aliran distilat sebesar 132.2452 gram dan aliran bottom sebesar 232.6937
gram.
3. Berdasarkan perhitungan neraca massa komponen massa etanol dan air yang
diperolah pada masing-masing aliran sebesar;
a. Feed
Etanol = 215.5425 gram
Air = 215.5425 gram
b. Distilat
Etanol = 130.645 gram
Air = 16.0149 gram
c. Bottom
Etanol = 27,9 gram
Air = 204.7937 gram
Daftar Pustaka

Anonim. 2007. Distilasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi (Diakses pada tanggal 27


Maret 2020)

Anonim. 2012. Desain Kolom Pemisah Distilasi.


https://www.caesarvery.com/2012/11/desain-kolom-pemisah-distilasi.html (Diakses
pada tanggal 27 Maret 2020)

Anonim. 2017. Distilasi, Pengertian dan Jenis-Jenis Distilasi.


http://www.berbagaireviews.com/2017/02/distilasi-pengertian-dan-jenis-jenis.html
(Diakses pada tanggal 27 Maret 2018)

Anonim. 2017. Etanol. https://id.wikipedia.org/wiki/Etanol (Diakses pada tanggal 27 Maret


2020)
LAMPIRAN
PERHITUNGAN

A. % Rendemen

% Rendemen =

= 35.8 %

B. Pembuatan Larutan
1. Konsentrasi 20%

2. Konsentrasi 40%

3. Konsentrasi 60%
4. Konsentrasi 80%

5. Konsentrasi 50%

C. Perhitungan Neraca Massa


D = 179 ml = 132,2452 gr

Etanol = 98.7887 %

Air = 1.2113 %

F = 500ml = 431,085 gr

Etanol = 50%

Air = 50%
B = 245 ml = 232,6937 gr

Etanol = 11.9937%

Air = 88.0063 %
1. Neraca Massa Komponen Etanol

2. Neraca Massa Komponen Air

3. Neraca Massa Total


100

Konsentrasi Etanol (% mol)


90
80
70
y = -525,11x + 486,74
60
R² = 0,9944
50
40
30
20
10
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Densitas (g/mL)

Grafik 1 Hubungan Densitas vs Konsentrasi Etanol

Anda mungkin juga menyukai